Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ASKEB IV

PATOLOGI REPRODUKSI
SAP TUMOR JINAK PADA UTERUS
Dosen Pembimbing: Esti Handayani, M. Mid

DISUSUN OLEH :

Meilani Putri N (04)


R. Fitrang Mawardani (17)
R. Ayu Hikmawati (26)
Susilah (31)
Yuni Novitasari (40)
LILY

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI KEBIDANAN MAGELANG

2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Pembelajaran : Tumor Jinak pada Uterus


Sasaran : Wanita usia subur
Waktu : 30 menit.
Tempat : Kampus V Prodi D III kebidanan Magelang

Tujuan Pembelajaran

A. Tujuan Umum :
Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang tumor jinak pada uterus, Wanita usia
subur dapat memahami tentang Tumor jinak pada uterus bagi kesehatan reproduksi.

B. Tujuan Khusus :
Setelah mendapat penjelasan selama penyuluhan kesehatan, para remaja dapat:
1. Mengetahui pengertian tumor jinak pada uterus
2. Mengetahui penyebab tumor jinak pada uterus
3. Mengetahui tanda dan gejala tumor jinak pada uterus
4. Mengetahui patofisisologi tumor jinak pada uterus.
5. Mengetahui jenis-jenis tumor jinak pada uterus
6. Mengetahui tentang gejala klinis tumor jinak pada uterus
7. Mengetahui komplikasi tumor jinak pada uterus
8. Mengetahui deteksi dini tumor jinak pada uterus
9. Mengetahui pemeriksaan diagnostik tumor jinak pada uterus
10. Mengetahui penanganan pada tumor jinak pada uterus
11. Mengetahui penatalaksanaan pada tumor jinak pada uterus

C. Materi Pembelajaran :
1. Pengertian tumor jinak pada uterus
2. Penyebab tumor jinak pada uterus
3. Tanda gejala tumor jinak pada uterus
4. patofisisologi tumor jinak pada uterus.
5. jenis-jenis tumor jinak pada uterus
6. tentang gejala klinis tumor jinak pada uterus
7. komplikasi tumor jinak pada uterus
8. deteksi dini tumor jinak pada uterus
9. pemeriksaan diagnostik tumor jinak pada uterus
10. penanganan pada tumor jinak pada uterus
11. penatalaksanaan pada tumor jinak pada uterus
D. Metode Pembelajaran :
Ceramah, diskusi dan tanya jawab.

E. Alat Peraga :
Leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan

Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Wanita usia subur


Pembukaan 5 Mengucapkan salam Menjawab salam
menit Apersepsi Menjawab
Inti 15 menit Menjelaskan : Melihat
1. Pengertian tumor jinak pada Mendengarkan
uterus Memperhatikan
2. Penyebab tumor jinak pada
uterus
3. Tanda gejala tumor jinak pada
uterus
4. patofisisologi tumor jinak
pada uterus.
5. jenis-jenis tumor jinak pada
uterus
6. tentang gejala klinis tumor
jinak pada uterus
7. komplikasi tumor jinak pada
uterus
8. deteksi dini tumor jinak pada
uterus
9. pemeriksaan diagnostik tumor
jinak pada uterus
10. penanganan pada tumor jinak
pada uterus
11. penatalaksanaan pada tumor
jinak pada uterus

Penutup 10 Tanya jawab Mengajukan pertanyaan


menit kesimpulan Menjawab
Salam Menjawab salam

G. Evaluasi :
Evaluasi akan dilakukan selama proses berlangsung dan setelahnya.
Bentuk evaluasi,pertanyaan lisan:
1. Apakah wanita usia subur mengetahui mengenai penyebab, tanda dan gejala tumor
jinak pada uterus?
2. Apakah wanita usia subur sudah mengetahui deteksi dini pada tumor jinak pada uterus?

H. Sumber Pustaka
Prawirohardjo, S.2009.Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
http://WWW.deherba.com/pengobatan-tumor-uterus.html

Lampiran Materi

TUMOR JINAK UTERUS/MIOMA UTERUS

A. Pengertian
Mioma uteri atau tumor otot rahim adalah tumor jinak yang berada pada uterus atau
organ rahim. Mioma uteri terletak pada dinding rahim dan dapat berkembang ke arah
dalam atau ke arah luar. Pada umumnya mioma uteri ditemukan secara tidak sengaja
dan jarang menimbulkan keluhan atau gejala.

B. Penyebab
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan
penyakit multifaktorial. Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan tumor ini
disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor
estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya
sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar
pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah menopause
(mengecil pada pascamenopause). Wanita dengan nullypara. Etiologi secara pasti
tidak diketahui Tetapi ada korelasi antara pertumbuhan tumor dengan peningkatan
reseptor estrogen-progesteron pada jaringan mioma uteri dan juga dipengaruhi oleh
hormone pertumbuhan. faktor genetic Resiko tinggi wanita dengan umur diatas 35
tahun.
C. Tanda dan Gejala
Kebanyakan mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan
panggul rutin ataupun saat pemeriksaan ultrasonogafi (USG). Gejala yang timbul
bergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun yang paling sering ditemukan
adalah:

a. Perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid.


b. Penekanan organ di sekitar tumor oleh mioma uteri seperti kandung kemih,
saluran kemih (ureter), usus besar (rektum) atau organ rongga panggul lainnya
sehingga menimbulkan gangguan buang air besar dan buang air kecil, pelebaran
pembuluh darah dalam panggul, gangguan ginjal karena penekanan saluran kemih
(ureter).
c. Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya
reaksi peradangan di dalam rahim.
d. Teraba benjolan pada bagian bawah perut dekat rahim yang terasa kenyal.
e. Gangguan sulit hamil (infertilitas) karena terjadi penekanan pada saluran indung
telur ataupun menyebabkan keguguran berulang (recurrent pregnancy loss).
f. Rasa nyeri biasanya diakibatkan oleh perubahan mioma uteri yang disebut
degenerasi atau kontraksi uterus berlebihan pada mioma yang tumbuh ke dalam
rongga rahim.
g. Perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid.
h. Penekanan organ di sekitar tumor oleh mioma uteri seperti kandung kemih,
saluran kemih (ureter), usus besar (rektum) atau organ rongga panggul lainnya
sehingga menimbulkan gangguan buang air besar dan buang air kecil, pelebaran
pembuluh darah dalam panggul, gangguan ginjal karena penekanan saluran kemih
(ureter).
i. Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya
reaksi peradangan di dalam rahim.
j. Teraba benjolan pada bagian bawah perut dekat rahim yang terasa kenyal.
k. Gangguan sulit hamil (infertilitas) karena terjadi penekanan pada saluran indung
telur ataupun menyebabkan keguguran berulang (recurrent pregnancy loss).
l. Rasa nyeri biasanya diakibatkan oleh perubahan mioma uteri yang disebut
degenerasi atau kontraksi uterus berlebihan pada mioma yang tumbuh ke dalam
rongga rahim.

D. Patofisiologi
Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih banyak dibanding
miometrium normal. Teori cell nest atau teori genitoblat membuktikan
dengan pemberian estrogen ternyata menimbulkan tumor fibromatosa yang
berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan yang
tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. Mioma uteri lebih sering
ditemukan pada nulipara, faktor keturunan juga berperan. Perubahan sekunder pada
mioma uteri sebagian besar bersifaf degeneratif karena
b e r k u r a n g n y a a l i r a n d a r a h k e mioma uteri.

E. Jenis-jenis tumor uterus berdasarkan letaknya


1. Ektoserviks terbagi atas :
a. Kista jaringan embrional : berasal dari saluran mesonefridikus wolffi terdapat
pada dinding samping ektoserviks.
b. Kista endometriosis yang letaknya suferfisial.
c. Folikel atau kista nabothi yaitu kista retensi kelenjar endoserviks, biasanya
terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan servisitis. Kista ini jarang
mendapat ukuran besar berwarna putih mengkilat bersih cairan mucus. Kalau
kista ini membesar akan menyebabkan nyeri.
d. Papiloma dapat tunggal maupun multiple seperti kondiloma akuminata.
Kebanyakan papiloma ini adalah sisa epitel yang terlebih pada trauma bedah
maupun persalinan.
e. Hemangioma ini jarang terjadi biasanya terletak pada superficial yang dapat
membesar pada waktu kehamilan yang dapat menyebabkan metroragi.
Terapi tumor ektoserviks tergantung pada kelainan ataupun potensi akan kelainan
yang dapat disebabkannya. Umumnya bersifat ekspektatif saja. Kista Nabithi
dapat dinsisi, tumor-tumor lain dapat dilakukan ekstirpasi, kauterisasai dan
krioterapi.
2. Endoserviks terdiri atas:
Polip adalah suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari
selaput lender endoserviks. Yang tangkainya dapat panjang keluar dari vulva.
Epitel yang melapisi adalah epitel endoserviks yang dapat juga mengalami
metaplasi menjadi lebih semakin kompleks. Bagian polip ini biasa menjadi
nekrosis dan mengalami perdarahan . Polip ini berkembang karena pengaruh
radang maupun virus. Polip endoserviks diangkat dan perlu diperiksa secara
histologik.
3. Endometrium
a. Polip endometrium sering didapati terutama dengan pemeriksaan histeroskopi.
Polip berasal antara lain dari adnoma, adenofibroma, mioma , submukusum,
plasenta. Insiden tidak diketahui paling sering pada perempuan berumur 30-59
tahun. Kurang dari sepertiga memperllihatkan endometrium fungsional. Bisa
memperlihatkan hyperplasia kistik.
b. Adenoma- adenufibroma yang biasannya terdiri dari epitel endometrium
dengan stroma yang sesuai dengan daur haid. Adenoma ini biasanya
merupakan penampilan hyperplasia endometrium, dengan konsistensi lunak
dan berwarna kemerah merahan . Gangguan yang sering ditimbulkan adalah
metroragi sampai menometroragi, infertilitas.Pula mempunyai kecenderungan
kambuh kembali.
c. Mioma submukosum:sarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari
uterus menjadi mioma yang dilahirkan. Tumor berkonsistensi kenyal berwarna
putih.
d. Polip plasenta: berasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun
abortus. Polip plasenta menyebabkan uterus mengalami sub-involusi yang
menimbulkan perdarahan.
4. Miometrium
Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya ,sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma,
leiomioma, ataupun pibroid.
Berdasarkan otopsi novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai
sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak.Mioma
uteri belum pernah terjadi sebelum menars. Setelah menopause hanya kira-kira
10% mioma yang masih tumbuh.

F. Gejala-gejala Klinis
Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut.

1. Perdarahan abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore,menoragia dan
dapat juga terjadi metroragia

2. Rasa nyeri
Timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma,yang disertai
nekrosis dan peradangan.

3. Gejala dan tanda penekanan.


Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada
kandung akan menyebabkan poliuri, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter
dan hidronefrosis, pada penekanan dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia,
pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dipanggul dapat menyebabkan edema
tungkai.

4. Adanya rasa penuh atau berat pada perut bagian bawah dan teraba massa yang
padat kenyal
5. Gangguan haid atau perdarahan abnormal dari uterus yaitu hipermenore,
metroragi, dismenorea
6. Rasa nyeri akibat torsi atau mengalami degenerasi
7. Infertilitas
8. Abortus

G. Komplikasi
a. Perubahan menjadi ganas
Leiomyosarcoma/fibrosarcoma pada 0,1-0,5% mioma. Kecurigaan keganasan
apabila mioma cepat besar dan bila terjadi pembesaran mioma dalam menopause.

b. Perdarahan sampai terjadi anemia.

c. Nekrosis (kematian jaringan) dan infeksi

d. Pengaruh mioma terhadap kehamilan.


Infertilitas.
Abortus.
Persalinan prematuritas dan kelainan letak.
Gangguan jalan persalinan.
Perdarahan pasca persalinan.
e. Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteri
Mioma cepat membesar karena rangsangan estrogen.
Kelainan bawaan rahim.
Endometriosis, adenomiosis.
Perdarahan uterus disfungsional.

H. Deteksi Dini
Diagnosa mioma uteri memerlukan pemeriksaan USG, CT Scan atau MRI.
Umumnya dengan USG saja sudah cukup untuk mendiagnosa mioma uteri.

I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemerikasaan pelvis mendeteksi pembesaran uterus
2. USG abdominal dan transvaginal dapat membantu menegakkan dugaan klinis.
3. Aspirat endoservikal menunjukan sel abnormal.
4. Biopsi endometrial.
5. Dilatasi dan kuretase merupakan alat diagnostik yang paling akurat.
6. Pemeriksaan tambahan meliputi pemeriksaan metastatik (sinar X dan sitoskopi).

J. Penanganan
1. Support psikologis/ emosional
2. Tindakan bedah kolaboratif medis tergantung pada gejala, usia, paritas. Antara
lain :
- Gejala ringan : kontrol teratur 3-6 bulan untuk mengamati pertumbuhan
mioma
- Therapi hormonal dengan anti esterogen : untuk memperkecil mioma
- Bedah laser : untuk menghancurkan mioma
- Tindakan operatif miomektomi
- Tindakan operatif histerektomi : bila perdarahan hebat, mioma
mengobstruksi organ lain,dan mioma besar.

K. Penatalaksanaan
1. Terapi progestin
Diberikan untuk mengurangi kadar estrogen dan untuk
mengurangi p e r d a r a h a n . Gonadotropin-releasing hormon (GnRH)
agonists mendatangkan menopause tiruan dengan menghentikan
rangsangan gonadotropin terhadap ovarium. Ini menurunkan produksi
estrogen dan rangsangan pertumbuhan tumor. Mioma akan mengecil apabila
rangsangan estrogen dikurangi. Agonis GnRH selalu dipakai sebelum
operasi untuk menegcilkan mioma. Obat ini dapat digunakan pada kasus
terpilih untuk m e n g e n d a l i k a n mioma yang menyebabkan
k e m a n d u l a n . B i l a m a n a a g o n i s G n R H dihentikan, mioma mulai tumbuh
kembali.
2. Miomektomi
Pengangkatan mioma saja dengan tetap memelihara rahim. Biasanya
dilakukan dengan rencana untuk memelihara kesuburan. Resiko rekurensi
dari mioma sebesar 40% dan r e s i k o infertilitas sehabis miomektomi
adalah sebesar 40%. Miomektomi juga dilakukan pada kasus mioma yang
mengganggu proses persalinan. Miomektomi sering dilakukan melalui laparotomi
tetapi dapat dilaksanakan juga melalui laparoskopi pada pasien terpilih. Mioma
submukosum dapat dianggkat dengan histeroskopi. Miomektomi melalui
sembarang jalan dapat menyembuhkan gejala dan memelihara kesuburan, tetapi
pasien harus dikonsultasikan bahwa gejala dapat berulang dan infertilitas dapat
terjadi

3. Histerektomi
Adalah tindakan yang bisa dilakukan bila kesuburan tidak lagi dipertahankan.
Histerektomi diindikasikan bila gejala-gejalanya cukup berat untuk membenarkan
resiko operasi. Histerektomi selalu dikerjakan untuk mendeteksi masa adneksa
pada kehadiran uterus yang besar dan karena pertumbuhan selanjutnya mungkin
mengakibatkan tekanan pada struktur-struktur saluran kencing. Terapi
pembedahan dilakukan dengan indikasi :

a. Perdarahan pervaginam abnormal yang memberat.


b. Ukuran tumor yang besar.
c. Ada kecurigaan perubahan ke arah keganasan terutama jika pertambahan
ukurantumor setelah menopause.
d. Retensio urine.Tumor yang menghalangi proses persalinan.

Anda mungkin juga menyukai