Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGANTAR FISIOTERAPI

OLEH :
CITRA RAHMA UTAMI
C041171009

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Modalitas
Fisioterapi ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Ibu Nurhikmawati S.Ft, Physio, M. Kes selaku Dosen mata kuliah
pengantar fisioterapi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai modalitas fisioterapi. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Makassar, 23 Oktober 2017

Penulis
MODALITAS FISIOTERAPI

1. Interferensi Therapy

a. Fisika dasar :
1) Arus AC frekuensi 4250 Hz (Med)
2) Dua sumber arus dengan frekuensi berbeda saling superposisi,
membentuk frekuensi baru bersifat linear.
b. Biofisika :
1) Penetrasi cukup dalam.
2) AMF depolarisasi saraf
3) Kedalaman Modulasi Linear superposisi, dinyatakan dengan %
(membentk garis diagonal)
c. Neurofisiologi :
1) Pain depressor sampai netralisasi noxe sensory nerve end
2) Gait control
d. Indikasi :
1) Efek fisiologi yaitu relaksasi jaringan menurun serta sirkulasi darah dan
metabolik membaik.
2) Efek terapeutik meliputi kuantitas dan kualitas nyeri menurun, spasme
jaringan otot berkurang dan healing process cepat terjadi.
e. Dampak/kontra indikasi :
1) Alergi arus litrik (tetapi jarang terjadi) dan fiksasi logam.
2. Galvano Therapy

a. Fisika dasar :
1) Menggunakan arus rendah searah (DC)
2) None frequens
3) Durasi 0,13 ms
b. Biofisika :
1) Penetrasi Superfisial / tanpa frekuensi
2) Memiliki chemic effect yang nyataseperti hypersensasi,hyperaemi, rasa
panas, dan sedikit gatal di kulit
3) Kontraksi otot dan vasodilatasi nyata
c. Neurofisiologi :
1) Stimulasi A gamma dan A alfa melalui motor point - motor unit

d. Indikasi :
1) Efek Fisiologi berupa tonus dan kontraksi otot,vasodilatasi pembuluh
darah, dan efek sensasi.
2) Efek Terapeutik seperti memelihara sifat fisiologi otot berupa kontraksi
otot, Ionto phoresis, melancarkan sirkulasi darah superfisial
e. Dampak / kontra indikasi
1) Dampak yang ditimbulkanyaitu alergi stimulasi arus listrik (namun jarang
ditemukan).
3. Faradic Therapy
a. Fisika dasar :
1) Menggunakan arus bolak-balik berfrekuensi rendah (AC)
2) Frekuensi yang digunakan < 50 mA
3) Durasi 0,1- 3 ms
b. Biofisika :
1) Penetrasi superfisial (bawah kulit)
2) Chemical effect tidak nyata (AC)
3) Kontraksi otot,vasodilatasi,netral noxe
c. Neurofisiologi :
1) Stimulasi A gamma- A alfa melalui motor point dan motor unit
2) Stimulasi tipe saraf bermyelin tebal
d. Indikasi :
1) Efek Fisiologis antara lainmeningkatkan metabolik/sirkulasi
darah,memelihara sifat fisiologis otot/tonus, terjadi kontraksi vasodilatasi,
dan rileksasi otot
2) Efek terapeutik :meningkatkan tonus dan kekuatan otot , dapat mengurangi
nyeri
e. Dampak / kontra indikasi
1) Dampak yang ditimbulkan yaitu alergi arus listrik (tetapi jarang terjadi)
4. Trubert Current
Modalitas yang satu ini merupakan modifikasi dari Galvao-Faradic
current.Chemic effect lebih dominan,terutama reaksi inflamasi untuk proses
reparasi jaringan superfisial.
5. Dyadinamic Current
a. Fisika dasar :
1) Modifikasi arus faradic (AC) menjadi DC dalam bentuk arus, frekuensi
dan durasi
2) Frekuensi 50 Hz dandurasi 1-10 ms
3) Bersifat continue, dan interremittens
b. Biofisika :
1) Middle penetrasi, chemical effect sedkit, lebih nyaman saat digunakan
2) Variasi frekuensi,durasi, continue dan interremittens mendukungdominasi
proses biofisika tertentu, seperti fasilitasi senso-motorik, tipe saraf tertentu
dan reaksi kimia tertentu.
c. Neurofisiologi :
1) Gamma loop meliputi fasilitasi senso-motorik untuk sensasi dan kontraksi
otot
2) Homeostatic/ vasomotion system
3) Pain depressor (penekan nyeri) / Gait control
d. Indikasi
1) Efek Fisiologis antara lainmeningkatkan metabolik/sirkulasi darah,
memelihara sifat fisiologis otot melalui kontrasi dan relaksasi,
meningkatkan konduktivitas saraf
2) Efek terapeutik sepertimengurangi rasa nyeri, spasme otot, dan
memperkuat otot
e. Dampak / kontra indikasi
1) Dampak yang ditimbulkan yaitu alergi arus listrik (namun jarang
ditemukan).
6. Laser (Light Amplification by Stimulated Emission and Radiation)
a. Fisika dasar :
1) Melipatgandakan emisi radiasi seperti Helium,Neon, Cobalt, dan CO2
dengan spektrum6,328 A dan IR Laser gelombang 9040 A
2) Pancaran sinar merupakan loncatan partikel kecil (foton) dari satu
elektronatom yang difasilitasi dengan sebuah energidalam pompa energi
sehingga terjadi 3 hal, yaitu
Absorbsi elektron
Energi/foton
Emisi (quantum energi menjadilebih besar)
3) Koheren dan monochromatis
4) Frekuensi sangat tinggi sehingga laser tidakbermanfaat dan bisa merusak
b. Biofisika :
1) Klasifikasi frekuensi tinggi:
Kelas 1, yaitu laser yang tidak merusak
Kelas 2, yaitu laseryang merusak jaringan setelah 1000 kontak
Kelas 3, yaitu radiasi langsung yang merusak mata
Kelas 4, yaitu radiasi langsung atau tidak langsung yang dapat
merusak mata dan kulit.
2) Fungsi laser antara lainberperan dalam koagulasi jaringan, pemotong
jaringan, dan biostimulasi jaringan untuk mengubah ketegangan membran
sel (frekuensi oscillasi membran sell), ion Ca+ bebas sehingga merangsang
prostaglandin dan algogenic untuk menormalkan cedera jaringanmelalui
reaksi radang
c. Neurofisiologi :
1) Micro Tissue Damage untukproses reparasi jaringan lunak
2) Sintesis ATP menjadi ADP yang memacu Ferric sulphide redox system
dalam mitokondria sehingga sel-sel magrophage, sel schwann dan
firocytes mendapatkan efek terapeutik ( Laser Catalyzed Reaction)
3) Pain depressor (aktivitas endhorpin dan penurunan oedem karena sirkulasi
darah lancar)
d. Indikasi
1) Efek fisiologis yaitu memperlancar metabolik,vasodilatasi darah, dan
relaksasi
2) Efek Terapeutik antara lainreparasi radang, mengurangi nyeri, dan
mengurangi spasme otot superfisial, serta memperlancar sirkulasi
e. Dampak / kontra indikasi
1) Dampak yang ditimbulkan yaitu merusak jaringan jika salah dalam
menerapkan, muncul alergi sinar laser (tetapi jarang terjadi).
7. TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)

TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation) merupakan alat yang


dioperasikan dengan baterei kecil dan menggunakan transmisi listrik untuk
menurunkan nyeri. Elektroda diletakkan di daerah bersangkutan yang mengalami
nyeri. Mesin dihidupkan dan arus listrik disalurkan melalui elektroda. Perasaan
geli terasa dibawah kulit dan otot. Sinyal ini berfungsi menggangu sinyal nyeri.
Sinyal dari tens ini mempengaruhi saraf-saraf pada daerah pengaplikasian tens dan
memutus sinyal nyeri sehingga nyeri pada pasien terasa berkurang. Tujuan
pemberian TENS antara lain memelihara fisiologis otot dan mencegah atrofi otot,
re-edukasi fungsi otot, modulasi nyeri tingkat sensorik, menambah Range Of
Motion (ROM) atau mengulur tendon, memperlancar peredaran darah dan
memperlancar resorbsi oedema.
a. Indikasi
1) Kondisi sehabis trauma atau operasi urat saraf yang konduktifitasnya
belum membaik, kondisi keluhan nyeri pada otot, kondisi peradangan
sendi (Osteoarthrosis, Rheumathoid Arthritis dan Tennis elbow).
b. Kontra indikasi
1) Sehabis operasi tendon transverse sebelum 3 minggu, karena adanya ruptur
tendon/otot sebelum terjadi penyambungan, kondisi peradangan
akut/penderita dalam keadaan panas.
c. Penempatan Elektroda :
1) Di sekitar lokasi nyeri : cara ini merupakan cara yang paling mudah dan
paling sering digunakan, sebab dapat langsung diterapkan pada daerah
nyeri tanpa memperhatikan karakter dan letak yang paling optimal dalam
hubungannya dengan jaringan penyebab nyeri.
2) Dermatome : penempatan pada area dermatome yang terlibat, penempatan
pada lokasi spesifik dalam area dermatome, penempatan pada dua tempat,
yaitu di anterior dan di posterior dari suatu area dermatome tertentu.
3) Area trigger point dan motor point.
d. Prosedur TENS
1) Tingkat analgesia-sensoris : frekuensi 50-150 Hz, durasi pulsa <200 (60-
100) mikrodetik.
2) Tingkat analgesia untuk rasa nyeri : frekuensi 150 Hz, durasi pulsa >150
mikrodetik.
3) Persipan pasien : kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotion, cream dll;
periksa sensasi kulit; lepaskan semua metal di area terapi; jangan
menstimulasi pada area dekat/langsung di atas fraktur yg baru/non-union,
di atas jaringan parut baru, atau pada kulit baru.
8. Shortwave Diathermy (SWD)

Shortwave Diathermy (SWD) adalah terapi panas penentrasi dalam yang


menggunakan gelombang elektromagnetik berfrekuensi 27,12 MHz dan panjang
gelombang 11m. Tujuan Pemberian SWD antara lain memperlancar peredaran
darah, mengurangi rasa sakit, mengurangi spasme otot, membantu meningkatkan
kelenturan jaringan lunak, dan mempercepat penyembuhan radang

a. Indikasi
1) Kondisi peradangan dan kondisi sehabis trauma (trauma pada
musculoskeletal), adanya keluhan nyeri pada sistem musculoskeletal
(kondisi ketegangan, pemendekan, atau perlengketan otot jaringan lunak),
dan persiapan suatu latihan/senam (untuk gangguan pada sistem peredarah
darah).
b. Kontra indikasi
1) Kehamilan, kecenderungan terjadinya pendarahan, gangguan sensibilitas,
adanya logam di dalam tubuh, dan lokasi yang terserang penyakit pada
pembuluh darah arteri.
c. Prosedur Shortwave Diathermy (SWD)
Teknik aplikasi SWD yaitu pre-pemanasan alat sekitar 5-10 menit,
jarak antara elektroda dengan pasien 5-10 cm/1 jengkal, durasi penerapan alat
sekitar 15-30 menit, intensitas sesuai dengan aktualitas patologi.Posisikan
pasien senyaman mungkin, terbebas dari pakaian dan logam, tes sensibilitas,
pasang elektroda danpasien tidak boleh bergerak, intensitas dipertahankan
sesuai dengan toleransi pasien.
Tabel Dosis Pemakaian ShortwaveDiathermy (SWD)
Dosis Efek Pemakaian
Dosis Terendah Target persepsi panas belum Pada fase akut dengan dosis 2
dapat disensor oleh reseptor sampai 5 menit tiap hari
panas selama 2 minggu
Dosis Rendah Terasa sedikit panas Pada fase subakut untuk
mengurangi pembengakakan
dengan dosis 2 sampai 5
menit tiap hari selama 2
minggu
Dosis Medium Rasa panas sedang Pada fase subakut dengan
dosis 2 sampai 30 menit
sebanyak 2-3 kali seminggu
selama 1-4 minggu.
Dosis Tinggi Rasa panas yang cukup Pada fase kronis dengan
tinggi akan tetapi masah dosis 5 sampai 30 menit
dibawah ambang nyeri sebanyak 2 sampai 3 kali
sehingga masih seminggu selama 1-4 minggu
dirasakan nyaman bagi
penderita.

9. Ultra Sound
a. Pengertian :
Terapi dengan menggunakan gelombang suara tinggi dgn frek 1 atau 3 MHz
(>20.000 Hz). Prinsip alat ini adalah menggunakan energi mekanik, dalam hal
ini energi gelombang suara untuk membuat peradangan baru di sekitar
jaringan yang mengalami peradangan, sehingga tubuh terstimulasi secara
fisiologis memperbaiki sendiri jaringan yang mengalami kerusakan. Alat ini
dapat digunakan untuk kondisi peradangan pada jaringan lunak (tendon,
ligament, bursa maupun fascia), myalgia maupun spasme otot lokal.
Pemberian terapi ini bisa dikombinasi dengan topical treatment, misal kalium
diklofenak gel, diharapkan dengan alat ini proses pemberian topical treatment
bisa lebih tepat sasaran ke dalam daerah yang mengalami proses peradangan.
b. Tujuan pemberian Ultra Sound :
Mengurangi ketegangan otot, mengurangi rasa nyeri, memacu proses
penyembuhan collagen jaringan (dipilih untuk jaringan kedalaman < dari 5
cm)
c. Metode Ultra Sound :
1) Kontak langsung : paling banyak digunakan ; perlu adanya media
coupling (Gel, water oil, pasta analgetik, water). Syarat media coupling
harus steril, tidak terlalu cair, tidak terlalu mudah diserap tubuh, tidak
menimbulkan flek/pekat.
2) Kontak tidak langsung : sub aqual (dalam air) di dalam air, hal ini
dilakukan bila regio yang akan diterapi areanya kecil dan tidak rata
permukaannya (trigger finger, Rheumathoid Arthtritis jari-jari. water
pillow kantong plastik/karet mengandung air, kontak dipermukaan tubuh
tidak rata; medium antara sisi kantong kulit, sisi kantong tranduser.
d. Indikasi Ultra Sound :
1) Kondisi peradangan dan traumatik sub akut dan kronik, adanya jaringan
parut (scar tissue) pada kulit, kondisi ketegangan, pemendekan dan
perlengketan jaringan lunak (otot, tendon, ligament).
2) Kondisi inflamasi kronik ; oedema -> gangguan sirkulasi darah, contoh
kasus yang termasuk indikasi Ultrasound : Rheumathoid Arthrosis,
Osteoarthrosis Genu, Hernia Nucleus Pulposus, Low Back Pain, spasme
cervical, tennis elbow, frozen shoulder.
e. Kontra indikasi Ultra Sound :
1) Jaringan yang lembut (mata, ovarium, testis, otak), jaringan yang baru
sembuh, jaringan/granulasi baru, kehamilan, pada daerah yang sirkulasi
darahnya tidak adekuat, tanda-tanda keganasan, infeksi bakteri spesifik.
10. Parafin Buth
a. Pengertian:
Pengobatan panas superficial dengan modalitas rendaman hangat parafin.
Merupakan salah satu metode hidroterapi yang menggunakan parafin sebagai
medianya, pada prinsipnya terapi ini merupakan terapi yang memanfaatkan
suhu yang relatif tinggi (panas). Parafin yang digunakan untuk terapi ini
adalah parafin biasa yang ditambah parafin oil, kemuian dipanaskan hingga
meleleh dengan suhu + 55o C.
b. Tujuan:
Tujuan pemberian paraffin bath adalah terapi ini mereduksi nyeri dan
kekakuan otot, untuk menghindari sapsme otot, meningkatkan range of motion
sendi, serta mempercepat proses penyembuhan dengan cara meningkatkan
aliran darah sehingga peredaran darah menjadi lancar dan kebutuhan nutrisi
pada jaringan yang berkaitan terpenuhi.
c. Metode Aplikasi:
1) Metode Deep : mencelupkan kaki/tangan kedalam cairan parafin bath ->
terbentuk permukaan parafin padat dan tipis yang meliputi kulit -> tarik
kembali -> ulang 8-10x -> sampai terbentuk sarung tengan tebal
(mengisolasi bagian tubuh terhadap kehilangan panas) -> bungkus dengan
handuk kering untuk mempertahankan panas -> lama 15-20 menit ->
setelah itu sarung tangan parafin dilepas.
2) Metode immersion : mencelupkan tangan/kaki secara terus-menerus
kedalam cairan parafin -> terbentuk sarung tangan pada sekitar kulit ->
lama 20-30 menit -> lebih efektif meningkatkan temperatur jaringan tapi
resiko luka bakar.
3) Metoda breshing : dengan menggunakan kuas -> untuk area yang tidak
dijangkau (pinggang, hip, pada regio yang besar).
11. Ultra Violet

a. Pengertian
Pancaran gelombang elektromagnetik. Dengan panjang gelombang 1800A-
4000A, dikelompokan :
1) Far UV -> 1800-2900A, daya tembus -> stratum korneum;
2) Near UV -> 2900-4000A, daya tembus -> stratum spinosum
Upaya pengobatan modalitas sinar superficial dengan menggunakan sinar
ultra violet gelombang panjang (UV B) atau gelombang pendek (UV A)
1) UV A (3450-4000A) tanning (pewarnaan) dengan sedikit eritema kulit,
immediate banyak terjadi, tidak semua orang tampak pada penyinaran 1
jam, hilang dalam beberapa hari.
2) UV B (2800-3150A): uremik pruritus, eritema kulit, terbakar
3) UV C (1800-2800 A)
4) Struktur kulit dari kulit paling luar ke dalam lapisan dermis : stratum
korneum/lapisan tanduk, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum
spinosum, stratum basale(pigmen); lapisan dermis : pars papilare & pars
retikularis; Lapisan subkutis.
b. Tujuan Pemberian Ultra Violet
Untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh, mempercepat penyembuhan
luka terbuka, penyembuhan penyakit kulit tertentu.
1) Efek lokal
Erytema, adalah kemerah-merahan pada kulit dan merupakan hal
pertama yang dapat diobserfasi sebagai efek penggunaan UV. Eritema
dicapai sekitar 24 jam kemudian, eritema merupakan hasil stimulasi
reaksi inflamasi oleh sinar UV. UV dapat menyebabkan iritasi dan
perubahan degeneratif pada jaringan epidermis. Stimulasi tersebut
merupakan respon dilatasi kapiler, arterioler dan eksudasi (pengaliran
cairan) pada jaringan.
Pigmentasi merupakan peningkatan pigmen melanin yg dibentuk oleh
melanoblast yang berpindah kelapisan lebih superficial pada
epidermis. UV dpt mempercepat produksi melanin melalui stimulasi
produksi enzim tyrosinase pada melanoblast.
Desquamasi adalah pengelupasan sel-sel kulit mati yang terjadi pada
jaringan kulit. Pertumbuhan sel-sel epitel adalah peningkatan sebagai
bagian dari proses perbaikan jaringan dimana sel-sel basal berpindah
ke sel-sel diepidermis
2) Efek antibiotik, merupakan efek destruktif akibat radiasi UV terhadap
virus, bakteri dan organisme-organisme kecil pada permukaan kulit
c. Indikasi UV
1) Radikal general -> penderita dengan kondisi tubuh rendah (alergi, asmatis,
bronchitis), anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan
dan aktivitas (anak premature, Cerebral Palsy).
2) Radiasi lokal -> penyakit kulit karena jamur, luka lama (decubitus),
hipopigmentasi (bekas luka terbakar), acne vulvagaris
d. Kontra Indikasi UV
1) Penyakit yang akut (TBC, paru, dermatitis, exim), penderita yang sedang
mendapat radioterapi, penderita alergis terhadap sinar UV, sensitiser
(adanya kemungkinan penderita menjadi sensitive terhadap sinar UV
setelah pengobatan dengan obat-obatan tertentu, misal : sulfa, insuline,
thyroid extract, kinine, gold therapy
e. Prosedur penggunaan Ultra Violet
Dosis :
1) Untuk radiasi general -> dosis : sub erytema, pengulangan 1x1 hari, 1 seri
12x.
2) Untuk radiasi lokal -> dosis E II pengulangan 3 hari 1x, E III pengulangan
3 minggu 1x, E IV pengulangan 2 minggu 1x.
f. Teknik Aplikasi
Sebelum terapi dilakukan tes MED (Minimal Erytema Dosage). Posisikan
pasien senyaman mungkin, tutup semua bagian kecuali area yang akan di tes,
bersihkan dulu dengan alkohol. Area yang akan diterapi diberi karbon hitam
yang ada lobangnya, area lain ditutup rapat, untuk terapis pakai kacamata.
Timer dalam detik, alat tegak lurus pd kulit, jarak lampu dari kulit 60-90 cm.
DAFTAR PUSTAKA

Dian Ambarwaty. 03 Maret 2013. Modalitas Fisioterapi. 23 Oktober 2017.


http://dianambarwaty03.blogspot.co.id/2015/03/modalitas-fisioterapi.html.

Fisioterapi. 22 Januari 2012. Alat-alat yang digunakan dalam Penanganan Fisioterapi.


23 Oktober 2017. http://dianambarwaty03.blogspot.co.id/2015/03/modalitas-
fisioterapi.html

Anda mungkin juga menyukai