Anda di halaman 1dari 23

DIFUSI DAN INOVASI MANAJEMEN

PENDIDIKAN
HASIL RANGKUMAN EBOOK DIFFUSION OF INNOVATION
“Meringkas Difusi dan Inovasi dari ebook Everett M. Rogers (1983) hal. 1 -37
dan Generasi dari Inovasi hal. 134-162”

Dosen Pengampu :
Dr. Karwanto, S.Ag., M.Pd
Dr. Sujarwanto
Dr. Widyo Winarso, M.Pd

Disusun Oleh :
FITRIA HANARIS
Manajemen Pendidikan / 210709760014/ 2021

PROGRAM STUDI S3 MANAJEMEN PENDIDIKAN


PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2021
BAB 1
ELEMEN DARI DIFUSI

A. Topik-topik yang Dibahas


1. Definisi Difusi
2. Difusi memiliki 4 elemen penting yaitu Inovasi, Komunikasi, Waktu, dan Sistem
Sosial

B. Hasil Ringkasan Chapter Review (sesuaikan dengan topik-topik yang


dibahas) (1-10 Halaman)
Difusi itu menjadi topik yang banyak diminati para peneliti untuk
dibahas karena difusi inovasi membahas tentang pemrolehan ide-ide atau
gagasan-gagasan baru yang dapat memberikan manfaat yang spesifik didalam
manajemen pendidikan. Pemrolehan gagasan/ide baru tersebut masih dianggap
sulit oleh para ahli.
Teori difusi inovasi yang dikembangkan Everett M Rogers dikenal luas
sebagai teori yang membahas keputusan inovasi. Melalui buku Diffusion of
Innovation (DOI), Rogers (1983) menawarkan konsep difusi inovasi beserta
kecepatan sebuah sistem sosial menerima ide-ide baru yang ditawarkan sebuah
inovasi.
Difusi adalah proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui
saluran-saluran tertentu dari waktu ke waktu di antara para anggota suatu
sistem sosial. Difusi adalah jenis komunikasi yang bersifat khusus berkaitan
dengan penyebaran pesan-pesan yang berupa gagasan baru, atau dalam
penyebaran ide baru dari sumber penemuan atau ciptaan kepada pengguna
akhir atau pengadopsi. Komunikasi adalah proses di mana para peserta
menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai saling
pengertian.
Ini adalah kebaruan gagasan dalam isi pesan yang memberikan difusi
karakter khusus, karena beberapa tingkat ketidakpastian terlibat. Ketidakpastian
adalah sejauh mana sejumlah alternatif dirasakan sehubungan dengan
terjadinya suatu peristiwa dan probabilitas relatif dari alternatif ini. Tingkat
ketidakpastian dapat dikurangi oleh individu dengan memperoleh informasi.
Informasi adalah perbedaan materi-energi yang mempengaruhi
ketidakpastian dalam situasi di mana ada pilihan di antara serangkaian
alternatif. Unsur-unsur utama dalam difusi ide-ide baru adalah: (1) sebuah
inovasi, (2) yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu, (3) dari
waktu ke waktu, (4) di antara para anggota suatu sistem sosial. Dalam definisi
tersebut tergambar adanya empat elemen penting dalam proses difusi, yaitu 1)
inovasi sebagai suatu ide, gagasan atau praktik yang disebarluaskan; 2) saluran
yang digunakan untuk menyampaikan atau menyebarluaskan inovasi; 3) waktu
yang digunakan individu atau anggota kelompok sistem sosial untuk
mengambil keputusan inovasi; 4) sistem sosial di mana proses difusi
berlangsung.
Inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh
seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut
pandangan individu yang menerimanya.
Saluran komunikasi, adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan
inovasi dari sumber kepada penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk
memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas,
maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media
massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau
perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat
adalah saluran interpersonal.
Jangka waktu, yakni proses keputusan inovasi dari mulai seseorang
mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya.
Pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu.
Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam proses pengambilan keputusan
inovasi, keinovatifan seseorang relatif lebih awal atau lebih lambat dalam
menerima inovasi, dan kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
Sistem sosial merupakan kumpulan unit yang berbeda secara fungsional
dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka
mencapai tujuan bersama.
Inovasi merupakan elemen utama dalam proses difusi inovasi. Rogers
(1996) mendefinisikan inovasi sebagai suatu ide, gagasan atau praktik baru
yang diharapkan mampu membawa perubahan bagi khalayak yang menjadi
target adopter. Dari definisi yang dikemukakan Rogers tampak bahwa ciri
utama dari suatu inovasi adalah faktor kebaruan. Artinya, suatu inovasi
haruslah merupakan ide, gagasan atau praktik yang benar-benar dirasakan
sebagai hal baru bagi masyarakat yang menjadi target adopter. Meskipun
kebaruan menjadi syarat mutlak bagi suatu inovasi, namun kebaruan suatu
inovasi sifatnya subjektif. Suatu inovasi bisa saja bukan merupakan suatu
penemuan baru, namun dianggap sebagai sesuatu hal baru bagi sekelompok
orang yang belum pernah mengadopsi inovasi tersebut. Ketika suatu ide,
gagasan atau praktik dianggap baru dan dapat membawa perubahan ke kondisi
lebih baik bagi sekelompok orang maka itulah yang disebut dengan inovasi,
namun jika ide, gagasan atau praktik tersebut di atas tidak dianggap baru oleh
suatu kelompok masyarakat tertentu maka ide, gagasan atau praktik tersebut
bukan merupakan suatu inovasi.
Kebaruan dalam sebuah inovasi tidak hanya membutuhkan melibatkan
pengetahuan baru.Seseorang mungkin sudah mengetahui tentang suatu inovasi
bagi waktu lama tapi belum mengembangkan sebuah menguntungkan atau
tidak menguntungkan sikap ke arah itu, dan tidak pula telah mengadopsi atau
ditolak itu.Yang ' kebaruan ' aspek dari sebuah inovasi mungkin dinyatakan
dalam bentuk pengetahuan, persuasi, atau sesuatu keputusan untuk
mengadopsi.
Rogers (1996) mengatakan bahwa aspek kebaruan dari suatu inovasi
terlihat ketika inovasi tersebut dapat memberikan pengetahuan baru pada pihak
adopter, selanjutnya muncul keyakinan (persuasion) pada pihak adopter bahwa
inovasi tersebut perlu untuk diadopsi, dan terakhir adanya keputusan untuk
mengadopsi inovasi tersebut oleh pihak adopter.
Hampir semua ide baru yang dibahas dalam buku ini adalah inovasi
teknologi. Teknologi adalah desain untuk tindakan instrumental yang
mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab-akibat yang terlibat dalam
mencapai hasil yang diinginkan. Sebagian besar teknologi memiliki dua
komponen: (1) perangkat keras, terdiri dari alat yang mewujudkan teknologi
sebagai material atau objek fisik, dan (2) perangkat lunak, yang terdiri dari
basis pengetahuan untuk alat. Informasi perangkat lunak yang terkandung
dalam suatu teknologi berfungsi untuk mengurangi satu jenis ketidakpastian,
yang berkaitan dengan hubungan sebab-akibat yang terlibat dalam mencapai
hasil yang diinginkan. Tetapi inovasi teknologi juga menciptakan jenis
ketidakpastian lain karena kebaruannya bagi individu, dan memotivasi dia
untuk mencari informasi yang dengannya ide baru dapat dievaluasi.
Kami menyebutnya informasi evaluasi inovasi; itu mengarah pada
pengurangan ketidakpastian tentang konsekuensi yang diharapkan dari inovasi.
Karakteristik suatu inovasi, seperti yang dirasakan oleh anggota suatu sistem
sosial, menentukan tingkat adopsinya. Lima atribut inovasi adalah: (1)
keunggulan relatif, (2) kompatibilitas, (3) kompleksitas, (4) trialability, dan (5)
observability. Reinvention adalah sejauh mana suatu inovasi diubah atau
dimodifikasi oleh pengguna dalam proses adopsi dan implementasinya.
Saluran komunikasi adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari satu individu ke individu lainnya. Saluran media massa lebih
efektif dalam menciptakan pengetahuan tentang inovasi, sedangkan saluran
interpersonal lebih efektif dalam membentuk dan mengubah sikap terhadap ide
baru, dan dengan demikian mempengaruhi keputusan untuk mengadopsi atau
menolak ide baru. Kebanyakan individu mengevaluasi suatu inovasi, bukan
berdasarkan penelitian ilmiah oleh para ahli, tetapi melalui evaluasi subjektif
dari rekan dekat yang telah mengadopsi inovasi tersebut.
Dengan demikian, rekan-rekan dekat ini berfungsi sebagai model sosial,
yang perilaku inovasinya cenderung ditiru oleh orang lain dalam sistem
mereka. Aspek khas lain dari difusi sebagai subbidang komunikasi adalah
bahwa beberapa derajat heterofili hadir. Heterophily adalah sejauh mana
pasangan individu yang berinteraksi berbeda dalam atribut tertentu, seperti
kepercayaan, pendidikan, status sosial, dan sejenisnya. Kebalikan dari heterofili
adalah homofili, sejauh mana pasangan individu yang berinteraksi serupa
dalam atribut tertentu.
Umumnya, sebagian besar komunikasi manusia terjadi antara individu
yang homofil, situasi yang mengarah pada komunikasi yang lebih efektif. Oleh
karena itu, heterofili yang sering hadir dalam difusi inovasi menyebabkan
masalah khusus dalam mengamankan komunikasi yang efektif. Waktu terlibat
dalam difusi dalam (1) proses keputusan inovasi, (2) inovasi, dan (3) tingkat
inovasi adopsi.
Ada tiga konsep pokok yang dibahas Rogers dalam DOI, yakni inovasi,
difusi, dan adopsi. Inovasi adalah sebuah ide, praktik atau objek yang
dipersepsikan sebagai sesuatu yang baru oleh individu. Sedangkan difusi
merupakan proses mengkomunikasikan sebuah inovasi melalui saluran
komunikasi tertentu dalam waktu tertentu kepada anggota sistem sosial. Adopsi
akan terjadi ketika individu menggunakan secara penuh sebuah inovasi ke
dalam praktek sebagai pilihan terbaik (Rogers, 1983).
Dalam konteks difusi inovasi menuju adopsi final itulah Rogers (1983)
menawarkan karakteristik yang dapat membantu mengurangi ketidakpastian
tentang inovasi sehingga memengaruhi tingkat adopsi seseorang terhadap
produk baru. Faktor Karakteristik inovasi ini dapat memengaruhi individu atau
sistem sosial terhadap tingkat adopsi atau rate of adoption atau kecepatan relatif
sebuah inovasi itu diadopsi oleh anggota sistem sosial.
Adapun lima karakteristik inovasi yang ditawarkan Rogers (1983)
tersebut itu adalah : pertama, relative advantage (keunggulan relatif), yaitu
kadar atau tingkat sebuah inovasi dipersepsikan lebih baik daripada ide inovasi
sebelumnya. Kedua, compatibility (kesesuaian) atau merupakan derajat sebuah
inovasi itu dipersepsikan sesuai dengan nilai-nilai yang sudah ada, pengalaman
masa lalu, serta sesuai dengan kebutuhan orang-orang yang potensial sebagai
pengadopsi. Ketiga, complexity (kerumitan) merupakan tingkat sebuah inovsi
itu dipersepsikan sulit untuk dipahami atau digunakan. Keempat, trialability
(ketercobaan) atau derajat sebuah inovasi dapat dieksperimentasikan pada
lingkup terbatas. Kelima, observability (keterlihatan) merupakan tingkat di
mana sebuah inovasi itu dapat terlihat bagi orang lain.
Lima karakteristik inovasi itu, menurut Rogers (1983), dalam proses
keputusan inovasi berada tahap persuasion stage (tahap persuasi) yang akan
sangat penting perannya dalam keputusan inovasi. Bila sebuah inovasi itu
punya keunggulan relatif, sesuai dengan nilai-nilai dan kebiasaan sebelumnya,
tidak rumit, dapat diujicobakan, serta dapat diobservasi, maka inovasi itu akan
cepat diadopsi oleh indivisu atau sistem sosial.
Proses keputusan inovasi adalah proses mental yang melaluinya seorang
individu (atau unit pengambilan keputusan lainnya) berpindah dari
pengetahuan pertama tentang suatu inovasi ke pembentukan sikap terhadap
inovasi, ke keputusan untuk mengadopsi atau menolak, ke implementasi ide
baru dan untuk konfirmasi keputusan ini. Kami mengkonseptualisasikan lima
langkah dalam proses ini: (1) pengetahuan, (2) persuasi, (3) keputusan, (4)
implementasi, dan (5) konfirmasi. Seorang individu mencari informasi pada
berbagai tahap dalam proses keputusan inovasi untuk mengurangi
ketidakpastian tentang inovasi. Pada tahap pengetahuan, seorang individu
memperoleh informasi perangkat lunak yang tertanam dalam inovasi teknologi;
dia ingin tahu apa inovasi itu dan bagaimana cara kerjanya. Tetapi pada tahap
persuasi dan keputusan, seorang individu mencari informasi evaluasi inovasi
untuk mengurangi ketidakpastian tentang konsekuensi yang diharapkan dari
inovasi. Tahap keputusan mengarah (1) ke adopsi, keputusan untuk
memanfaatkan sepenuhnya inovasi sebagai tindakan terbaik yang tersedia, atau
(2) penolakan, keputusan untuk tidak mengadopsi inovasi.
Sebagai contoh, penemuan di bidang teknologi komunikasi berupa
telepon seluler atau yang lebih kita kenal dengan sebutan hand phone. Pada saat
ini, bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan hand phone sudah bukan
menjadi barang baru. Hampir semua orang dari berbagai lapisan masyarakat
memiliki hand phone sehingga sudah tidak jelas lagi fungsi hand phone apakah
sebagai sarana memenuhi kebutuhan akan kelancaran informasi ataukah hanya
sebagai alat untuk meningkatkan status sosial. Namun, bila hand phone tersebut
kita perkenalkan pada sekelompok masyarakat yang tinggal di suatu wilayah
yang cukup terpencil dan belum ada sarana komunikasi, mungkin hand phone
tersebut akan menjadi barang baru yang masih sangat bermanfaat bagi mereka.
Harapan dan upaya untuk membawa pembaruan yang lebih baik selalu menjadi
tujuan dari para agen pembaruan setiap kali mereka menawarkan suatu inovasi
pada sekelompok masyarakat. Namun, apakah upaya yang dilakukan oleh agen
pembaharuan pasti diinginkan dan diterima oleh masyarakat yang menjadi
target adopter?, ternyata tidak. Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan
bahwa suatu inovasi bisa diinginkan dan diterima oleh sekelompok masyarakat
tertentu, akan tetapi inovasi yang sama bisa ditolak oleh kelompok masyarakat
yang lain, meskipun masyarakat yang menolak tersebut belum pernah
memanfaatkan inovasi yang ditawarkan pada mereka.
Bila kita tarik satu benang merah dari ilustrasi di atas, tampak bahwa
faktor keuntungan menjadi pertimbangan masyarakat yang menjadi target
adopter ketika memutuskan untuk menerima atau menolak suatu inovasi. Pada
kasus di atas tampak bahwa tidak adanya keuntungan ekonomi yang akan
didapat oleh target adopter menyebabkan mereka menolak untuk mengadopsi
inovasi yang ditawarkan pada mereka. Rogers (1996) mengatakan bahwa suatu
inovasi meskipun menjanjikan suatu perubahan yang lebih baik dibanding
sebelumnya, namun inovasi tersebut cenderung akan ditolak dan tidak
diinginkan oleh sekelompok masyarakat yang dituju apabila inovasi tersebut
tidak membawa manfaat secara ekonomis.
Keinovatifan adalah sejauh mana individu atau unit adopsi lainnya
relatif lebih awal dalam mengadopsi ide-ide baru daripada anggota lain dari
suatu sistem sosial. Kami menentukan lima kategori pengadopsi, klasifikasi
anggota sistem sosial berdasarkan inovasi: (1) inovator, (2) pengadopsi awal,
(3) mayoritas awal, (4) mayoritas akhir, dan (5) lamban. Tingkat adopsi adalah
kecepatan relatif suatu inovasi diadopsi oleh anggota suatu sistem sosial.
Sistem sosial adalah seperangkat unit yang saling terkait yang terlibat
dalam pemecahan masalah bersama untuk mencapai tujuan bersama. Suatu
sistem memiliki struktur, yang didefinisikan sebagai pengaturan berpola dari
unit-unit dalam suatu sistem, yang memberikan stabilitas dan keteraturan pada
perilaku individu dalam suatu sistem.
Struktur sosial dan komunikasi dari suatu sistem memfasilitasi atau
menghambat difusi inovasi dalam sistem. Norma adalah pola perilaku yang
ditetapkan untuk anggota sistem sosial. Norma sering dicontohkan dalam
perilaku para opinion leader dalam suatu sistem. Kepemimpinan opini adalah
sejauh mana seorang individu mampu mempengaruhi sikap atau perilaku
terbuka individu lain secara informal dengan cara yang diinginkan dengan
frekuensi relatif. Agen perubahan adalah individu yang mencoba
mempengaruhi keputusan inovasi klien ke arah yang diinginkan oleh agen
perubahan. Seorang ajudan adalah agen perubahan yang kurang profesional
yang secara intensif menghubungi klien untuk mempengaruhi keputusan
inovasi mereka.
Kami membedakan tiga jenis utama keputusan inovasi: (1) keputusan
inovasi opsional, pilihan untuk mengadopsi atau menolak inovasi yang dibuat
oleh individu yang tidak bergantung pada keputusan anggota lain dari sistem,
(2) keputusan inovasi kolektif, pilihan untuk mengadopsi atau menolak inovasi
yang dibuat berdasarkan konsensus di antara anggota sistem , dan (3)
keputusan inovasi otoritas, pilihan untuk mengadopsi atau menolak inovasi
yang dibuat oleh relatif sedikit individu dalam sistem yang memiliki
kekuasaan, status, atau keahlian teknis. Kategori keempat terdiri dari
kombinasi berurutan dari dua atau lebih jenis keputusan inovasi ini: keputusan
inovasi kontingen adalah pilihan untuk mengadopsi atau menolak yang dapat
dibuat hanya setelah keputusan inovasi sebelumnya.
Cara terakhir di mana sistem sosial dapat berfungsi sebagai elemen
dalam difusi menyangkut konsekuensi, perubahan yang terjadi untuk individu
atau untuk sistem sosial sebagai akibat dari adopsi atau penolakan dari sebuah
inovasi.
C. Telaah Kritis Chapter Review
BAB 1 Elemen dari Difusi
Asp Uraian
ek kebaruan,
Novelty (Unsur Kebaruan dalam sebuah inovasi tidak hanya
yang memiliki membutuhkan melibatkan pengetahuan baru.Seseorang
kontribusi, baik mungkin sudah mengetahui tentang suatu inovasi bagi
keilmuan manajemen waktu lama tapi belum mengembangkan sebuah
pendidikan maupun menguntungkan atau tidak menguntungkan sikap ke arah
bagi kehidupan). itu, dan tidak pula telah mengadopsi atau ditolak itu. Yang '
Kalau ada jelaskan? kebaruan ' aspek dari sebuah inovasi mungkin dinyatakan
dalam bentuk pengetahuan, persuasi, atau sesuatu
keputusan untuk mengadopsi.
Rogers (1996) mengatakan bahwa aspek kebaruan
dari suatu inovasi terlihat ketika inovasi tersebut dapat
memberikan pengetahuan baru pada pihak adopter,
selanjutnya muncul keyakinan (persuasion) pada pihak
adopter bahwa inovasi tersebut perlu untuk diadopsi, dan
terakhir adanya keputusan untuk mengadopsi inovasi
tersebut oleh pihak adopter.
Kelebihan Konsep/Teori Rogers (1996) mengatakan bahwa suatu inovasi meskipun
menjanjikan suatu perubahan yang lebih baik dibanding
sebelumnya, namun inovasi tersebut cenderung akan ditolak dan
tidak diinginkan oleh sekelompok masyarakat yang dituju apabila
inovasi tersebut tidak membawa manfaat secara ekonomis.
Penerapan Praktis di Sekolah telah sukses menyiapkan tenaga yang terdidik sesuai
Bidang dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, selalu terjadi
Manajemen Pendidikan perubahan yang bersifat dinamis, yang disebabkan hubungan
terkait Teori yang interaktif antara lembaga pendidikan dengan masyarakat.
Direview
Hal-hal apa saja yang Peneliti perlu untuk meninjau kebutuhan dari masyarakat agar
perlu tidak terjadi penolakan.
diperbaiki/ditingkatkan/
Tawaran konsep baru Sugandini (2016) yang berjudul Karakteristik inovasi,
penelaah/penulis apa? pengetahuan konsumen, Kecukupan informasi, persepsi risiko
(Berdasarkan hasil dan Kelangkaan dalam penundaan adopsi Inovasi pada
chapter review, studi masyarakat miskin. Dengan tujuan untuk menguji sebuah model
literatur dan hasil-hasil yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penundaan
penelitian terdahulu yang suatu produk inovatif yaitu elpiji pada masyarakat miskin target
relevan). Diperbolehkan konversi energi. Studi ini menerapkan pendekatan deduktif
menggunakan referensi karena memfokuskan pada pengembangan hipotesis yang
yang relevan. didasarkan pada suatu teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
model penundaan adopsi dapat diterima. Bila dijelaskan lebih
lanjut dari model tersebut, dapat dinyatakan penundaan yang
diproksi dengan niat menunda produk inovatif secara signifikan
dipengaruhi oleh sikap menunda, persepsi kelangkaan, persepsi
risiko ekonomis dan persepsi risiko fungsional. Sedangkan sikap
menunda dipengaruhi oleh persepsi keunggulan relatif, persepsi
kesesuaian, persepsi kerumitan, persepsi keterlihatan,
pengetahuan subyektif dan persepsi kecukupan informasi.
penelitian ini mempunyai keterbatasan dengan adanya lingkup
penelitian yang pada setting tertentu.
Untuk penulisan disertasi, Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa suatu inovasi
kajian-kajian atau isu-isu bisa diinginkan dan diterima oleh sekelompok masyarakat
apa saja yang tertentu, akan tetapi inovasi yang sama bisa ditolak oleh
disarankan kelompok masyarakat yang lain, meskipun masyarakat yang
penelaah/penulis untuk menolak tersebut belum pernah memanfaatkan inovasi yang
didalami/ditindak lanjuti ditawarkan pada mereka.
/didalami lebih lanjut
dalam
penelitian/penulisan
disertasi berdasarkan
D. Diagram Konteks chapter review

Inovasi

Elemen Komunikasi
Inovasi
Waktu

Sistem Sosial

E. Simpulan (dari hasil chapter review secara keseluruhan)


Difusi merupakan suatu proses penyebaran inovasi pada kurun waktu tertentu
pada sekelompok masyarakat yang tinggal di suatu sistem sosial. Empat elemen
penting dalam proses difusi adalah: inovasi yang berupa suatu ide, gagasan atau
praktik baru; saluran yang digunakan untuk menyampaikan atau menyebarluaskan
inovasi; waktu yang digunakan individu atau anggota kelompok sistem sosial untuk
mengambil keputusan inovasi; sistem sosial tempat di mana proses difusi
berlangsung. Empat elemen tersebut masing-masing memiliki peranan yang penting
sehingga keberadaannya tidak dapat diabaikan oleh seorang agen pembaharu.
DAFTAR RUJUKAN

Rogers, E. M. (1983). Diffusion of Innovation. Canada: The Free Press, A Division of


Macmillan Publishing Co., Inc. New York.
Rogers, Everett M and F. Floyd Shoemaker (1971), Communication of Innovations, A
Cross-Cultural Approach.
Seels, B. B. (1994). Teknologi Pembelajaran, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta .
BAB 4
GENERASI DARI INOVASI

A. Topik-topik yang Dibahas


1. Definisi Inovasi
2. Proses Perkembangan Inovasi

B. Hasil Ringkasan Chapter Review (sesuaikan dengan topik-topik yang


dibahas) (1-10 Halaman)
Penelitian difusi masa lalu semuanya dimulai dengan pengadopsi pertama
dari suatu inovasi, yaitu dengan awal dari ekor kiri proses difusi berbentuk S.
Peristiwa dan keputusan yang terjadi sebelum titik ini memiliki pengaruh yang
cukup besar pada proses difusi, dan dalam bab ini kami telah mendesak bahwa
ruang lingkup penelitian difusi masa depan harus diperluas untuk mencakup studi
tentang seluruh proses tentang bagaimana suatu inovasi dihasilkan.
Proses pengembangan inovasi terdiri dari semua keputusan, kegiatan, dan
dampaknya yang terjadi mulai dari pengenalan kebutuhan atau masalah, melalui
penelitian, pengembangan, dan komersialisasi suatu inovasi, melalui difusi dan
adopsi inovasi oleh pengguna, hingga konsekuensinya. Pengakuan masalah atau
kebutuhan dapat terjadi melalui proses politik di mana masalah sosial naik ke
prioritas tinggi dalam agenda masalah yang layak untuk diteliti; dalam kasus lain,
seorang ilmuwan mungkin melihat masalah masa depan atau merasakan kesulitan
saat ini dan memulai program penelitian untuk mencari solusi.
Sebagian besar, tetapi tidak semua, inovasi muncul dari penelitian.
Penelitian dasar terdiri dari penyelidikan asli untuk kemajuan pengetahuan ilmiah
yang tidak memiliki tujuan khusus untuk menerapkan pengetahuan ini pada
masalah praktis. Hasil penelitian dasar digunakan dalam penelitian terapan, yang
terdiri dari penyelidikan ilmiah yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah
praktis.
Fase berikutnya yang biasa dalam proses pengembangan inovasi adalah
pengembangan, didefinisikan sebagai proses memasukkan ide baru ke dalam
bentuk yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan audiens calon pengadopsi.
Tahap selanjutnya, komersialisasi, didefinisikan sebagai produksi, manufaktur,
pengemasan, pemasaran, dan distribusi suatu produk yang mewujudkan suatu
inovasi. Komersialisasi biasanya dilakukan oleh perusahaan swasta, sesuai dengan
namanya fase ini.
Satu dari poin terpenting dalam proses pengembangan inovasi adalah
keputusan untuk mulai menyebarkan inovasi kepada calon pengadopsi; titik pilihan
ini merupakan arena di mana peneliti datang bersama- sama dengan agen
perubahan. Uji klinis adalah eksperimen ilmiah yang dirancang untuk menentukan
secara prospektif efek suatu inovasi dalam hal kemanjuran, keamanan, dan
sejenisnya.
Akhirnya, inovasi menyebar, diadopsi, dan akhirnya menimbulkan
konsekuensi, langkah terakhir dalam proses pengembangan inovasi. Keenam fase
yang dijelaskan di sini mungkin tidak selalu terjadi dalam urutan linier, urutan
waktu fase mungkin berbeda, atau fase tertentu mungkin tidak terjadi sama sekali.

C. Telaah Kritis Chapter Review


BAB 4 Generasi dari Inovasi
Asp Uraian
ek
Novelty (Unsur kebaruan, Hal yang penting adalah kebaruan dalam persepsi,
yang memiliki atau kebaruan subyektif hal yang dimaksud bagi seseorang,
kontribusi, baik yang menetukan reaksinya terhadap inovasi tersebut. Dengan
keilmuan manajemen kata lain, jika sesuatu dipandang baru bagi seseorang, maka
pendidikan maupun hal itu merupakan inovasi. Dalam pandangan yang lebih luas
bagi kehidupan). dari proses pengembangan inovasi ini, difusi hanyalah salah
Kalau ada jelaskan? satu fase dari urutan total melalui dimana sebuah inovasi
beralih dari keputusan untuk memulai penelitian tentang
masalah yang diakui memiliki konsekuensi dari sebuah
inovasi.
Kelebihan Konsep/Teori Menurut Rogers (1983), proses pengambilan keputusan inovasi
adalah proses mental dimana seseorang/individu berlalu dari
pengetahuan pertama mengenai suatu inovasi dengan membentuk
suatu sikap terhadap inovasi, sampai memutuskan untuk menolak
atau menerima, melaksanakan ide-ide baru dan mengukuhkan
terhadap keputusan inovasi.
Penerapan Praktis di Untuk sampai pada keputusan yang mantap menerima atau
Bidang menolak kompor gas perlu informasi. Dengan kejelasan informasi
Manajemen Pendidikan akan mengurangi ketidaktentuan dan keberanian mengambil
terkait Teori yang keputusan.
Direview
Hal-hal apa saja yang Setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan
perlu mencari pembenaran atas keputusan mereka. Tidak menutup
diperbaiki/ditingkatkan/ kemungkinan seseorang kemudian mengubah keputusan yang
dikembangkan tadinya menolak jadi menerima inovasi setelah melakukan
Tawaran konsep baru Havelock (1972) melakukan survei (1) terhadap beberapa ratus
evaluasi.
penelaah/penulis apa? peneliti yang mengkhususkan diri dalam keselamatan mobil, dan
(Berdasarkan hasil (2) dari beberapa ratus pengambil keputusan yang menjadi anggota
chapter review, studi organisasi keselamatan jalan raya nasional yang paling terkemuka.
literatur dan hasil-hasil Para pengambil keputusan umumnya berbagi pandangan
penelitian terdahulu yang konvensional tentang masalah keselamatan lalu lintas: bahwa hal
relevan). Diperbolehkan itu disebabkan oleh "mur di belakang kemudi" (perspektif
menggunakan referensi menyalahkan individu). Di sisi lain, sebagian besar komunitas
yang relevan. peneliti menolak "penjaga lama" ini. "melihat masalah keselamatan
dan merasa bahwa solusi harus datang dari desain ulang mobil dan
jalan raya (pandangan sistem-menyalahkan). Akhirnya, undang-
undang federal disahkan (1) mengharuskan pembuat mobil untuk
merancang mobil yang lebih aman, dan (2) memaksa industri
konstruksi jalan raya untuk membangun jalan yang lebih aman.
Untuk penulisan disertasi, Hal penting dalam penulisan disertasi yang tak boleh lupa
kajian-kajian atau isu-isu diperhatikan yaitu usahakan lebih dominan menggunakan literatur
apa saja yang dari jurnal sejenis, penulisan yang tersistematis, teliti topik atau
disarankan materi yang akan dikuasai, bangun jaringan dan kolaborasi dengan

penelaah/penulis untuk sejumlah peneliti dengan tema dan bidang sejenis, serta perbanyak

didalami/ditindak lanjuti membaca artikel hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan peneliti
/didalami lebih lanjut lain. Sehingga akan memudahkan peneliti dalam menulis disertasi
berdasarkan kesenjangan dengan fakta yang ada.
dalam
penelitian/penulisan
disertasi berdasarkan
hasil chapter review.
C. Diagram Konteks chapter review

Mengenali masalah / kebutuhan

Penelitian dasar dan Pengaplikasian

Perkembangan Pengembangan
Inovasi
Komersialisasi

Difusi dan Adopsi

Konsekuensi

D. Simpulan (dari hasil chapter review secara keseluruhan)


Proses pengembangan inovasi terdiri dari semua keputusan, kegiatan, dan
dampaknya yang terjadi mulai dari pengenalan kebutuhan atau masalah, melalui
penelitian, pengembangan, dan komersialisasi suatu inovasi, melalui difusi dan
adopsi inovasi oleh pengguna, hingga konsekuensinya. Pengakuan masalah atau
kebutuhan dapat terjadi melalui proses politik di mana masalah sosial naik ke
prioritas tinggi dalam agenda masalah yang layak untuk diteliti; dalam kasus lain,
seorang ilmuwan mungkin melihat masalah masa depan atau merasakan kesulitan saat
ini dan memulai program penelitian untuk mencari solusi.
DAFTAR RUJUKAN

Rogers, E. M. (1983). Diffusion of Innovation. Canada: The Free Press, A Division of


Macmillan Publishing Co., Inc. New York.
Rogers, Everett M and F. Floyd Shoemaker (1971), Communication of Innovations, A
Cross-Cultural Approach.
Seels, B. B. (1994). Teknologi Pembelajaran, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta .
NOTULEN DISKUSI

Hari / Tanggal : Kamis, 16 September 2021

Waktu : 10.00 WIB – 12.00 WIB

Mata Kuliah : Difusi dan Inovasi Manajemen Pendidikan

Topik : Difusi dan Inovasi (Bab I) dan Generasi dari Inovasi (BAB IV) pada
Ebook Rogers (1983)

Dosen Pengampu : Dr. Widyo Winarso, M.Pd

Moderator : Ahmad Fauzi (210709760009)

Pemateri 1 (Kel. 1) : Fitria Hanaris (210709760014)

SESI TANYA-JAWAB

1. Meiriana  Apa yang harus dilakukan agar inovasi bisa memberikan manfaat atau
keberhasilan yang maksimal ?

Jawaban :

 Yang harus dilakukan agar inovasi memberikan manfaat adalah memperkenalkan atau
memberikan informasi terlebih dahulu mengenai inovasi yang baru. Misalnya alat pada
rumah sakit, jadi pemimpin memberikan informasi terlebih dahulu fungsi atau manfaat,
serta inovasi dari alat tersebut kepada staff, sehingga pihak rumah sakit dapat
menjelaskan alat inovasi tersebut dan cara menggunakannya kepada pasien atau
masyarakat yang belum tahu, sehingga inovasi dapat digunakan dengan maksimal.
 Pemimpin memiliki peranan penting dalam menciptakan proses dan lingkungan yang
mendorong lahirnya ide-ide kreatif. Seorang pemimpin juga harus mampu membangun
kepercayaan dan staf/bawahan, memperkenalkan proses perbaikan, mengarahkan staf
untuk dapat mengambil inisiatif membangun kerjasama di seluruh unit. Fungsi utama
dari kepemimpinan adalah untuk membuat kebijakan dan prosedur untuk memfasilitasi
inovasi dan mendorong kepemimpinan dan inovasi pada semua tingkatan dalam suatu
organisasi.
2. Muhimatul Kibtiyah (210709760008)  Apabila dikaitkan dengan pelaksanaan
pendidikan, inovasi dapat berhasil dalam kondisi yang bagaimana?

Jawaban:

 Inovasi dapat berhasil jika kepemimpinan sudah memiliki kompetensi dan dapat
mengatur manajerial,dapat mempengaruhi staf/bawahannya, penekanan pada pencapaian
kemampuan dasar yang ada di lingkungan, adanya lingkungan kerja yang nyaman
dengan tidak ada batasan antara kepemimpinan dengan staf, sehingga staf/guru dapat
menyampaikan materi dengan harapan yang tinggi agar siswa dapat berprestasi,
kemudian dilakukan penilaian dan evaluasi secara rutin mengenai program yang dibuat
untuk siswa, agar mengetahui apa yang harus diperbaiki didalam sistem pembelajaran,
sehingga keberhasilan suatu penerapan pembelajaran perlu melibatkan banyak pihak
dalam lingkungan sekolah.
3. Samsudin (210709760013)
 Masukan :
Ketika melakukan penelitian di puskesmas, masyarakat bisa mengambil antrian dari
rumah. Namun, sebagian masyarakat belum memahami cara penggunaannya atau tidak
ada paket internet atau tidak memiliki hp, sehingga masyarakat sangat memengaruhi di
puskesmas. Suatu temuan yang baru dan bagus belum digunakan masyarakat. Hal
tersebut bisa jadi bagus versi A dengan bagus versi B, ini bisa berbeda karena sudah ada
temuan yang baru.
Kaitannya bisa berhasil atau tidaknya suatu inovasi itu di dunia pendidikan, siapapun
kepala sekolahnya, jika manajerialnya tidak tersistem, maka semua orang bisa
mengambil keputusan seenaknya dan bersikap seenaknya. Akan tetapi, jika sistem
manajerialnya berjalan misalnya SOP dimiliki oleh sekolah itu. Dari SOP akan muncul
flotchat, maka tentu tidak sembarangan, kebijakan ini akan muncul dan tidak bisa
dilakukan sembarang orang. Karena disini Jobdisk-nya jelas, SOP-nya jelas dan
sistemnya jelas. Contohnya : terdapat sekolah yang tidak memperbolehkan gurunya
mengajar sebelum mengumpulkan SOP.
4. Meiriana
 Masukan :
Factor kesuksesan atau keberhasilan dari sebuah inovasi menurut Cook, Matthew &
Irwin adalah kepemimpinan untuk menggerakkan staf/bawahannya, organisasi, SDM,
manajemen resiko, dan teknologi yang diciptakan.
5. Layu Marsiana (210709760003) Jika nanti sudah lulus dan menjadi ahli dalam
manajemen pendidikan, apakah didalam ebook Rogers (1983) terdapat evaluasi diakhir
hasil inovasi seperti evaluasi SDM atau kepemiminannya ?
Jawaban:
Belum ada pembahasan mengenai evaluasi pada inovasi Bab 1 dan Bab 4, hanya hingga
sampai konsekuensi dan belum mencapai tahapan evaluasi. Mungkin nanti akan dibahas
pada bab selanjutnya yang akan dibahas oleh pemateri lainnya.

Catatan :
Pada buku Rogers (1983) mendefinisikakan bahwa tahapan, gagasan, dan ide
yang baru diklaim sebagai inovasi. Temuan atau research melalui berbagai tahapan yang
teruji, temuan baru berupa barang/jasa, komersial digemari dan dibeli masyarakat,
sehingga inovasi tersebut diadopsi/diklaim. Contohnya elektronik.
Inovasi dalam konteks banyak hal. Mengevaluasi inovasi merupakan
keberhasilan inovasi berdasarkan investor berbeda dgn keberhasilan adopsi inovasi.
Keberhasilan adopsi inovasi bukan keberhasilan inovasi.
Contoh dalam penelitian Research kuantitatif terdapat tahapan dalam penelitian.
Sehingga keberhasilan inovasi dapat dilihat setelah melakukan survei. Adopter sebagai
variabel. Dari survei google form akan ditemukan variabel yang menentukan
keberhasilan adalah factor x. Dalam penelitian ilmiah harus ada bukti ilmiah. Yang
bertanggung jawab adalah yang memiliki inovasi yang ingin melakukan adopsi inovasi
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai