PATOLOGI REPRODUKSI
SAP TUMOR JINAK PADA UTERUS
Dosen Pembimbing: Esti Handayani, M. Mid
DISUSUN OLEH :
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Tujuan Pembelajaran
A. Tujuan Umum :
Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang tumor jinak pada uterus, Wanita usia
subur dapat memahami tentang Tumor jinak pada uterus bagi kesehatan reproduksi.
B. Tujuan Khusus :
Setelah mendapat penjelasan selama penyuluhan kesehatan, para remaja dapat:
1. Mengetahui pengertian tumor jinak pada uterus
2. Mengetahui penyebab tumor jinak pada uterus
3. Mengetahui tanda dan gejala tumor jinak pada uterus
4. Mengetahui patofisisologi tumor jinak pada uterus.
5. Mengetahui jenis-jenis tumor jinak pada uterus
6. Mengetahui tentang gejala klinis tumor jinak pada uterus
7. Mengetahui komplikasi tumor jinak pada uterus
8. Mengetahui deteksi dini tumor jinak pada uterus
9. Mengetahui pemeriksaan diagnostik tumor jinak pada uterus
10. Mengetahui penanganan pada tumor jinak pada uterus
11. Mengetahui penatalaksanaan pada tumor jinak pada uterus
C. Materi Pembelajaran :
1. Pengertian tumor jinak pada uterus
2. Penyebab tumor jinak pada uterus
3. Tanda gejala tumor jinak pada uterus
4. patofisisologi tumor jinak pada uterus.
5. jenis-jenis tumor jinak pada uterus
6. tentang gejala klinis tumor jinak pada uterus
7. komplikasi tumor jinak pada uterus
8. deteksi dini tumor jinak pada uterus
9. pemeriksaan diagnostik tumor jinak pada uterus
10. penanganan pada tumor jinak pada uterus
11. penatalaksanaan pada tumor jinak pada uterus
D. Metode Pembelajaran :
Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
E. Alat Peraga :
Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
G. Evaluasi :
Evaluasi akan dilakukan selama proses berlangsung dan setelahnya.
Bentuk evaluasi,pertanyaan lisan:
1. Apakah wanita usia subur mengetahui mengenai penyebab, tanda dan gejala tumor
jinak pada uterus?
2. Apakah wanita usia subur sudah mengetahui deteksi dini pada tumor jinak pada uterus?
H. Sumber Pustaka
Prawirohardjo, S.2009.Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
http://WWW.deherba.com/pengobatan-tumor-uterus.html
Lampiran Materi
A. Pengertian
Mioma uteri atau tumor otot rahim adalah tumor jinak yang berada pada uterus atau
organ rahim. Mioma uteri terletak pada dinding rahim dan dapat berkembang ke arah
dalam atau ke arah luar. Pada umumnya mioma uteri ditemukan secara tidak sengaja
dan jarang menimbulkan keluhan atau gejala.
B. Penyebab
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan
penyakit multifaktorial. Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan tumor ini
disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor
estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya
sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar
pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah menopause
(mengecil pada pascamenopause). Wanita dengan nullypara. Etiologi secara pasti
tidak diketahui Tetapi ada korelasi antara pertumbuhan tumor dengan peningkatan
reseptor estrogen-progesteron pada jaringan mioma uteri dan juga dipengaruhi oleh
hormone pertumbuhan. faktor genetic Resiko tinggi wanita dengan umur diatas 35
tahun.
C. Tanda dan Gejala
Kebanyakan mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan
panggul rutin ataupun saat pemeriksaan ultrasonogafi (USG). Gejala yang timbul
bergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun yang paling sering ditemukan
adalah:
D. Patofisiologi
Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih banyak dibanding
miometrium normal. Teori cell nest atau teori genitoblat membuktikan
dengan pemberian estrogen ternyata menimbulkan tumor fibromatosa yang
berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan yang
tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. Mioma uteri lebih sering
ditemukan pada nulipara, faktor keturunan juga berperan. Perubahan sekunder pada
mioma uteri sebagian besar bersifaf degeneratif karena
b e r k u r a n g n y a a l i r a n d a r a h k e mioma uteri.
F. Gejala-gejala Klinis
Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut.
1. Perdarahan abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore,menoragia dan
dapat juga terjadi metroragia
2. Rasa nyeri
Timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma,yang disertai
nekrosis dan peradangan.
4. Adanya rasa penuh atau berat pada perut bagian bawah dan teraba massa yang
padat kenyal
5. Gangguan haid atau perdarahan abnormal dari uterus yaitu hipermenore,
metroragi, dismenorea
6. Rasa nyeri akibat torsi atau mengalami degenerasi
7. Infertilitas
8. Abortus
G. Komplikasi
a. Perubahan menjadi ganas
Leiomyosarcoma/fibrosarcoma pada 0,1-0,5% mioma. Kecurigaan keganasan
apabila mioma cepat besar dan bila terjadi pembesaran mioma dalam menopause.
H. Deteksi Dini
Diagnosa mioma uteri memerlukan pemeriksaan USG, CT Scan atau MRI.
Umumnya dengan USG saja sudah cukup untuk mendiagnosa mioma uteri.
I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemerikasaan pelvis mendeteksi pembesaran uterus
2. USG abdominal dan transvaginal dapat membantu menegakkan dugaan klinis.
3. Aspirat endoservikal menunjukan sel abnormal.
4. Biopsi endometrial.
5. Dilatasi dan kuretase merupakan alat diagnostik yang paling akurat.
6. Pemeriksaan tambahan meliputi pemeriksaan metastatik (sinar X dan sitoskopi).
J. Penanganan
1. Support psikologis/ emosional
2. Tindakan bedah kolaboratif medis tergantung pada gejala, usia, paritas. Antara
lain :
- Gejala ringan : kontrol teratur 3-6 bulan untuk mengamati pertumbuhan
mioma
- Therapi hormonal dengan anti esterogen : untuk memperkecil mioma
- Bedah laser : untuk menghancurkan mioma
- Tindakan operatif miomektomi
- Tindakan operatif histerektomi : bila perdarahan hebat, mioma
mengobstruksi organ lain,dan mioma besar.
K. Penatalaksanaan
1. Terapi progestin
Diberikan untuk mengurangi kadar estrogen dan untuk
mengurangi p e r d a r a h a n . Gonadotropin-releasing hormon (GnRH)
agonists mendatangkan menopause tiruan dengan menghentikan
rangsangan gonadotropin terhadap ovarium. Ini menurunkan produksi
estrogen dan rangsangan pertumbuhan tumor. Mioma akan mengecil apabila
rangsangan estrogen dikurangi. Agonis GnRH selalu dipakai sebelum
operasi untuk menegcilkan mioma. Obat ini dapat digunakan pada kasus
terpilih untuk m e n g e n d a l i k a n mioma yang menyebabkan
k e m a n d u l a n . B i l a m a n a a g o n i s G n R H dihentikan, mioma mulai tumbuh
kembali.
2. Miomektomi
Pengangkatan mioma saja dengan tetap memelihara rahim. Biasanya
dilakukan dengan rencana untuk memelihara kesuburan. Resiko rekurensi
dari mioma sebesar 40% dan r e s i k o infertilitas sehabis miomektomi
adalah sebesar 40%. Miomektomi juga dilakukan pada kasus mioma yang
mengganggu proses persalinan. Miomektomi sering dilakukan melalui laparotomi
tetapi dapat dilaksanakan juga melalui laparoskopi pada pasien terpilih. Mioma
submukosum dapat dianggkat dengan histeroskopi. Miomektomi melalui
sembarang jalan dapat menyembuhkan gejala dan memelihara kesuburan, tetapi
pasien harus dikonsultasikan bahwa gejala dapat berulang dan infertilitas dapat
terjadi
3. Histerektomi
Adalah tindakan yang bisa dilakukan bila kesuburan tidak lagi dipertahankan.
Histerektomi diindikasikan bila gejala-gejalanya cukup berat untuk membenarkan
resiko operasi. Histerektomi selalu dikerjakan untuk mendeteksi masa adneksa
pada kehadiran uterus yang besar dan karena pertumbuhan selanjutnya mungkin
mengakibatkan tekanan pada struktur-struktur saluran kencing. Terapi
pembedahan dilakukan dengan indikasi :