PENDAHULUAN
hal ini pemerintah agar memperhatikan lebih pada kaum lansia terutama yang
berkaitan dengan masalah kesehatan. Proses menjadi tua pasti dialami oleh
kehilangan banyak sel tubuh dan penurunan metabolisme di sel lainnya. Proses
tahun. Menurut Negara Indonesia dari tahun 2015 sudah memasuki era
diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di indonesia
(9,03%). Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun
2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta)
jumlah lansia 12,25 %, tahun 2018 12,64 %, 2019 13,06 % dan 2020 13,48 %,
1
2
2016).
juga mengalami permasalahan seperti fisik, jiwa, spiritual, dan sosial ekonomi.
Permasalahan yang sangat mendasar pada usia lanjut adalah masalah kesehatan
Lansia merupakan tahap akhir dari siklus hidup manusia, yaitu pada
bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh
setiap individu (Azizah, 2011). Lansia membutuhkan kualitas tidur yang baik
merupakan akibat dari gangguan tidur atau kualitas tidur yang tidak cukup.
Lansia yang mengalami gangguan tidur atau insomia bisa berdampak pada
perburukkan dari segi fisiologis atau psikologis yang tidak dapat terkontrol
(Maruti & Marettina, 2015). Menurut National sleep fundation (2010) mencatat
sekitar 67% dari 1.508 lansia di Amerika usia 65 tahun ke atas mengalami
gangguan tidur dan sabanyak 7,3% lansia mengeluh gangguan memulai tidur
lansia yang mengalami gangguan tidur per tahun sekitar 750 orang, setiap tahun
tidur dan sekitar 25% mengalami gangguan tidur yang serius. Prevalensi
gangguan tidur pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 50% (Depkes RI, 2013)
3
Faktor yang mempengaruhi insomia atau susah tidur pada lansia yaitu
faktor biologis dan faktor komorbid. Faktor biologis merupakan perubahan pola
tidur yang terkait dengan usia sleep architecture sedangkan pada faktor komorbid
merupakan faktor sekunder yang terjadi pada lansia yang terdiri dari nyeri
kronik, sesak nafas pada penyakit paru obstruktif kronis, gangguan psikiatri
seperti gangguan cemas dan depresi dan penyakit neurologi (Hanifah, 2018).
dengan bertambahnya usia. Pada kelompok lanjut usia (40 tahun) hanya
dijumpai 7% kasus yang mengeluh masalah tidur (hanya dapat tidur tidak lebih
dari 5 jam sehari). Hal yang sama dijumpai pada 22% kasus pada kelompok
usia 70 tahun. Demikian pula, kelompok lanjut usia lebih banyak mengeluh
terbangun lebih awal. Selain itu, terdapat 30% kelompok usia 70 tahun yang
farmakologi memiliki efek yang cepat namun harus diberikan dan harus
obat yang berkaitan dengan timbulnya efek samping obat tersebut. Sedangkan
terapi non farmakologis sangat dianjurkan pada lansia untuk mengatasi masalah
dan aman untuk meningkatkan kualitas tidur (Maruti & Marettina, 2015).
gangguan kualitas tidur terutama pada lansia dapat diatasi dengan terapi
dari beberapa terapi yaitu terapi sentuhan contohnya massage, pijat refleksi dan
guided imagery therapy, meditasi, berdoa, terapi musik, terapi humor, hipnotis dan
Tindakan foot massage adalah bagian dari Massage therapy (MT) adalah
suatu teknik yang dapat meningkatkan pergerakan beberapa struktur dari kedua
rasa sakit dan membantu kita untuk meningkatkan kualitas tidur dengan
yang paling umum pada terapi komplementer. Foot massage berarti sentuhan
yang dikirim ke otak akan mengalirkan gelombang alfa yang ada didalam otak
(Guyton & Hall, 2014). Foot massage adalah manipulasi jaringan ikat melalui
sirkulasi, memperbaiki sifat otot dan memberikan efek relaksasi (Potter &
Perry, 2011)
kaki dan Aromaterapi sereh terhadap penurunan insomnia pada lansia di panti
dalam menurunkan tingkat insomnia pada lansia dan terapi massage kaki dapat
pada sistem pembuluh darah, rendam air hangat pada kaki secara ilmiah juga
mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh yang dapat membuat sirkulasi darah
menjadi lancar dan dapat meingkatkan kualitas tidur pada kita khususnya lansia
karena lansia akan merasa rileks setelah melakukan rendam kaki dengan air
efektivitas Rendam air hangat pada kaki terhadap kualitas tidur menyatakan
bahwa rendam air hangat pada kaki mempunyai efek terapeutik dan dapat
meningkatkan kualitas tidur lansia karena lansia akan merasa rileks setelah
melakukan rendam kaki dengan air hangat selama 15-20 menit yang akan
Massage dan Pemberian Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap
efektivitas tindakan foot massage dan pemberian rendam air hangat pada kaki
penelitian ini, dapat diketahui seberapa efektivif tindakan foot massage dan
pemberian rendam air hangat pada kaki terhadap kualitas tidur lansia.
massage dan pemberian rendam air hangat pada kaki terhadap kualitas tidur
lansia”
1. Penelitian Evida Dwi Maruti dan Nita Marettina (2015) dalam jurnal
2. Penelitian Yessi Harnani dan Astri Axmalia (2017) dalam jurnal yang
lansia.
menggunakan analisis Uji Paired sample t-test dan Uji independen sample
yang bekaitan dengan pemberan tindakan foot massage dan pemberian terapi rendam
kaki dengan air hangat, namun terdapat perbedaan dengan variabel yang akan diteliti
bagaimana tingkat keefektifan pemberian tindakan foot massage dan pemberian terapi
rendam kaki dengan air hangat, dengan demikian makan topik penelitian ini dilakukan