BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
manusia yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Usia lanjut dibagi menjadi
elderly (60-74 tahun), lanjut usia tua (old) (usia 76-90 tahun) dan usia sangat tua
diatas 90 tahun (Maryam, 2012). Masalah kesehatan yang paling sering terjadi
dan gangguan kesehatan lainnya (Kemenkes, 2019). Data tahun 2019 sekitar
67% dari 1.508 lansia di Amerika usia 65 tahun keatas melaporkan mengalami
gangguan tidur dan sebanyak 7,3 % lansia mengeluhkan tidak bisa tidur atau
setiap tahun sekitar 20% sampai 50% (Lisa, 2019). Penelitian Mahardika
gangguan pemenuhan tidur yang serius. Prevalensi gangguan tidur pada lansia
1
2
mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata,
kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, perhatian terpecah, sakit kepala dan
Tidur dapat dikatakan cukup jika kualitas dan kuantitas tidur tercukupi.
Kuantitas tidur merupakan jumlah waktu tidur dalam 24 jam yang dapat
disebabkan oleh banyak hal, seperti kondisi psikis akibat stres, depresi, gangguan
alergi, atau pilek. Bisa juga karena pengaruh minuman alkohol dan kondisi
lingkungan sekitar saat hendak tidur (Tarwoto & Wartonah, 2016). Dampak yang
ditimbulkan jika kebutuhan tidur yang tidak terpenuhi seperti gangguan dalam
tubuh seperti sakit kepala, penurunan daya ingat, penyakit jantung, halusinasi dan
secara garis besar bisa dibagi menjadi dua, yaitu penanganan dengan
efek samping dan mempunyai efektifitas yang sama maupun lebih (Ghaddafi,
2014).
Salah satu terapi non farmakologi yang efektif ialah stimulasi auditory
berupa suara alam (seperti suara burung, ombak, hujan, air mengalir dan lain-
3
lain) disertai dengan latar belakang musik relaksasi dan meditasi. Kelebihan
terapi ini yaitu melibatkan stimulasi dengan gelombang suara melalui auditory
tones dinilai lebih efektif, murah dan mudah digunakan dibandingkan dengan
terapi yang lainnya (Thomson, 2013). Terapi dengan menggunakan musik dapat
plastisitas otak, di mana restorasi fungsi otak dapat ditingkatkan secara alami
diberikan selama 30 menit sebelum tidur pada malam hari yaitu (pukul 20.00-
2015), terapi musik suara alam (khususnya suara air mengalir) menciptakan
Savik, 2011 dalam Wijayanti, 2015), pemberian musik suara alam dapat
Survey awal yang peneliti lakukan pada tanggal 04 Maret 2021 kepada
yang sering terbangun dimalam hari dan waktu tidur <6 jam/hari, dan 1 orang
menyatakan bahwa tidur masih dapat terlelap akan tetapi sesekali terbangun
4
penelitian dengan judul “Pengaruh terapi musik suara air mengalir terhadap
kuantitas tidur lansia di Panti Sosial Tresna Wherda Kota Bengkulu Tahun
2021”.
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Apakah ada Pengaruh terapi musik suara air mengalir
terhadap kuantitas tidur lansia di Panti Sosial Tresna Wherda Kota Bengkulu
Tahun 2021?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kuantitas tidur lansia di Panti Sosial Tresna Wherda Kota Bengkulu Tahun
2021.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kuantitas tidur pada lansia sebelum dilakukan terapi air
b. Untuk menegtahui kuantitas tidur pada lansia setelah dilakukan terapi air
kuantitas tidur lansia di Panti Sosial Tresna Wherda Kota Bengkulu Tahun
2021
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Ilmu Keperawatan khususnya pada lansia yang mengalami kuantitas tidur yang
buruk dengan penanganan terapi musik suara air mengalir dan memberikan
terapi musik suara air mengalir dalam pengendalian kuantitas tidur yang buruk
pada lansia.
2. Secara Praktis
kuantitas tidur yang buruk dengan melakukan terapi musik suara air
keperawatan pada pasien yang menderita kuantitas tidur yang buruk dengan
kuantitas tidur yang buruk dengan pemberian terapi musik suara air
mengalir.
d. Bagi Responden
mengenai masalah tidur yang dapat terjadi serta dapat menangani dengan
cara yang mudah dan aman seperti dengan terapi musik suara air mengalir
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia
dari waktu yang penuh dengan manfaat. Usia 60 tahun dipandang sebagai
garis pemisah antara usiamadya dengan usia lanjut. Usia 65 tahun sebagai usia
Lansia adalah fenomena biologis yang tidak dapat dihindari oleh setiap
individu. UU No. IV. Tahun 1965 Pasal I, menyatakan bahwa seseorang dapat
dikatakan lanjut usia setelah mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau
2. Penggolongan Lansia
menjadi lanjut usia lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dengan risiko tinggi
7
8
(lebih dari 70 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. Menurut pendapat
ayat 2 yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia
b. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu :
pertama (fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-
age): > 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri
dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75-
3. Karakteristik Lansia
sebagai berikut:
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No.13
tentang kesehatan)
b. Kebutuan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
akut, nyeri pada dada, berdebar-debar, sesak nafas, pada saat melakukan
atau punggung, nyeri sendi pinggul, sulit tidur, sering pusing berat
c. Perubahan psikososial
bersangkuatan.
d. Perubahan kognitif
e. Perubahan spiritual
5. Tipe Lansia
(Ratnawati, 2018) :
panutan.
11
b. Tipe mandiri, mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif
1. Pengertian Tidur
suatu siklus sirkadian yang memengaruhi siklus endokrin dan pola sikap
(behavior) secara langsung atau tak langsung. Jika kurang tidur berlangsung
sebagai keadaan aktif hewan dan fungsi intelektual, dan mati merupakan
berhentinya seluruh keadaan tersebut (Robert Mck Nish, 2017). Tidur adalah
suatu aktivitas aktif khusus dari otak, dikelola oleh mekanisme yang rumit dan
12
tidur pada lansia ≥6 jam per hari (Khasanah & Hidayati, 2015). Kuantiitas
dihitung dari waktu seseorang tidur sampai terbangun di pagi hari tanpa
menyebutkan terbangun pada tengah malam. Orang dewasa yang dapat tidur
selama yaitu ≥6 jam setiap malam dapat dikatakan memiliki kuantitas tidur
yang baik dan <6 jam setiap malam adalah kuantitas tidur yang buruk
(Buysse DJ. Reynolds, C.F., Monk, T.H., Berman, S.R., Kupfer, D.J, 2013).
3. Fisiologi Tidur
sebagai keadaan aktif hewan dan fungsi intelektual, dan mati merupakan
Tidur adalah suatu aktivitas aktif khusus dari otak, dikelola oleh mekanisme
yang rumit dan tepat. Pada tahun sekitar 1970-an, pengetahuan mengenai tidur
bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Siklus tidur
puncak otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sebuah mekanisme
menyebabkan terjaga dan yang lain menyebabkan tertidur (Potter dan Perry,
2010).
seseorang sebagai bagian dari kehidupan mereka setiap hari atau dikenal
pada bagian ventral anterior hypothalamus yaitu bagian susunan syaraf pusat
retikularis medulo oblogata yang disebut sebagai pusat tidur. Bagian susunan
ronstral medulo oblogata disebut sebagai pusat penggugah atau aurosal state,
yang mana irama ini mempengaruhi pola fungsi biologis utama dan fungsi
perilaku. Fluktuasi dan prakiraan suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah,
Jika siklus bangun tidur seseorang berubah secara bermakna, maka akan
bangun seperti tertidur pada siang hari atau sebaliknya dapat menunjukkan
Setiap manusian tiap hari akan tidur selama 6-8 jam. Tidur merupahkan
tubuh baik secara fisiologis maupun psikis.Tidur dapat dianggap sebagai suatu
Pusat saraf tidur yang terletak diotak, akan mengatur fisiologis tidur
yang sangat penting bagi kesehatan. Pada saat tidur, aktivitas saraf
Banyak orang yang tidak mengalami gangguan sulit tidur, tentu akan
Tetapi pada beberapa orang, terutama yang menderita gangguan sulit tidur,
maka tidur merupahkan suatu masalah besar, Menurut WHO (World Health
fungsi seksual (Potter dan Perry, 2010). Kuantitas tidur merupakan Jumlah jam
16
tidur normal yang diperlukan seseorang sesuai dengan kebutuhannya yaitu pada
memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis,
perhatian terpecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk (Sagala,
2015).
perubahan curah jantung yang tidak signifikan pada malam hari (Febian,
fungsi seksual selain itu kebutuhan tidur yang kurang dapat menimbulkan
tidur dihitung dari waktu seseorang tidur sampai terbangun di pagi hari tanpa
menyebutkan terbangun pada tengah malam. Orang dewasa yang dapat tidur
selama yaitu ≥6 jam setiap malam dapat dikatakan memiliki kuantitas tidur
17
yang baik dan <6 jam setiap malam adalah kuantitas tidur yang buruk
(Buysse DJ. Reynolds, C.F., Monk, T.H., Berman, S.R., Kupfer, D.J, 2013).
gangguan pernapasan, seperti asma, alergi, atau pilek. Bisa juga karena
Ada beberapa gangguan yang terjadi pada saat tidur (Tarwoto & Wartonah,
2016).
Menurut Tarwoto & Wartonah (2016) gangguan yang terjadi saat tidur
a. Insomnia
dan kuantitas tidur. Ada 3 macam insomnia yaitu Intial Insomnia adalah
terbangun, dan Terminal Insomnia adalah bangun lebih awal tetapi tidak
b. Hipersomnia
Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya
c. Parasomnia
d. Narcolepsi
terkendali untuk tidur. Gelombang otak penderita pada saat tidur sama
dengan orang yang sedang tidur normal, juga tidak terdapat gas darah atau
endoktrin.
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur
REM.
19
usia lanjut dan jenis kelamin perempuan. Pada usia lanjut terjadi
pada usia lanjut. Jenis kelamin perempuan juga menjadi penyebab gangguan
tidur meningkat seiring pertambahan umur dan pada individu dengan status
(2011), yaitu:
a. Farmakologi
yang digunakan:
1) Flurazepam (Dalmane)
2) Diazepam (Valium)
20
3) Cordiazepoksid (Librium).
b. Non Farmakologi
1) Stimulus control
2) Sleep restriction
masase kaki atau badan, mendengarkan musik lembut (musik klasik dan
musik air mengalir yaitu membutuhkan alat musik air mengalir sehingga
jika pada lansia yang tidak mengerti caranya tidak bisa melakukan terapi
musik air mengalir, akan tetapi terapi musik air mengalir melibatkan
5) Sleep hygiene
kamar).
Terapi musik suara air mengalir merupakan intervensi alami non invasif
ahli terapi, harga terjangkau dan tidak menimbulkan efek samping (Samuel,
emosi, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia.
Sedangkan terapi musik suara air mengalir adalah musik dengan menggunakan
Salah satu terapi non farmakologi yang efektif ialah stimulasi auditory
berupa suara alam (seperti suara burung, ombak, hujan, air mengalir dan lain-
lain) disertai dengan latar belakang musik relaksasi dan meditasi. Stimulasi
dengan gelombang suara melalui auditory tones dinilai lebih efektif, murah
(2015), terapi musik suara alam (khususnya suara air mengalir) menciptakan
Savik (2011) dalam Wijayanti (2015), pemberian musik suara alam dapat
mengatasi insomnia.
singkat. Dengan kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik.
Ini adalah terapi musik yang murah, mudah dan efektif seperti musik klasik
terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan jenis musik harus
tepat dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, ada banyak sekali jenis
Terapi musik suara air mengalir dapat dilakukan dimana saja sesuai
kepala disanggah dengan bantal dan mata terpejam. Dengan jaraknya sekitar
setengah meter (50 cm) dari tape dapat juga menggunakan walkman. Usahakan
24
suara (volume) tidak terlalu keras atau lemah, intinya volume tersebut dapat
mengalir diberikan selama 30 menit sebelum tidur pada malam hari yaitu
Lansia
Pemberian musik suara alam dapat memberikan efek sinkronasi yang baik
dapat merilekskan pikiran (Chlan & Savik, 2011 dalam Wijayanti, 2015). Terapi
musik suara air mengalir diberikan selama 30 menit sebelum tidur pada malam
Salah satu terapi non farmakologi yang efektif ialah stimulasi auditory
berupa suara alam (seperti suara burung, ombak, hujan, air mengalir) disertai
gelombang suara melalui auditory tones dinilai lebih efektif, murah dan
suara alam dapat memberikan efek sinkronasi yang baik dengan ventilasi
dalam mengatasi insomnia (Chlan & Savik, 2011 dalam Wijayanti, 2015).
mengalami gangguan kuantitas tidur buruk berat pada lansia, hal tersebut
Kediri.
26
E. Kerangka Teori
Faktor risiko: Faktor penyebab:
a. Jenis kelamin a. Faktor ekstrensik
b. Usia (luar): lingkungan
c. Status perkawinan b. Faktor instrensik:
d. Masalah kesehatan 1. Organik (nyeri,
e. Keadaan psikologi gatal-gatal)
f. Pendapatan 2. Psikogenik
g. Tingkat pendidikan (depresi,
kecemasan)
Dampak:
a. Kelelahan
b. Sulit berkonsentrasi
c. Mengalami gangguan kesehatan
baik mental maupun fisik
d. Sakit Kepala
e. Penurunan Daya Ingat
f. Penyakit Jantung
g. Halusinasi
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Susanti, (2016); Bandiyah, (2009); Tamher & Noorkasian (2011);
Kozier & Erb (2014); Ghaddafi,(2014).
27
BAB III
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
konsep yang akan diukur atau diamati melalui penelitian yang akan dilakukan
B. Hipotesis
peneliti, hipotesis biasanya menunjukkan pada hubungan antara dua variabel atau
lebih. Hipotesis terdiri dari dua jenis rumusan yaitu hipotesis nol (Ho)
27
28
Ho : Tidak ada pengaruh terapi musik suara air mengalir terhadap kuantitas
tidur pada lansia di Panti Sosial Tresna Wherda Kota Bengkulu Tahun
2021.
Ha : Ada pengaruh terapi musik suara air mengalir terhadap kuantitas tidur
pada lansia di Panti Sosial Tresna Wherda Kota Bengkulu Tahun 2021.
C. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1 Dependen Jumlah jam tidur Melakukan Lembar 0-24 jam Ratio
kuantitas normal yang Wawancara Observasi
tidur pada diperlukan seorang menggunaka
lansia lansia sesuai dengan n lembar
kebutuhannya. observasi
3. Independen Suatu terapi Memberikan Audio - -
Terapi kesehatan Terapi
musik suara menggunakan musik musik suara
Air air mengalir dimana air mengalir
Mengalir tujuannya adalah
untuk meningkatkan
atau memperbaiki
kuantitas tidur lansia
di PSTW diberikan
30 menit yaitu pada
malam hari (20.00-
22.00) selama7 hari
dengan jarak 30 cm
volume tidak terlalu
keras namun yang
dapat membuat
lansia merasa
nyaman dan tenang.
29
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pre-post test one group design. Desain ini dilakukan dengan cara memberikan pre-
test (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi, setelah itu
(Notoatmodjo, 2014). Peneliti ini bertujuan untuk melihat pengaruh terapi musik
suara air mengalir terhadap kuantitas tidur pada lansia di PSTW (Panti Sosial
OI X1 O2
Keterangan :
Provinsi Bengkulu. Waktu penelitian akan dimulai pada Mei-Juni tahun 2021.
30
1. Populasi
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
ini sampel diambil dengan pertimbangan adanya lansia yang tidak memenuhi
( za+ zb ) xSD❑ 2
n❑ =( ) Keterangan:
x 1−x 2
n=¿)2 n = Jumlah sampel yang di inginkan
( 3.24 ) x 5,062 2
n=( ) za= Ketetapan 1.96
5,19
( 16.40088 ) 2 zb= Ketetpan 1.28
n=( )
5,19
n=(3,16) 2 SD= Ketetapan 5,062
n=(3,2) 2
n=10
31
Jadi sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 13 responden, dengan k riteria
Bengkulu
b. Kriteria eksklusi:
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pasien di PSTW
lembar observasi.
2. Data Sekunder
1. Uji Normalitas
orang atau sampel kecil, maka akan digunakan uji Shapiro-Wilk dengan
2. Analisis Univariat
(Arikunto, 2016)
3. Analisis Bivariat
bivariat digunakan untuk mengetahui ada pengaruh terapi musik suara air
mengalir terhadap kuantitas tidur pada lansia di Panti Sosial Tresna Wherda
terdistribusi normal dengan uji t dependen, dan jika tidak teritribusi normal
dengan uji wilcoxon. Dalam penelitian ini interpretasi hasil uji dinyatakan
pada tingkat kepercayaan 95% atau α=0,05. Jika P value ≤ (0,05) , maka H0
ditolak dan Ha diterima artinya terdapat ada pengaruh terapi musik suara air
34
mengalir terhadap kuantitas tidur pada lansia di Panti Sosial Tresna Wherda
Kota Bengkulu Tahun 2021 dan bila nilai p > 0,05, Maka keputusannya
adalah Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh terapi musik suara air
mengalir terhadap kuantitas tidur pada lansia di Panti Sosial Tresna Wherda
F. Etika Penelitian
tertentu pada lembar pengumpulan data yang akan diisi oleh responden
3. Confidential (kerahasiaan)
DAFTAR PUSTAKA
Dokumen PSTW. 2021. Data Jumlah Lansia Di Balai Pelayanan dan Penyantunan
Lanjut Usia Pagar Dewa Kota Bengkulu. Kota Bengkulu
Kozier & Erb. 2012. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Terjadinya Insomnia
Pada Wanita Premenopause Di Dusun Ngablak Desa Kedungrukem
Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik. http://journal.unusa.ac.id/index.php
/jhs/article/viewFile/87/79 [12 Januari 2021].
Kushariyadi. 2011. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Selemba
Medika
Maryam,. dkk. 2012. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakarta: Selemba
Medika.
Lanjut Usia (Lansia) di Panti Jompo Graha Kasih Bapa Kabupaten Kubu Raya
Tahun 2017. Vol 2. Nomor 1 (2017). Diunduh dari
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/view/6032/6129
[1 Februari 2021]
Noorkashiani. 2011. Tatalaksana Insomnia Dengan Farmakologi Atau Non-
Farmakologi Tahun 2014. http://download.portalgaruda.org/article.php ?
article=82606&val=970(14 Desember 2020].
Potter, P.A, Perry, A.G. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Alih Bahasa: Renata Komalasari,dkk.
Jakarta: EGC.
Robert Mck, Nish. 2017. Sleep quality and its psichological correlates
amoung university students in Ethiopia: a cross- sectional study. BMC
Psychiatry. 2012; 12:237.
Rojo. 2011. SOP Pemberian Terapi Musik Instrumental Pada Pasien Dengan N
Yeri Pad A Cedera Acl. http://digilib.esaunggul.ac.id/ public/UEU-
Undergraduate-7522- [27 Desember 2020].
Satiadarma. 2013. SOP Pemberian Terapi Musik Instrumental Pada Pasien Dengan
N Yeri Pad A Cedera Acl. http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-
Undergraduate-7522-LAMPIRAN-LAMPIRAN.pdf. [27 Desember 2020].
Tarwotoh & Wartonah. 2016. Kebutuhan Dasar manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Thomson. 2013. Pengaruh Terapi Musik Suara Air Mengalir Dengan Brainwave
Terhadap Penurunan Insomnia Pada Lansia Di Wilayah Posyandu Sedap
Malam Pare Kediri pada tahun 2016
http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/ . [14 Desember 2020].
Wijayanti. 2015. Musik Suara Alam Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien
Kritis http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/jnm/article/download /953/763. [24
Desember 2020]
39
Lampiran 1
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara di Panti Sosial Tresna Wherda Pagar Dewa Kota Bengkulu
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah Mahasiswa Ilmu Keperawatan (S-I)
Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1) Universitas Dehasen Bengkulu.
Nama : Nurul
NPM : 172426021 SP
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh terapi musik suara air
mengalir terhadap kuantitas tidur pada lansia di Panti Sosial Tresna Wherda Kota
Bengkulu,……..2021
TTD
Peneliti
40
Lampiran 2
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, setelah membaca dan memahami
yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1)
Universitas Dehasen Bengkulu dengan judul: Pengaruh terapi musik suara air
mengalir terhadap kuantitas tidur pada lansia di Panti Sosial Tresna Wherda Kota
Kesediaan saya menjadi responden atas kemauan saya sendiri dan tanpa ada
paksaan dari pihak manapun karena saya memahami bahwa data dan informasi yang
saya berikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan
penelitian demi pengembangan ilmu keperawatan serta tidak akan merugikan bagi
saya.
Bengkulu, 2021
Responden
(..................................)
41
Lampiran 3
PROTOKOL PENELITIAN
“Terapi musik suara air mengalir ”
A. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
43
SURVEY AWAL
44
45