Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

GENERASI INOVASI

Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan Bahasa
Dosen Pengampu : Dr. Furqanul Aziez, M.Pd.

Disusun oleh:

Fani Sukijo
Nanang Rahmat

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan teknologi dan informasi semakin maju dan sangat cepat
dalam berbagai aspek kehidupan, yang merupakan suatu upaya untuk
menjembatani sebuah peralihan dari masa sekarang ke masa yang akan datang
yakni melalaui sebuah suntikan-suntikan inovasi yang diharapkan akan dapat
mencapai efisiensi dan efektifitas. Inovasi-inovasi yang kita butuhkan sebagai
penunjang sebuah pembaharuan yang memberikan nilai atau manfaat. Untuk
memperluas wawasan serta memperjelas pengertian inovasi, maka perlu dibahas
dulu tentang istilah discoveri, invention, dan inovation. Lalu apasih perbedaan
dari ketiga istilah tersebut?
Diskoveri (discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda
atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya
penemuan benua Amerika. Sebenarnya benua Amerika itu sudah lama ada, tetapi
baru ditemukan oleh Columbus pada tahun 1492, maka dikatakan Columbus
menemukan benua Amerika. Invensi (invention) adalah penemuan sesuatu yang
benar-benar baru, artinya hasil kerja manusia. Benda atau yang ditemui itu benar-
benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru.
Misalnya penemuan teori belajar, teori pendidikan, teknik pengolahan limbah
menjadi barang yang bermanfaat dan sebagainya. Sedangkan inovasi (inovation)
adalah ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu
yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil
invensi naupun diskoveri.
Sejalan dengan Rogers (1983: 135) inovasi adalah suatu ide, gagsan,
praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru
oleh seseorang/kelompok untuk diadopsi. Inovasi telah muncul selama dekade
terakhir sebagai kemungkinan bidang ilmu sosial yang paling modis (Downs dan
Mohr, 1976). Berbagai disiplin ilmu perilaku terlibat dalam studi
inovasi.Tantangan di era sekarang dalam kehidupan manusia sangat kompleks.
Keseluruhan tantangan dan persoalan tersebut memerlukan pemikiran
kembali yang mendalam dan pendekatan baru yang progresif. Gagasan baru
sebagai hasil pemikiran kembali haruslah mampu memecahkan persoalan yang
tidak terpecahkan hanya dengan cara yang tradisional. Sehingga lahirlah sesuatu
hal yang baru yang dapat memajukan kehidupan manusia. Disinilah letak
kebermanfaatan sebuah inovasi dalam kehidupan manusia. Inovasi mengalami
proses pengembangan seiring dengan pengembangan pemikiran manusia dalam
memecahkan suatu masalah. Sebuah inovasi bisa diterima dan dipergunakan, atau
bisa juga ditolak dan tidak dipergunakan sama sekali oleh individu atau
kelompok yaitu melalui proses difusi dan desiminasi

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengembangan inovasi?
2. Bagaimana hubungan antara status sosial ekonomi, kesetaraan dan
perkembangan inovasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan proses pengembangan inovasi.
2. Menjelaskan hubungan antara status sosial ekonomi, kesetaraan dan
perkembanganinovasi.

D. Manfaat
Hasil pembahasan permasalahan dalam makalah ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai proses pengembangan inovasi
serta mengetahui hubungan status sosial ekonomi, kesetaraan, dan perkembangan
inovasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Inovasi
Divusi inovasi terdiri dari dua padanan kata yaitu difusi dan inovasi.
Divusi sebagai proses suatu inovasi dikomunkasikan melalui saliran tertentu
dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem sosial. Difusi
juga dapat diartikan sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses
operubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial.
Menurut Roger (1983) mendefinisikan inovasi adalah suatu ide, gagsan,
praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru
oleh seseorang/kelompok untuk diadopsi. Selain itu inovasi adalah suatu gagasan,
praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu atau kelompok
masyarakat. Sedangkan difusi inovasi adalah suatu proses penyebaran serapan
ide-ide atau hal-hal yang baru dalam upaya mengubah suatu masyarakat yang
terjadi secara terus-menerus dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu
kurun waktu ke kurun waktu yang berikut, dar suatu bidang tertentu ke bidang
yang lainnya kepada sekelompok anggota dari sistem sosial.

B. Proses Pengembangan Inovasi


Dalam menemukan sebuah inovasi tentuya harus melalui sbuah
pengembangan inovasi yang harus dilakukan. Ada enam proses pengembangan
inovasi yang harus dilalui menurut Roger (1983) sebagai berikut.

1. Mengenali Maslah atu Kebutuhan


Salah satu cara proses pengembangan inovasi dimulai adalah dengan
mengenali masalah atau kebutuhan, yang merangsang kegiatan penelitian dan
pengembangan yang dirancang untuk menciptakan inovasi untuk memecahkan
masalah / kebutuhan. Dalam kasus-kasus tertentu, seorang ilmuwan dapat melihat
masalah yang akan datang dan meluncurkan penelitian untuk menemukan solusi.
Dengan dilakukannya penelitian akan melahirkan sebuah inovasi.
Contoh kasus, ilmuwan pertanian California memprakarsai inovasi
pembudidayaan tomat batu atau keras dan mesin pemanen tomat mengantisipasi
berakhirnya program Bracero. Dalam kasus lain, Ralph Nader & Haverlock
(1965) tentang keselamatan kendaraan dan jalan raya melalui proses politik yaitu
pentingnya kebijakan pemerintah untuk mendukung keselamatan kendaraan di
jalan raya.

2. Penelitian Dasar dan Penelitian Terapan


Sebagian besar inovasi yang telah diteliti melalui proses difusi merupakan
inovasi teknologis sehingga inovasi sering diartikan sebaagai teknologi. Adapun
teknologi terdiri dari komponen keras (hardware) dan komponen lunak (software).
Komponen keras dapat berupa produk, perangkat, atau material lainnya,
sedangkan komponen lunak berupa pengetahuan, ketrampilan dan prosedur,
prinsip-prinsip dasar dari suatu peralatan itu.
Dasar pengetahuan teknologi biasanya diangkat dari penelitian dasar, yaitu
penelitian murni untuk kemajuan ilmu pengetahuan, yang tidak bertujuan pada
penerapan masalah-masalah praktis. Sebaliknya penelitian terapan terdiri dari
penyelidikan-penyelidikan ilmiah yang dimaksudkan untuk memecahkan
masalah-masalah praktis. Pengetahuan ilmiah dijadikan praktis dalam rangka
merancang suatu inovasi yang akan memecahkan suatu masalah atau kebutuhan
yang tampak. Para penelitian terapan adalah pengguna utama penelitian dasar.
Jadi suatu penemuan baru bisa dihasilkan dari urutan berikut :
a. Penelitian dasar, penelitian yang bersifat murni yang memiliki tujuan untuk
menemukan generalisasi atau teori atau prinsip tertentu. Penelitian dasar
hanya mengutamakan untuk pencapaian tujuan “menemukan sesuatu” .
landasan untuk melakukan penelitian dasar adalah murni karena rasa ingin
tahu tentang sesuatu yang bersifat mendasar.
b. Penelitian terapan, penelitian terapan adalah bentuk aplikasi dari penelitian
dasar. Penelitian terapan dimaksudkan untuk memecahkan masalah praktis,
keinginan untuk mengetahui, bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang
lebih jauh, lebih baik, lebih efektif dan efisien.
c. Pengembangan, tolak ukur dari keberhasilan suatu penelitian adalah paten.
Paten adalah surat keputusan yang dikeluarkan kerajaan yang memberikan hak
eksklusif kepada individu dan pelaku bisnis tertentu. Untuk medapatkan hak
paten seseorang harus mengajukan aplikasi paten kepad kantor paten negara
dan membuktikan bahwa gagasan barunya benar-benar asli.

3. Pengembangan
Pengembangan suatu inovasi merupakan proses pembentukan suatu ide
baru dalam bentuk yang diharapkan memenuhi kebutuhan audien calon pengguna.
Fase ini bisanya terjadi setelah penelitian tetapi sebelum inovasi yang berasal dari
penelitian. Dalam mengatasi ketidakpastian inovasi, maka sistem penukaran
informasi inovasi teknologis merupakan suatu komponen penting yang
mempengaruhi inovasi. Para pekerja litbang harus bekerja keras untuk
memperoleh dan mempergunakan informasi; data tentang tampilan inovasi yang
mereka buat dan pasarkan, tentang bahan-bahan dan komponen-komponen yang
sedang mereka jadikan inovasi, informasi tentang inovasi-inovasi pesaing, sifat
paten-paten yang ada yang berhubungan dengan iovasi yang mereka usulkan,
kebijakan pemerintah yang mempengaruhi inovasi yang mereka ajukan, dan
masalah-masalah yang dihadapi oleh para konsumen di pasaran dan bagaimana
inovasi yang diajukan bisa membantu pemecahan beberapa masalah-masalah ini.
Karena itu hampir semua proses pengembangan inovasi dikendalikan oleh
pertukaran informasi teknis menghadapi tingkat ketidakpastian yang tinggi.
Empat fase yang biasanya terjadi dalam pengembangan suatu industri teknologi-
tinggi baru:
a. Inovasi, suatu masa yang sangat tidak menentu di mana pemecahan masalah
trial and error membawa pada inovasi.
b. Imitasi, inovasi baru seringkali merupakan jelmaan dari inovasi lain yang ada.
c. Persaingan Teknologi, inovasi dilakukan untuk bersaing dari inovasi lainnya.
d. Standarisasi, ditemukannya produk yang ideal yang terus dikembangkan
4. Komersialisasi
Inovasi seringkali merupakan hasil kegiatan penelitian yang dipaket dalam
suatu bentuk yang siap diadopsi oleh pengguna. Karena pengemasan hasil-hasil
penelitian seperti itu biasanya dilakukan oleh firma swasta dalam proses
pengembangan teknologi tahap ini biasanya disebut “komersialisasi”. Jadi,
komersialisasi adalah pemroduksian, pengemasan, pemasaran dan pendistribusian
suatu produk yang mewujudkan suatu inovasi.
Tidak semua inovasi berasal dari penelitian dan pengembangan. Mereka
mungkin malah muncul dari latihan karena praktisi tertentu mencari solusi baru
untuk kebutuhan atau masalah mereka. Misalnya, sebagian besar inovasi medis
adalah produk kegiatan penelitian dan pengembangan oleh pakar khusus, tetapi
terkadang inovasi berasal dari praktik.

5. Penyebaran dan Adopsi


Keputusan paling penting dalam keseluruhan proses pengembangan
inovasi adalah keputusan untuk mulai menyebarkan inovasi kepada para calon
pengguna potensial. Disinilah sistem-sistem penelitian atau pengembangan dan
komersialisaasi harus berkait dengan lembaga-lembaga difusi yang akan
mengkomunikasikan inovasi kepada para pengguna. Para peneliti dan penyebar
mungkin punya pandangan berbeda tentang inovasi dan kadang-kadang ada
konflik dalam keputusan apakah mulai menyebar suatu ide baru atau tidak. Dalam
beberapa kasus, difusi sebelum penelitian ini mungkin menyebabkan terjadinya
masalah.
Percobaan atau pengujian klinis adalah percobaan ilmiah yang dirancang
untuk menentukan prospektif akibat-akibat suatu inovasi dalam arti kemanjuran,
keamanan dan sebagainya.
a. Sistem Kendali Mutu atau Inovasi Menjaga Gerbang
Sistem kendali mutu yang dimaksudkan untuk menentukan inovasi mana
yang harus disebarkan dengan berbagai cara oleh organisasi-organisasi yang
berbeda. Pusat percobaan pertanian di negara bagian ke lima mengembangkan
inovasi pertanian kemudian menyerahkannya kepada penyuluh pertanian negara
untuk di analisa. Setiap inovasi yang dinilai siap difusi untuk direkomendasikan
kepada petani untuk diadopsi oleh para ahli pertanian. Selain itu sebelum
penyebaran dilakukan perlunya kerja sama antar organisasi, apakah penyebaran
harus dilakukan atau ditunda terlebih dahhulu.
Kita lihat dalam kasus pertanian bahwa sebuah antar muka organisasi
dilibatkan pada titik keputusan untuk mulai menyebarkan inovasi, karena
teknologi baru beralih dari pekerja Litbang (di stasiun percobaan pertanian) ke
lembaga difusi (penyuluhan pertanian). Hubungan organisasi yang serupa antara
Litbang dan lembaga difusi juga terlibat dalam banyak bidang lainnya.
Ada kekhawatiran kuat dalam difusi medis dengan menggunakan "kontrol
kualitas" atas teknologi yang menyebar kepada praktisi, sehingga (1) satu-satunya
inovasi yang menyebar memiliki konsekuensi yang diinginkan, (2) inovasi
tertentu tidak segera menyebar dengan cepat, dan (3) ) Beberapa inovasi, yang
pernah diadopsi, tidak terlalu sering digunakan.

b. Uji Klinis
Inovasi dapat disetujui atau ditolak untuk difusi kepada pengguna atas
dasar evaluasi mereka dalam uji klinis yang mungkin telah dilakukan pada tahap
komersialisasi proses pengembangan inovasi. Uji klinis adalah percobaan ilmiah
yang dirancang untuk menentukan secara prospektif efek inovasi dalam hal
kemanjuran, keamanan, dan faktor lainnya. Tujuan dari uji klinis adalah untuk
mengevaluasi efek dari suatu inovasi dalam kondisi kehidupan nyata, sebagai
dasar untuk membuat keputusan go atau no-go untuk difusi inovasi. Jadi pada
akhirnya sebelum penyebaran sebuah inovasi pada calon pengguna harus
melewati uji klinis dulu. Jika uji klinis tidak lolos maka dilakukanlah perubahan

c. Keputuaasan untuk Beradaptasi dengan Inovasi


Akan sangat menyulitkan untuk menggambarkan proses pengembangan
inovasi yang terdiri dari teknologi baru yang muncul dari penelitian, dan
kemudian menyebar ke pengguna dan praktisi di mana mereka diadopsi dan
digunakan dalam bentuk invarian. Gambaran yang lebih realistis adalah
disediakan oleh Braun dan MacDonald (1978, hal. 1): "Inovasi teknologi seperti
sungai pertumbuhan dan perkembangannya tergantung pada anak-anak sungainya
dan pada kondisi yang ditemui dalam perjalanannya." Reinvention
merepresentasikan perubahan dalam inovasi yang dibuat oleh pengguna untuk
menyesuaikan teknologi dengan kondisi spesifik mereka. Poin yang sangat
penting dalam proses pengembangan inovasi adalah keputusan untuk mulai
menyebarkan inovasi kepada para pengguna potensial. Di sinilah sistem penelitian
atau pengembangan atau komersialisasi harus berhubungan dengan agen difusi
yang akan mengkomunikasikan inovasi kepada penggunanya. Para peneliti dan
diffusers tidak boleh berbagi perspektif umum tentang inovasi, dan konflik
terkadang terlibat dalam keputusan tentang apakah akan mulai menyebarkan ide
baru.
Apa implikasi hubungan organisasi dalam proses pengembangan inovasi
yang disarankan oleh studi Consumer Dynamics, (1980) tentang pertanian tanpa
olah tanah di Washington County, Iowa?
1. Dukungan penelitian / ekstensi untuk cluster inovasi, atau kurangnya itu, dapat
mempercepat atau memperlambat laju adopsi cluster di suatu negara atau di
suatu daerah.
2. Vendor komersial dari produk atau peralatan yang dibeli dapat mempengaruhi
tingkat penerapan klaster teknologi berdasarkan kapan (dan jika) mereka
menyediakan input yang diperlukan untuk diadopsi. Sebagai contoh,
pengadopsi awal tanpa persiapan pada tahun 1960 pada awalnya tidak dapat
membeli (perusahaan Allis-Chalmers memproduksi mesin komersial pertama
pada tahun 1967), jadi mereka harus berimprovisasi dalam membuat barang
sendiri-sampai pekebun dengan bantuan tukang "semprotan gulma, elemen
penting dalam klaster teknologi tanpa teknologi, tidak tersedia secara luas
sampai sekitar tahun 1968. Ketika kedua produk komersial ini menjadi mudah
didapat untuk dibeli di Kentucky barat, tarifnya adopsi pertanian tanpa sampai
lepas landas dengan cepat (Choi dan Coughenour, 1979).
Mungkin kasus pertanian tanpa olah tanah ini menunjukkan pentingnya
hubungan antarorganisasi dalam proses pengembangan inovasi. Keterkaitan antara
penelitian dan pengembangan versus fase-fase difusi, antara sistem difusi satu
negara bagian dengan organisasi negara bagian lain, dan organisasi publik dan
perusahaan swasta`

6. Konsekuensi
Setelah inovasi mengalami difusi maka datanglah fase terakhir dalam
proses pengembangan inovasi adalah konsekuensi dari suatu inovasi. Di sini
masalahatau kebutuhan awal yang memulai seluruh proses adalah atau tidak
diselesaikan oleh inovasi. Seringkali masalah / kebutuhan baru mungkin
disebabkan oleh inovasi sehingga siklus lain dari proses pengembangan inovasi
dimulai.
Kami telah tersirat dalam bagian ini bahwa enam fase dalam proses
pengembangan inovasi terjadi dalam urutan linier di mana mereka didiskusikan.
Sebaliknya, dalam banyak kasus tertentu fase-fase ini tidak terjadi, atau urutan
waktu dari fase-fase dapat diubah.

C. Sejarah Alam Inovasi: Warfarin


Kisah warfarin, racun tikus yang paling banyak digunakan di dunia saat
ini, membantu menggambarkan bagaimana penelitian ilmiah yang ditujukan untuk
memecahkan satu masalah mengarah pada inovasi teknologi yang sangat efektif
dalam memecahkan masalah yang berbeda. Penelitian oleh Dr. K. P. Link dan
rekan-rekannya di University of Wisconsin pada tahun 1934 dirancang untuk
menemukan agen kimia yang manis manja menyebabkan ternak mengalami
pendarahan. Banyak petani Midwestern memberi makan ternak mereka semut
semanggi manis pada masa itu, sebagian karena semanggi manis
direkomendasikan oleh para ahli sebagai tanaman dengan kemampuan untuk
"mempermanis" tanah yang asam. Sebagai bonus tambahan, semanggi manis
memiliki kemampuan yang diinginkan untuk meminimalkan erosi tanah.
Tetapi ketika semut semut manis diberi makan untuk ternak, mereka
kadang-kadang menjadi sakit dan mati karena pendarahan internal. Petani
menyebut penyakit misterius ini "penyakit semanggi manis." Hari ini, mudah
untuk melupakan bahwa Profesor Link memulai penelitian yang akhirnya
menyebabkan pembunuh tikus warfarin sebagai eksplorasi "penyakit semanggi
manis." Proses pengembangan inovasi sangat tidak pasti dan tidak dapat
diprediksi, dengan kebetulan dan kecelakaan memainkan peran utama. Jadi model
kami saat ini dari proses pengembangan inovasi enam fase harus dipertimbangkan
hanya panduan umum dari mana sebagian besar inovasi dalam realitas
menyimpang.

Tomat Sulit di California


Ilustrasi kasus ini didasarkan pada Rasmussen (1968), Schmitz dan Sekler
(1970), Hightower (1975) Friedlaand et al (1981), fiske (1980) dan terutama,
Friedlaand dan Barton (1975).
Sifat difusi inovasi dan konsekuensinya sering ditentukan sebagian selama
litbang untuk menciptakan inovasi. Kita melihat ilustrasi bagaimana difusi
ditentukan oleh keputusan dan kejadian itu Terjadi sebelum adopsi pertama,
dalam kasus pemanen tomat mekanik di California.
Caifornia adalah negara pertanian nomor satu di Amerika, dan tomates
adalah salah satu produk pertanian terpenting di California. Dan sebagian besar
produksi tomat A.S. terkonsentrasi di California. Sebelum diperkenalkannya
pemanen mekanis pada tahun 1962 sekitar 4.000 petani menghasilkan kaleng di
California; Sembilan tahun kemudian, hanya 600 dari pertumbuhan ini yang
masih dalam bisnis. Salah satu efek dari mesin baru ini, dengan demikian,
mengurangi jumlah petani tomat menjadi sekitar seperenam dari apa yang telah
terjadi.
Ada banyak konseptual pemanen mekanis lainnya. Tomat yang tumbuh
pindah dari San Joaquin Country California ke Yoloand Fresno County, di mana
kondisi tanah dan cuaca lebih cocok untuk pertanian mekanis. Dan tomatnya juga
dikunyah. Untuk mengaktifkan pemetikan mesin, ilmuwan pertanian
membesarkan tomat keras yang tidak mudah memar. Sayangnya, konsumen
Amerika lebih memilih tomat lunak. Meskipun tomat keras rasanya sama, ia
mengandung sedikit vitamin.
Jadi pengembangan pemetik tomat mekanik memiliki banyak konsekuensi.
Apakah efek ini diantisipasi oleh pekerja Litbang yang mengembangkan pemetik
mekanis di University of Californiaat Davis? Tidak sama sekali, katakanlah analis
mengenai kasus ini, seperti Friedland dan Barton (1975, p.28), yang
menyimpulkan bahwa ilmuwan pertanian ini adalah "pejalan tidur sosial."
Pencipta pemanen mekanis termotivasi untuk menyelamatkan industri tomat di
California saat diancam oleh penghentian program bracero Meksiko pada tahun
1964 (yang berarti akhir kerja murah). Para ilmuwan menunjukkan sedikit
kekhawatiran tentang bagaimana konsekuensi sosial dari teknologi baru ini akan
mempengaruhi kehidupan manusia.
Akhirnya, Hanna bekerja sama dengan seorang insinyur pertanian di Davis
bernama Coboy Lorenzen dalam sebuah pendekatan sistem untuk memanen panen
tomat. Pada tahun 1971, Hanna mengembangkan varietas tomat, VF-145, yang
ideal untuk pemetikan menggunakan mesin. Cukup kuat untuk panen mesin,
buahnya mudah dilepas dari vena, dan sebagian besar tomatnya matang pada
waktu yang hampir bersamaan.
Elemen kunci lainnya dalam cluster teknologi baru adalah hasvester, yang
dirancang oleh Lorenzen, dan diproduksi oleh teman Hanna, Ernest Blackwelder,
produsen mesin pertanian yang dikontrak dengan University of California.
Mereka memiliki banyak masalah teknis, delapan belas mogok, dan dari tujuh
mesin yang tersisa, hanya satu yang berhasil menyelesaikan panen dengan sukses.
Pada tahun 1963, ada enam puluh enam mesin yang digunakan, dan mereka
memilih sekitar 3 persen dari semua tomat.
Dorongan besar terjadi pada tahun 1964, ketika 224 mesin pemetik tomat
menghasilkan 25 persen dari semua tomat yang ditanam. Peningkatan adopsi
mendadak terjadi karena Kemunduran A.S. mengakhiri program bracero yang
melaluinya para pekerja Meksiko dibawa ke California. Profesor Hanna dan
Lorenzen telah memperkirakan kemungkinan ini, dan itulah salah satu alasan
mengapa mereka segera mengembangkan pemanen mekanis. Industri tomat
menghormati Hanna sebagai individu yang "menyelamatkan tomat untuk
California." Enam tahun kemudian, 1.521 mesin memanen 99,9 persen tanaman
tomat dan 32.000 pemetik tangan petani tidak bekerja.
Dalam restrospeksi, orang mungkin bertanya-tanya bagaimana perbedaan
difusi dan adopsi inovasi ini mungkin telah dilakukan oleh pekerja Litbang
merancang mesin yang lebih kecil, yang bisa dilakukan oleh 4.000 petani tomat
(pada tahun 1962). Bagaimana jika ancaman kekurangan tenaga kerja yang parah
pada tahun 1964 tidak memaksa Hanna, Lorenzen, aand Blackweldderto
mempercepat mesin prototipe mereka untuk diproduksi? Bagaimana jika
University of California di Davis telah melakukan penelitian sosial dan ekonomi
mengenai dampak farmmechanization sebelum tahun 1962, sehingga konsekrasi
yang merusak dari teknologi baru tentang pekerjaan dan konsumen tomat
mungkin telah diantisipasi, dan mungkin dikurangi?
Poin utama kami di sini adalah bahwa keputusan dan aktivitas yang terjadi
dalam fase Litbang proses pengembangan teknologi secara langsung
mempengaruhi fase difusi selanjutnya. Para ilmuwan difusi pada masa lalu
mengabaikan fakta ini terlalu lama.

D. Status Sosial Ekonomi, Kesetaraan, dan Pengembangan Inovasi


Salah satu pergeseran kebijakan penting dalam pembangunan internasional
dan pada bagian dari pemerintah federal selama tahun 1970-an adalah untuk
memberikan perhatian yang jauh lebih besar terhadap isu-isu kesetaraan sosial
ekonomi. Masalah kebijakan ini secara langsung berkaitan dengan setiap fase dari
proses pengembangan inovasi. Misalnya, temuan yang konsisten dari penelitian
sebelumnya pada fase difusi adalah bahwa status sosial ekonomi individu sangat
terkait dengan tingkat kontak agen perubahan mereka, dan status (dan mengubah
kontak agen) pada gilirannya sangat terkait dengan tingkat inovasi mereka
Lebih lanjut, status sosial ekonomi dari masing-masing pengadopsi
dihubungkan dengan sifat dari inovasi pada tahap penelitian dan pengembangan
dari proses pengembangan inovasi. Misalnya, apakah mesin pertanian baru
diproduksi sebagai empat baris, enam baris, atau sebagai model delapan baris
memiliki pengaruh penting pada apakah petani yang lebih besar atau lebih kecil
akan membelinya. Faktanya, apakah topik penelitian yang bermanfaat bagi petani
yang lebih besar atau lebih kecil diselidiki oleh pekerja R & D publik telah
banyak yang mengatakan tentang siapa yang akhirnya akan mengadopsi hasil
penelitian tersebut (Hightower, 1973).
Beberapa ilustrasi hubungan timbal balik status sosioekonomi dan
berbagai aspek proses pengembangan inovasi dapat disarankan dari studi di
bidang pertanian. Salah satu contohnya adalah evaluasi dampak proyek "Thumb
Hijau" di antara petani Kentucky (Case et al, 1982). Thumb Green adalah sistem
informasi berbasis computer yang menghadirkan pencipta cuaca, pasar, dan
informasi lainnya mengenai permintaan kepada petani di TV rumahnya. Jadi
faktor sosioekonomi tidak mempengaruhi akses atau adaptasi dari cluster
teknologi ini. Namun tingkat penggunaan sistem Thumb Hijau oleh seorang
petani agak terkait dengan status sosial ekonom, Petani yang lebih besar
menghargai informasi sebagai faktor dalam pertanian yang lebih tinggi, mereka
bergantung pada informasi semacam itu sebagai unsur penting dalam
pengambilan keputusan mereka, dan mereka bersedia mencurahkan waktu dan
usaha untuk memperoleh informasi. Evaluasi Thumb Hijau menunjukkan bahwa
variabel masih dapat berdampak pada konsekuensi dari cluster teknologi.
Mungkinkah kluster teknologi ini (seperti sistem Green Thumb, komputer
rumah untuk analisis bisnis pertanian, dan pertanian tanpa pertanian) telah
dikembangkan dan disebarkan sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan
persamaan yang lebih besar dalam faktor status sosioekonomi mereka yang
mempengaruhi langkah cach dalam proses pengembangan inovasi, termasuk
nconsequences dari proses ini. Dan ini untuk penelitian masa depan mengenai
status sosial dalam konsekuensi seharusnya tidak terbatas pada pertanian

Pertanyaan untuk Penelitian Masa Depan


Pada awal bab ini kami menunjukkan bahwa pembahasan kami tentang
Proses pengembangan inovasi didasarkan pada penelitian yang agak tipis
mendasarkan. Pertanyaan penelitian apa yang harus dipelajari di masa depan?
1. Bagaimana agenda tahunan prioritas penelitian di lapangan? Bagaimana
kebutuhan dan masalah pengguna dikomunikasikan ke pekerja Litbang?
Peran apa yang dimainkan agen perubahan dalam menerjemahkan kebutuhan
pengguna proyek litbang.
2. Apa dampaknya terhadap kredibilitas pengguna di agen perubahan ketika
membalikkan kebijakannya mengenai sebuah inovasi, misalnya, oleh
merekomendasikan penghentian inovasi itu?
3. Sejauh mana inovasi teknologi dikembangkan oleh pengguna, bukan oleh
pakar Litbang?
4. Apa konsekuensi dari inovasi teknologi terhadap sosial ekonomi kesetaraan,
dan bagaimana dampak inovasi ini terpengaruh dengan bentuknya (seperti
ukuran dan biaya), yang ditentukan pada fase pengembangan dan
komersialisasi?
5. Apa hubungan kunci dan keterkaitan di antara berbagai organisasi yang
terlibat dalam proses pengembangan inovasi?
6. Terutama, bagaimana peneliti dan agen perubahan datang bersama-sama
dalam membuat keputusan untuk mulai menyebarkan inovasi?

Mengkonversi Penelitian Menjadi Praktik


Sering ada tekanan kuat dari legislator pada administrator federal dari
program penelitian untuk menunjukkan hasil penelitiannya penelitian sedang
dikomunikasikan kepada pengguna dan bahwa inovasi ini sedang diadopsi
Beberapa tahun yang lalu, satu anggota kongres A.S. menjadi dikenal karena
memanggang direktur penelitian Federal dalam anggaran tahunan dengar
pendapat Orang mungkin membayangkan sebuah inkuisisi agak seperti berikut:
1. CONGRESSMAN: Sekarang Direktur, saya punya tokoh di sini menunjukkan
bahwa agen Anda telah membelanjakannya $ 600 juta untuk penelitian tahun
lalu.
2. DIREKTUR PENELITIAN: Ya, Pak Kongres, saya yakin angka itu benar.
CONGRESSMAN: Sekarang dapatkah Anda memberi tahu kami bagaimana
investasi publik ini dalam penelitian benar-benar membantu praktik
pengguna?
Analisis mereka terhadap difusi inovasi berbasis penelitian yang tidak
efektif di Dinas Kehutanan mengemukakan bahwa masalahnya adalah karena (1)
sampai Peneliti Dinas Kehutanan yang tidak berorientasi pada masalah praktis
dari penjaga hutan, juga tidak diberi imbalan atas pemanfaatannya hasil
penelitian, (2) fakta bahwa sebagian besar praktisi (penjaga hutan) dirasakan
sebagai penelitian yang tidak memiliki solusi yang berguna untuk praktis mereka
masalah, dan (3) kurangnya sistem difusi yang memadai sistem penelitian dengan
sistem praktek. Di bawah tekanan dari Kongres A.S., Dinas Kehutanan telah
bereksperimen dengan beragamnya strategi untuk meningkatkan efektivitas
pengembangan inovasi proses dalam mencapai lebih banyak pemanfaatan
teknologi berbasis penelitian.
Model Penyuluhan Pertanian Pengalaman Dinas Kehutanan A.S. ini
memiliki pengaruh yang kuat. Sebagian besar program penelitian pemerintah
lainnya, yang tahu bahwa mereka akan melakukannya dimintai
pertanggungjawaban atas adopsi oleh praktisi inovasi
diproduksi oleh penelitian yang didanai pemerintah federal. Sejauh ini pemerintah
agensi yang paling berhasil mengamankan adopsi penggunanya Hasil penelitian
adalah layanan penyuluhan pertanian.
Meski demikian Sistem ini biasa disebut "model penyuluhan pertanian",
sebenarnya terdiri dari tiga komponen utama: (1) subsistem penelitian, lima puluh
stasiun percobaan pertanian negara bagian dan Departemen A.S. Pertanian, yang
melakukan penelitian pertanian, (2) daerah agen penyuluh, yang bekerja sebagai
agen perubahan dengan petani dan lainnya orang pedesaan di tingkat lokal, dan
(3) spesialis penyuluh negara yang link peneliti pertanian ke agen county (Rogers
et al, 1982). Kedua peneliti dan para spesialis ekstensi berada di negara bagian
universitas pertanian, dan memiliki tingkat keahlian yang sama (keduanya
biasanya Ph.D.s di idang pertanian). Jadi model penyuluhan pertanian tersebut
sebenarnya merupakan sistem terpadu untuk proses inovasi-pengembangan.
Penyuluhan pertanian didirikan oleh Smith Lever Act of 1914, yang
menyatakan bahwa tujuan dari agensi ini adalah: '' Untuk membantu menyebarkan
orang-orang di Amerika Serikat berguna daninformasi praktis tentang subyek
yang berkaitan dengan pertanian dan rumah ekonomi, dan untuk mendorong
penerapan yang sama. "Jadi agricul Layanan perpanjangan tural memiliki sejarah
panjang. Sebenarnya, itu mungkin sistem difusi tertua di Amerika Serikat. Tentu,
dengan reputasi itu yang paling sukses.

Desentralisasi Sistem Difusi


Salah satu dampak yang tidak menguntungkan dari dampak besar
perpanjangan pertanian model, fakta bahwa penelitian difusi dimulai dengan
studi tentang inovasi pertanian, adalah untuk membatasi pemikiran kita tentang
jenis sistem difusi yang mungkin dilakukan. Banyak pertanian
Difusi relatif terpusat, dalam keputusan utama tentang inovasi mana
berdifusi, bagaimana membaurkannya, dan kepada siapa, dibuat oleh
sejumlah kecil pejabat ahli teknis di dekat bagian atas difusi
sistem.
Jenis difusi yang sangat berbeda, sekarang kita sadari, juga mungkin,
di mana ada pembagian kekuasaan dan kontrol yang luas di antara
anggota sistem difusi. Pengguna lokal dapat menemukan dan mengembangkan
inovasi untuk memecahkan masalah mereka, dan kemudian membaurkan yang
baru ini ide kepada pengguna lain melalui jaringan horizontal. Difusi
desentralisasi semacam itu sistem tidak dijalankan oleh sejumlah kecil ahli teknis,
dan formal R & D mungkin memainkan peran kecil. Dari sudut pandang
mendapatkan inovasi dipraktikkan, begitulah distem desentralisasi memiliki
beberapa keuntungan.yang jelas.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Langkah utama dalam pengembangan inovasi melalui enam tahapan yaitu
tahap pertama mengenali masalah atau kebutuhan. Kedua melakukan penelitian
dasar yaitu penelitian orisinil yang dilanjutkan ke penelitian terapan. Ketiga
pengembangan yang melakukan proses pembentukan sebuah ie baru dalam bentuk
yang diharapkan. Dalam pengemmbangan terdapat empat fase yaitu inovasi,
imitasi, persaingan teknologi dan imitasi. Tahap keempat yaitu komersialisasi,
pemproduksian, pengemasan, pemasara, dan pendistribusian suatu produk yang
mewujudkan suatu inovasi ke pasaran. Tahap kelima yaitu proses difusi atau
penyebaran inovasi kepada adopter yang potensial. Tahap terakhir yaitu
konsekuensi mengenai perubahan yang terjadi pada individu atau sosial sebagai
akibat adopsi atau penolakan terhadap suatu inovasi.

B. Saran
Adpaun sarabsaran yang diharapkan oleh penulis sebagai berikut.
1. Unsur-unsur pemercepat program inovasi baik secara internal maupun
eksternal adan aspek-aspek lain yang mendukung harus benar-benar
dioptimalkan keberfungsiannya sehingga akan mendorong keberhasilan
program inovasi yang dilakukan.
2. Karena keterbatasan pada makalah ini, maka diperlukan adanya pembahasan
selanjutnya yang relevan dengan makalah ini. Sehingga pembahasan
mengenai pengembangan inovasi akan lebih lengkap dan berkulitas sesuai
substansinya.
DAFTAR PUSTAKA

Rogers, M. Everett. (1983). Divusion of Inovasi.Canada: A Division of


Machmilan Publishing.

Anda mungkin juga menyukai