Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ASI EKSKLUSIF

Oleh :
1
2
3
4
5

Anak Agung Sri Pramita D.


Isnatus Salamah
Alfiana Rahmawati
Evi Sundari
Lila Ranaya W.

125070601111009
125070601111010
125070601111011
125070601111012
125070606111001

Program Studi S1 Kebidanan


Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya

Mei 2015SATUAN ACARA PENYULUHAN


ASI EKSKLUSIF
Topik

: ASI Eksklusif

Sub topik

: ASI Eksklusif, Cara Menyusui dan Perlekatan yang Benar,


Cara menyimpan ASI Perah

Sasaran
Tempat

: Ibu Hamil di Desa Klampok Kec. Singosari Kab. Malang


: Posyandu Desa Klampok

Hari/tanggal

: Rabu, 20 Mei 2015

Waktu

: 09.00 WIB 10.30 WIB

Pemateri

: 1. Anak Agung Sri Pramita Dewi


2. Lila Ranaya W

A. Latar Belakang
Praktek pemberian ASI (Air Susu Ibu) sudah tidak asing lagi dikalangan
masyarakat. Seperti yang kita ketahui, ASI memiliki manfaat bagi pertumbuhan
dan perkembangan bayi terutama pemberian ASI secara eksklusif. ASI eksklusif
adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. ASI eksklusif
dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan (Depkes RI, 2005).
Pemberian ASI secara eksklusif sudah diterapkan diseluruh dunia
termasuk Indonesia. Hal ini terbukti dengan peraturan WHO (World Health
Organization) yang menekankan pentingnya pemberian ASI saja kepada bayi
sejak lahir sampai usia 6 bulan. Setelah itu, barulah bayi mulai diberikan makanan
pendamping ASI sambil tetap disusui hingga usianya mencapai 2 tahun. Di
Indonesia juga menerapkan peraturan yang mewajibkan ibu untuk menyusui
bayinya sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan.
Meskipun praktek pemberian ASI eksklusif sangat disarankan dan terbukti
memberikan manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi, namun belum
semua ibu melaksanakannya. Berdasarkan hasil survei dipekirakan 85% ibu-ibu
di dunia tidak memberikan ASI secara optimal. Pada tahun 2010 cakupan ASI
eksklusif di India sekitar 46%, di Philippines 34%, di Vietnam 27% dan di
Myanmar 24% (Yuliarti 2010). Sedangkan dari hasil penelitian United Nation

Childs Fund (UNICEF) dari tahun 2005 hingga 2011 didapati bayi Indonesia
yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan pertama ialah sebanyak 32% dan
didapati 50% anak diberikan ASI eksklusif sehingga usia 23 bulan (UNICEF,
2011). Berdasarkan data dari Bappenas tahun 2010, hanya 31% bayi di Indonesia
mendapatkan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan.
Berdasarkan salah satu penelitian penyebab kegagalan pemberian ASI
ekslusif yaitu

kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, adanya

pengaruh adat/tradisi di lingkungan sekitar, kurangnya sumber informasi, dan


kurangnya dukungan keluarga maupun petugas kesehatan (Rahmadhany, 2011).
Dari penjelasan di atas menjadi alasan kami untuk melakukan acara
penyuluhan kepada ibu hamil di desa Klampok Kec. Singosari Malang tentang
ASI eksklusif, hal ini dilakukan agar nantinya ibu memberikan ASI kepada
bayinya secara eksklusif sehingga nutrisi

yang diperlukan oleh bayi dapat

terpenuhi dengan optimal.


B. Sub Pokok Bahasan
Pengertian ASI Eksklusif
Komposisi ASI
Manfaat ASI Eksklusif
Cara Memerah ASI
Cara Menyimpan ASI
Posisi dan Perlekatan saat Menyusui yang benar
C. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir proses penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengerti,
memahami dan mampu menerapkan tentang pengertian ASI Eksklusif,
komposisi, manfaat, cara memerah dan cara menyimpan ASI serta posisi
dan perlekatan saat menyusui yang benar.

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti kegiatan mengenai ASI Eksklusif diharapkan ibu
hamil dapat memahami dan mendiskripsikan:

1. Pengertian ASI Eksklusif


2.
Komposisi ASI
3.
Manfaat ASI Eksklusif
4.
Cara Memerah ASI
5.
Cara Menyimpan ASI
6.
Posisi dan Perlekatan saat Menyusui yang benar
D. Strategi
Media (Alat bantu)
1. Leaflet
2. Poster
3. LCD
4. Laptop
5. PowerPoint Slide Show
6. Manekin
Metode
1. Persentasi/Ceramah
2. Demonstrasi
3. SGD (Small Group Discussion)
E. Persiapan
1. Menyiapkan pokok bahasan
2. Menyiapkan alat demonstrasi
3. Menyiapkan tempat, waktu, dan sasaran

F. Rencana Kegiatan Penyuluhan


TAHAPAN
KEGIATAN

Pembukaan

WAKTU

09.00

DURASI

KEGIATAN

KEGIATAN

PENYAJI

PESERTA

Penyampaian

salam
Perkenalan dan

jargon
Menjelaskan

09.07

Menjawab salam Ceramah


Memperhatikan
penyampaian

penyaji
Memberikan

topik

jawaban

penyuluhan
Menjelaskan

pertanyaan yang

tujuan
penyuluhan

METODE

diberikan
Memberikan
pertanyaan

dari

DA

Kegiatan

09.07

20

09.27

Pertanyaan

kepada

mengenai ASI

mengenai

Eksklusif

Eksklusif

peserta
ASI

Penyampaian

Mendengarkan dan Ceramah

Po

materi oleh

memberikan

Po

pemateri :

umpan

balik

Sh

tehadap

materi

Le

1. Pengertian,
jenis, &

yang disampaikan.

Po

Manfaat ASI
Eksklusif
2. Cara
Memerah,
dan
Menyimpan
ASI
3. Posisi
Menyusui
dan
Perlekatan
yang benar
saat
menyusui
Demonstrasi

09.27

15

09.42

Pemutaran

Memperhatikan

Demo
Re-demo

Po

Po

Video tentang

demontrasi dan

posisi dan

video dari

Sh

perlekatan

pemateri tentang

bayi yang

posisi dan

benar saat

perlekatan saat

menyusui
Demonstrasi :

menyusui yang

Posisi dan

benar
Mencoba

Perlekatan saat

mempraktekkan

Menyusui

nya

yang Benar
Penutup

09.42
09.50

Penutup

Menanyakan

materi

yang

disampaikan
Pemberian

Menjawab
pertanyaan dari

pertanyaan
tentang

Ceramah

MC
Mendengarkan
dengan seksama

Reward berupa

dan

menjawab

salam

bingkisan
Menjelaskan
kesimpulan
dari

materi

penyuluhan
Ucapan terima

kasih
Salam penutup

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
SAP sudah dipersiapkan
Media sudah dipersiapkan
Waktu, tempat, dan sasaran sudah sesuai
2. Evaluasi Proses
Audiance aktif
Pemaparan materi sesuai dengan konsep dan waktu yang sudah
ditentukan
Media yang digunakan sesuai kebutuhan
3. Evaluasi Hasil
Penyaji melakukan kegiatan sesuai peran
Peserta yang datang sesuai dengan target yang sudah ditetapkan yaitu

15 orang
Diakhir kegiatan sudah dilakukan evaluasi hasil kegiatan dengan cara 1
peserta mendemonstrasikan dan 5 peserta dapat menjawab pertanyaan
tentang materi yang disampaikan.

MATERI
A. Pengertian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli,
2009). Menurut WHO (World Health Organzation) ASI eksklusif merupakan
pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan
ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun
(Kristiyansari, 2009).
Komposisi asi sampai dengan 6 bulan sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi, meskipun tanpa tambahan makanan atau produk
minuman pendamping. Berdasarkan beberapa penelitian bahwa pemberian
makanan pendamping ASI justru akan menyebabkan pengurangan kapasitas
lambung bayi dalam menampung asupan cairan asi sehingga pemenuhan asi
yang seharusnya maksimal telah tergantikan oleh makanan pendamping
(Sulistyawati, 2009).
B. Komposisi Air Susu Ibu
Menurut Bahiyatun (2008) ASI dalam stadium laktasi di bedakan menjadi :
1. Kolostrum
a. Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara
mengandung tisuue debris dan residual material yang terdapat dalam
alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa
puerperium
b. Disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-3
c. Komposisi dari kolostrum ini dari hari kehari selalu berubah
d. Merupakan cairan viskus kental dengan warna kental kekuningkuningan dan lebih kuning daripada susu yang matur
e. Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari
usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan
makanan bayi bagi makanan yang akan datang
f. Lebih banyak mengandung protein daripada ASI yang matur tetapi
berbeda dari ASI yang matur. Dalam kolostrum, protein yang utama
adalah globulin
g. Lebih banyak antibodi daripada ASI yang matur. Selain itu dapat
memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan
h. Kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah dari pada ASI yang matur

i. Mineral terutama natrium, kalium dan klorida lebih tinggi dari pada
susu matur
j. Total energi rendah jika di bandingkan dengan susu matur
k. Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi daripada ASI yang matur
sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih
l.
m.
n.
o.

rendah
Bila dipanaskan akan menggumpal
pH lebih alkalis
Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lestin
Terdapat tripsin inhibitor sehingga hidrolisi protein yanga ada didalam
usus menjadi kurang sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambah

kadar antibodi pada bayi


p. Volume berkisar 150-300ml/jam
2. Air susu peralihan
a. Merupakan ASI peralihan dari kolostrum, menjadi ASI yang matur
b. Disekresi dari hari ke 4 sampai dengan hari ke 10 dari masa laktasi
c. Kadar protein makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak
serta volume juga semakin meningkat
3. Air susu matur
a. Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya
komposisi relatif konstan.
b. Merupakan cairan berwarna putih kekuningan yang berasal dai CAkasein, riboflafin dan karoten yang terdapat di dalamnya
c. Tidak menggumpal jika dipanaskan
d. Terdapat faktor antimikrobial, antara lain :
- Antibodi terhadap bakteri dan virus
- Faktor resisten terhadap stafilokokus
- Sel penghasil interferon
- Saat biokimia yang khas kapasitas bufer yang rendah dan adanya
faktor bifidius
- Hormon
e. Laktoferin merupakan suatu iron binding protein yan bersifat
bakteriostatik yang kuat terhadap escheria coli dan juga menghambat
pertumbuhan candida albicans
Sedangkan komposisi

ASI berdasarkan kandungan zat gizi menurut

Bahiyatun (2008) yaitu:


1. Protein
Dalam ASI mempunyai keistimewaan protein yaitu:
a. Rasio protein kasein ASI adalah 60:40, sedangkan susu sapi rasionya
20:80

b.
c.
d.
e.
f.

ASI mengandung alfa-laktalbumin


Asi mengandung asam amino esensial taurin yang tinggi
Kadar metiolin dalam asi lebih rendah
Kadar tirosin dan fenilalanin pada ASI rendah
Kadar poliamin dan nukleotid yang penting untuk sintesis protein

pada ASI lebih tinggi bila dibandingkan dengan ASI


2. Karbohidrat
a. ASI mengandung karbohidrat yang lebih tinggi
b. Karbohidrat yang utama adalah laktosa
3. Lemak
a. Bentuk emulsi lebih sempurna
b. Kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 kali
c. Kolesterol di perlukan untuk mielinisasi sistem saraf pusat dan di
perkirakan juga berfungsi dalam pembentukan enzim.
4. Mineral
a. ASI mengandung mineral yang lengkap
b. Total mineral dalam masa laktasi konstan
c. Fe dan Ca paling stabil tidak di pengaruhi diet ibu
d. Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama kalium, kalsium
serta natrium dari asam klorida dan fosfat
5. Air
88% ASI terdiri dari air yang berguna untuk melarutkan zat-zat yang
terdapat di dalamnya yang sekaligus juga dpat meredakan rangsangan haus
bayi
6. Vitamin
Kandungan vitamin dalam ASI yang lengkap dan cukup yaitu vitamin A,
D, dan C akan tetapi golongan vitamin B kecuali riboflavin dan asam
panotenat kurang.
2.3 Manfaat ASI Eksklusif
Menurut Prasetyono (2009) bagi ibu dan bayi ASI eksklusif menyebabkan
mudahnya terjalin ikatan kasih sayang yang mesra antara ibu dan bayi baru
lahir. Hal ini merupakan keuntungan awal dari menyusui secara eksklusif.
Berikut penjelasan manfaat ASI bagi bayi maupun ibu.
1. Untuk Bayi
Kolostrum atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk
mencegah infeksi dan membuat bayi kuat. Penting sekali untuk segera
memberi ASI pada bayi dalam jam pertama sesudah lahir dan kemudian
setiap 2 atau 3 jam. ASI mudah dicerna oleh bayi, ASI saja tanpa makanan
tambahan lain merupakan cara terbaik pemberian makanan bayi dalam 4-6
bulan pertama kehidupannya. Sesudah 6 bulan, beberapa makanan lain

yang baik harus di tambahkan ke dalam menu bayi. Pemberian ASI pada
umumnya harus disarankan selama satu tahun pertama kehidupan anak.
(Bahiyatun, 2008). Berdasarkan hasil penelitian, berikut merupakan
manfaat dari pemberian ASI:
- ASI mengurangi risiko infeksi pada lambung dan usus, sembelit, dan
-

alergi.
Bayi yang diberikan ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap

penyakit.
Pada bayi prematur yang diberikan ASI akan lebih cepat mengalami

pertumbuhan.
IQ pada anak yang diberikan ASI, lebih tinggi 7-9 point dari pada IQ

bayi non ASI.


2. Untuk Ibu
Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu
untuk kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan,
lemak yang ditimbun disekitar panggul dan paha pada masa kehamilan
akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali,
resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui
bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih
menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan botol dan
mensterilkannya, ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa
membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu formula, ASI
selalu steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya, ibu
dapat memperoleh manfaat fisik dan emotional (Prasetyono,2009).
3. Untuk Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula,
botol susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga
mengeluarkan lebih sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan
kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat
berarti menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga karena
ASI selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa
berbagai peralatan susu ketika bepergian ( Roesli, 2009 ).
C. Cara Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi

berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat,


sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih
dari 2 tahun. Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat
meningkat bila bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama
kehidupannya. Peningkatan ini sesuai dengan lamanya pemberian ASI
eksklusif serta lamanya pemberian ASI bersama-sama dengan makanan padat
setelah bayi berumur 6 bulan (Roesli, 2000).
Bagi ibu bekerja tentunya menjadi dilema ketika ia ingin memberikan
ASI eksklusif pada bayinya selama 6 bulan. Untuk itu bagi ibu yang bekerja,
jika ingin mempertahankan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, perlu
mencari solusi terbaik. Sebenarnya ibu dapat menyiapkan stok ASI yang
memadai untuk bayinya selama ia bekerja, yaitu dengan cara memompa ASI,
lalu disimpan di botol yang disterilkan dan kemudian disimpan dalam lemari
pendingin. Untuk diberikan pada bayi, ASI cukup dipanaskan bersama
botolnya. ASI dapat tahan hingga 5 hari dan jika dibekukan ASI dapat tahan
hingga 6 bulan. Sebaiknya pisahkan dari bahan makanan lainnya dan ditulis
tanggal pada setiap botol. Apabila ASI itu digunakan letakkan botol di dalam
wadah yang berisi air hangat, jangan gunakan microwave. Pastikan susu
mencair dan kocok dengan lembut sebelum diberikan pada bayi (Novita,
2007).
Pemberian ASI eksklusif ini tidak selamanya harus langsung dari
payudara ibunya. Ternyata, ASI yang ditampung dari payudara ibu dan
ditunda pemberiannya kepada bayi melalui metode penyimpanan yang benar
relatif masih sama kualitasnya dengan ASI yang langsung dari payudara
ibunya. (Sulistyawati, 2009).
Bayi dapat menentukan sendiri kapan ia perlu menyusui dan kapan ia
merasa cukup. Bayi yang merasa cukup menyusu, biasanya akan melepaskan
puting payudara dan tertidur. Ibu bisa memberikan payudara satunya yang
belum sempat dihisap pada waktu menyusui berikutnya agar kedua payudara
mendapatkan stimulasi yang sama. Pastikan ibu menyusukannya secara
bergantian (Sisworaharjo, 2010).

D. Cara Memerah Air Susu Ibu


Teknik memerah ASI menurut Sulistyawati (2009):
1. Memerah ASI dengan menggunakan tangan
- Letakkan ibu jari dan dua jari lainnya sekitar 1-1,5 cm dari aerola.
Hindari melingkari jari pada aerola. Posisi jari seharusnya tidak berada
-

di jam 12 dan jam 4.


Dorong ke arah dada. Hindari meregangkan jari. Bagi ibu yang
payudaranya besar, angkat dan dorong ke arah dada. Gulung

menggunakan ibu jari dan jari lainnya secara bersamaan.


Gerakkan ibu jari dan jari lainnya hingga menekan gudang ASI hingga
kosong. Jika dilakukan dnegan cepat, ibu tidak akan merasa kesakitan

dan memerah.
Putar ibu jari dan jari-jari lainnya ke titik gudang ASI lainnya.

Prosedur berikut diutamakan bagi para ibu yang memberikan ASI


eksklusif dan bagi mereka yang ingin meningkatkan produksi ASI optimal.
-

Perahlah kedua payudara hingga ASI kosong dari gudang payudara

(ditandai dengan aliran ASI yang menurun).


Lakukan prosedur stimulasi refleks keluarnya ASI agar ASI mudah
dikeluarkan (massage, stroke, dan shake) pada kedua payudara.

Prosedur tersebut dapat dilakukan kapan pun.


Ulangi seluruh proses memerah ASI pada tiap payudara dan teknik
stimulasi refleks keluarnya ASI sekali atau dua kali. Aliran ASI
biasanya menurun pada kali kedua atau ketiga. Ini artinya gudang ASI
mengering.

Keseluruhan prosedur umumnya membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit.


-

Perahlah tiap payudara selama 5-7 menit


Pijat, stroke, guncang
Perahlah lagi tiap payudara selama 3-5 menit
Pijat, stroke, guncang
Perahlah lagi tiap payudara selama 2-3 menit

2. Memerah ASI dengan menggunakan pompa


a. Pompa ASI manual
- Tipe terompet : tidak dapat disterilkan bagian bola karetnya, tekanan
negatif yang dihasilkan sukar dikontrol, dan tidak dianjurkan untuk
memakai pompa jenis ini.

Tipe silindris atau piston: semua bagian dapat disterilkan dan

tekanan negatif yang dihasilkan dapat lebih diatur.


b. Pompa ASI listrik
Petunjuk pemakaian pompa ASI listrik:
- Cuci bersih kedua tangan
- Bersihkan payudara dengan kain yang lembab. Jangan gunakan
-

sabun atau alkohol.


Duduk dengan nyaman dan santai. Jika perlu gunakan pijakan kaki.
Pijat payudara sebelum dipompa.
Keluarkan dengan tangan beberapa tetes ASI yang menetes pertama,
kemudian dibuang (untuk meminimalkan jumlah bakteri yang dapat

mencemari ASI).
Pegang corong pompa susu (breashield) antara telunjuk dan jari
tengah, serta tekan dengan lembut, tetapi kuat di atas puting.

Sementara itu, sangga payudara sedikit dengan tangan yang sama.


Nyalakan pompa susu dan mulailah dengan tingkat isapan yang

paling umum.
Coba dengan tingkat isapan yang berbeda-beda. Pilih tingkat isapan
yang bekerja terbaik da paling nyaman.

3. Cara pemberian ASI melalui cangkir


Menurut Gibney (2005), cara memberikan ASI melalui cangkir yaitu:
- Gendong bayi pada pangkuan anda dalam posisi setengah tegak
- Dekatkan cangkir pada bibir bayi, dan miringkan cangkir itu agar
-

cairan ASI terasa pada bibir bayi.


Biarkan cangkir itu tersangga dengan ringan pada bibir bawahnya.
Bayi dengan BBLR akan mulai meminum ASI dengan menggunakan

lidahnya
Bayi yang aterm akan menghisap ASI dan mungkin ASI itu tercecer
Jangan menuang ASI ke dalam mulut bayi, karena cara ini

membuatnya tersedak
Setelah bayi selesai menyusu, dia akan menutup mulutnya dan tidak

menghisap ASI lagi


Pastikan untuk mengukur asupan ASI selama periode 24 jam karena
bayi mungkin tidak selalu mengonsumsi ASI dengan jumlah yang
sama.

E. Cara Penyimpanan Air Susu Ibu


ASI dapat bertahan selama 2 jam pada suhu ruang. Untuk
penyimpanan yang relatif lama, dapat disimpan dalam lemari pendingin.

Pastikan botol untuk menyimpan ASI dalam keadaan steril, terbuat dari kaca,
tertutup rapat, dan terhindar dari cahaya matahari langsung. Kolostrum (ASI
pertama yang keluar) juga dapat disimpan selama 24 jam dalam suhu 27-32
0

C. ASI yang dikeluarkan beberapa hari pascapersalinan dapat disimpan

sekitar 4-6 jam dalam suhu 25 0C. Untuk waktu yang lebih lama, ASI dapat
disimpan dalam almari es bersuhu 0-4 0C, dimana ASI dapat bertahan dalam
waktu 8 hari.
Jika ASI diperah tidak akan digunakan dalam waktu 48 jam setelah
diperah, ibu bisa membekukannya. ASI perah dapat bertahan selama kurang
lebih 2 minggu, jika disimpan di freezer pada suhu -15 0C dalam kulkas. Jika
menggunakan kulkas yang freezernya terpisah (memiliki pintu sendiri), ASI
dapat bertahan lebih lama yaitu selama sekitar 3-6 bulan karena freezer yang
terpisah memungkinkan pintu tidak dibuka-tutup secara berulang kali.
Apabila ingin memberikan ASI perah tersebut hangatkan terlebih dahulu di
dalam mangkuk berisi air hangat. Setelah hangat, berikan ASI dengan
menggunakan sendok. Jangan gunakan botol susu untuk memberikannya agar
bayi tidak bingung puting. Jika ASI perah itu tersisa jangan masukkan
kembali ke dalam lemari es.
Ibu tidak perlu khawatir kualitas ASI mengalami penurunan. Selama
disimpan dengan baik dan benar kualitas ASI akan terjaga dengan baik dan
bayi tetap mendapatkan nutrisi sesuai yang dibutuhkan (Sisworaharjo, 2010).
Bagi ibu yang bekerja dapat menyiapkan stok ASI yang memadai
untuk bayinya selama ia bekerja, yaitu dengan cara memompa ASI, lalu
disimpan di botol yang disterilkan dan kemudian disimpan dalam lemari
pendingin. Untuk diberikan pada bayi, ASI cukup dipanaskan bersama
botolnya. ASI dapat tahan hingga 5 hari dan jika dibekukan ASI dapat tahan
hingga 6 bulan. Sebaiknya pisahkan dari bahan makanan lainnya dan ditulis
tanggal pada setiap botol. Apabila ASI itu digunakan letakkan botol di dalam
wadah yang berisi air hangat, jangan gunakan microwave. Pastikan susu
mencair dan kocok dengan lembut sebelum diberikan pada bayi (Novita,
2007).

Menurut Sulistyawati (2009) penyimpanan ASI dapat dilakukan selama:


- 4-8 jam dalam temperatur ruangan (19-25 0C), bila kolostrum (susu awal)
masih bertahan selama 12 jam
- 1-8 hari di lemari es (0-4 0C)
- 2 minggu sampai 4 bulan di freezer lemari es
- 4 bulan dalam peti freezer
F. Posisi dan Cara Menyusui
Menurut Bahiyatun (2008) posisi ibu dan bayi yang benar saat menyusui,
yaitu:
1. Berbaring miring
Ini posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila
ibu merasa lelah atau merasa nyeri.
2. Duduk
Penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada punggung ibu,
dengan posisi tegak lurus terhadap pangkuannya. Ini dapat dilakukan
dengan duduk bersila di atas tempat tidur atau di lantai, atau duduk di
kursi.
Posisi berbaring

miring

atau

duduk memaksimalkan bentuk

payudaranya dan memberi ruang untuk menggerakan bayinya ke posisi yang


baik. Badan bayi harus dihadapkan ke arah badan ibu dan mulutnya
dihadapkan pada puting susu ibu. Leher bayi harus sedikit ditengadahkan.
Bayi sebaiknya ditopang pada bahunya sehingga posisi kepala yang agak
tengadah dapat dipertahankan. Kepala dapat ditopang dengan jari-jari tangan
yang telentang atau pada lekukan siku ibunya. Mungkin akan membantu bila
bayi dibungkus, sehingga tangannya berada disamping badan. Bila mulut bayi
disentuhkan dengan lembut ke puting susu ibunya, bayi akan membuka
mulutnya lebar-lebar (refleks rooting).
Tanda bayi telah berada dalam posisi menyusu yang baik antara lain:
- Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu
- Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara
- Areola tidak terlihat dengan jelas
- Bayi terlihat melakukan isapan yang lamban dan dalam serta menelan ASI-

nya
Bayi terlihat tenang dan senang
Ibu tidak meraskan adanya nyeri pada puting susu

Menurut Bahiyatun (2008) menyatakan bahwa langkah menyusui yang benar


sebagai berikut:
1. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada
puting dan areola payudara. Cara ini bermanfaat sebagai desinfeksi dan
menjaga kelembapan puting susu.
2. Bayi diposisikan menghadap perut atau payudara ibu.
3. Ibu duduk atau berbaring dengan santai. Bila duduk, lebih baik
menggunakan kursi rendah agar kaki tidak menggantung dan punggung
ibu bersandar pada sandaran kursi.
4. Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi
terletak pada lengkung siku ibu.
5. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang lain di
depan.
6. Perut bayi menempel pada badan ibu dan kepala bayi menghadap
payudara ibu.
7. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
8. Ibu menatap dengan penuh kasih sayang
9. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari lain menopang di
bawah seperti huruf C. Jangan menekan puting susu atau areola saja.
10. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut dengan cara menyentuh
pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi dengan jari.
Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dan puting serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi.
11. Usahkan sebagaian besar areola payudara dapat masuk ke mulut bayi,
sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan
menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak
dibawah areola payudara. Posisi yang salah, yaitu apabila bayi hanya
menghisap pada puting susu saja, yang akan mengakibatkan masuknya
ASI yang tidak adekuat dan puting susu lecet.
12. Setelah bayi mulai megisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga
lagi.
13. Jika ingin melepaskan mulut bayi dari puting ibu jangan langsung ditarik,
tetapi ditekan sambil ditarik kebawah secara lembut dagu bayi agar
puting ibu tidak lecet.

DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Bappenas. 2010.( http://els.bappenas.go.id/5 Mei 2015).
Departemen Kesehatan R.I. (2005). Rencana Strategi Departemen Kesehatan.
Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2005. Manajemen Laktasi: Buku Panduan bagi Bidan dan Petugas
Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Dit Gizi Masyarakat-RI.
Gibney, Michael J. 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Kristiyansari, W. 2009. ASI: Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika .
Novita, W. 2007. Serba-Serbi Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Prasetyono, D.W. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Jogjakarta : Diva Pres.
Rahmadhanny, R. Faktor Penyebab Putusnya ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di
Puskesmas Rumbai Kecamatan Rumbai Pesisir tahun 2011. Tugas Akhir.
Diterbitkan, Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Roesli U. 2009. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya.
Sisworaharjo, C. Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. Semarang: Penebar Plus
Sulistyawati,A. 2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
CV Andi.
UNICEF 2011 ASI Eksklusif Tekan Angka Kematian Bayi Indonesia.
http://situs.kesrepro.info/KIA/agu/2006/kia03.htm. diakses tanggal 13
Mei 2015 pukul 21.00.
Yuliarti, N. 2010. Keajaiban ASI-Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan,
dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: CV Andi.

Lampiran 1
Daftar Hadir Peserta
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41

NAMA

TTD

42
43
44
45
46
47
48
49
50

Anda mungkin juga menyukai