GENERASI INOVASI
Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan Bahasa
Dosen Pengampu : Dr. Furqanul Aziez, M.Pd.
Disusun oleh:
Fani Sukijo
Nanang Rahmat
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengembangan inovasi?
2. Bagaimana hubungan antara status sosial ekonomi, kesetaraan dan
perkembangan inovasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan proses pengembangan inovasi.
2. Menjelaskan hubungan antara status sosial ekonomi, kesetaraan dan
perkembanganinovasi.
D. Manfaat
Hasil pembahasan permasalahan dalam makalah ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai proses pengembangan inovasi
serta mengetahui hubungan status sosial ekonomi, kesetaraan, dan perkembangan
inovasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inovasi
Divusi inovasi terdiri dari dua padanan kata yaitu difusi dan inovasi.
Divusi sebagai proses suatu inovasi dikomunkasikan melalui saliran tertentu
dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem sosial. Difusi
juga dapat diartikan sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses
operubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial.
Menurut Roger (1983) mendefinisikan inovasi adalah suatu ide, gagsan,
praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru
oleh seseorang/kelompok untuk diadopsi. Selain itu inovasi adalah suatu gagasan,
praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu atau kelompok
masyarakat. Sedangkan difusi inovasi adalah suatu proses penyebaran serapan
ide-ide atau hal-hal yang baru dalam upaya mengubah suatu masyarakat yang
terjadi secara terus-menerus dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu
kurun waktu ke kurun waktu yang berikut, dar suatu bidang tertentu ke bidang
yang lainnya kepada sekelompok anggota dari sistem sosial.
3. Pengembangan
Pengembangan suatu inovasi merupakan proses pembentukan suatu ide
baru dalam bentuk yang diharapkan memenuhi kebutuhan audien calon pengguna.
Fase ini bisanya terjadi setelah penelitian tetapi sebelum inovasi yang berasal dari
penelitian. Dalam mengatasi ketidakpastian inovasi, maka sistem penukaran
informasi inovasi teknologis merupakan suatu komponen penting yang
mempengaruhi inovasi. Para pekerja litbang harus bekerja keras untuk
memperoleh dan mempergunakan informasi; data tentang tampilan inovasi yang
mereka buat dan pasarkan, tentang bahan-bahan dan komponen-komponen yang
sedang mereka jadikan inovasi, informasi tentang inovasi-inovasi pesaing, sifat
paten-paten yang ada yang berhubungan dengan iovasi yang mereka usulkan,
kebijakan pemerintah yang mempengaruhi inovasi yang mereka ajukan, dan
masalah-masalah yang dihadapi oleh para konsumen di pasaran dan bagaimana
inovasi yang diajukan bisa membantu pemecahan beberapa masalah-masalah ini.
Karena itu hampir semua proses pengembangan inovasi dikendalikan oleh
pertukaran informasi teknis menghadapi tingkat ketidakpastian yang tinggi.
Empat fase yang biasanya terjadi dalam pengembangan suatu industri teknologi-
tinggi baru:
a. Inovasi, suatu masa yang sangat tidak menentu di mana pemecahan masalah
trial and error membawa pada inovasi.
b. Imitasi, inovasi baru seringkali merupakan jelmaan dari inovasi lain yang ada.
c. Persaingan Teknologi, inovasi dilakukan untuk bersaing dari inovasi lainnya.
d. Standarisasi, ditemukannya produk yang ideal yang terus dikembangkan
4. Komersialisasi
Inovasi seringkali merupakan hasil kegiatan penelitian yang dipaket dalam
suatu bentuk yang siap diadopsi oleh pengguna. Karena pengemasan hasil-hasil
penelitian seperti itu biasanya dilakukan oleh firma swasta dalam proses
pengembangan teknologi tahap ini biasanya disebut “komersialisasi”. Jadi,
komersialisasi adalah pemroduksian, pengemasan, pemasaran dan pendistribusian
suatu produk yang mewujudkan suatu inovasi.
Tidak semua inovasi berasal dari penelitian dan pengembangan. Mereka
mungkin malah muncul dari latihan karena praktisi tertentu mencari solusi baru
untuk kebutuhan atau masalah mereka. Misalnya, sebagian besar inovasi medis
adalah produk kegiatan penelitian dan pengembangan oleh pakar khusus, tetapi
terkadang inovasi berasal dari praktik.
b. Uji Klinis
Inovasi dapat disetujui atau ditolak untuk difusi kepada pengguna atas
dasar evaluasi mereka dalam uji klinis yang mungkin telah dilakukan pada tahap
komersialisasi proses pengembangan inovasi. Uji klinis adalah percobaan ilmiah
yang dirancang untuk menentukan secara prospektif efek inovasi dalam hal
kemanjuran, keamanan, dan faktor lainnya. Tujuan dari uji klinis adalah untuk
mengevaluasi efek dari suatu inovasi dalam kondisi kehidupan nyata, sebagai
dasar untuk membuat keputusan go atau no-go untuk difusi inovasi. Jadi pada
akhirnya sebelum penyebaran sebuah inovasi pada calon pengguna harus
melewati uji klinis dulu. Jika uji klinis tidak lolos maka dilakukanlah perubahan
6. Konsekuensi
Setelah inovasi mengalami difusi maka datanglah fase terakhir dalam
proses pengembangan inovasi adalah konsekuensi dari suatu inovasi. Di sini
masalahatau kebutuhan awal yang memulai seluruh proses adalah atau tidak
diselesaikan oleh inovasi. Seringkali masalah / kebutuhan baru mungkin
disebabkan oleh inovasi sehingga siklus lain dari proses pengembangan inovasi
dimulai.
Kami telah tersirat dalam bagian ini bahwa enam fase dalam proses
pengembangan inovasi terjadi dalam urutan linier di mana mereka didiskusikan.
Sebaliknya, dalam banyak kasus tertentu fase-fase ini tidak terjadi, atau urutan
waktu dari fase-fase dapat diubah.
A. Simpulan
Langkah utama dalam pengembangan inovasi melalui enam tahapan yaitu
tahap pertama mengenali masalah atau kebutuhan. Kedua melakukan penelitian
dasar yaitu penelitian orisinil yang dilanjutkan ke penelitian terapan. Ketiga
pengembangan yang melakukan proses pembentukan sebuah ie baru dalam bentuk
yang diharapkan. Dalam pengemmbangan terdapat empat fase yaitu inovasi,
imitasi, persaingan teknologi dan imitasi. Tahap keempat yaitu komersialisasi,
pemproduksian, pengemasan, pemasara, dan pendistribusian suatu produk yang
mewujudkan suatu inovasi ke pasaran. Tahap kelima yaitu proses difusi atau
penyebaran inovasi kepada adopter yang potensial. Tahap terakhir yaitu
konsekuensi mengenai perubahan yang terjadi pada individu atau sosial sebagai
akibat adopsi atau penolakan terhadap suatu inovasi.
B. Saran
Adpaun sarabsaran yang diharapkan oleh penulis sebagai berikut.
1. Unsur-unsur pemercepat program inovasi baik secara internal maupun
eksternal adan aspek-aspek lain yang mendukung harus benar-benar
dioptimalkan keberfungsiannya sehingga akan mendorong keberhasilan
program inovasi yang dilakukan.
2. Karena keterbatasan pada makalah ini, maka diperlukan adanya pembahasan
selanjutnya yang relevan dengan makalah ini. Sehingga pembahasan
mengenai pengembangan inovasi akan lebih lengkap dan berkulitas sesuai
substansinya.
DAFTAR PUSTAKA