Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HERNIA

A. Konsep Dasar Penyakit


1 Definisi
Hernia adalah suatu benjolan/penonjolan isi perut dari rongga normal melalui
lubang kongenital atau didapat. (Mansjoer Arif, 2001)
Hernia adalah penonjolan usus melalui lubang abdomen atau lemahnya area
dinding abdomen. (Swearingen, 2001).

2 Etiologi
Penyebab hernia antara lain
a. Hernia inguinalis indirect, terjadi pada suatu kantong congenital yang
merupakan sisa dari prosesus vaginalis
b. Strain :
- Kerja alat yang sangat kuat
- Mengangkat beban berat
- Batuk berkepanjangan/batuk kronis
- Mengedan sewaktu miksi dan defikasi
c. Peregangan alat abdomen karena meningkatnya tekanan intra abdomen .
Obesitas (lemak) dapat terjadi pendorongan timbulnya hernia inguinalis
direct pada umbilikus dan kiatus hernia.

3 Patofisiologi
Kanalis inguinalis adalah suatu saluran yang normal pada fetus, paa bulan ke-
8 kehamilan terjadi densesus festikularum, (penurunan testis pada janin laki-laki)
melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritoneum ke dalam
skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut vaginalis peritonii. Bila
bayi lahir, pada umumnya peruses vaginalis melalui kanalis tersebut, tetapi dalam
beberapa hal belum menutup. Kaena testis kiri turun lebih dahulu dari yang kanan
maka kanlis inguinalis yang kanan lebih sering tertutup, dalam keadaan normal
kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan, dan bila kanalis terbuka
terus karena prosesus tidak terablitrasi, maka akan terjadi hernia inguinalis lateralis
congenital. Pada orang tua kanalis tetap menutup, namun karena ini merupakan lokus
minoris resintesia (tempat dengan daya tahan terkeci) maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intra abdomen meningkat bisa mengakibatkan timbulnya
hernia inguinalis lateralis, hal ini banyak dijumpai pada laki-laki karena sewaktu
janin terjadi penurunan testia melalui kanalis inguinalis kemudian membentuk suatu
tonjolan peritoneum disebut prosesus inguinalis peritonii dimana setelah bayi lahir
akan terjadi ablitrasi. Pada laki-laki lanjut usia terjadi regenerasi sel-sel dan jaringan
ditunjang dengan factor pekerjaan, menyebabkan kana;lis ingunalis terbuka sehingga
terjadi penurunan isi hernia. Pada kondisi sebelum dilakukan tindakan pembedahan
pasien akan mengalami masalah nyeri akut dan cemas dan pada situasi post operasi
pasien akan mengalami masalah retensi urine karena efek dari pembiusan, kurang
pengetahuan, nyeri akut dan risiko infeksi dan sindrom kurang perawatan diri

4 Klasifikasi Hernia
a. Hernia reponsibilis
Ialah hernia yang dapat masuk kembali ketika penderitatidur terlentang atau
dapat dimasukkan oleh penderita atau ahli bedah. Usus, terdengar gemuruh
sewaktu reduksi, bagian usus pertama lebih sulit direduksi daripada bagian
terakhir
b. Hernia Irreponibilis
Ialah apabila isinya tidak dapat dikembalikan ke dalam abdomen dan tidak
tampak adanya komplikasi
c. Hernia obstruksi
Hernia obstruksi merupakan hernia irreponibilis yang berisi usus dimana
lumennya mengalami obstruksi dari luar atau
d. Hernia strangulasi
Hernia akan mengalami strangulasi bila suplai darah terhadap isinya sangat
terganggu yang dapat mengakibatkan gangrene
Berdasarkan lokasinya hernia dapat dibedakan menjadi
a. Hernia inginalis indirect : lengkung usus keluar melalui kanalis inguinalis dan
mengikuti korda spermatikus (pria) atau ligament sekitar (wanita) ini
diakibatkan dari gagalnya proses vaginalis untuk menutup dan setelah testis
menurun kedalam skroyum/fiksasi ovarium
b. Hernia inguinalis direct : lengkung usus keluar melalui kanalis inguinalis
posterior
c. Hernia femoralis : lengkung usus melalui dinding femoralis turun ke kanalis
femoralis
d. Hernia umbilicus lebih umum pada anak-anak, dimana lengkung usus keluar
melalui cincin umbilicus yang gagal menutup
e. Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui annulus inguinalis
lateralis menelusuri inguinalis medialis eksterna. Kanalis inguinalis pada pria
yang normal berisi fesikulus spermatikus, vasa spermatika, nervus
spermatikus muskulus kremaster prosesus vaginalis peritonii dan ligamentum
rotundum.
Menurut nama penemunya :
a. Hernia Petit (di daerah lumbosakral)
b. Hernia Spigelli (terjadi pada lenea semi sirkularis) di atas penyilangan rasa
epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominis bagian lateral.
c. Hernia Richter : yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang
terjepit.

5 Tanda dan gejala


a. Perubahan pada bising usus :
- Suara yang keras, sering dan nada yang tinggi terdengar pada keadaan
obstruksi yang sedang terjadi
- Bising usus tidak terdengar ketika peristaltic terhenti
b. Muntah-muntah
c. Nyeri abdomen
- Pada saat obstruksi terjadi nyeri kolik
- Rasa nyeri terjadi lebih konstan dan menyebar pada distensi atau
kembung
d. Perut kembung
e. Terdapat benjolan pada perut/pelipatan paha/skrotalis yang membesar saat
berdiri dan aktifitas dengan peningkatan tekanan abdomen seperti menangis,
mengedan

6 Penatalaksanaan Medis
a. Pada hernia inguinalis lateralis reponibilis maka dilakukan tindakan bedah
efektif karena ditakutkan terjadi komplikasi.
b. Pada yang ireponibilis, maka diusahakan agar isi hernia dapat dimasukkan
kembali. Pasien istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat diit halus.
Dilakukan tekanan yang kontinyu pada benjolan misalnya dengan bantal
pasir. Baik juga dilakukan kompres es untuk mengurangi pembengkakan.
Lakukan usaha ini berulang-ulang sehingga isi hernia masuk untuk kemudian
dilakukan bedah efektif di kemudian hari atau menjadi inkarserasi.
c. Pada inkerserasi dan strangulasi maka perlu dilakukan bedah darurat.
d. Tindakan bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia dan
herniorafi (menjahit kantong hernia). Pada bedah efektif manalis dibuka, isi
hernia dimasukkan,kantong diikat dan dilakukan bassin plasty untuk
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
Pada bedah darurat, maka prinsipnya seperti bedah efektif. Cincin hernia
langsung dicari dan dipotong. Usus dilihat apakah vital/tidak. Bila tidak
dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus dan
anastomois end to end.

7 Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diameter anulus inguinalis
WOC

Proximal prosesus vaginalis gal menutup


peritonitis
Membentuk kantung hernia
perforasi
Viskus abdomen masuk
Isi hernia nekrosis
Terbuka pindah lokasi pngkatan tek intra
abdomen&kelemahan otot dinding trigonum HasselBach
Peredaran darah terganggu
Membentang dalam kantung testis menonjol kebelakang canalis inguinalis
Jepitan cincin hernia semakin bertambah
Menyatu dg tunika vaginalis
Vasokontriksi vaskuler benjolan yang hilang timbul
Desakan/tekanan
Tindakanpembedahan Hernia lengkap
Nyeri akut cemas
Jepitan cincin hernia

Post herniotomi

Pengetahuan rendah
Penggunaan anastesi Luka insisi Port de entry nyeri akibat luka insisi

Pemenuhan ADL dibantu


Kurang Nyeri Rikiso
Retensi urine Pengetahuan akut infeksi Sindrom Kurang
Perawatan diri
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Pre Operasi
1 Pengkajian pre operasi
a. Aktivitas/istirahat
Gejala: malaesa
Tanda: bergerak dengan hati-hati, gelisah
b. Sirkulasi
Tanda: takikardi
c. Eleminasi
Gejala : konstipasi
Tanda : distensi abdomen, nyeri, perubahan bising usus, terdapat benjolan
pada abdomen/pelipatan paha/ skrotum yang membesar dengan
peningkatan tekanan abdomen
d. Makanan/cairan
Gejala: anoreksia, mual dan muntah
e. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri melilit hilang timbul pada perut (kolik), meningkat karena
berjalan, bersin, batuk dan nafas dalam (nyeri berhenti diduga terjadi
penurunan bising usus/paralysis). Lokasi nyeri tergantung lokasi herniasi
f. Pernafasan
Tanda : takepnea, pernafasan dangkal
g. Integritas ego
Gejala : masalah dengan kelurga, pekerjaan, keuangan, rencana
pembedahan
Tanda : cemas, menangis, respon emosi berlebihan, penyangkalan
h. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat kondisi lain yang berhubungan dengan nyeri abdomen
dapat terjadi pada semua usia.

2 Diagnosa keperawatan pre operasi


a. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik, sumbatan pembuluh
darah, obstruksi lumen usus, manifestasi psikologi: cemas, takut ditandai
dengan keluhan nyeri, prilaku berhati-hati/distraksi, wajah meringis dan
respon otonomik, skala nyeri (0-10)
b. Cemas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman/perubahan pada status
kesehatan/sosioekonomi, fungsi peran, pola interaksi, perpisahan dengan
keluarga ( hospitalisasi, pengobatan), perasaan interpersonal ditandai
dengan mengekspresikan masalah tentang adanya perubahan, takut akan
konsekuensi tak spesipik, respon prilaku, fisiologi. Afektif dan kognitif
3 Intervensi Keperawata Pre operasi

DIAGNOSA INTERVENSI
NO TUJUAN KRITERIA HASIL RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
1 2 3 4 5 6
1 Nyeri akut berhubungan Setelah diberikan asuhan - Melaporkan nyeri 1. Kaji nyeri, perhatikan 1. Dengan mengetahui
dengan hiperperistaltik, keperawatan selama 1x6 terkontrol lokasi, intensitas(skala 0- intensitas nyeri membantu
- Tampak rileks
sumbatan pembuluh jam diharapkan nyeri 10), lama kita dalam memberikan
- Mampu untuk
darah, obstruksi lumen pasien teratasi asuhan keperawatan
tidur/istirahat dengan
usus, manifestasi 2. Observasi tanda-tanda
tepat 2. Perubahan pada tanda-tanda
psikologi: cemas, takut vital
vital merupakan salah satu
ditandai dengan keluhan
parameter terhadap nyeri
nyeri, prilaku berhati-
yang dirasakan
3. Ciptakan lingkungan yang
hati/distraksi, wajah
nyaman 3. Lingkungan yang nyaman
meringis dan respon
memberikan rasa tenang dan
otonomik, skala nyeri
4. Bantu pasien mencapai dapat rileks
(0-10)
posisi yang nyaman
4. Posisi yang nyaman dapat
5. Ajarkan tehnik relaksasi mengurangi rasa nyeri
sperti menarik nafas dalam
5. Tehnik relaksasi dan distraksi
dan distraksi seperti
merupakan manajemen
DIAGNOSA INTERVENSI
NO TUJUAN KRITERIA HASIL RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
melakukan hal yang dalam mengatasi nyeri
disukai ( menonton tv,
mendengarkan musik atau
membaca koran)

6. Kolaborasi dalam
- Tampak rileks 6. Analgetik merupakan obat
- Menyatakan pemberian analgetik
anti nyeri yang dapat
pengetahuan yang
memblok reseptor-reseptor
akurat tentang
nyeri sehingga nyeri
kondisinya
berkurang dan hialang
- Melaporkan
1 Ciptakan hubungan
penurunan kecemasan 1 Menambah rasa percaya
salaing percaya, tunjukkan
sampai tingkat dapat pasien kepada perawat
sikap empati dan kesiapan
ditangani sehingga pasien
dalam membantu
menceritakan permasalahan
2 Cemas berhubungan Setelah diberikan askep yang dialaminya
2 Dorong pasien/orang
dengan krisis situasi, selama 1x24 jam
terdekat untuk menyatakan 2 Membantu dalam
ancaman/perubahan pada diharapkan masalah
masalah atau perasaannya pengungkapan masalah yang
status cemas pasien teratasi
dialami pasien
3 Diskusikan bersama
DIAGNOSA INTERVENSI
NO TUJUAN KRITERIA HASIL RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
kesehatan/sosioekonomi, pasien masalah atau
3 Mengurangi kecemasan
fungsi peran, pola perasaan negatif
pasien
interaksi, perpisahan
4 Berikan penguatan atas
dengan keluarga
penjelasan sebelumnya
4 Menambah pengetahuan
( hospitalisasi,
tentang penyebab, proses
pasien tentang kondisinya
pengobatan), perasaan
penyakit, prognose dan
interpersonal ditandai
rencana perawatan
dengan mengekspresikan
selanjutnya
masalah tentang adanya
5 Jaga privasi pasien selama 5 Meningkatkan rasa percaya
perubahan, takut akan
tindakan keperawatan pasien
konsekuensi tak
6 Diskusikan bersama 6 Membantu pasien dalam
spesipik, respon prilaku,
pasien tentang beberapa memecahkan masalah yang
fisiologi. Afektif dan
mekanisme pertahanan dialami pasien
kognitif
yang mungkin digunakan
oleh pasien dan dorong
penggunaannya
7 Meningkatkan rasa percaya
7 Berikan umpan balik diri pasien
positif atas usaha pasien
DIAGNOSA INTERVENSI
NO TUJUAN KRITERIA HASIL RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
4. Implementasi (sesuai dengan intervensi)
5. Evaluasi pre operasi:
- Nyeri pasien terkontrol
- Pasien tampak tenang dan tidak cemas

Post Operasi
1 Pengkajian post operasi
a. Aktivitas/istirahat
Gejala: malaesa
Tanda: bergerak dengan hati-hati, gelisah
b. Sirkulasi
Tanda: takikardi, hipotensi
c. Eleminasi
Tanda : distensi abdomen, nyeri, perubahan bising usus.
d. Makanan/cairan
Gejala: anoreksia, mual dan muntah
e. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri pada area luka operasi, bertambah saat bergerak, bersin,
batuk dan nafas dalam. Lokasi nyeri tergantung lokasi berherniasi
f. Pernafasan
Tanda : takepnea, pernafasan dangkal
g. Integritas ego
Gejala : masalah dengan kelurga, pekerjaan, keuangan, pembedahan
Tanda : cemas, menangis, respon emosi berlebihan, penyangkalan
h. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Kebutuhan akan informasi prognosa, rencana perawatan
selanjutnya dan perawatan luka

2 Diagnosa keperawatan pre operasi


a. Nyeri akut berhubungan dengan trauma sekunder terhadap luka operasi,
distensi jaringan usus yang ditandai dengan melaporkan nyeri, distraksi:
focus pada diri sendiri, wajah meringis, prilaku berhati-hati, melindungi
bagian tubuh ang trauma, perubahan tonus otot, respon otonomik, skala
nyeri (0-10)
b. Risiko infeksi berhubungan dengan factor risiko kerusakan pertahanan
primer kulit: insisi bedah, kerusakan pertahanan. Sekunder: anemi,
malnutrisi
c. Retensi urine berhubungan dengan nyeri, trauma dan penggunaan anestesi
selama pembedahan abdomen ditandai dengan menyatakan sulit berkemih
dan rasa tidak nyamam pada simfisis, distensi bleder.
d. Kurang pengetahuan tentang prognosis, penatalaksanaan dan perawatan
selanjutnya berhubungan dengan keterbatasan informasi, mudah lupa,
keterbatasan kognitif, misinterpretasi data, keterbatasan ketertarikan
belajar, tidak familiar dengan sumber informasi yang ditandai dengan
pasien tampak bertanya-tanya tentang perawatan operasi, diet, prognoa
dan penatalaksanaan selanjutnya
e. Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan keletihan pasca
operasi dan nyeri
3 Intervensi Keperawata Pre operasi

DIAGNOSA INTERVENSI
NO TUJUAN KRITERIA HASIL RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
1 2 3 4 5 6
1 Nyeri akut Setelah diberikan asuhan - Ungkapan verbal nyeri 1 Kaji nyeri, catat lokasi, 1 Dengan mengetahui
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 berkurang karakteristik, beratnya intensitas nyeri membantu
- Skala nyeri berkurang
trauma sekunder jam diharapkan nyeri (skala 0-10), selidiki dan kita dalam memberikan
- Tampak rileks
terhadap luka operasi, pasien terkontrol - Mampu untuk laporkan perubahan nyeri asuhan keperawatan
distensi jaringan usus tidur/istirahat dengan dengan tepat
yang ditandai dengan tepat 2 Perubahan pada tanda-tanda
2 Pantau adanya perubahan
- Tanda-tanda vital
melaporkan nyeri, vital merupakan salah satu
tanda-tanda vital terhadap
dalam batas normal
distraksi: focus pada parameter terhadap nyeri
nyeri
diri sendiri, wajah yang dirasakan
meringis, prilaku
3 Ciptakan lingkungan yang 3 Lingkungan yang nyaman
berhati-hati,
nyaman memberikan rasa tenang dan
melindungi bagian
dapat rileks
tubuh ang trauma,
4 Bantu pasien mencapai
4 Posisi yang nyaman dapat
perubahan tonus otot,
posisi yang nyaman
mengurangi rasa nyeri
respon otonomik, 5 Ajarkan tehnik relaksasi
5 Tehnik relaksasi dan
skala nyeri (0-10) sperti menarik nafas dalam
distraksi merupakan
DIAGNOSA INTERVENSI
NO TUJUAN KRITERIA HASIL RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
dan distraksi seperti manajemen dalam mengatasi
melakukan hal yang disukai nyeri
( menonton tv,
mendengarkan musik atau
membaca koran)
6 Mobilisasi dini dapat
6 Dorong mobilisasi dini memperlancar peredaran
darah sehingga saraf- saraf
mendapat nutrisi sehingga
- Tanda-tanda vital
nyeri berkurang
dalam batas normal
- Keadaan luka baik, 7. Analgetik merupakan obat
tanda infeksi 7 Kolaborasi dalam anti nyeri yang dapat
(kalor,rubor, dolor, pemberian analgetik memblok reseptor-reseptor
tumor dan funktio nyeri sehingga nyeri
laisa) tidak terjadi berkurang dan hialang
1 Mengetahui keadaan luka,
1 Pantau dan catat
bila terdapat kemerahan, pus
karakteristik luka
merupakan tanda dari infeksi
dan memudahkan dalam
DIAGNOSA INTERVENSI
NO TUJUAN KRITERIA HASIL RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
2 Risiko infeksi Setelah diberikan askep memilih tindakan selanjutnya
berhubungan dengan selama 3x24 jam
2 Monitoring tanda vital, 2 Dugaan adanya infeksi atau
factor risiko kerusakan diharapkan infeksi tidak
demam, menggigil, terjadinya sepsis, abses,
pertahanan primer terjadi pada pasien
berkeringat, perubahan peritonitis
kulit: insisi bedah,
mental, meningkatnya nyeri
kerusakan pertahanan.
3 Menurunkan risiko
3 Lakukan pencucian tangan
Sekunder: anemi,
penyebaran infeksi
yang baik dan perawatan
malnutrisi
luka aseptik

4 Tekankan pentingnya 4 Mengurangi risiko infeksi


menjaga kebersihan
disekitar luka operasi
5 Meningkatkan status gizi
5 Berikan asupan nutrisi kaya
- pasien berkemih tanpa pasien sehingga membantu
kesulitan. karbohidrat, tinggi protein,
pembentukan pertahanan
- Haluaran urine 100 ml vitamin dan mineral
tubuh yang adekuat
selama setiap
berkemih dan adekuat 6 Observasi 6 Membantu dalam pemberian
keadaan luka,
(kira-kira 1000-1500 intervensi berikutnya
tanda-tanda infeksi (rubor,
DIAGNOSA INTERVENSI
NO TUJUAN KRITERIA HASIL RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
ml) selama periode 24 dolor, kalor, tumor,
jam. fungsiolesia)
7 Antibiotik dapat menurunkan
- Distensi blader tidak
7 Kolaborasi dalam pemberian pertumbuhan kuman yang
ada
antibiotika menimbulkan infeksi

1 Memudahkan dalam
memberikan intervensi
1 Kaji dan catat distensi
suprapubik atau keluhan
2 Mengetahui produksi urine
pasien tidak dapat
- Ungkapan verbal
berkemih.
mengerti tentang
2 Pantau haluarna urine. Catat
perawatan luka, diet
dan laporkan berkemih yang 3 Membantu pasien dalam
prognosis dan
sering < 100 ml dalam suatu berkemih
Retensi urine
penatalaksanaan
waktu.
3 berhubungan dengan Setelah diberikan askep
selanjutnya
nyeri, trauma dan selama 1x8 ja diharapkan - Mampu mengulang
3 Permudah berkemih dengan
penggunaan anestesi retensi urine pada pasien penjelasan petugas
mengimplementasikan :
selama pembedahan tidak terjadi
pada posisi normal untuk
DIAGNOSA INTERVENSI
NO TUJUAN KRITERIA HASIL RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
abdomen ditandai berkemih rangsang pasien 1 Mengetahui tingkat
dengan menyatakan dengan mendengar air pengetahuan pasien
sulit berkemih dan mengalir/tempatkan pada
rasa tidak nyamam baskom hangat. 2 Menambah pengetahuan
pada simfisis, distensi pasien
bleder.
1 Kaji ulang pembatasan
3 Menambah pengatahuan
aktifitas pasca operasi
pasien terhadap perawatan
(mengangkat berat,
- Ungkapan verbal post operasi
olahraga)
kebutuhan aktifitas 2 Dorong aktifitas sesuai
kebutuhan sehari-hari toleransi dengan periode
terpenuhi istirahat secara periodik
- Pasien dalam kondisi
4 Membantu dalam penentuan
3 Diskusikan kembali
bersih
Kurang pengetahuan intervensi
- Pasien dapat secara prognosa, rencana
4 tentang prognosis, Setelah diberikan askep
mandiri memenuhi perawatan selanjutnya,
penatalaksanaan dan selama 1x 30 menit
kebutuhan sehari-hari perawatan luka, termasuk
perawatan selanjutnya diharapkan pengetahuan
secara bertahap balutan dan kembali
berhubungan dengan pasien bertambah
kedokter untuk mengangkat
1 Mengetahui factor penyebab
DIAGNOSA INTERVENSI
NO TUJUAN KRITERIA HASIL RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
keterbatasan jaritan pasien tidak mampu
informasi, mudah melakukan pemenuhan
4 Identifikasi gejala yang
lupa, keterbatasan kebutuhan sehari-hari secara
memerlukan evaluasi medik;
kognitif, mandiri
contohnya peningkatanb
misinterpretasi data,
nyeri, edema luka, demam 2 Membantu pasien dalam
keterbatasan
memenuhi kebutuhan sehari-
ketertarikan belajar,
hari
tidak familiar dengan
1 Kaji faktor-faktor penyebab 3 Mengetahui kebutuhan yang
sumber informasi
atau yang berperan belum dapat terpenugi
yang ditandai dengan
secara mandiri
pasien tampak
bertanya-tanya
4 Mengetahui seberapa
tentang perawatan
kemampuan pasien dalam
operasi, diet, prognoa
2 Tingkatkan partisipasi
memenuhi kebituhan sehari-
dan penatalaksanaan
optimal
hari secara mandiri
selanjutnya
5 Meningkatkan rasa percaya
3 Beri dorongan untuk
diri pasien sehingga pasien
mengekspresikan perasaan
Sindrom kurang
termotivasi untuk memenuhi
tentang kurang perawatan
DIAGNOSA INTERVENSI
NO TUJUAN KRITERIA HASIL RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
5 perawatan diri Setelah diberikan askep diri kebutuhannya secara
berhubungan dengan selama 2x 24 jam mandiri
4 Evaluasi kemampuan untuk
keletihan pasca diharapkan pasen mampu
berpartisipasi dalam setiap
operasi dan nyeri memenuhi kebutuhan diri
aktivitas
ditandai dengan secara mandiri
5 Beri umpan balik positif atas
kebutuhan ADL
usaha pasien memenuhi
pasien dibantu
kebutuhan sehari secara
mandiri
4. Implementasi ( sesuai dengan intervensi)
5. Evaluasi post operasi:
- Nyeri pasien terkontrol
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Pasien mampu BAK
- Pengetahuan pasien bertambah tentang perawatan luka operasi dirumah
- Pasien mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri
DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Budi. (2006). Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006. Penerbit


Prima medika. Jakarta

Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan.


Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.

Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.


(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan).


Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2,


(terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan).


Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.

Mansjoer, Arif., et all. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI :


Media Aescullapius.

Swearingen. (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi II. EGC. Jakarta


LAPORAN PENDAHULUAN
HERNIA

OLEH :
NI KADEK WIDYA LESTARI
NIM 0702115026

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2009

Anda mungkin juga menyukai