OBAT IBUFROPEN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia –
Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini sesuai waktunya. Kami mencoba
berusaha menyusun Makalah ini sedemikian rupa dengan harapan dapat membantu pembaca dalam
memahami pelajaran yang merupakan judul dari Makalah kami, yaitu tentang Obat Ibufropen
Disamping itu, kami berharap bahwa ini dapat dijadikan bekal pengetahuan. Kami menyadari
bahwa didalam pembuatan masih ada kekurangan sehingga kami berharap saran dan kritik dari
pembaca sekalian khususnya dari dosen pengampu. Agar saya dapat meningkatkan mutu dalam
penyajian berikutnya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…..................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang…..........................................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................................2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................ 2
2.1Definisi........................................................................................................................ 2
2.2Etiologi........................................................................................................................ 2
2.3Klasifikasi......................................................................................................................4
2.4Manifetasi Klinis.......................................................................................................... 7
2.5Fatofisiologi................................................................................................................. 9
2.6Terapi........................................................................................................................ 10
BAB IV : PEMBAHASAN....................................................................................................................13
4.1Rhinitis...................................................................................................................... 13
4.2Data Pengamatan.....................................................................................................13
4.3Pembahasan............................................................................................................. 17
BAB V : KESIMPULAN.......................................................................................................................19
5.1 Kesimpulan............................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................20
LAMPIRAN................................................................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
Mengetahui sifat bahan aktif dan bahan tambahan yang akan digunakan
Membuat formulasi yang sesuai dengan metode freeze-drying
Mengetahui cara memperbaiki waktu paruh dan kelarutan yang sesuai
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Ibuprofen adalah turunan asam propionat yang dipatenkan pada tahun 1961. Ibuprofen
dikembangkan oleh Grup Boots di tahun 1960an. Ditemukan oleh Stewart Adams (bersama
dengan John Nicholson, Andrew RM Dunlop, Jeffrey Bruce Wilson & Colin Burrows).
Ibuprofen awalnya digunakan sebagai pengobatan untuk rheumatoid arthritis di Inggris pada
Dalam Ibuprofen terkandung tidak kurang dari 97% dan tidak lebih dari 103,0%
C13H18O2 dihitung terhadap zat anhidrat. Nama kimia ibuprofen adalah asam 2-(4-isobutil-
fenil)-propionat dengan berat molekul 206.29 g/mol dan rumus molekul C 13H18O2. . Ibuprofen
dexibuprofen adalah bentuk aktif baik secara in vitro dan in vivo. Ada potensi untuk
meningkatkan selektivitas dan potensi formulasi ibuprofen oleh pemasaran ibuprofen sebagai-
3
Gambar 1. Rumus kimia Ibuprofen
Ibuprofen berbentuk serbuk hablur, putih hingga hampir putih, berbau khas lemah.
Ibuprofen praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, dalam metanol, dalam
aseton dan dalam kloroform, sukar larut dalam etil asetat. Ibuprofen hanya sangat sedikit larut
dalam air. Kurang dari 1 mg ibuprofen larut dalam 1 ml air namun, jauh lebih mudah larut
2.3 Farmakodinamik
Ibuprofen hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang, dan
efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi atau kerusakan jaringan. Efek
analgesiknya jauh lebih lemah daripada efek analgesik opioat, tetapi tidak menimbulkan
ketagihan dan tidak menimbulkan efek samping sentral yang merugikan. Untuk menimbulkan
ditempat terjadinya radang, dan mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsang
4
Ibuprofen akan menurunkan suhu badan hanya dalam keadaan demam. Demam yang
menyertai infeksi dianggap timbul akibat dua mekanisme kerja, yaitu pembentukan
prostaglandin di dalam susunan syaraf pusat sebagai respon terhadap bakteri pirogen dan
adanya efek interleukin-1 pada hipotalamus. Ibuprofen menghambat baik pirogen yang
diinduksi oleh pembentukan prostaglandin maupun respon susunan syaraf pusat terhadap
Sebagai antiinflamasi, efek inflamasi dari ibuprofen dicapai apabila penggunaan pada
dosis 1200-2400 mg sehari. Inflamasi adalah suatu respon jaringan terhadap rangsangan fisik
atau kimiawi yang merusak. Rangsangan ini menyebabkan lepasnya mediator inflamasi seperti
histamin, serotonin, bradikinin, prostaglandin dan lainnya yang menimbulkan reaksi radang
berupa panas, nyeri, merah, bengkak, dan disertai gangguan fungsi. Ibuprofen dapat
spondilitis ankilosa. Namun, ibuprofen hanya meringankan gejala nyeri dan inflamasi yang
2.4 Farmakokinetik
Absorbsi ibuprofen cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma
dicapai setelah 1-2 jam. Waktu paruh dalam plasma sekitar 2 jam. Sembilan puluh persen
ibuprofen terikat pada protein plasma. Onset sekitar 30 menit. Durasi ibuprofen berkisar antara
6-8 jam. Absorpsi jika diberikan secara oral mencapai 85%. Metabolit utama merupakan hasil
hidroksilasi dan karboksilasi dimetabolisme dihati untuk dua metabolit utama aktif yang
5
dengan cepat dan lengkap dikeluarkan oleh ginjal. Ekskresinya berlangsung cepat dan lengkap.
Kira-kira 90% dari dosis yang diabsorpsi akan diekskresi melalui urin sebagai metabolit atau
konyugata (1% sebagai obat bebas), beberapa juga diekskresi melalui feses. Ibuprofen masuk
ke ruang synovial dengan lambat. Konsentrasinya lebih tinggi di ruang synovial dibandingkan
diplasma.4,17,18,19
BAB III
METODOLOGI
3.1. Bakan JA dan JL Anderson. 1978. Micoencapsulation. The Theory and Practise
of Industrial Pharmacy 1978.
3.2. Mohammad M. N*, dkk. 2013. Formulation and Evaluation of a Flash Ibuprofen Emulsified
Tablet Using Freeze-Drying Technique. Department of Pharmaceutics, College of Pharmacy,
The University of Umm Al-Qura, Holy Mekkah. KSA.
3.3. Lannie Hadisoewignyo dan Achmad Fudholi. 2007. Studi pelepasan in vitro ibuprofen dari
matriks xanthan gum yang dikombinasikan dengan suatu crosslinking agent.
3.4. Yogaswara Ghema. 2008. Mikroenkapsulasi Minyak Ikan Dari Hasil Samping Industri
Penepungan Ikan Lemuru (Sardiniella Lemuru) Dengan Metode Pengeringan Beku (Freeze
Drying.
3.5.
3.6. Settipane, R. & Kaliner, R. (2013). Nonallergic Rhinitis. Journal of Rhinology and Allergy,
27(3), pp. S48-S51.
6
3.7. Tran, et al. (2011). Management of Rhinitis: Allergic and Non-Allergic. Allergy Asthma Immunol
Res, 3(3), pp. 148–56.
3.8. American Academy Allergy Asthma & Immunology (2019). Nonallergic Rhinitis (Vasomotor
Rhinitis) Definition
3.9. Wheatley, LM; Togias, A (29 Januari 2015). "Praktek klinis. Rinitis alergi" . Jurnal Kedokteran New
England . 372 (5): 456-63.
3.10. Dykewicz MS, Hamilos DL (Februari 2010). "Rhinitis dan sinusitis". Jurnal Alergi dan Imunologi
Klinis . 125 (2 Suppl 2): S103–15.
7
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. INDIKASI
gejala-gejala penyakit rematik tulang, sendi, gejala arthritis, osteoarthritis, dan non-sendi. Juga
dapat digunakan untuk meringankan gejala-gejala akibat trauma otot dan tulang atau sendi
(trauma muskuloskeletal). Meringankan nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada
dismenore primer (nyeri haid), nyeri pada penyakit gigi atau pencabutan gigi, nyeri setelah
koroner dan beberapa pembuluh darah lainnya. Ibuprofen diketahui memiliki efek antiplatelet,
meskipun relatif lebih lemah bila dibandingkan dengan aspirin atau obat lain yang lebih
dikenal sebagai antiplatelet. Dapat digunakan pada neonatus dengan paten duktus arteriosus,
disfungsi ginjal, nekrotizing enterokolitis, perforasi usus, dan perdarahan intraventrikular, efek
protektif neuronal.21, 22
4.2. KONTRAINDIKASI
Ibuprofen tidak dianjurkan pada pasien dengan hipersensitif terhadap Ibuprofen dan obat
antiinflamasi non-steroid lain, penderita dengan ulkus peptikum (tukak lambung dan duodenum)
yang berat dan aktif. Penderita sindroma polip hidung, asma, rhinitis angioedema dan penderita
dimana bila menggunakan asetosal atau obat antiinflamasi non-steroid lainnya akan timbul gejala
asma,rinitis atau urtikaria. kehamilan tiga bulan terakhir dan menyusui.
8
Ibuprofen bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam
vaskular lokal, sirkulasi regional, keseimbangan air, dan keseimbangan natrium. Prostaglandin
juga menstimulasi perbaikan sel epitelial gastrointestinal dan menstimulasi sekresi bikarbonat
dari sel epitelial. Hal ini menyebabkan ibuprofen dapat menurunkan sekresi mukus yang
berfungsi sebagai pelindung dalam lambung dan usus kecil, dan juga dapat menyebabkan
vasokonstriksi pada mukosa lambung. Selain itu efek samping pada gastrointestinal meliputi
stress lambung, kehilangan darah tiba-tiba, diare, mual, muntah, heartburn, dispepsia,
anoreksia, konstipasi, distress atau karma atau nyeri abdominal, kembung, kesukaran
mencerna, dan rasa penuh pada perut juga dapat disebabkan oleh penggunaan ibuprofen.
Efek samping pada sistem kardiovaskular antara lain edema perifer, retensi air, dan
perburukan CHF. Pada sistem saraf pusat antara lain dizzines, mengantuk, vertigo, sakit kepala
ringan, dan aseptik meningitis. Pada mata, telinga dan nasofaring antara lain gangguan
nekrosis papillar renal. Pada kulit antara lain rash, pruritus, dan eritema. Efek samping yang
Hampir sama dengan jenis OAINS lain, ibuprofen juga dapat meningkatkan risiko
mereka yang menggunakan dosis tinggi dalam jangka waktu lama. Studi pada tahun 2010
pendengaran.
Penggunaan pada paten duktus arteriosus saat neonatal dengan masa gestasi kurang dari
ensefalopati. Namun hal ini, dapat dikurangi dengan cara pemberian bersama dengan
indometasin.
Ibuprofen dapat menghambat aliran darah renal, GFR, dan transprtasi ion tubular.
Prostaglandin juga mengatur aliran darah ginjal sebagai fungsional dari antagonis angiotensin
II dan norepinefrin. Jika pengeluaran dua zat tersebut meningkat (misalnya, dalam
dan kerusakan ginjal. Namun, efek samping yang terkait dengan ginjal jarang terjadi pada
dosis ibuprofen yang ditentukan. Waktu paruh yang pendek pada ibuprofen terkait dengan
menurunnya resiko efek ginjal daripada OAINS lain dengan waktu paruh yang panjang. Dari
meningkatkan risiko kerusakan ginjal pada sukarelawan sehat atau pada anak dengan penyakit
demam. Pengobatan jangka panjang dengan ibuprofen dengan dosis 1200 mg / hari tidak
Ibuprofen juga bisa mempengaruhi agregasi trombosit. Efek ini ditimbulkan karena adanya
penghambatan biosintesis tromboksan A2 (TXA2).
4.4. DOSIS
4.5. MEKANISME KERJA
non-selektif COX inhibitor yang menghambat dua isoform siklooksigenase yaitu COX-
penghambatan COX-2, sedangkan penghambatan COX-1 akan bertanggung jawab untuk efek
yang tidak diinginkan pada agregasi platelet dan saluran pencernaan. Namun, peran isoform
11
COX untuk analgetik, anti inflamasi, dan efek kerusakan lambung dari OAINS tidak pasti dan
senyawa yang berbeda ini menyebabkan perbedaan derajat analgesia dan kerusakan
lambung. Dalam rangka untuk mencapai efek menguntungkan pada ibuprofen dan OAINS
12
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini antara lain; Ibuprofen adalah obat golongan
obat anti inflamasi non steroid yang merupakan derivat asam propionate yang berefek analgetik,
antipiretik, dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Ibuprofen diabsorbsi cepat melalui
lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-2 jam, waktu paruh dalam plasma
sekitar 2 jam. Metabolisme Ibuprofen terjadi di hepar, dan ekskresi cepat dan lengkap di ginjal.
Indikasi penggunaan ibuprofen adalah menghilangkan nyeri ringan hingga sedang, gejala arthritis,
osteoarthritis, primer dismenore, demam. Efek samping yang dapat terjadi adalah gangguan
gastrointestinal atau perdarahan, kenaikkan enzim hati, epistaksis, sakit kepala, pusing. Sediaan
yang ada adalah obat generik ibuprofen tablet 200 dan 400 mg. Dosis Ibuprofen untuk orang
dewasa adalah 200-400 mg dengan durasi 4-8 jam, dan dosis maksimal adalah 3200 mg/hari
sedangkan dosis untuk anak-anak adalah 5-10 mg / kg BB.
13
DAFTAR PUSTAKA
- Zernikow B , Hechler T . Pain therapy in children and adolescents. Dtsch Arztebl Int.
2008;105:28-29.
- Katzung G Bertram. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Salemba Medika: Jakarta.
- Zubaidah I. Perbandingan Mutu Fisik dan Profil Disolusi Tablet Ibuprofen Merk Dagang
dan Generik. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009.
- World Health Organization. WHO Model List of Essential Medicines. March 2005.
Retrieved 2006-03-12.
- Jain SK, Shukla M, Vivek S. Development and in Vitro Evaluation of Ibuprofen Mouth
Dissolving Tablets Using Solid Dispersion Technique. 2010:8;1037.
- Badan POM RI. Penggunaan bersamaan Ibuprofen dan Aspirin. InfoPOM 2006;7(6):11.
14
- Anonymous. Ibuprofen. 2010. Available on www.farmasiku.com.
15
16