Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN III

SAP, MATERI DAN CHECKLIST


MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS

Disusun Oleh :

1. Amini (P.174.24.211.004)
2. Arista Dwi R. (P.174.24.211.010)
3. Desi Kurnia H. (P.174.24.211.016)
4. Elizabeth Yesi Y. (P.174.24.211.022)
5. Fina Wahyuningrum (P.174.24.211.028)
6. Hidayah Hisham S.S (P.174.24.211.034)
7. Liana Maria U. (P.174.24.211.040)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN MAGELANG

2012/2013
SATUAN ACARA PENDIDIKAN (SAP)

MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS

Topik : Mobilisasi Dini


Waktu : 60 menit
Sasaran : Ibu nifas
Tempat: Puskesmas Sawangan II

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah ibu mendapatkan penyuluhan kesehatan diharapkan Ibu hamil
dapat mengetahui dan mengerti tentang mobilisasi dini pada ibu nifas.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah ibu mendapatkan penyuluhan diharapkan ibu akan dapat:
a. Menjelaskan pengertian mobilisasi dini
b. Menyebutkan manfaat mobilisasi dini
c. Memperagakan tahapan mobilisasi dini
d. Memperagakan senam nifas
e. Menyebutkan resiko bila tidak melakukan mobilisasi dini

B. MATERI BELAJAR
1. Menjelaskan pengertian mobilisasi dini
2. Menyebutkan manfaat mobilisasi dini
3. Memperagakan tahapan mobilisasi dini
4. Memperagakan senam nifas
5. Menyebutkan resiko bila tidak melakukan mobilisasi dini

C. METODE PEMBELAJARAN
1. Penyuluhan dan diskusi untuk materi 1, 2 dan 5
2. Demontrasi dan redemonstrasi untuk materi 3 dan 4
D. ALAT PERAGA
1. Lembar balik yang berisi penjelasan dan gambar tentang mobilisasi dini
dan senam pada ibu nifas.
2. Alat : Matras

E. EVALUASI BELAJAR
Evaluasi akan dilakukan selama proses berlangsung dan setelahnya.
Bentuk evaluasi:
1. Pertanyaan lisan:
a. Apa pengertian mobilisasi dini pada ibu nifas?
b. Apa manfaat dari mobilisasi dini pada ibu nifas?
c. Apakah resiko apabila tidak melakukan mobilisasi dini?
2. Secara praktek
Apakah ibu bisa mempraktekkan beberapa gerakan mobilisassi dini dan
senam nifas secara mandiri?

F. DAFTAR PUSTAKA
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/08/mobilisasi-dini-ibu-post-
partum.html
ririendwie.blogspot.com/2011/10/mobilisasi-dini-pada-ibu-nifas.html
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2012/07/senam-ibu-nifas.html.
MATERI
MOBILISASI DINI PADA MASA NIFAS

A. Definisi Mobilisasi Dini


Mobilisasi dini adalah aktivitas yang segera dilakukan setelah beristirahat
beberapa jam ( 2 jam ) dengan beranjak dari tempat tidur ibu ( paska
persalinan normal ) (Ida Bagus Manuaba, 1991)

B. Manfaat Mobilisasi Dini


1. Menurut Manuaba, 1998 :
a. Melancarkan pengeluaran lokhea, mengurangi infeksi peurperium
b. Mempercepat involusi alat kandungan
c. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan
d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat
fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
2. Menurut Rambey, 2008 manfaat mobilisasi dini adalah:
a. Melancarkan sirkulasi darah
b. Membantu proses pemulihan
c. Mencegah terjadinya infeksi yang timbul karena gangguan pembuluh
darah balik serta menjaga pedarahan lebih lanjut
3. Menurut Fizari, 2009 manfaat lain dari mobilisasi dini adalah:
a. Ibu merasa lebih sehat dan kuat
b. Faal usus dan kandung kencing lebih baik
c. Kesempatan yang baik untuk mengajari merawat atau memelihara
anaknya.
Meskipun mobilisasi dini banyak membawa keuntungan, tetapi tidak
dinasihatkan bagi penderita yang telah mengalami partus lama, penderita
dengan suhu badan tinggi, toxemea, atau bagi penderita yang tidak
menginginkannya (Ibrahim, 1996 : 81).
C. Tahapan Mobilisasi Dini
Menurut Potter dan Perry (2006 : 251), mobilisasi dini berfokus pada rentang
gerak-gaya berjalan latihan, dan toleransi aktivitas yaitu
1. Rentang gerak
Merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi
pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan transversal.
Latihan rentang gerak yang meliputi bagian tubuh dan tipe gerakan:
a. Leher menggerakkan dagu menempel ke dada, mengembalikan kepala
ke posisi tegak, menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin,
memiringkan kepala sejauh mungkin ke arah setiap bahu, memutar
kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler.
b. Bahu menaikkan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke
posisi di atas kepala, mengembalikan lengan ke posisi di samping
tubuh, menggerakkan lengan ke belakang tubuh dan siku tetap lurus,
menaikkan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak
tangan jauh dari kepala, menurunkan lengan ke samping dan
menyilang tubuh sejauh mungkin, dengan siku fleksi lakukan putaran
bahu dengan menggerakkan lengan sampai ibu jari menghadap ke
dalam dan ke belakang dan gerakkan lengan sampai ibu jari ke atas
dan ke samping kepala, menggerakkan lengan dengan lingkaran
penuh.
c. Siku menekuk siku sehingga lengan bawah bergerak ke depan sendi
bahu dan tangan sejajar bahu, meluruskan siku dengan menurunkan
tangan.
d. Lengan bawah : memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak
tangan menghadap ke atas, memutar lengan bawah sehingga telapak
tangan menghadap ke bawah.
e. Pergelangan tangan : menggerakkan telapak tangan ke sisi bagian
dalam lengan bawah, menggerakkan jari-jari sehingga jari-jari berada
dalam arah yang sama, membawa permukaan tangan dorsal ke
belakang sejauh mungkin, menekuk pergelangan tangan miring ke ibu
jari dan ke arah lima jari.
f. Jari-jari tangan : membuat genggaman, meluruskan jari-jari tangan,
menggerakkan jari tangan ke belakang sejauh mungkin,
merenggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain,
merapatkan kembali jari-jari tangan.
g. Ibu jari menggerakkan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan,
menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari tangan, menjauhkan ibu jari
ke samping, menggerakkan ibu jari ke depan tangan, menyentuhkan
ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama.
h. Pinggul menggerakkan tungkai ke depan dan atas dan kembali ke
samping tungkai yang lain, menggerakkan tungkai ke belakang tubuh,
menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh, menggerakkan
tungkai kembali ke posisi medial dan melebihi jika mungkin, memutar
kaki dan tungkai ke arah tungkai lain dan menjauhi tungkai lain,
menggerakkan tungkai melingkar.
i. Lutut menggerakkan tumit ke arah belakang paha mengembalikan
tungkai ke lantai.
j. Mata kaki : menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke
atas dan ke bawah.
k. Kaki memutar telapak kaki ke samping dalam dan luar.
l. Jari-jari kaki : melengkungkan jari-jari kaki ke bawah, meluruskan
jari-jari kaki, merenggangkan jari-jari kaki satu dengan yang lain.
2. Gaya berjalan
Digunakan untuk menggambarkan cara utama atau gaya ketika berjalan.
Siklus gaya berjalan dimulai dengan tumit mengangkat satu tungkai dan
berlanjut dengan tumit mengangkat tungkai yang sama.
3. Latihan dan Toleransi Aktivitas
Latihan adalah aktivitas fisik untuk membuat kondisi tubuh,
meningkatkan kesehatan, dan mempertahankan kesehatan jasmani.
Toleransi aktivitas adalah jenis dan jumlah latihan atau kerja yang dapat
dilakukan seseorang.
4. Kesejajaran tubuh
Dapat dilakukan dengan berdiri, duduk, atau berbaring antara lain :
a. Berdiri
Kepala tegak.
Ketika dilihat dari arah posterior, bahu dan pinggul lurus dan sejajar.
Ketika dilihat dari arah posterior, tulang belakang lurus.
Ketika dilihat dari arah lateral, kepala tegak dan garis tulang
belakang di garis dalam pola S terbalik.
Ketika dilihat dari arah lateral, perut berlipat ke bagian dalam
dengan nyaman dart lutut dengan pergelangan kaki agak
melengkung.
Lengan nyaman di samping.
Kaki ditempatkan sedikit berjauhan untuk mendapatkan dasar
penopang, dan jari-jari kaki menghadap ke depan.
Ketika dilihat dari arah anterior pusat gravitasi berada di tengah
tubuh dan garis gravitasi mulai dari tengah kepala bagian depan
sampai titik tengah antara kedua kaki.
b. Duduk
Kepala tegak, leher dan tulang belakang berada dalam kesejajaran
yang lurus.
Berat badan terbagi rata pada bokong dan paha.
Paha sejajar dan berada pada potongan horizontal.
Kedua kaki ditopang di lantai.
Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang
popliteal pada permukaan lutut bagian posterior.
Lengan bawah ditopang pada pegangan tangan, di pangkuan, atau di
atas meja depan kursi.
c. Berbaring
Pada orang sadar mempunyai kontrol otot volunter dan persepsi normal
terhadap tekanan. Ketika berbaring membutuhkan posisi lateral dengan
menggunakan satu bantal, dan semua penopangnya diangkat dari
tempat tidur. Tubuh harus ditopang oleh matras yang adekuat. Tulang
belakang harus berada dalam kesejajaran lurus tanpa ada lingkungan
yang terlihat.
D. Senam nifas
Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu-ibu setelah
melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih dimana fungsinya adalah untuk
mengembalikan kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan,
mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan
pada otot-otot setelah kehamilan, terutama pada otot-otot bagian punggung,
dasar panggul dan perut (Anggriyana, 2010).
a. Tujuan senam nifas
Senam nifas dapat dilakukan oleh ibu-ibu pasca persalinan, dimana senam
nifas mempunyai tujuan untuk :
Membantu mencegah pembentukan bekuan (thrombosis) pada
pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan
peran sakit menjadi sehat dan tidak bergantung.
Mengencangkan otot perut, liang senggama, otot-otot sekitar vagina
maupun otot-otot dasar panggul.
Memperbaiki regangan otot perut.
Untuk relaksasi dasar panggul.
Memperbaiki tonus otot pinggul.
Memperbaiki sirkulasi darah.
Memperbaiki regangan otot tungkai.
Memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan
(Anggriyana, 2010).
b. Kontra indikasi
Senam nifas seyogyanya tidak dilakukan oleh ibu yang menderita anemia
atau yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan paru-paru
(Anggriyana, 2010).
c. Pelaksanaan senam nifas
Sebelum melakukan senam nifas, sebaiknya tenaga kesehatan mengajarkan
kepada ibu untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan
dapat dilakukan dengan melakukan latihan pernapasan dan dengan cara
menggerak-gerakkan kaki dan tangan secara santai. Hal ini bertujuan
untuk menghindari kekejangan otot selama melakukan gerakan senam
nifas. (Anggriyana, 2010)
Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan,
kemudian dilakukan secara teratur setiap hari. Namun, pada umumnya
para ibu sering merasa takut melakukan gerakan demi gerakan setelah
persalinan. Padahal 6 jam setelah persalinan normal atau 8 jam setelah
operasi sesar, ibu sudah boleh melakukan mobilisasi dini, termasuk senam
nifas. (Anggriyana, 2010)
Senam pascanatal setelah persalinan normal
a) Senam sirkulasi
Senam ini bertujuan untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan
sirkulasi ibu pada masa pascapartus segera ketika ia mungkin berisiko
mengalami trombosis vena atau komplikasi sirkulasi ini. Senam ini
dapat dilakukan di tempat tidur beberapa kali setelah bangun tidur dan
harus dilanjutkan sampai ibu mampu mobilisasi total dan tidak ada
edema pergelangan kaki (Brayshaw, 2008).
Senam kaki
Duduk atau berbaring dengan posisi lutut lurus. Tekuk lalu
regangkan secara perlahan sedikitnya 12 kali, ingat untuk lebih
memilih gerakan dorsifleksi bukan plantarfleksi untuk mencegah
kram. Pertahankan posisi lutut dan paha, putar kedua pergelangan
sebesar mungkin putaranya, sedikitnya 12 kali untuk satu arah.

Mengencangkan kaki
Duduk atau berbaring dengan kaki lurus. Tarik kedua kaki ke atas
pada pergelangan kaki dan tekankan bagian belakang lutut ke
tempat tidur. Tahan posisi ini dalam hitungan 5, bernapaslah secara
normal, lalu relaks. Ulangi gerakan sebanyak 10 kali (Brayshaw,
2008)
Napas dalam
Pernafasan diafragma membantu mengembalikan aliran vena
melalui kerja pemompaan diafragma pada vena kava inferior dan
harus diulangi beberapa kali sehari sampai ibu dapat mobilisasi
(Brayshaw, 2008). Dalam posisi apa pun, tarik napas dalam
sebanyak 3 atau 4 kali (tidak boleh lebih) untuk memungkinkan
ventilasi penuh paru-paru.
b) Dasar panggul
Senam dasar panggul menguatkan otot dasar panggul pascapartus,
tujuannya mengembalikan fungsi penuhnya sesegera mungkin dan
membantu mencegah masalah atau prolaps urine jangka panjang.
Namun, kontraksi dan relaksasi otot-otot ini juga membantu meredakan
ketidaknyamanan pada perineum, rasa ini mungkin timbul akibat
persalinan, dan tujuan pemulihan dengan meningkatkan sirkulasi lokal
dan mengurangi edema. (Brayshaw, 2008).
Cara untuk latihan dasar panggul :
Kencangkan anus seperti menahan defekasi, kerutkan uretra dan vagina
juga seperti menahan berkemih, kemudian lepaskan ketiganya. Tahan
dengan kuat selama mungkin sampai 10 detik, bernapas secara normal.
Relaks dan istirahat selama 3 detik. Ulangi dengan perlahan sebanyak
mungkin sampai maksimum 10 kali.(Brayshaw, 2008).
c) Senam abdomen
Selama kehamilan, korset abdomen mengalami peregangan mencapai
kira-kira dua kali lipat dari panjang semula pada akhir minggu masa
kehamilan. Seluruh otot abdomen memerlukan latihan untuk mencapai
panjang dan kekuatan semula, namun otot yang terpenting karena
perannya dalam menjaga kestabilan panggul ialah otot transversus.
Latihan transversus dapat dimulai kapan pun ibu merasa mampu dan
harus dilakukan sering sambil ibu melakukan aktivitasnya bersama bayi
(Brayshaw, 2008).
Senam transversus
Berbaring dan kedua lutut ditekuk dan kaki datar menapak di tempat
tidur. Letakkan kedua tangan di abdomen bawah di depan paha.
Tarik napas dan pada saat akhir hembuskan napas, Kencangkan
bagian bawah abdomen di bawah umbilicus dan tahan dalam
hitungan 10, lanjutkan dengan bernapas normal. Ulangi sampai 10
kali. (Brayshaw, 2008)

Senam dasar panggul dan transversus


Kerja otot dasar panggul dan transversus akan bertambah dengan
mengombinasikan kedua latihan tersebut (Sapsford et al, 2001).
Caranya ibu dapat mengontraksikan transversus terlebih dahulu lalu
otot dasar panggul atau sebaliknya. Penting untuk menggunakan
kontraksi kombinasi ini secara fungsional selama melakukan
aktivitas untuk melindungi sendi panggul dan tulang belakang.
(Brayshaw, 2008)
Mengangkat panggul
Senam mengangkat panggul dapat dilakukan pada awal
pascapartum, dan khususnya bermanfaat bila ibu memiliki riwayat
nyeri punggung postural.
Berbaring telentang dan kedua lutut ditekuk dan kaki ditapakkan ke
lantai, kencangkan otot-otot abdomen, kencangkan juga otot panggul
dan tekan sedikit area belakang lantai. Tahan posisi ini sampai
hitungan lima. Ulangi gerakan ini gerakan ini 5 kali, tingkatkan
hingga pengulangan mencapai hitungan 10 kali atau lebih pada
minggu-minggu selanjutnya. Ulangi latihan ini dengan lebih
berirama (pelvic rocking), untuk membantu meredakan kekauan
yang timbul akibat pengaruh postural atau nyeri punggung yang
mungkin timbul setelah persalinan.

d) Senam stabilitas batang tubuh


Dengan posisi duduk dan kaki datar diatas lantai serta tangan diatas
otot abdomen bawah, tarik otot dasar panggul dan tranversus serta
naik kan satu lutut sehingga kaki beberapa inci di atas lantai. Tahan
selama lima detik. Ulangi sebanyak lima kali gerakan.
Sumber: Brayshaw, 2008.

Dengan posisi berbaring miring, tekuk kedua lutut kearah atas depan,
tarik otot tranversus serta angkat lutut atas, dengan cara memutar
paha ke arah luar sementara tumit saling berdekatan.

Sumber: Brayshaw, 2008.

Dengan posisi berbaring miring dan lutut kaki yang bawah di tekuk
ke arah belakang, tarik abdomen bagian bawah dan naikkan kaki
yang atas ke arah atap sejajar dengan tubuh. Tahan gerak kan selama
5 detik.

Sumber: Brayshaw, 2008.


Dengan posisi berbaring telentang, tekuk kedua lutut ke atas dan
kaki datar di atas lantai. Letak kan tangan di atas abdomen depan
paha, tarik abdomen bawah dan biarkan lutut kanan sedikit ke arah
luar dengan sedikit mengendalikan untuk memastikan bahwa pelvis
tetap pada posisi nya dan punggung tetap datar.

Sumber: Brayshaw, 2008.

Dengan posisi berbaring telentang, tekuk kedua lutut ke atas dan


kaki datar di atas lantai. Letak kan tangan di atas abdomen depan
paha, tarik abdomen bawah dan secara perlahan luruskan tumit salah
satu kaki dengan tetap mempertahankan punggung datar setinggi
panggul. Hentikan bila panggul mulai bergerak.

Sumber: Brayshaw, 2008.

E. Resiko Bila Tidak Melakukan Mobilisasi


Berbagai masalah dapat terjadi bila tidak melakukan mobilisasi dini,
misalnya:
1. Gangguan pernafasan yaitu sekret akan terakumulasi pada saluran
pernafasan yang akan berakibat klien sulit batuk dan mengalami gangguan
bernafas.
2. Pada sistem kardiovaskuler terjadi hipotensi ortostatik yang disebabkan
oleh sistem syaraf otonom tidak dapat menjaga keseimbangan suplai darah
sewaktu berdiri dari berbagai dalam waktu yang lama.
3. Pada saluran perkemihan yang mungkin terjadi adalah statis urin yang
disebabkan karena pasien pada posisi berbaring tidak dapat mengosongkan
kandung kemih secara sempurna.
4. Pada gastrointestinal terjadi anoreksia diare atau konstipasi. Anoreksia
disebabkan oleh adanya gangguan katabolisme yang mengakibatkan
ketidak seimbangan nitrogen karena adanya kelemahan otot serta
kemunduran reflek deteksi, maka pasien dapat mengalami konstipasi.
LEMBAR CHECKLIST
MOBILISASI DINI DAN SENAM IBU NIFAS
NO. BUTIR YANG DINILAI 2 1 0
A SIKAP / PERILAKU
1 Menyambut dan memberi salam pada pasien dengan ramah dan sopan
2 Memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga
3 Apersepsi terhadap klien
4 Menjelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
5 Sabar dan teliti
B CONTENT
1 Menggerakkan dagu menempel ke dada, mengembalikan kepala ke
posisi tegak, menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin,
memiringkan kepala sejauh mungkin ke arah setiap bahu, memutar
kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler.
2 Menaikkan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di
atas kepala, mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh,
menggerakkan lengan ke belakang tubuh dan siku tetap lurus,
menaikkan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak
tangan jauh dari kepala.
3 menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin,
dengan siku fleksi lakukan putaran bahu dengan menggerakkan lengan
sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang dan gerakkan
lengan sampai ibu jari ke atas dan ke samping kepala, menggerakkan
lengan dengan lingkaran penuh.
4 Membuat genggaman, meluruskan jari-jari tangan, menggerakkan jari
tangan ke belakang sejauh mungkin, merenggangkan jari-jari tangan
yang satu dengan yang lain, merapatkan kembali jari-jari tangan.
5 Menekuk siku sehingga lengan bawah bergerak ke depan sendi bahu
dan tangan sejajar bahu, meluruskan siku dengan menurunkan tangan.
6 Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap
ke atas, memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke
bawah.
7 Menggerakkan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah,
menggerakkan jari-jari sehingga jari-jari berada dalam arah yang sama,
membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin,
menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari dan ke arah lima jari.
8 Menggerakkan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan,
menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari tangan, menjauhkan ibu jari
ke samping, menggerakkan ibu jari ke depan tangan, menyentuhkan ibu
jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama.
9 Menggerakkan tungkai ke depan dan atas dan kembali ke samping
tungkai yang lain, menggerakkan tungkai ke belakang tubuh,
menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh, menggerakkan
tungkai kembali ke posisi medial dan melebihi jika mungkin, memutar
kaki dan tungkai ke arah tungkai lain dan menjauhi tungkai lain,
menggerakkan tungkai melingkar.
10 Menggerakkan tumit ke arah belakang paha mengembalikan tungkai ke
lantai.
11 Menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas dan ke
bawah.
12 Kaki memutar telapak kaki ke samping dalam dan luar.
13 Melengkungkan jari-jari kaki ke bawah, meluruskan jari-jari kaki,
merenggangkan jari-jari kaki satu dengan yang lain.
14 Tumit mengangkat satu tungkai dan berlanjut dengan tumit
mengangkat tungkai yang sama.
15 Membuat kondisi tubuh, meningkatkan kesehatan, dan
mempertahankan kesehatan jasmani.
16 Kepala tegak, bahu dan pinggul lurus dan sejajar, tulang belakang
lurus, kepala tegak dan garis tulang belakang di garis dalam pola S
terbalik, perut berlipat ke bagian dalam dengan nyaman dart lutut
dengan pergelangan kaki agak melengkung. Lengan nyaman di
samping. Kaki ditempatkan sedikit berjauhan untuk mendapatkan dasar
penopang, dan jari-jari kaki menghadap ke depan, pusat gravitasi
berada di tengah tubuh dan garis gravitasi mulai dari tengah kepala
bagian depan sampai titik tengah antara kedua kaki.
17 Kepala tegak, leher dan tulang belakang berada dalam kesejajaran yang
lurus. Berat badan terbagi rata pada bokong dan paha. Paha sejajar dan
berada pada potongan horizontal. Kedua kaki ditopang di lantai. Jarak
2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal
pada permukaan lutut bagian posterior. Lengan bawah ditopang pada
pegangan tangan, di pangkuan, atau di atas meja depan kursi.
18 Berbaring posisi lateral dengan menggunakan satu bantal, dan semua
penopangnya diangkat dari tempat tidur. Tubuh ditopang oleh matras
yang adekuat. Tulang belakang harus berada dalam kesejajaran lurus
tanpa ada lingkungan yang terlihat.
19 SENAM SIRKULASI
Senam kaki
Duduk atau berbaring dengan posisi lutut lurus. Tekuk lalu
regangkan secara perlahan sedikitnya 12 kali, ingat untuk lebih
memilih gerakan dorsifleksi bukan plantarfleksi untuk mencegah
kram. Pertahankan posisi lutut dan paha, putar kedua pergelangan
sebesar mungkin putaranya, sedikitnya 12 kali untuk satu arah.
Mengencangkan kaki
Duduk atau berbaring dengan kaki lurus. Tarik kedua kaki ke atas
pada pergelangan kaki dan tekankan bagian belakang lutut ke tempat
tidur. Tahan posisi ini dalam hitungan 5, bernapaslah secara normal,
lalu relaks. Ulangi gerakan sebanyak 10 kali.
Napas Dala
Dalam posisi apa pun, tarik napas dalam sebanyak 3 atau 4 kali
(tidak boleh lebih) untuk memungkinkan ventilasi penuh paru-paru.
20 DASAR PANGGUL
Kencangkan anus seperti menahan defekasi, kerutkan uretra dan vagina
juga seperti menahan berkemih, kemudian lepaskan ketiganya. Tahan
dengan kuat selama mungkin sampai 10 detik, bernapas secara normal.
Relaks dan istirahat selama 3 detik. Ulangi dengan perlahan sebanyak
mungkin sampai maksimum 10 kali.
21 SENAM ABDOMEN
Senam transversus
Berbaring dan kedua lutut ditekuk dan kaki datar menapak di tempat
tidur. Letakkan kedua tangan di abdomen bawah di depan paha.
Tarik napas dan pada saat akhir hembuskan napas, Kencangkan
bagian bawah abdomen di bawah umbilicus dan tahan dalam
hitungan 10, lanjutkan dengan bernapas normal. Ulangi sampai 10
kali.
Senam dasar panggul dan transversus
Mengangkat panggul
Berbaring telentang dan kedua lutut ditekuk dan kaki ditapakkan ke
lantai, kencangkan otot-otot abdomen, kencangkan juga otot panggul
dan tekan sedikit area belakang lantai. Tahan posisi ini sampai
hitungan lima. Ulangi gerakan ini gerakan ini 5 kali, tingkatkan
hingga pengulangan mencapai hitungan 10 kali atau lebih pada
minggu-minggu selanjutnya. Ulangi latihan ini dengan lebih
berirama (pelvic rocking), untuk membantu meredakan kekauan
yang timbul akibat pengaruh postural atau nyeri punggung yang
mungkin timbul setelah persalinan.
22 SENAM STABILITAS BATANG TUBUH
Dengan posisi duduk dan kaki datar diatas lantai serta tangan diatas
otot abdomen bawah, tarik otot dasar panggul dan tranversus serta
naik kan satu lutut sehingga kaki beberapa inci di atas lantai. Tahan
selama lima detik. Ulangi sebanyak lima kali gerakan.
Dengan posisi berbaring miring, tekuk kedua lutut kearah atas
depan, tarik otot tranversus serta angkat lutut atas, dengan cara
memutar paha ke arah luar sementara tumit saling berdekatan.
Dengan posisi berbaring miring dan lutut kaki yang bawah di tekuk
ke arah belakang, tarik abdomen bagian bawah dan naikkan kaki
yang atas ke arah atap sejajar dengan tubuh. Tahan gerak kan selama
5 detik.
Dengan posisi berbaring telentang, tekuk kedua lutut ke atas dan
kaki datar di atas lantai. Letak kan tangan di atas abdomen depan
paha, tarik abdomen bawah dan biarkan lutut kanan sedikit ke arah
luar dengan sedikit mengendalikan untuk memastikan bahwa pelvis
tetap pada posisi nya dan punggung tetap datar.
Dengan posisi berbaring telentang, tekuk kedua lutut ke atas dan
kaki datar di atas lantai. Letak kan tangan di atas abdomen depan
paha, tarik abdomen bawah dan secara perlahan luruskan tumit salah
satu kaki dengan tetap mempertahankan punggung datar setinggi
panggul. Hentikan bila panggul mulai bergerak.
C TEKNIK
1 Bekerja dengan sistematis
2 Menjaga privasi klien
3 Memberikan perhatian terhadap responn klien
4 Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

Moderator : Atania Rachma Anindita

1. Dewi Masyitoh Firdawati


Apa bedanya fungsi membuat genggaman kemudian meluruskan jari-
jari tangan dengan menggunakan ibu jari ke depan jangan,
menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang
sama?
Dijawab oleh Hidayah Hisham
Pada gerakan menggenggam dan meluruskan jari-jari tangan, otot yang
berperan adalah otot dan sendi pada ruas-ruas jari. Sehingga, gerakan
ini berfungsi untuk merilekskan dan menghindari kekakuan pada otot
serta melumaskan sendi pada ruas jari akibat mengejan pada proses
persalinan. Sedangkan gerakan menyentuh ibu jari pada setiap ibu jari,
otot yang berperan adalah otot pada sela-sela jari. Sehingga gerakan ini
dapat melenturkan otot yang ada pada setiap sela-sela jari apabila
gerakan ini dilakukan dengan benar, yaitu dengan benar-benar
menegangkan dan mengendorkan otot ini.
2. Azmi Luthfia
Gerakan sebanyak itu apakah dilakukan dalam satu waktu atau bisa
sebagian dulu yang dilakukan kemudian dilanjutkan hari selanjutnya?
Dijawab oleh Fina Wahyuningrum
Bisa dilakukan sebagian dulu, semampunya ibu. Apabila ibu sudah
kelelahan, kegiatan bisa dihentikan terlebih dahulu baru kemudian
dilanjutkan lagi pada hari selanjutnya. Pada intinya, kita harus
menyesuaikan kemampuan ibu dalam melakukan gerakan-gerakan
mobilisasi dini dan senam nifas ini.
3. Fildiah Susilowati
Saat menjelaskan manfaat dari mobilisasi dan senam nifas, yang
dijelaskan manfaat secara menyeluruh ataukah manfaat setiap gerakan?
Dijawab oleh Desi Kurnia H
Bisa dijelaskan manfaat secara menyeluruh juga bisa setiap gerakan.
Untuk manfaat secara menyeluruhnya yaitu melancarkan pengeluaran
lochea, mengurangi infeksi puerperium, mempercepat involusi alat
kandungan, meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga
mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme. Akan
tetapi penjelasan tentang manfaat bisa juga diberikan pada saat kita
mengajarkan masing-masing gerakan. Seperti misalnya manfaat senam
kaegel untuk mempercepat penyembuhan luka perineum dan
mengencangkan tonus otot vagina.
4. Chanifah Salma
a. Mobilisasi hanya untuk ibu post partum yang rawat inap atau
tidak?
b. Senam nifas ada hari ke-1 dan ke-2, misalkan ibu datang
seharusnya sudah latihan gerakan hari kedua tetapi dia datnag pada
hari ke-10, bagaimana?

Dijawab oleh Desi Kurnia Hapsari

a. Mobilisasi dapat dilakukan pada ibu post partum yang rawat inap
maupun yang tidak rawat inap.
Pada rawat inap, mobilisasi dilakukan 2 jam post partum dalam
24 jam. Sedangkan pada senam nifas dapat dilakukan pada 24
jam post partum dan dilakukan bertahap sesuai dengan
kemampuan ibu.
Pada ibu tidak rawat inap, mobilisasi dan senam nifas juga dapat
dilaksanakan. Mobilisasi dini diberikan 2 jam post partum
(dalam pendampingan bidan setelah partus) dan senam nifasnya
dapat dilaksanakan pada kunjungan nifas.
b. Senam nifas dilakukan pertahap sesuai dengan kemampuan ibu dan
dapat dilakukan dalam beberapa hari (tidak dalam 1 hari). Apalagi
ibu yang seharusnya sudah latihan gerakan pada hari ke-2 tetapi
baru datang pada hari ke-10, sehingga gerakan yang diajarkan dan
diberikan diulangi dari gerakan hari pertama. Karena senam nifas
harus berurutan.

Anda mungkin juga menyukai