ASI EKSKLUSIF
Oleh :
1
2
3
4
5
125070601111009
125070601111010
125070601111011
125070601111012
125070606111001
: ASI Eksklusif
Sub topik
Sasaran
Tempat
Hari/tanggal
Waktu
Pemateri
A. Latar Belakang
Praktek pemberian ASI (Air Susu Ibu) sudah tidak asing lagi dikalangan
masyarakat. Seperti yang kita ketahui, ASI memiliki manfaat bagi pertumbuhan
dan perkembangan bayi terutama pemberian ASI secara eksklusif. ASI eksklusif
adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. ASI eksklusif
dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan (Depkes RI, 2005).
Pemberian ASI secara eksklusif sudah diterapkan diseluruh dunia
termasuk Indonesia. Hal ini terbukti dengan peraturan WHO (World Health
Organization) yang menekankan pentingnya pemberian ASI saja kepada bayi
sejak lahir sampai usia 6 bulan. Setelah itu, barulah bayi mulai diberikan makanan
pendamping ASI sambil tetap disusui hingga usianya mencapai 2 tahun. Di
Indonesia juga menerapkan peraturan yang mewajibkan ibu untuk menyusui
bayinya sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan.
Meskipun praktek pemberian ASI eksklusif sangat disarankan dan terbukti
memberikan manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi, namun belum
semua ibu melaksanakannya. Berdasarkan hasil survei dipekirakan 85% ibu-ibu
di dunia tidak memberikan ASI secara optimal. Pada tahun 2010 cakupan ASI
eksklusif di India sekitar 46%, di Philippines 34%, di Vietnam 27% dan di
Myanmar 24% (Yuliarti 2010). Sedangkan dari hasil penelitian United Nation
Childs Fund (UNICEF) dari tahun 2005 hingga 2011 didapati bayi Indonesia
yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan pertama ialah sebanyak 32% dan
didapati 50% anak diberikan ASI eksklusif sehingga usia 23 bulan (UNICEF,
2011). Berdasarkan data dari Bappenas tahun 2010, hanya 31% bayi di Indonesia
mendapatkan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan.
Berdasarkan salah satu penelitian penyebab kegagalan pemberian ASI
ekslusif yaitu
Pembukaan
WAKTU
09.00
DURASI
KEGIATAN
KEGIATAN
PENYAJI
PESERTA
Penyampaian
salam
Perkenalan dan
jargon
Menjelaskan
09.07
penyaji
Memberikan
topik
jawaban
penyuluhan
Menjelaskan
pertanyaan yang
tujuan
penyuluhan
METODE
diberikan
Memberikan
pertanyaan
dari
DA
Kegiatan
09.07
20
09.27
Pertanyaan
kepada
mengenai ASI
mengenai
Eksklusif
Eksklusif
peserta
ASI
Penyampaian
Po
materi oleh
memberikan
Po
pemateri :
umpan
balik
Sh
tehadap
materi
Le
1. Pengertian,
jenis, &
yang disampaikan.
Po
Manfaat ASI
Eksklusif
2. Cara
Memerah,
dan
Menyimpan
ASI
3. Posisi
Menyusui
dan
Perlekatan
yang benar
saat
menyusui
Demonstrasi
09.27
15
09.42
Pemutaran
Memperhatikan
Demo
Re-demo
Po
Po
Video tentang
demontrasi dan
posisi dan
video dari
Sh
perlekatan
pemateri tentang
bayi yang
posisi dan
benar saat
perlekatan saat
menyusui
Demonstrasi :
menyusui yang
Posisi dan
benar
Mencoba
Perlekatan saat
mempraktekkan
Menyusui
nya
yang Benar
Penutup
09.42
09.50
Penutup
Menanyakan
materi
yang
disampaikan
Pemberian
Menjawab
pertanyaan dari
pertanyaan
tentang
Ceramah
MC
Mendengarkan
dengan seksama
Reward berupa
dan
menjawab
salam
bingkisan
Menjelaskan
kesimpulan
dari
materi
penyuluhan
Ucapan terima
kasih
Salam penutup
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
SAP sudah dipersiapkan
Media sudah dipersiapkan
Waktu, tempat, dan sasaran sudah sesuai
2. Evaluasi Proses
Audiance aktif
Pemaparan materi sesuai dengan konsep dan waktu yang sudah
ditentukan
Media yang digunakan sesuai kebutuhan
3. Evaluasi Hasil
Penyaji melakukan kegiatan sesuai peran
Peserta yang datang sesuai dengan target yang sudah ditetapkan yaitu
15 orang
Diakhir kegiatan sudah dilakukan evaluasi hasil kegiatan dengan cara 1
peserta mendemonstrasikan dan 5 peserta dapat menjawab pertanyaan
tentang materi yang disampaikan.
MATERI
A. Pengertian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli,
2009). Menurut WHO (World Health Organzation) ASI eksklusif merupakan
pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan
ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun
(Kristiyansari, 2009).
Komposisi asi sampai dengan 6 bulan sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi, meskipun tanpa tambahan makanan atau produk
minuman pendamping. Berdasarkan beberapa penelitian bahwa pemberian
makanan pendamping ASI justru akan menyebabkan pengurangan kapasitas
lambung bayi dalam menampung asupan cairan asi sehingga pemenuhan asi
yang seharusnya maksimal telah tergantikan oleh makanan pendamping
(Sulistyawati, 2009).
B. Komposisi Air Susu Ibu
Menurut Bahiyatun (2008) ASI dalam stadium laktasi di bedakan menjadi :
1. Kolostrum
a. Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara
mengandung tisuue debris dan residual material yang terdapat dalam
alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa
puerperium
b. Disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-3
c. Komposisi dari kolostrum ini dari hari kehari selalu berubah
d. Merupakan cairan viskus kental dengan warna kental kekuningkuningan dan lebih kuning daripada susu yang matur
e. Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari
usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan
makanan bayi bagi makanan yang akan datang
f. Lebih banyak mengandung protein daripada ASI yang matur tetapi
berbeda dari ASI yang matur. Dalam kolostrum, protein yang utama
adalah globulin
g. Lebih banyak antibodi daripada ASI yang matur. Selain itu dapat
memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan
h. Kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah dari pada ASI yang matur
i. Mineral terutama natrium, kalium dan klorida lebih tinggi dari pada
susu matur
j. Total energi rendah jika di bandingkan dengan susu matur
k. Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi daripada ASI yang matur
sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih
l.
m.
n.
o.
rendah
Bila dipanaskan akan menggumpal
pH lebih alkalis
Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lestin
Terdapat tripsin inhibitor sehingga hidrolisi protein yanga ada didalam
usus menjadi kurang sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambah
b.
c.
d.
e.
f.
yang baik harus di tambahkan ke dalam menu bayi. Pemberian ASI pada
umumnya harus disarankan selama satu tahun pertama kehidupan anak.
(Bahiyatun, 2008). Berdasarkan hasil penelitian, berikut merupakan
manfaat dari pemberian ASI:
- ASI mengurangi risiko infeksi pada lambung dan usus, sembelit, dan
-
alergi.
Bayi yang diberikan ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap
penyakit.
Pada bayi prematur yang diberikan ASI akan lebih cepat mengalami
pertumbuhan.
IQ pada anak yang diberikan ASI, lebih tinggi 7-9 point dari pada IQ
dan memerah.
Putar ibu jari dan jari-jari lainnya ke titik gudang ASI lainnya.
mencemari ASI).
Pegang corong pompa susu (breashield) antara telunjuk dan jari
tengah, serta tekan dengan lembut, tetapi kuat di atas puting.
paling umum.
Coba dengan tingkat isapan yang berbeda-beda. Pilih tingkat isapan
yang bekerja terbaik da paling nyaman.
lidahnya
Bayi yang aterm akan menghisap ASI dan mungkin ASI itu tercecer
Jangan menuang ASI ke dalam mulut bayi, karena cara ini
membuatnya tersedak
Setelah bayi selesai menyusu, dia akan menutup mulutnya dan tidak
Pastikan botol untuk menyimpan ASI dalam keadaan steril, terbuat dari kaca,
tertutup rapat, dan terhindar dari cahaya matahari langsung. Kolostrum (ASI
pertama yang keluar) juga dapat disimpan selama 24 jam dalam suhu 27-32
0
sekitar 4-6 jam dalam suhu 25 0C. Untuk waktu yang lebih lama, ASI dapat
disimpan dalam almari es bersuhu 0-4 0C, dimana ASI dapat bertahan dalam
waktu 8 hari.
Jika ASI diperah tidak akan digunakan dalam waktu 48 jam setelah
diperah, ibu bisa membekukannya. ASI perah dapat bertahan selama kurang
lebih 2 minggu, jika disimpan di freezer pada suhu -15 0C dalam kulkas. Jika
menggunakan kulkas yang freezernya terpisah (memiliki pintu sendiri), ASI
dapat bertahan lebih lama yaitu selama sekitar 3-6 bulan karena freezer yang
terpisah memungkinkan pintu tidak dibuka-tutup secara berulang kali.
Apabila ingin memberikan ASI perah tersebut hangatkan terlebih dahulu di
dalam mangkuk berisi air hangat. Setelah hangat, berikan ASI dengan
menggunakan sendok. Jangan gunakan botol susu untuk memberikannya agar
bayi tidak bingung puting. Jika ASI perah itu tersisa jangan masukkan
kembali ke dalam lemari es.
Ibu tidak perlu khawatir kualitas ASI mengalami penurunan. Selama
disimpan dengan baik dan benar kualitas ASI akan terjaga dengan baik dan
bayi tetap mendapatkan nutrisi sesuai yang dibutuhkan (Sisworaharjo, 2010).
Bagi ibu yang bekerja dapat menyiapkan stok ASI yang memadai
untuk bayinya selama ia bekerja, yaitu dengan cara memompa ASI, lalu
disimpan di botol yang disterilkan dan kemudian disimpan dalam lemari
pendingin. Untuk diberikan pada bayi, ASI cukup dipanaskan bersama
botolnya. ASI dapat tahan hingga 5 hari dan jika dibekukan ASI dapat tahan
hingga 6 bulan. Sebaiknya pisahkan dari bahan makanan lainnya dan ditulis
tanggal pada setiap botol. Apabila ASI itu digunakan letakkan botol di dalam
wadah yang berisi air hangat, jangan gunakan microwave. Pastikan susu
mencair dan kocok dengan lembut sebelum diberikan pada bayi (Novita,
2007).
miring
atau
nya
Bayi terlihat tenang dan senang
Ibu tidak meraskan adanya nyeri pada puting susu
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Bappenas. 2010.( http://els.bappenas.go.id/5 Mei 2015).
Departemen Kesehatan R.I. (2005). Rencana Strategi Departemen Kesehatan.
Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2005. Manajemen Laktasi: Buku Panduan bagi Bidan dan Petugas
Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Dit Gizi Masyarakat-RI.
Gibney, Michael J. 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Kristiyansari, W. 2009. ASI: Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika .
Novita, W. 2007. Serba-Serbi Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Prasetyono, D.W. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Jogjakarta : Diva Pres.
Rahmadhanny, R. Faktor Penyebab Putusnya ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di
Puskesmas Rumbai Kecamatan Rumbai Pesisir tahun 2011. Tugas Akhir.
Diterbitkan, Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Roesli U. 2009. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya.
Sisworaharjo, C. Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. Semarang: Penebar Plus
Sulistyawati,A. 2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
CV Andi.
UNICEF 2011 ASI Eksklusif Tekan Angka Kematian Bayi Indonesia.
http://situs.kesrepro.info/KIA/agu/2006/kia03.htm. diakses tanggal 13
Mei 2015 pukul 21.00.
Yuliarti, N. 2010. Keajaiban ASI-Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan,
dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: CV Andi.
Lampiran 1
Daftar Hadir Peserta
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
NAMA
TTD
42
43
44
45
46
47
48
49
50