Anda di halaman 1dari 20

ORGANISASI RUMAH SAKIT

Anggota kelompok :
Neni Kusuma Wardhani ( 08 )
Resti Astida P ( 21 )
Trie Ayu U (34 )

LILY
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR :
1045/MENKES/PER/XI/2006
TENTANG
PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT
DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN
KESEHATAN
Rumah Sakit Umum Kelas A
Pasal 10
1) RSU Kelas A dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur
Utama.
2) Direktur Utama membawahi paling banyak 4 (empat)
Direktorat.
3) Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga)
Bidang atau 3 (tiga) Bagian.
4) Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi.
5) Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga)
Subbagian.
Rumah Sakit Umum Kelas B Pendidikan
Pasal 11
1) RSU Kelas B Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala disebut
Direktur Utama.
2) Direktur Utama membawahi paling banyak 3 (tiga) Direktorat.
3) Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga)
Bidang atau 3 (tiga) Bagian.
4) Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga)
Seksi.
5) Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga)
Subbagian
Rumah Sakit Umum Kelas B Non Pendidikan
Pasal 12

1) RSU Kelas B Non Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala


disebut Direktur Utama.
2) Direktur Utama membawahi paling banyak 2 (dua) Direktorat.
3) Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga)
Bidang atau 3 (tiga) Bagian.
4) Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga)
Seksi.
5) Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga)
Subbagian.
Rumah Sakit Umum Kelas C
Pasal 13
1) RSU Kelas C dipimpin oleh seorang Kepala disebut
Direktur.
2) Direktur membawahi paling banyak 2 (dua) Bidang
dan 1 (satu) Bagian.
3) Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3
(tiga) Seksi
4) Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian.
Rumah Sakit Umum Kelas D
Pasal 14
1) RSU Kelas D dipimpin oleh seorang Kepala disebut
Direktur.
2) Direktur membawahi 2 (dua) Seksi dan 3 (tiga)
Subbagian.
3) Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3
(tiga) Seksi
4) Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian.
Masalah yang sering muncul
PEMBAHASAN
Banyak masalah yang sering terjadi di
rumah sakit salah satunya adalah infeksi
nosokomial. Infeksi itu sendiri adalah
adanya suatu organisme pada jaringan atau
cairan tubuh yang disertai suatu gejala
klinis baik lokal maupun sistemik.
Rumah sakit sebagai unit pelayanan medis telah
memiliki bentuk organisasi yang baku, artinya sebuah
bentuk organisasi yang sudah terstruktur bagi semua
rumah sakit
Dengan adanya struktur organisasi struktural
beserta manajemennya tersebut, maka semua tugas
dan kewajiban upaya pelayanan medis telah terbagi di
setiap Unit Pelaksana Fungsional (UPF).
Karena sifatnya sangat spesifik dan
permasalahannya dapat terjadi setiap saat, maka
pihak manajemen rumah sakit membentuk sebuah
unit kerja khusus di luar unit kerja struktural yang
telah ada. Unit kerja ini diberi nama Panitia Medik
Pengendalian Infeksi yang bersifat independen,
mempunyai kewajiban yang terkait dengan
permasalahan pencegahan infeksi, serta
bertanggung jawab kepada manajemen/direktur
rumah sakit.
Kejadian infeksi nosokomial paling banyak terjadi pada
instalasi rawat inap dimana merupakan bagian dari unit
fungsional medik dalam struktur organisasi rumah sakit
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial
berada di tangan tim medis pengendalian infeksi, dibantu oleh
petugas bagian perawatan mulai dari kepala bagian
perawatan, kepala ruangan/bangsal perawatan, serta semua
petugas perawatan lainya selama 24 jam penuh. Dengan
demikian tenaga keeperawatan merupakan pelaksana
terdepan dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial .
Dibawahnya terdapat Unit Kesehatan
Lingkungan dan penanggulangan Infeksi
Nosokomial yang mempunyai tugas melakukan
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian upaya kesehatan lingkungan,
pengolahan limbah dan keselamatan kerja,
serta upaya-upaya penanggulangan infeksi
nosokomial
Dapat disimpulkan bahwa Panitia Medik
Pengendalian Infeksi merupakan perangkat
pembantu direktur rumah sakit dalam upaya
menjaga mutu layanan medis dari aspek
pencegahan infeksi.
SOLUSI
1. Pengendalian
- Peningkatan peran petugas kesehatan dalam
pengendalian infeksi melalui penerapan prosedur kewaspadaan.
- Pengelola rumah sakit diminta untuk mengerahkan semua
sumber daya untuk mencegah dan mengendalikan penyakit
infeksi yang terjadi di RS (infeksi nosokomial).
-Karyawan dan staf rumah sakit harus melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi sesuai prosedur yang
telah ditetapkan.
tiga hal yang perlu ada dalam program
pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit,
antara lain:
1. Adanya sistem surveilan yang mantap
2. Adanya peraturan yang jelas dan tegas serta
dapat dilaksanakan, dengan tujuan untuk
mengurangi risiko terjadinya infeksi
3. Adanya program pendidikan yang terus
menerus bagi semua petugas rumah sakit
dengan tujuan mengembalikan sikap mental
yang benar dalam merawat penderita
2. Pengawasan
Dibentuknya panitia medik pengendalian infeksi.
Inti dari tugas dan tanggung jawab Panitia Medik
Pengendalian Infeksi adalah mencari,
mengidentifikasi infeksi nosokomial, yang selanjutnya
data yang diperoleh dikumpulkan, diolah, dianalisis,
dan disajikan sebagai bahan informasi kepada pihak
manajemen/direktur rumah sakit.
3. Evaluasi
Diadakan evaluasi setiap 1 periode program
pengendalian dan pengawasan infeksi nosokomial
pada rumah sakit untuk kemudian di analisa hasil dan
merumuskan kebijakan baru yang lebih efektif., yang
applicable serta informatif, disertai pelaksanaan dan
pengawasan kebijakan tersebut untuk semua unit
kerja di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai