Setelah mengikuti penyuluhan, orang tua mampu memahami kebutuhan anak pra sekolah.
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
V. Media
Leaflet
Ø Membalas
Pendahuluan :
salam
Ø 5
1. Memberi salam pembuka dan perkenalan diri Mendengarkan Menit
Menjelaskan tujuan Ø Memberi
Kontrak waktu respon
VII. Evaluasi
Observasi.
a. Apakah penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar?
sasaran.
A. Pertumbuhan Fisik
Anak pra sekolah umunya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau control
terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.
Setelah anak melakukan beberapa kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang
cukup.
Otot-otot besar pada anak pra sekolah lebih berkembang daripada control terhadap
jari dan tangan. Karenanya anak belum terampil dalam kegiatan yang rumit, seperti
mengikat tali sepatu.
Walaupun tubuh anak lentur tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih
lemah.
Anak sudah dapat menahan pipis dan buang air besar.
Laju berat anak mencapai 1,4 – 2,3 Kg tiap tahun. Laju tinggi anak sekitar 6,3 cm
tiap bulan. Karena laju peningkatan yang proporsional anak berusia 5 tahun terliat
lebih kurus.
Menjelang akhir fase prasekolah gigi non permanen mulai digantikan dengan gigi
permanen.
B. Pertunbumhan Motorik
Selama usia pra sekolah, anak mulai penasaran tentang tubuhnya dan mulai belajar
tentang perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan. Selama masa ini, anak-anak dapat
membedakan jenis kelaminya laki atau perempuan dan mulai mencontoh perilaku orangtua
yang berjenis kelamin sama. Contoh anak perempuan senang meniru ibunya dandan atau
anak laki-laki yang meniru Ayahnya mencukur.
Saat ini anak-anak mulai penasaran dengan perbedaan tubuh antara jenis kelamin.
Saat usia ini anak juga suka bermain peran dan bertanya banyak hal, Jika tidak dijawab
mereka akan menemukan jawaban seniri yang biasnaya salah. Saat usia ini orangtua
diharapkan mulai mengajrkan tentang bagian tubuh dan juga berusaha untuk menjawab
semua pertanyaan.
D. Perkembangan psikososial
1. Perkembangan Bahasa
Metode yang merangsang perkembangan bahasa :
a. Membaca
b. Bicara dengan anak tentang gambar-gambar di buku cerita
c. Menunjukan pujian, penerimaan, kaata-kata motivasi.
2. Perkembangan imajinasi
Dalam fase ini anak-anak sulit untuk memisahkan fantasi dan realia.
Imajinasi anak dipengaruhi oleh permainan, dongeng, acara televisi ataupun media
lain yang diterima anak. Orang tua harus jeli dalam memilih media yang diterima
anak agar tidak mengandung unsur sedih, menakutkan, dan hal-hal negatif lainnya.
E. Perkembangan Sosial
Usia pra sekolah adalah pengembangan kemampuan sosialisasi, baik kemampuan
untuk mengurus diri sendiri (Memakai baju, mandi, makan, bertingkah baik di
depan umum) maupun kemampuan untuk bersosialisasi dnegan orang lain.
Orang tua diharapkan memberi kesempatan luas kepada anak untuk
mengembangkan keterampilan sosialnya. Di usia inilah ia melihat dunia luar selain
di rumah bersama ayah ibu. Kemampuan anak bersosialisasi harus terus di asah.
MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 3 –5 TAHUN
o Anak bersifat ingin tahu, banyak bertanya berbagai macam, dan meniru kegiatan di
sekitarnya.
o Anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan bersama dan menunjukkan inisiatif untuk
mengerjakan sesuatu, tapi ia tidak mementingkan hasilnya. Pengalaman dalam
melakukan aktivitas ini amat penting artinya bagi anak.
o Seringkali kita lihat bahwa anak cenderung berpindah-pindah dan meninggalkan tugas
yang diberikan kepoadanya untuk melakukan yang lain. Hal ini dapat menimbulkan
krisis baru karena hal itu bertentangan dengan lingkungan yang semakin menuntut,
sehingga anak mengalami kekecewaan
o Jika dalam tahap sebelumnya hanya tokoh ibu yang bermakna bagi anak, dalam tahap
ini tokoh ayah mempunyai peran penting baginya. Disini terbentuk segitiga hubungan
kasih sayang ayah-ibu-anak. Anak laki-laki merasa lebih sayang kepada ibunya, dan
anak perempuan lebih sayang kepada ayahnya
o Melalui peristiwa ini, anak dapat mengalami perasaan sayang, benci, irihati,
persaingan, memiliki dan lain-lain. Begitu pula perasaan takut dan cemas.
o Kedua orangtua harus bekerjasama untuk membantu anak melalui tahap ini. Peranan
orangtua sebagai tokoh ayah dan tokoh ibu sangat penting
o Ayah dan ibu merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu jangan mau dimanipulasi
oleh anak. Ayah dan ibu memberikan kasih sayang yang sama, baik terhadap anak
perempuan ataupun anak laki-laki
o Dengan terselesaikannya hubungan segitiga tersebut, maka anak wanita akan
beridentifikasi dengan ibunya dan anak laki-laki dengan ayahnya (identitas seksual
maupun identitas diri)
o Bila ibu terlalu dominan (menonjol pengaruhnya) dalam rumah tangga, sedangkan
ayah kurang tegas atau ayah tidak ada (absen) baik secara lahiriah maupun kejiwaan,
maka akan terjadi identifikasi (proses meniru) yang salah. Anak laki-laki akan
beridentifikasi dengan ibunya, sehingga ia lebih mengembangkan sikap kewanitaan
dan sebaliknya
o Anak mulai melihat adanya perbedaan jenis kelamin. Kadang-kadang, ia terpaku pada
alat kelaminnya. Sering kita melihat anak laki-laki memegang alat kelaminnya sampai
ereksi. Jangan dimarahi karena hal ini tetapi alihkanlah perhatiannya. Bila diatasi
dengan baik, fase ini akan berakhir dengan baik pada usia 6 tahun.
B. Sikap orangtua
o Dalam fase ini nafsu makan anak cenderung berubah-ubah. Orang tua harus mensiasati
agar makanan lebih menarik. Porsi makan lebih kecil dari pada porsi dewasa, sehingga
anak perlu diberi supplement serta 2-3 gelas susu per hari. Perkembangan anak pra
sekolah memperlihatkan kemandirian untuk makan sendiri.
o Berilah kesempatan kepada anak untuk menyalurkan inisiatifnya, sehingga ia
mendapat kesempatan untuk membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut
o Ikut sertakan anak dalam aktivitas keluarga, misalnya menyapu, berbelanja ke pasar,
memasak, atau membetulkan mainan yang rusak
o Jangan menakut-nakuti anak. Pada anak laki-laki akan berakibat cemas, karena pada
tahap ini ia sangat takut akan kehilangan alat kelaminnya (kastrasi), sedangkan pada
anak perempuan timbul rasa iri hati.
o Dengar dan hargailah pendapat serta usul yang dikemukakan oleh anak
o Jangan menuntut yang melebihi kemampuan anak
o Ibu perlu lebih dekat kepada anak perempuannya. Sedangkan ayah perlu lebih akrab
dengan anak laki-lakinya
o Jawablah pertanyaan anak dengan benar, jangan membohongi atau menunda jawaban,
misalnya bila anak bertanya bagaimana caranya adik keluar dari perut mama, jawablah
bahwa keluarnya melalui jalan lahir, jangan katakan dibelah dari perut. Hal ini akan
menakutkan bagi anak yang dapat berdampak negatif pada jiwanya
o Sering-seringlah membacakan buku cerita atau dongeng. Kemudian diskusikanlah isi
ceritanya dan tanyakanlah beberapa pertanyaan kepada anak
o Berilah ia kesempatan untuk mengunjungi tetangga, teman, dan saudara tanpa
ditemani.
o Luangkan waktu setiap hari untuk berdialog dengan anak. Dengarkanlah ia dan
tunjukkanlah bahwa anda mengerti pembicaraannya dengan mengulangi apa yang
dikatakannya. Pada saat ini janganlah menggurui, mencaci dan menyepelekannya
o Ajarkanlah untuk membedakan yang salah dan yang benar, serta tata tertib dan sopan
santun yang berlaku di masyarakat setempat
o Peranan ayah menjadi penting disini. Oleh karena itu ajaklah anak bermain bersama.
Disini, ayah perlu bersikap sebagai teman bagi anak
o Gangguan dalam mencapai rasa inisiatif akan menyebabkan anak merasa bersalah,
rasa takut berbuat sesuatu, takut mengemukakan sesuatu, serta serba salah dalam
bergaul
o Kesulitan belajar
o Masalah pergaulan dengan teman
o Anak yang pasif dan takut serta kurang kemauan, kurang inisiatif
DAFTAR PUSTAKA
http://ajenangelina.com/tumbuh-kembang-anak-pra-sekolah-usia-3-sampai-6-tahun/
https://www.scribd.com/doc/299367600/Laporan-Pendahuluan-Tumbuh-Kembang-Anak-Pra-
Sekolah