Anda di halaman 1dari 19

INOVASI-INOVASI

TEKNOLOGI PENDIDIKAN
TIM 19 Teknologi Pendidikan B
Muhammad Faiz Hanni (1101621051)
Nina Nuria Khalisha (1101621027)
TUJUAN PEMBELAJARAN
agar mahasiswa mampu :

§ Menjelaskan pengertian inovasi


§ Menguraikan aspek, jenis serta sumber inovasi
§ Mengidentifikasi bentuk-bentuk inovasi dalam Teknologi Pendidikan
§ Megidentifikasi kecenderungan pendidikan masa depan
§ Menjelaskan pengertian pendidikan alternatif serta menguraikan
perkembangan pendidikan alternatif di Indonesia
Definisi Inovasi

§ Kutipan langsung pendapat Rogers tentang inovasi:


"an idea, practice, or object that is perceived as new
by individual or other unit of adoption” (hlm.
11,1983 dan hlm. 11,1995).

§ Peter Drucker (Hesselbein, et al., 2002) mengatakan


bahwa inovasi adalah "a change that creates a new
dimension of performance".
Aspek Inovasi
a) Kebaruan (Newness)
Aspek kebaruan bersifat relatif. Inovasi itu dianggap baru terhitung sejak mulai diperkenalkan kepada masyarakat atau
khalayak tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu, maka lambat laun inovasi itu akan menjadi sesuatu yang biasa saja di
mata masyarakat atau khalayak. Dengan demikian, aspek kebaruan dianggap tidak ada lagi. Terkadang, aspek kebaruan dapat
pula diukur dengan pandangan atau pendapat masyarakat tertentu atas inovasi itu sendiri.

b) Temuan Ulang (Reinvention)


Rogers (1995, hlm. 117) menambahkan bahwa selain inovasi, reinvention atau temuan ulang dapat dilaksanakan. Temuan
ulang merupakan proses daur ulang inovasi karena inovasi tersebut sudah dimodifikasi atau disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat sebagai pengguna, atau hasil kaji ulang suatu kegiatan adopsi dan implementasi inovasi.

c) Kekhasan Inovasi
Rogers merumuskan bahwa suatu inovasi dapat diterima oleh khalayak, sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan.
Persyaratan yang dimaksud yaitu sifat-sifat khusus atau kekhasan yang dapat mempermudah proses penyebaran dan
implementasi inovasi itu sendiri. Berikut uraian yang menjabarkan kekhasan suatu inovasi dengan kasus yang mengiringinya :
§ Manfaat Relatif (Relative Advantage)
§ Sesuai (Compatibility)
§ Rumit (Complexity)
§ Dapat Dicoba (Trialability)
§ Dapat Diamati (Observability)
Jenis Inovasi
a) Cakupan : Makro dan Mikro
Cakupan suatu inovasi dapat dilihat dari daya adopsi dan dampak inovasi itu sendiri.
Berikut tabel penjabaran perbandingan inovasi makro dan mikro :
Inovasi Makro Mikro
1. Wilayah Adopsi Luas, secara geografis, dapat Terbatas, lingkup yang sempit, di
bersifat nasional atau internasional. tempat tertentu.
2. Khalayak Sangat heterogen, atau banyak, Homogen, relatif sedikit. Hanya
tidak terbatas pada satu negara. individu atau kelompok tertentu.
3. Dampak Dapat mengubah struktur organisasi Hanya terhadap kegiatan atau
atau lembaga, termasuk di individu tertentu.
dalamnya budaya dan
kepemimpinan yang berlaku.

b) Rentang Inovasi : Internasional, Nasional, Regional dan Lokal


Rentang inovasi merupakan rumusan mengenai adopsi dan dampak suatu inovasi yang diukur secara geografis dan
bersifat kewilayahan. Rentang inovasi bergerak dalam kontinum internasional-lokal dengan perbandingan bahwa
internasional adalah cakupan terluas, sedangkan lokal menjadi cakupan paling sempit.
c) Ragam Inovasi
Sebagaimana disebutkan Rogers bahwa inovasi dapat berupa ide, kegiatan, atau produk yang dianggap
baru oleh seseorang atau sekelompok orang, maka dapat disimpulkan bahwa ragam inovasi tersebut dapat
berupa program atau produk atau teknologi. Berikut bahasan pendapatnya :

§ Inovasi Program
Inovasi menyangkut program, berkaitan dengan inovasi yang bersifat abstrak. Termasuk di antaranya adalah
kebijakan, keputusan, konsep baru, rumusan hasil kajian dan penelitian. Penerapan kurikulum baru merupakan
contoh inovasi kebijakan yang bersifat abstrak. Sebaliknya, inovasi produk bersifat konkret, atau kebendaan.

§ Produk dan Teknologi


Inovasi produk adalah inovasi yang berwujud (tangible), konkret, berbentuk suatu barang. Produk seperti
dijelaskan di atas dihasilkan dari inovasi program yang bersifat teoretis. Kemunculan inovasi produk sering
kali dikaitkan dengan kemunculannya sebagai teknologi. Inovasi produk mudah diamati karena berwujud.

§ Inovasi Produk (Product Innovation)


Inovasi ini terkait dengan produk dan jasa yang dihasilkan di mana sebelumnya keduanya tidak atau belum
ditemukan namun dibutuhkan oleh masyarakat. Inovasi ini harus memiliki nilai sosial yang tinggi agar dapat
diterima oleh masyarakat.

§ Inovasi Proses (Process Innovation)


Inovasi ini berkaitan dengan pengadopsian proses produksi, distribusi maupun metode yang baik. Dalam dunia
pendidikan, inovasi jenis ini terkait dengan penerapan konsep-konsep atau teori baru yang memiliki
kemungkinan besar untuk diadopsi.
Sumber Inovasi
Lery Wongsonegoro mengutip pendapat Peter mengenai beberapa hal yang dapat menimbulkan inovasi.
Peluang inovasi terjadi karena adanya :

a) Faktor Tak Terduga


Keberhasilan, kegagalan, atau peristiwa tak terduga dapat menimbulkan gagasan untuk menemukan inovasi. Hal tersebut bisa
tergolong ke proses penemuan (discovery) yang tidak direncanakan akibat dari suatu upaya atau tindakan dalam rangka
mencapai suatu tujuan.

b) Ketidakselarasan
Kutipan dari Wongsonegoro mengenai uraian ketidakselarasan sebagai berikut: "Ketidakselarasan adalah sumber inovasi yang
berawal dari kesenjangan dari apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi. Kondisi lapangan dan teoretis yang
berbeda, pada tatanan tertentu, sangat dipengaruhi oleh sistem nilai yang dianut dan sering kali menghasilkan “kejanggalan
yang tidak berarti". Ketidakselarasan sebenarnya dikenal dengan penelusuran kebutuhan (needs analysis).

c) Kebutuhan Proses
Kutipan aslinya adalah, "kebutuhan proses merupakan sumber inovasi yang berawal dari suatu kesenjangan antara kemampuan
saat ini dan tujuan pelaksanaan pekerjaan. Kesenjangan tersebut menimbulkan pemikiran tentang “apa" dan “bagaimana”.
Kebutuhan proses ini sebenarnya menguatkan sumber inovasi sebelumnya yang menyatakan bahwa kesenjangan menjadi
sumber inovasi.
d) Struktur Industri
Wongsonegoro menyatakan, “inovasi yang tumbuh dari jenis ini muncul akibat perubahan-perubahan yang terjadi diproduk
yang dihasilkan dan bagaimana produk tersebut berinteraksi dengan lingkungannya“. Patut diyakini bahwa sektor industri
mempunyai kekuatan yang khas untuk mendorong terjadinya inovasi.

e) Demografi
Kutipan asli untuk inovasi jenis ini seperti berikut. “Perubahan demografi ditunjukkan dengan perubahan penduduk dalam
jumlah, struktur umur, komposisi, jenis pekerjaan, status pendidikan, dan penghasilan. Perubahan-perubahan tersebut
merupakan pemicu perubahan pada pola konsumsi (dari segi jenis, jenis konsumen, dan volume)".

f) Perubahan Persepsi
Inovasi yang muncul dari perubahan persepsi tumbuh dikarenakan adanya perubahan pemahaman terhadap makna atau cara
pandang akan suatu hal yang sama. Perubahan persepsi tersebut dipengaruhi oleh, beberapa di antaranya, perubahan pada
tatanan nilai-nilai yang dianut, perubahan rasa, dan perubahan pada image yang berhasil diproyeksikan.

g) Perubahan Baru
Sumber inovasi jenis ini sangat berguna untuk pengembangan keilmuan dan akademik. Kutipan aslinya dari sumber inovasi
ini yaitu, "inovasi jenis ini muncul akibat dari perpaduan antara sejarah, pengalaman, penelitian, dan ilmu pengetahuan, selain
hal-hal lain yang bersifat informasional. Inovasi jenis ini bersifat konvergen yang berarti gabungan antara berbagai macam
jenis pengetahuan dan jika pengetahuan tersebut belum tersedia, maka inovasi ini tidak tercipta.
Inovasi dalam Teknologi Pendidikan
a) Kecenderungan Pendidikan Masa Depan
Pembahasan berikut ini bukan merupakan arah perkembangan pendidikan masa depan, melainkan landasan berupa prinsip,
konsep, dan prosedur yang diperlukan untuk melakukan usaha tranformasi pendidikan. Kecenderungan yang diidentifikasikan
berikut ini merupakan ramuan dari berbagai sumber (Miarso, 1990) namun belum merupakan ramuan yang komprehensif.

§ Belajar menyelidik
Kemampuan seseorang dalam menggunakan proses dan prosedur intelektual untuk memecahkan masalah akademis maupun
praktis yang dihadapinya. Dalam kalangan ilmu alamiah kemampuan ini disebut dengan "belajar menemukan" (discovery
learning) dan dalam kawasan ilmu budaya sering disebut “belajar berkreasi" (creativity learning).

§ Belajar mandiri
Prinsip ini sangat erat hubungannya dengan belajar menyelidik, yaitu berupa pengarahan dan pengontrolan diri dalam
memperoleh dan menggunakan pengetahuan. Kemampuan ini penting karena keberhasilan dalam kehidupan, akan diukur dari
kesanggupan bertindak dan berpikir sendiri, dan tidak tergantung kepada orang lain.

§ Belajar sendiri
Bentuk pertama telah dikembangkan dalam sistem PAMONG, PPSP, SMP Terbuka, dan Universitas Terbuka dengan
digunakannya modul belajar. Bentuk kedua pernah dikembangkan dalam sekolah laboratorium IKIP Malang yang dipimpin
oleh Prof. Dr. S. Pakasi.
§ Belajar struktur bidang studi
Materi atau informasi dalam bidang studi berkembang sejalan dengan perkembangan pengetahuan. Karena kemampuan manusia terbatas, sedang
informasi terus bertambah, maka cara yang lebih bermakna yaitu bila kita mampu mempelajari gagasan umum yang dijadikan dasar dalam menyusun,
menafsirkan, dan memperkirakan gejala yang ada dalam bidang studi itu, atau dengan kata lain mempelajari struktur bidang studi.

§ Belajar mencapai penguasaan


Prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa tiap peserta didik mampu menguasai apa yang dipelajarinya. Asumsi lama menganggap bahwa derajat
pencapaian belajar peserta didik akan terdistribusi secara normal dalam suatu kelompok. Jadi, kalau asumsi lama menilai keberhasilan belajar dengan
akan memperbandingkan pencapaian peserta didik dengan teman sekelompoknya, maka asumsi baru membandingkannya dengan penguasaan atas
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

§ Pendidikan untuk perkembangan kepribadian


Perkembangan ini merupakan perkembangan segala aspek kepribadian secara utuh, bukan hanya menekankan pada aspek kognitif saja, melainkan pula
keyakinan, minat, dan nilai yang membentuk pribadi seseorang.

§ Mengutamakan kepentingan peserta didik


Mengingat bahwa kondisi dan karakteristik masing-masing peserta didik yang berbeda, sedangkan mereka semua berhak mendapatkan pendidikan dan
mereka juga dituntut untuk menguasai kemampuan minimal yang telah ditentukan, maka untuk mereka masing-masing perlu diadakan berbagai
macam kemungkinan, dan disediakan kemudahan untuk mengikuti salah satu kemungkinan itu.

§ Persebaran waktu
Pendidikan itu berlangsung sepanjang waktu, terutama waktu jaga setiap orang. Apabila setiap peserta didik perlu waktu tidur tujuh jam sehari maka
17 jam waktu jaga setiap hari merupakan waktu potensial untuk terselenggaranya pendidikan. Berkaitan pula dengan konsep pendidikan seumur hidup,
maka pendidikan itu mempunyai waktu yang sangat luwes.
§ Persebaran tempat
Erat kaitannya dengan persebaran waktu, maka kegiatan pendidikan itu pada dasarnya dapat berlangsung di mana saja. Namun bilamana
dikehendaki agar pendidikan itu terarah dan terawasi perlu ditata terlebih dahulu bentuk kelembagaan dan tata caranya.

§ Keanekaragaman sumber
Pada awal kebudayaan, manusia memperoleh pendidikan dari alam sekitarnya. Dalam perkembangan kemudian ada orang-orang tertentu
yang diberi wewenang khusus untuk memberikan pendidikan-yang kemudian kita kenal dengan sebutan “guru". Namun guru bukanlah
satu-satunya sumber bagi peserta didik untuk memperoleh pendidikannya.

§ Diferensiasi peranan
Sejalan dengan adanya berbagai macam sumber insani, maka guru harus berbagi peranan dengan orang lain yang mempunyai tugas dan
fungsi khusus. Semua orang tergabung ke dalam suatu tim instruksional; dan masing-masing orang di samping mempunyai keahlian
dalam bidang tanggung jawabnya, juga memahami peranannya. Guru tidak lagi mempunyai kewenangan tunggal dalam proses
instruksional.

§ Ekonomi pendidikan
Pendidikan sebagai suatu proses yang menciptakan hasil, tidak mungkin terbebas dari pertimbangan ekonomi. Ditinjau dari segi
anggaran, komponen pembiayaan untuk guru merupakan jumlah yang terbesar, oleh karena itu harus bisa digunakan seefisien dan
seefektif mungkin.

§ Pendekatan ilmiah
Sebagai ilmu terapan, pendidikan banyak mengambil ajaran dari ilmu-ilmu murni, seperti filsafat, sosiologi, psikologi, ilmu alamiah, dan
ilmu terapan lain seperti manajemen.
b) Pendidikan Alternatif

1) Pengertian pendidikan alternatif


Istilah pendidikan alternatif merupakan istilah generik yang meliputi sejumlah besar program atau cara pemberdayaan peserta didik yang
dilakukan berbeda dengan cara tradisional. Menurut Jerry Mintz (1994: xi) berbagai ragam pendidikan alternatif itu dapat dikategorisasikan
dalam empat bentuk pengorganisasian, yaitu: (1) sekolah publik pilihan (public choice); (2) sekolah/lembaga pendidikan publik untuk siswa
bermasalah (students at risks); (3) sekolah/lembaga pendidikan swasta atau independen; dan (4) pendidikan di rumah (home-based schooling).

§ Sekolah publik pilihan


Lembaga pendidikan dengan biaya negara atau dalam pengertian sehari-hari disebut sekolah negeri, yang menyelenggarakan program belajar
dan pembelajaran yang berbeda dengan program reguler atau konvensional, namun mengikuti sejumlah aturan baku yang ditentukan.

§ Sekolah atau lembaga pendidikan swasta


Lembaga pendidikan ini mempunyai jenis, bentuk, dan program yang sangat beragam. Sekolah atau lembaga pendidikan swasta ini jauh lebih
luwes dalam pengelolaan dan penentuan programnya dari pendidikan publik, karena biasanya mengikuti perkembangan pasar atau permintaan
dan tidak harus mempertanggungjawabkan keuangannya kepada perbendaharaan negara.

§ Pendidikan di rumah
Yang termasuk dalam kategori ini yaitu pendidikan yang diselenggarakan oleh keluarga sendiri terhadap anggota keluarganya yang masih alam
usia sekolah. Ketentuan tentang usia sekolah ini tergantung pada kebijakan negara yang bersangkutan. Indonesia dengan kebijakan Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (Wajar Dikdas) menentukan usia sekolah itu antara 6 sampai 17 tahun.
2) Dasar Pertimbangan
Pendidikan alternatif merupakan sesuatu yang secara sengaja dan sadar dirancang untuk berbagai keperluan yang belum
terpenuhi oleh pendidikan reguler atau konvensional. Tindakan ini tentu mempunyai pertimbangan yang mendasar. Kalau kita
telaah secara mendalam dasar tindakan itu adalah falsafah dan/atau teori.

§ Pertimbangan ontologis
Pendidikan alternatif meliputi sejumlah postulat sebagai berikut: (1) manusia dilahirkan dalam keadaan berbeda; (2) manusia
mempunyai kemampuan untuk belajar dan mengembangkan diri; (3) manusia berkembang sesuai dengan potensi genetika
dan lingkungan yang memengaruhinya; (4) manusia mempunyai keluwesan dan kemampuan untuk mengubah serta
membentuk kepribadiannya. Postulat ini boleh dikatakan berlaku secara universal. Dengan serangkaian postulat ini kita dapat
menyimpulkan bahwa salah satu hakikat pendidikan alternatif adalah memberikan kemungkinan pendidikan yang sesuai
dengan perbedaan kemampuan dan kondisi manusia yang bersangkutan.

§ Pertimbangan epistemologis
Pendidikan alternatif atau bagaimana pendidikan ini dapat diselenggarakan, dapat ditelusuri jauh ke belakang pada awal
perkembangan kebudayaan manusia. Pada masa itu orangtua mendidik sendiri anak-anaknya sesuai dengan kebutuhan hidup
dan lingkungan alam mereka, dengan cara memberikan pengalaman langsung.

§ Pertimbangan aksiologis
Disebut juga asas manfaat pendidikan alternatif pertama-tama ditujukan kepada peserta didik/warga belajar, yaitu agar
mereka dapat dimungkinkan mengikuti pendidikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka. Peserta pendidikan
alternatif dapat memilih program pendidikan yang diminatinya dan yang memberinya kesempatan untuk mengembangkan
potensi yang ada pada dirinya seoptimal mungkin.
3) Perkembangan Pendidikan Alternatif di Indonesia

Awal perkembangan sejarah pendidikan di Indonesia tentunya tidak jauh berbeda dengan perkembangan
pada bangsa atau masyarakat lain, yaitu dimulai dari pendidikan yang diselenggarakan oleh orangtua
sendiri, oleh komunitas tertentu, oleh orang-orang tertentu dalam komunitas yang diberi tugas dan
wewenang khusus, dan kemudian dilembagakan dalam suatu kegiatan tertentu dengan aturan baku. Pada
umumnya disepakati bahwa awal perkembangan pendidikan dengan aturan baku ini kecuali adanya tenaga
"guru", juga pada saat digunakannya medium tulisan untuk keperluan pemaparan pesan. Prasasti yang
ditemukan pada abad ke-4 menyimpulkan bahwa pada saat itu Kerajaan Kutai dengan Raja Mulawarman,
telah mulai menyelenggarakan pendidikan.

Pendidikan alternatif di Indonesia cukup mempunyai akar budaya di Indonesia, namun telah mengalami
masa pasang surut. Ada pendidikan alternatif yang masih dapat bertahan dan bahkan berkembang seperti
halnya pesantren dan SLTP Terbuka; ada yang mengalami perubahan karena tekanan penguasa (penjajah)
serta perubahan kondisi seperti halnya Taman Siswa dan Kayutanam; ada yang berubah karena adanya
intervensi pemerintah yang berlebihan seperti halnya PAMONG dan Kejar Paket A dan B; dan ada pula
yang sedang dikembangkan seperti halnya "Universitas Tikyan".
c) Implikasi Pengembangan
Pendidikan alternatif di Indonesia mempunyai bentuk yang beragam. Kalau kita gunakan kategorisasi Mintz (1994: iv),
maka SLIP dan SLTP Terbuka merupakan sekolah publik pilihan. Kejar Paket A dan B merupakan lembaga pendidikan
publik untuk siswa/warga belajar bermasalah. Pesantren, Taman Siswa, Kayutanam, dan "Universitas Tikyan"
merupakan sekolah/lembaga pendidikan swasta nonkonvensional. Mengenai pendidikan di rumah tidak ada data yang
berhasil diperoleh penulis, meskipun penulis yakin bahwa bentuk pendidikan alternatif ini juga telah ada dan
berkembang di Indonesia. Pendidikan di rumah ini menurut Mintz telah berkembang pesat di Amerika Utara, bahkan ada
organisasi yang bersifat nasional maupun lokal. Organisasi pendidikan di rumah yang bersifat nasional, di antaranya
Islamic Home School Association of North America, Jewish Home Educator's Network, National Institute for Christian
Home Education (1994: 392).

Pasang surutnya perkembangan pendidikan alternatif tidak terlepas dari kebijakan pembangunan pendidikan.
Pembangunan pendidikan yang telah dilangsungkan selama ini tidak berbeda dengan pembangunan pendidikan yang
dilaksanakan di Amerika Serikat. Menurut Banathy pembangunan pendidikan itu baru meliputi dua gelombang, yaitu
gelombang perluasan dan gelombang peningkatan efisiensi. Gelombang pertama pada dasarnya adalah doing more of the
same, yaitu menambah jumlah sekolah. Adapun gelombang kedua dapat dikatakan doing the same but doing it better,
yang intinya yaitu peningkatan efisiensi. Padahal, yang diperlukan yaitu meninjau kembali seluruh sistem
pendidikan, dan mengembangkannya secara sistemik. (Banathy, 1991: 7).
Contoh jurnal mengenai inovasi dalam Teknologi Pendidikan :
Kesimpulan

Inovasi adalah perubahan atau pembaharuan yang terjadi


baik dalam bentuk pemikiran/ide kegiatan, atau bentuk
produk dalam upaya meningkatkan kemampuan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dalam inovasi
dalam lingkup teknologi pendidikan tidak bisa lepas dengan
aspek, jenis dan sumber inovasi itu sendiri. Diharapkan
melalui inovasi-inovasi teknologi pendidikan ini mampu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Thanks!
Do you have any questions?
Tes Penguasaan 19
1. Mengapa inovasi menjadi aspek yang penting dalam keilmuan
TP? Inovasi apa saja yg dilakukan TP, berikan contoh untuk
memperjelas!

2. Ambil salah satu contoh inovasi dalam TP, identifikasi


termasuk ragam inovasi apa? (pilih salah satu: inovasi program, produk
dan teknologi, inovasi produk, inovasi proses) dan berikan alasannya!

3. Ambilah satu artikel penelian tentang TP (tuliskan judul & deskripsi


singkat), kemudian kajilah inovasi yg terkandung di dalamnya dan apa
manfaat yg diberikan!

Anda mungkin juga menyukai