Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN POLA MAKAN DENGAN GEJALA GANGGUAN

PENCERNAAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN TAHFIDHIL QUR’AN


AL-MUSTAQIMIYAH BOGOR TAHUN 2017

Syifa Nurhakiki1, Sugiatmi.SP., MKM2


1
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, 2Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat
– Fakultas Kedokteran dan Kesehatan – Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Alamat Kampus: Jl. KH. Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan
Email: syifanurhakiki@gmail.com; atmi.nurdin@gmail.com

ABSTRAK
Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor utama pelaksanaan pembangunan
nasional dapat terlaksana apabila tubuh terpenuhi oleh mengontrol stres yang baik dan zat gizi
yang dapat dipenuhi oleh pola makan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan tingkat stres dan pola makan dengan gejala gangguan pencernaan pada santriwati
Pondok Pesantren Tahfidhil Qur’an Al-Mustaqimiyah tahun 2017. Merupakan penelitian dengan
desain analitik kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional study. Pengumpulan data primer
menggunakan instrumen kuesioner gejala gangguan pencernaan yang dimodifikasi dari ROME
III Diagnostic Questionnaire, Depression Anxiety and Stress Scale dan Food Frequency
Questionnare, serta data demografi yang disebarkan langsung kepada responden. Populasi
penelitian adalah santriwati di Pondok Pesantren Tahfidhil Qur’an Al-Mustaqimiyyah dengan
jumlah sampel 69 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampel random
systematic sampling. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square α 0,05. Berdasarkan hasil
penelitian ini diperoleh bahwa tingkat stres berhubungan bermakna dengan gejala gangguan
pencernaan, sedangkan variabel pola makan tidak ada hubungan yang bermakna dengan gejala
gangguan pencernaan. Terdapat kecenderungan proporsi responden yang memiliki pola makan
tidak sesuai dengan PUGS memiliki gejala gangguan pencernaan sedang (70,6%). Berdasarkan
penelitian ini disarankan kepada santriwati yang tinggal di Pondok Pesantren Tahfidhil Qur’an
Al-Mustaqimiyyah agar meningkatkan kesadaran diri untuk dapat mengontrol stres yang baik,
dan memperbaiki pola makan yang sesuai dengan PUGS (Pedoman Umum Gizi Simbang) serta
bagi pengelola pondok perlu dilakukan upaya promosi terkait keterampilan mengontrol stres agar
mampu membantu mengurangi stres santriwati, dan menyediakan makanan yang sesuai dengan
PUGS.

Kata Kunci: Tingkat Stres, Pola Makan, Gejala Gangguan Pencernaan

1. Pendahuluan salah satunya adala diare (WHO, 2014).


Sedangkan di Indonesia sendiri, penyakit
Di dunia, penyakit terkait saluran pencernaan dan penyakit tidak menular
pencernaan termasuk dalam 10 besar yang lain bersama-sama menyebabkan
penyakit mematikan. Data WHO (World sekitar 30% kematian (Kemenkes,
Health Organization) pada tahun 2012 2012).
menunjukkan bahwa sekitar 1,5 juta Berdasarkan penelitian Makmun
orang meninggal disebabkan oleh dkk. (2014), bahwa perempuan paling
penyakit terkait saluran pencernaan,
rentan terkena penyakit gangguan inkontinensia tinja (Drossman &
pencernaan, yang mana penderita Swantkowski, 2006).
kanker usus di Indonesia meningkat
pada perempuan. Setiap orang mengalami sesuatu
Masalah pencernaan umumnya yang disebut stres sepanjang
disebabkan oleh faktor-faktor eksternal kehidupannya. Stres dapat memberi
yang membahayakan fungsi sistem stimulus terhadap perubahan dan
pencernaan: stres, kebiasaan makan pertumbuhan, dan dalam hal ini suatu
yang buruk, pengobatan yang stres adalah positif dan bahkan
menyebabkan iritasi, infeksi kronis, dan diperlukan. Namun demikian, stres yang
hadirnya bakteri dalam sistem berkepanjangan yang dialami oleh
pencernaan. Gejalanya bisa berupa sakit individu dapat mengakibatkan
perut, mual-mual, sembelit, rasa tidak penurunan kemampuan untuk
nyaman pada usus, diare, radang usus, beradaptasi terhadap stress (Potter &
dan rasa panas pada perut (Aksono & Perry, 2005). Kondisi tersebut dapat
Aksono, 2009). Sebuah penelitian yang memicu timbulnya masalah-masalah
menunjang, yang telah dilakukan di kesehatan yang individu.
Jepang pada seseorang yang memenuhi Stres dapat mempengaruhi fungsi
kriteria gangguan pencernaan beberapa sistem dan proses dalam tubuh
berdasarkan ROME III Diagnostic (Corwin, 2009). Berdasarkan penelitian
Questionnaire, menunjukkan bahwa hal yang dilakukan pada beberapa veteran
tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan Amerika dan Inggris yang kembali dari
tidur dan makan yang buruk, diet, Afghanistan dan Irak yang mengalami
olahraga, dan faktor gaya hidup Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD),
lainnya, serta stres yang berlebihan sehubungan dengan penyakit yang
(Miwa, 2012). dilaporkan menunjukkan bahwa
Stres adalah reaksi non-spesifik penyakit yang paling umum adalah
manusia terhadap rangsangan atau penyakit sistem pencernaan (Osorio
tekanan (stimulus stressor). Pada sistem dkk., 2012).
pencernaan, dapat berakibat iskemia Penelitian lain oleh Ika (2010),
mukosa lambung dan sekresi asam mengatakan faktor psikis dan emosi
lambung. Akibat lain adalah konstipasi, seperti pada stres dan depresi dapat
diare, kolitis ulserativa, dan penyakit mempengaruhi saluran cerna yang
Crohn. Pengaruh stressor terhadap tubuh mengakibatkan perubahan sekresi asam
bersifat perorangan (atau tergantung lambung sehingga mempengaruhi
kepribadian orang itu), kemampuan mortalitas dan vaskularisasi mukosa
koping, kondisi lingkungan, sifat lambung dan meningkatkan abang
stressor, durasi stressor, lamanya rangsang nyeri. Stres erat kaitannya
stressor dan tergantung beberapa faktor dengan berbagai rangkaian reaksi tubuh
(Hartono, 2007; Praag dkk., 2004). Stres yang merugikan kesehatan. Berbagai
dapat meningkatkan motilitas pada gangguan mekanisme hormonal
esofagus, lambung, usus kecil, usus (penurunan serotonin dan katekolamin),
besar dan kolon. Abnormal dari motilitas peningkatan asetilkolin akan
dapat menghasilkan berbagai gejala menimbulkan hipersimtomatik sistem
gastrointestinal mencakup muntah, diare, gastrointestinal yang akan meningkatkan
sembelit, sakit perut akut, dan peristaltik dan sekresi asam lambung
(Tarigan, 2003 dalam Susanti dkk., Dalam penelitian yang dilakukan
2011). di Al-Furqon Boarding School, hal yang
Pesantren secara teknis merupakan membuat siswa stres ialah terkait
tempat tinggal para santri, sebagai tuntutan akademik, relasi sosial dan
lembaga ritual, lembaga pembinaan peraturan (Sulaeman, Ratri F. &
moral, lembaga dakwah dan yang paling Joefiani, P., 2014).
popular adalah sebagai institusi Stres dan gangguan pencernaan
pendidikan Islam yang mengalami jika tidak ditangani sejak dini akan
proses romantika kehidupan dalam berdampak pada kualitas hidup
menghadapi berbagai tantangan internal seseorang, kehidupan sosial, dan
maupun eksternal (Qomar, 2005). Selain akademik terutama untuk yang masih di
itu, menurut K.H. Imam Zakasyi, bangku sekolah. Stres yang parah juga
pondok pesantren merupakan lembaga akan memperburuk kesehatan fisik
pendidikan islam dengan sistem asrama secara keseluruhan dan akan
(boarding school), kyai sebagai sentral meningkatkan beban ekonomi untuk
figurnya dan masjid sebagai titik pusat pengobatan (Khan & Chaudary, 2014;
yang menjiwai (Suismanto, 2004). Talley, 2008).

Berdasarkan pendataan pondok 2. Metode Penelitian


pesantren tahun 2011-2012, terdata
Metode penelitian yang digunakan
27.230 pondok pesantren yang tersebar
adalah penelitian analitik kuantitatif
di Indonesia. Populasi terbesar berada di
dengan pendekatan cross sectional.
Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa
Penelitian dilakukan di Pondok
Tengah dan Banten yang berjumlah
Pesantren Tahfidhil Qur’an Al-
78,60% dari jumlah seluruh pondok
Mustaqimiyah Bogor pada bulan
pesantren di Indonesia. Berdasarkan
Agustus 2017. Subjek penelitian adalah
tipologi pondok pesantren, bahwa
santriwati yang telah memenuhi
pondok pesantren yang ada di Indonesia
persyaratan menjadi responden.
terdapat 5.044 (18,52%) sebagai pondok
Metode pengambilan sampel
pesantren kombinasi, yang
adalah secara Random Sistematic
pembelajarannya telah
Sampling dengan menggunakan rumus
mengkombinasikan pembelajaran kitab
Lemeshow uji 1 proporsi. Perhitungan
kuning dan ilmu science dan iptek.
dengan menggunakan aplikasi Sample
Sedangkan jumlah santri secara
Size, didapat nilai n sebesar 63. Untuk
keseluruhan adalah 3.759.198 orang
menghindari adanya bias data, peneliti
santri, terdiri dari 1.886.748 orang santri
menambahkan 10% dari jumlah sampel
laki-laki (50,19%) dan 1.872.450 orang
yang didapat, yaitu menjadi 74
santri perempuan (49,81%) (Analisis
responden.
Statistik Pendidikan Islam 2011/2012).
3. Hasil
3.1.Hasil Univariat
Tabel 1.
Gambaran Demografi, Tingkat Stres dan Pola Makan Responden Penelitian

Variabel Kategori Frekuensi Presentase


(n) (%)
Umur
Mean 13, 93
Min;Max 11;19
12 – 15 Tahun 55 79,7
16 – 19 Tahun 14 20,3
Tingkat Pendidikan I,II, dan III MTs/ SMP 40 58
I, II, dan III MA/ SMA 22 31,9
Takhasus 7 10,1
Lama Mukim ≤1 Tahun 45 65,2
>1 Tahun – 3 Tahun 17 24,6
>3 Tahun 7 10,1
Tingkat Stres Berat 3 4,3
Sedang 13 18,8
Ringan 22 31,9
Normal 31 44,9
Pola Makan Tidak Sesuai PUGS 68 98,6
Sesuai PUGS 1 1,4
Gejala Gangguan Berat 11 15,9
Pencernaan Sedang 48 69,6
Ringan 10 14,5

Berdasarkan Tabel 1, dapat pada tingkat stress ringan, sedang dan


diketahui bahwa rentangan umur berat masing-masing yaitu; 31,9%,
responden yaitu berada antara umur 11 18,8%, 4,3%. Sedangkan 98,6%
sampai 19 tahun dengan rata-rata umur responden memiliki pola makan yang
14 tahun dan sebagian besarberumur 12- tidak sesuai dengan PUGS (Pedoman
15 Tahun (79,7%). Sebagian besar yaitu Umum Gizi Seimbang) hanya 1,4% yang
58% responden berada pada tingkat memiliki pola makan sesuai dengan
pendidikan MTs/ SMP dan hanya PUGS. Kemudian responden yang
sebagian kecil yang berada pada tingkat memiliki gejala gangguan pencernaan
pendidikan MA/ SMA & Takhasus. terbesar berada pada gejala gangguan
pencernaan sedang yaitu sebesar 69,9%.
44,9% responden memiliki tingkat
stress normal dan responden yang berada
3.2.Hasil Bivariat
Tabel 2.
Hubungan Tingkat Stres dan Pola Makan dengan Gejala Gangguan Pencernaan Responden
Penelitian

Gejala Gangguan Pencernaan


Total
Variabel Bebas p-value
Berat Sedang Ringan
n % n % n % n %
Tingkat Stres
Berat 3 100 0 0 0 0 3 100
Sedang 2 15,4 10 76,9 1 7,7 13 100 0,002
Ringan 3 13,6 13 59,1 6 27,3 22 100
Normal 3 9,7 25 80,6 3 9,7 31 100
Pola Makan
Tidak Seuai 10 14,7 48 70,6 10 14,7 68 100
PUGS 0,069
Sesuai PUGS 1 100 0 0 0 0 1 100

Berdasarkan Tabel 2, hasil analisis dapat disebabkan salah satunya oleh


bivariate dengan menggunakan uji chi- adanya stres, sebagaimana diungkap
square dapat dilihat bahwa ada oleh Aksono & Aksono (2009),
hubungan bermakna antara tingkat stress Drossman & Swantkowski (2006), dan
dengan gejala gangguan pencernaan Hartono (2007) bahwa pada sistem
pada santriwati Pondok Pesantren pencernaan, stres mengakibatkan
Tahfidhil Qur’an Al-Mustaqimiyah beberapa gejala, diantaranya adalah
Bogor tahun 2017 (p<0,05). Sedangkan iskemia mukosa lambung, sekresi asam
pola makan dengan gejala gangguan lambung, mual-mual, radang usus, rasa
pencernaan tidak berhubungan bermakna panas pada perut, meningkatkan
(p<0,05) namun, terdapat kecenderungan motilitas pada esophagus, lambung,
proporsi responden yang memiliki pola usus kecil, usus besar, dan kolon.
makan tidak sesuai dengan PUGS Abnormal dari motilitas dapat
(Panduan Umum Gizi Seimbang) menghasilkan berbagai gejala
memiliki gejala gangguan pencernaan gastrointestinal mencakup muntah,
sedang (70,6%). diare, sembelit, sakit perut akut, dan
4. Pembahasan lain-lain.
4.1.Hubungan Tingkat Stres dengan Hasil penelitian ini sejalan dengan
Gejala Gangguan Pencernaan penelitian yang dilakukan oleh Susanti
dkk. (2011) yang menggunakan desain
Hasil uji statistik memperlihatkan penelitian case control study, mengenai
nilai (p-value = 0,002) yang faktor risiko dyspepsia pada mahasiswa
membuktikan bahwa ada hubungan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang
yang kuat antara tingkat stres dengan tinggal di asrama. Hasil penelitian
gejala gangguan pencernaan pada menunjukkan bahwa tingkat stres
santriwati di Pondok Pesantren berhubungan nyata dengan gejala
Tahfidhil Qur’an Al-Mustaqimiyyah dyspepsia, yaitu semakin tinggi tingkat
Bogor. Gejala gangguan pencernaan
stres akan berhubungan dengan sering usus bagian atas (Bathia & Tendon,
munculnya gejala dyspepsia (OR=7.03; 2005: Mertz, 2006).
CI 95%; 0.87 hingga 56.89). juga pada Enteric Nervous System (ENS)
penelitian Wahyuni dkk (2012), pada terhubung secara dua arah ke otak
260 mahasiswa strata 1 FKM membentuk “brain-gut-axis”. ENS
Universitas Hasanudin Makasar dapat berfungsi secara independen pada
menyatakan bahwa terdapat hubungan SSP (Susunan Saraf Pusat), sebuah
yang bermakna antara tingkat stres yang komunikasi dua arah antara dua organ
tinggi dengan kejadian gejala gastritis ini memungkinkan sinyal dari saluran
(p=0.025). gastrointestinal (misalnya sensasi
Dalam respon stres, impuls visceral) untuk mempengaruhi otak
aferen akan ditangkap oleh organ berkaitan dengan reflex regulasi dan
pengindra (mata, telinga, hidung dan suasana hati. Masukan inni pada
kulit), pengindra internal (baroreseptor, gilirannya dapat memberi efek
kemoreseptor) ke pusat saraf di otak. fisiologis di saluran gastrointestinal,
Pertama, akan terjadi sekresi sistem mengakibatkan perubahan motilitas,
saraf simpatis kemudian diikuti oleh sekresi dan fungsi kekebalan tubuh
sekresi simpatis-adrenal-moduler, dan (Bathia & Tandon, 2005 O’Mahony
akhirnya bila stres masih tetap ada dkk., 2011).
(Smeltzer, 2001; Mertz, 2006). Bila Stres dan gangguan
stres masih tetap ada, sistem pencernaan jika tidak ditangani sejak
hipotalamus-pituitari akan diaktifkan dini akan berdampak pada kualitas
memivu pelepasan CRF (Corticotropin hidup seseorang, kehidupan sosial, dan
Releasting Factor), ACTH (Adreno- akademik terutama untuk yang masih di
Corticotropic Hormone) dan kortisol bangku sekolah. Stres yang parah juga
yang mempengaruhi fungsi usus, akan memperburuk kesehatan fisik
komposisi dan pertumbuhan secara keseluruhan dan akan
microbiota, dan juga merangsang meningkatkan beban ekonomi untuk
sistem saraf simpatik. Stres mengubah pengobatan (Khan & Chaundary, 2014;
jumlah sel mast, EC sel, limfosit serta Talley, 2008). Selain itu hasil penelitian
neurotransmitter yang diproduksi, yang berbasis survey populasi di Korea
semuanya terlibat dalam aktivasi Selatan pada 2014 subyek menunjukkan
kekebalan mukosa dan selanjutnya bahwa stres menempati peringkat
berinteraksi dengan gut microbiota dan tertiggi (73,5%) sebagai faktor risiko
gut function (Qin, dkk, 2014). terjadinya kanker lambung (Oh dkk,
Selanjutnya, stres yang parah 2009).
atau jangka panjang dapat Dari pernyataan di atas,
mengakibatkan perubahan jangka peneliti menyimpulkan pihak Pondok
panjang dalam respon stres (plasticity), Pesantren Tahfidhil Qur’an Al-
yang menyebabkan peningkatan sintesis Mustaqimiyyah Bogor perlu melakukan
CRF. CRF adalah mediator kunci dari upaya promosi kesehatan, salah satunya
respon pusat stres yang merangsang terkait keterampilan mengontrol stress
usus secara langsung melalui reseptor supaya tidak berdampak pada kesehatan
CRF-1 dan CRF-2. Reseptor CRF-1 sistem pencernaan dan kesehatan
merangsang kontraksi kolon, sedangkan lainnya, selain itu pihak pondok
reseptor CRF-2 mengurangi aktivitas pesantren juga diharapkan senanttiasa
menyediakan fasilitas yang dapat kecenderungan proporsi responden
membantu mengurangi stres santriwati. yang memiliki pola makan tidak sesuai
Hal tersebut juga sebagai salah satu dengan PUGS memiliki gejala
bentuk pelaksanaan dari Peraturan gangguan pencernaan sedang (70,6%).
Menteri Agama Republik Indonesia Sebagaimana diungkap oleh Brunner
Nomor 13 Tahun 2014 tentang dan Suddarth (2001) secara alami
Pendidikan Keagamaan Islam pasal 8 lambung akan terus memproduksi asam
bagian pondok pesantren, bahwa lambung setiap waktu dalam jumlah
pondok pesantren wajib memenuhi yang kecil setelah 4-6 jam sesudah
persyaratan kenyamanan dan kesehatan makan biasanya kadar glukosa dalam
(Kemenag, 2014). darah telah banyak terserap dan terpakai
Hal tersebut juga didukung sehingga tubuh akan merasakan lapar
oleh penelitian yang dilakukan oleh dan pada saat itu jumlah asam lambung
Haris dkk (2013) pada mahasiswa di terstimulasi. Bila seseorang telat makan
ISID (Istitut Study Islam Darussalam) 2 sampai 3 jam, maka asam lambung
Boarding School Gontor Ponorogo, yang diproduksi semakin banyak dan
bahwa keterampilan mengontrol stres berlebih.
secara positif dapat mempengaruhi Hasil penelitian ini tidak
perilaku akademik. Yang mana dalam sejalan dengan penelitian yang
penelitian tersebut disimpulkan bahwa dilakukan oleh Nasution (2001) yang
sangat penting bagi siswa untuk belajar menyatakan terdapat hubungan
mengontrol stres sehingga dapat bermakna antara porsi makan dengan
mengatasi lingkungan akademik gastritis. Menurut Depkes (2008) dilhat
boarding school yang menegakan ISID dari porsi bahan makanan yang
(Istitut Study Islam Darussalam) dimakan setiap hari harus mengikuti
Boarding School Gontor Ponorogo. pedoman gizi seimbang yaitu hidangan
tersusun atas makanan pokok (3-5
porsi/hari), lauk (2-3 porsi/hari),
4.2.Hubungan Pola Makan dengan Gejala sayuran 2-3 porsi/hari) dan buah (3-5
Gangguan Pencernaan porsi/hari), sedangkan porsi makan
santri di Pondok Pesantren Tahfidhil
Hasil uji statistik dengan uji
Qur’an Al-Mustaqimiyyah, dilihat dari
Pearson Chi-Square bahwa tidak
jenis bahan makanan yang dimanan
terdapat hubungan antara pola makan
setiap hari (98,6%) belum mengikuti
dengan gejala gangguan pencernaan
pedoman umum gizi seimbang,
pada santriwati Pondok Pesantren
sehingga banyak santri yang berisiko
Tahfidhil Qur’an Al-Mustaqimiyyah
terjadi gejala gangguan pencernaan.
(nilai p = 0.069). Namun terdapat
5. Kesimpulan dan Saran makan tidak sesuai dengan PUGS
(Panduan Umum Gizi Seimbang),
5.1. Kesimpulan >60% responden memiliki gejala
gangguan pencernaan tingkat sedang.
Lebih dari 70% responden berusia 12-
15 tahun, >50% responden berada pada Hasil uji statistik pearson chi-square
tingkat pendidikan MTs/ SMP, >60% antara tingkat stress dan gejala
responden telah tinggal <1 tahun. >40% gangguan pencernaan (p=0,002)
responden berada pada tingkat stress sedangkan antara pola makan dan gejala
normal, >90% responden memiliki pola
gangguan pencernaan (p=0,069) namun, Aritonang, E. Siagian Albiner., (2003).
terdapat kecenderungan proporsi Hubungan Konsumsi Pangan
responden yang memiliki pola makan dengan Gizi Lebih pada Anak TK
tidak sesuai dengan PUGS memiliki di Kotamadya Medan Tahun 2003.
gejala gangguan pencernaan sedang Lembaga Penelitian Universitas
(70,6%). Sumatera Utara.

5.2. Saran Brunner & Suddarth. (2001). Buku jar


keperawatan medical bedah. Alih
Berdasarkan hasil penelitian ini Bahasa Agung Waluyo, edisi 8
disarankan kepada santriwati Pondok Jakarta: EGC.
Pesantren Tahfidhil Qur’an Al-
Mustaqimiyah agar meningkatkan Chandra, Budiman. (2008). Metodologi
kesadaran diri untuk dapat mengontrol Penelitian Kesehatan. Jakarta:
stress dengan baik, dan memperbaiki EGC.
pola makan yang sesuai dengan PUGS.
Dukungan pondok untuk menyediakan Corwin, Elizabeth J. (2009). Patofisiologi:
asupan sesuai PUGS setiap hari akan Buku Saku. Editor edisi bahasa
membantu meningkatkan santriwati Indonesia oleh Egi Komara Yudha,
untuk menkonsumsi asupan sesuai dkk. Jakarta: EGC.
PUGS.
Dahlan. M. S. (2009). Langkah-langkah
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan membuat Proposal Penelitian
dapat meneliti variabel yang tidak Bidang KEdokteran dan
diteliti dalam penelitian ini (Dampak Kesehatan. Seri 3 cetakan 2.
Psikologis, Kognitif, Interpersonal dll). Jakarta Sagung Seto.

DAFTAR PUSTAKA Davey, P. (2005) At a Glance Medicine.Alih


bahasa oleh Annisa Rahmalia dan
Aksono, B. T., & Aksono G.H. (2009). Cut Novianti; editor oleh Amalia
Bebas Masalah Pencernaan. Safitri. Jakarta: Erlangga.
Yogyakarta: Kanasius.
Drossman, Dauglas A., & Swantkowski,
Alberda, C., dkk. (2006). Malnutrition: Melissa (2006). History of
Etiology, Consequences, and Fungtional Disorders. UNC Center
Assessment of a Patient at Risk for Fungtional GI & Motility
Best Practice & Research Clinical Disorder.
Gastroenterology 20, 3, 419-439.
Drossman, douglas A., & Dumitrascu, Dan
Analisis Statistik Pendidikan Islam L. (2006). Rome III: New Standard
2011/2012. Analisis dan for Functional Gastrointestinal
Interpretasi Data pada Pondok Disorders. J Gastrointestin Liver
Pesantren, Madrasah Diniyah Dis, 15, 3, 237-241.
(Madin), Taman Pendidikan
Qur’an (TPQ) Tahun Pelajaran Gleadle, J. (2007). At a Glance Anamnesis
2011-2012 (www.pontrenalis.com, dan Pemeriksaan Fisik. Alih
dikutip pada 15 Mei 2017 jam bahasa oleh Annisa Rahmalia;
19.34 WIB). editor oleh Amalia Safitri. Jakarta:
Erlangga.
Hancock, Peter A. & Szalma, James L. Journal of Behavioural Sciences,
(2008). Performance under Stress. Vol. 20.
USA: Ashgate Publishing
Company. Kementerian Kesehatan RI (2012).
Gambaran Penyakit Tidak Menular
Hardiansyah & D. Briawan. (2005). di Rumah Sakit di Indonesia Tahun
Penilaian dan Perencanaan 2009 dan 2010. Jakarta: Pusat Data
Konsumsi Pangan. Gizi dan Informasi Kementerian
Masyarakat dan Sumber Berdaya Kesehatan RI.
Keluarga. Fakultas Pertanian IPB
Bogor. Khan, Ayaz M & Chaundary, Ali M. (2014).
Impact of Stress among Students of
Harper L.J at all. (2006). Pangan Gizi dan a Public Sector University. Journal
Pertanian. Diterjemahkan of Research and Reflections in
Suhardjo. UI Press. Jakarta: UI. Education, 8, 1, 48-54.
Hartono, L. (2007). Stress dan Stroke. Kumar, P. & Clark, Michael L. (2012).
Yogyakarta: Kanasius. Clinical Medicine Eight Edition.
Spanyol: Sounder Elsevier.
Hasan, Aliah B. P. (2008). Pengantar
Psikologi Kesehatan Islam. Lazaruz, Richard S. (2006). Stress and
Jakarta: Rajawali Pers. Emotions: a New Synthesis. New
York: Springer Publishing
Hastono, Susanto P. (2007). Basic Data Company.
Analysis for Health Research
Training Analisis Data Kesehatan. Losyk, Bob. (2007). Kendalikan Stres Anda!
Depok:UI. Cara Mengatasi Stres dan Sukses
di Tempat Kerja. Jakarta:
Health World Limited. (2014). Metagenics Gramedia Pustaka Umum.
Health Appraisal Questionnare.
Health World Limited. Makmun, D. dkk (2014). Changing Trends
(mail@healthworld.com.au dikutip in Gastrointestinal Malignancy in
pada 11 Juni 2017 jam 20.48 WIB) Indonesia: The Jakarta Experience.
Journal of Cancer Research &
Imron, Moch & Munif, Amrul (2010). Therapy, 2 (9), 160-168.
Metodologi Penelitian Bidang
KEsehatan Bahan Ajar untuk Miwa, H. (2012). Life Style in Persons with
Mahasiswa. Jakarta: Sangung Seto. Fungtional Gastrointestinal
Disorders – Large-Scale Internet
Jung, Hye-Kyung. (2011). Rome III Criteria Survey of Lifestyle in Japan.
for Functional Gastointestinal Neurogastronterol Motil 24, 464-
Disorders: Is There a Need for a e217.
Better Definition? Journal
Neurogastroenterol Motil 17, 3, Morrison-Valfre, Michele. (2001).
211-212. Foundations of Metal Health Care.
United States of America: Elsevier
Kausar. (2010). Perceived stress, academic Mosby.
workloads and use of cping
strategies by university students.
Muttaqin, A. & Sari, K. (2011). Gangguan evidence from university students.
Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan Academy of Educational
Keperawatan Medikal Leadership Journal. Vol. 13. No.1
Bedah.Jakarta: Salemba Medika.
Riwidikdo, H. (2009). Statistik Kesehatan.
National Safety Council. (2004). Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Manajemen Stress. Jakarta: EGC.
Riyanto, Agus. (2011) Aplikasi Metodologi
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan Penelitian Kesehatan.Yogyakarta:
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Nuha Medika.
Rineka Cipta.
Safaria, T. & Saputra, NE. (2009).
Notoatmodjo, Soekidjp. (2010). Metodologi Manajemen Emosi, Jakarta: Bumi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Aksara.
Renika Cipta.
Sayuti, Kesuma dan Effendi. (2004). Pola
Osorio, Sergeant C. dkk., (2012). Prevalence Konsumsi Pangan Sumber Protein
of Post-Traumatic Stress Disorder Mahasiswa Fakultas Pertanian
and Physical Health Complaint Universitas ANDALAS. Stigma
Among Portuguese Army Special Volume XII No.2, April-Juni 2004.
Operation Forces Deployed in Fakultas Pertanian, Universitas
Afganistan. Military Medicine 177, Andalas.
957-962.
Sediaoetama, A. D. (2004). Ilmu Gizi untuk
Pearce, Evelyn C. (2009). Anatomi dan Mahasiswa dan Profesi. Jakarta:
Fisiologi untuk Paramedis. Alih Dian Rakyat.
bahasa oleh Sri Yuliani Handoyo.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Seiffge-Krenke, I., dkk (2009). Changes in
Stress Perception and Coping
Potter, Patricia A. & Perry, Anne G. (2005). During Adolecence: The Role of
Buku Ajar Fundamental Situastional and Personal Factor.
Keperawatan: Konsep Proses, dan Journa Compilation, Society for
Praktik Ed. 4. Alih bahasa oleh Research in Child Development,
Yusmin Asih; editor edisi bahasa Vol. 80, No. 1, 259-279.
Indonesia oleh Devi Yulianti dan
Monica Ester. Jakarta: EGC. Soeparmanto, Sri A., dkk. (2007). Pedoman
Penyelenggaraan dan Pembinaan
Praag, Herman M. V. dkk (2004). Stres the Pos Kesehatan Pesantren. Jakarta:
Brain and Depression. United Departemen Kesehatan RI
Kingdom: Cambridge University Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Press. Masyarakat.
Qomar, Mujamil. Pesantren Dari Suhardjo. (1989). Sosio Budaya Gizi. PAU
Transformasi Metodologi Menuju Pangan & Gizi. IPB; Bogor
Demokratisas Institusi, Jakarta:
Erlangga, 2005, h.2. Suismanto. (2004). Menelusuri Jejak
Pesantren. Yogyakarta: Alif Press.
Rafidah, K. et all (2009). Stress and
academic performance: eperical
Suismanto. (2004). Menelusuri Jejek Williams, Linda S. & Hopper, Paula D.
Pesantren. Yogyakarta: Alif Press. (2015). Understanding Medical
Surgical Nursing. Philadelphia:
Sujarweni, V. Wiratna. (2014). Panduan Davis Company.
Penelitian Keperawatan dengan
SPSS. Yogyakarta: Pustaka Baru Yosep, I (2007). Keperawatan Jiwa.
Press. Bandung: Refika Aditama.
Sulaeman, Ratri F. & Joefiani P. (2014).
Derajat Stres dan Stategi Koping
Stres Siswa Tsanawiyyah Al-
Furqon Islamic Boarding School.
Tugas Akhir, Fakultas Psikologi,
Universitas Padjadjaran.
Sulaeman, Ratri F. & Joefiani P. (2014).
Derajat Stres dan Strategi Koping
Stres Siswa Tsanawiyyah Al-
Furqon Islamic Boarding School.
Tugas Akhir, Fakultas Psikologi,
Universitas Padjadjaran.
Susanti, A. dkk (2011). Faktor Risiko
Dispepsia pada Mahasiswa Institut
Pertanian Bogor (IPB). Jurnal
Kedokteran Indonesia, Vol 2, No.1
80-91.
Swarjana, I. K. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
ANDI
Talley, N. J. (2008). Fungtional
Gastrointestinal Disorders as a
Public Health Problem.
Neuogastroenterol Motil, 20, 1,
121-129.
Tan, H. T. & Rahardja, K. (2010). Obat-
obat Sederhana untuk Gangguan
Sehari-hari. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Umar, Husain (2005). Riset Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai