Anda di halaman 1dari 14

ENTERPRENEURSHIP

TENTANG
“IDE-IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN”

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

1. ANGGITA ZELLA PUTRI (172426002 SP)


2. DEVI RATNA SARI. A (172426008 SP)
3. DWI PUSPITA SARI (172426012 SP)
4. LEO SAPUTRA (172426018 SP)
5. OKTIKA PERNAMA S (172426024 SP)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S.1)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN ( FIKES )
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha ESA yang
telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat pada waktunya. Makalah tentang Ide dan Peluang
Kewirausahaan.
Materi makalah ini disusun dari berbagai sumber buku dan internet.
Maka dari itu makalah ini dapat menambah wawasan si pembacanya. Dalam
penyusunan makalah ini ada pihak yang membantu, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih.
Ada pepatah yang mengatakan “ Tiada Gading yang Tak Retak”,
demikian pula makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk makalah ini. Agar dalam pembuatan makalah selanjutnya jauh
lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

                                                                                   

Bengkulu, 06 Maret 2020

                                                                               Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 3
C. Tujuan...................................................................................................... 3
D. Manfaat.................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Ide Kewirausahaan.................................................................................. 4
B. Sumber-sumber Potensi Peluang.............................................................. 7
C. Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan.................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 13
B. Saran........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
                                                           
 

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era modern sekarang ini sangat banyak orang yang membuka usaha
untuk menghasilkan keutungan agar dapat memenuhi kebutuhannya. Tetapi
lain halnya di Indonesia yang jumlah pengusahanya sedikit dan mengalami
ketertinggalan jika dibandingkan dengan Negara tetangga.
Buktinya saja di Indonesia pada tahun 2016 Indonesia baru memiliki
1,5 persen pengusaha dari sekitar 252 juta penduduk Tanah Air. Indonesia
masih membutuhkan sekitar 1,7 juta pengusaha untuk mencapai angka dua
persen. Sedangkan di negara Asean seperti Singapura tercatat sebanyak 7
persen, Malaysia 5 persen, Thailand 4,5 persen, dan Vietnam 3,3 persen jumlah
pengusahanya.
Dari gambaran diatas pastinya Indonesia harus meningkatkan jumlah
pengusaha di Indonesia agar tidak tertinggal lagi dari negara tetangga.
Indonesia juga perlu menciptakan pengusaha baru yang berkualitas dan
terdidik yakni dari kalangan mahasiswa. Pengusaha yang berlatar belakang
sarjana, akan memiliki kemampuan meningkatkan kapasitas usahanya serta
akan kuat menghadapi persaingan yang semakin ketat di era masyarakat
ekonomi Asean (MEA). Daya saing mereka akan kuat, sebab secara pendidikan
jauh lebih mampu.
Jika terciptanya pengusaha baru akan menciptakan lebih banyak lagi
lapangan kerja, meningkatkan daya beli masyarakat, serta menciptakan
kepastian pendapatan. Akan menyerap lebih banyak angkatan kerja, industri
terus bergerak, daya beli masyarakat meningkat, permintaan barang atau jasa
akan melonjak lagi. Jika jumlah wirausaha bisa bertambah akan turut
mendongkrak ekonomi negara. Bertambahnya lapangan pekerjaan dan
akhirnya meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat.
Untuk dapat menciptakan pengusaha baru dibutuhkan oang-orang
yang memiliki ide kreatif agar dapat membuka peluang usaha. Maka dari itu
dalam keperawatanan ini kita penting juga mempelajari kewirausahaan agar

1
dapat menciptakan lapangan kerja dan dapat menjadi wirausaha yang sukses.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang ide dan peluang kewirausahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ide kewirausahaan?
2. Apa saja sumber-sumber potensi peluang?
3. Apa saja bekal pengetahuan dan kompetensi kewirausahaan?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
perawatang kewiraushaan.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mampu memahami bagaimana timbulnya ide dan
peluang dalam kewirausahaan.
b. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi sumber-sumber  peluang
potensial kewirausahaan.
c. Agar mahasiswa mampu memahami arti penting bekal pengetahuan dan
kemampuan dalam mencapai keberhasilan kewirausahaan.

D. Manfaat
Dalam mempelajari kewirausahaan memilki manfaat untuk mahasiswa
sendiri adalah mempunyai kesempatan mengasah jiwa wirausaha,
meningkatkan soft skill  dengan terlibat langsung dalam dunia kerja,
meningkatkan keberanian memulai usaha, mendapat dukungan modal dan
pendampingan secara terpadu.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ide Kewirausahaan
Salah satu karakteristik wirausaha adalah dream (mimpi) yaitu
memiliki masa depan dan kemampuan mencapai isi. Inilah yang akan
menimbulkan sebuah ide. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), ide
adalah rancangan yang tersusun didalam pikiran.
Ide dapat menjadi peluang apabila bersedia melakukan evaluasi
terhadap peluang secara terus-menerus melalui proses penciptaan sesuatu yang
baru dan berbeda, mengamati peluang, menganalisis proses secara mendalam
dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi. Untuk memperoleh
peluang, wirausaha harus memiliki berbagai kemampuan dan pengetahuan,
seperti kemampuan menghasilkan produk atau jasa, menghasilkan nilai
tambah, merintis usaha, melakukan proses atau teknik, atau mengembangkan
organasasi baru.
Harus diakui bahwa mengembangkan kreativitas dalam upaya
membangun usaha baru, bukan pekerjaan mudah. Hambatan eksternal seperti
tekanan waktu dan tidak ada dukungan. Namun hambatan yang paling sulit
untuk diatasi adalah hambatan yang berasal dari diri sendiri, yaitu berupa
gembok mental yang menyebabkan kita tidak bisa berfikir merdeka. Sejumlah
gembok mental yang kerap membatasi kreativitas, yakni:
1. Terfokus pada upaya mencari “satu jawaban yang benar”. Padahal setiap
persoalan itu memiliki ambiguitas. Satu pertanyaan memiliki banyak
jawaban yang benar.
2. Terlalu mengandalkan pada logika. Logika memang bagian penting dari
proses kreatif, khususnya ketika mengevaluasi dan mengimplementasikan
ide. Namun demikian pada fase proses imajinatif, berfikir logis sering
menggembok kreativitas. Intuisi menjadi lebih penting, karena ia
merupakan akumulasi pengetahuan dan pengalaman yang kaya dengan
perspektif.
3. Mengikuti aturan dengan membuta. Kita sering tidak cukup berani untuk
keluar dari aturan. Seringkali kreativitas itu muncul karena kemampuan kita

3
untuk melanggar aturan yang sudah ada sehingga kita bisa melihat cara baru
untuk melakukan sesuatu.
4. Selalu berorientasi praktis. Membayangkan jawaban yang terkadang tidak
masuk akal dari suatu pertanyaan yang logis sering memberikan inspirasi
terbentuknya ide kreatif.
5. Menjadi terlalu spesialis. Orang yang terlalu spesialis cenderung kurang
tertarik pada sesuatu yang berada di luar perawatangnya. Padahal pemikir
kreatif cenderung mencari ide di luar wilayah spesialisasinya.
6. Menghindari ambiguitas. Ambiguitas dapat menjadi stimulus yang kuat bagi
kreativitas. Ambiguitas mendorong kita untuk memikirkan sesuatu yang
berbeda Ada contoh menarik, Jeffrey Erexson
seorang entrepreneur mengajukan pertanyaan, “apa itu kulit?” hampir semua
orang mengatakan bahwa kulit adalah jangat binatang mamalia. Erexson
kemudian bertanya lagi, “mengapa bukan jangat dari ikan?” Dengan
menghargai ambiguitas ia akhirnya menemukan peluang usaha dengan
mendirikan Ocean Leather Inc. Bahkan baru-baru ini anak-anak Yogya
malah lebih hebat lagi, yaitu menyajikan tas dan sepatu dari kulit kaki ayam.
Inilah pentingnya ambiguitas.
7. Takut kelihatan bodoh. Berfikir kreatif itu tidak memberi tempat bagi
konformitas. Ide-ide baru jarang lahir dari lingkungan yang konformis.
8. Takut berbuat kesalahan. Orang kreatif dalam mencoba gagasan baru sering
menghadapi kegagalan. Namun mereka tidak melihat kegagalan sebagai
akhir dari segalanya. Kegagalan adalah merupakan biaya belajar untuk
sukses.
9. Cepat mengaku dirinya tidak kreatif. Banyak orang merasa dirinya tidak
kreatif, karena mereka menganggap kreatif itu hanya milik segelintir orang.

Agar dapat merubah suatu tantangan menjadi peluang diperlukan


inovasi, misalnya menemukan penemuan baru sesuai dengan apa yang menjadi
keinginan konsumen sehingga mampu menciptakan permintaan, sehingga yang
bersangkutn  dapat dikategorikan sebagai “business innovation”  sekaligus

4
menjadi “market driven” yang mampu menciptakan ketergantungan konsumen
kepada produsen.
 Menurut Zimmerer ide-ide dari wirausahawan dapat menciptakan
nilai potensial dipasar sekaligus menjadi peluang usaha yang menjanjikan
keuntungan. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi serta evaluasi semua risiko
yang mungkin timbul dari terciptanya peluang usaha tersebut. yaitu dengan
cara :
1. Perlu strategi yang proaktif guna mengurangi kemungkinan timbulnya
risiko.
2. Sedapat mungkin menyebabkan risiko keberbagai aspek yang ada.
3. Kemampuan mengelola risiko sehingga justru dapat mendatangkan manfaat
ataupun nilai tambah.

Alternatif merubah ide menjadi peluang :


1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara atau
metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam
memenuhi kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan
dilakukan atau modifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.
Perawatan juga harus memiliki ide dalam membangun usaha, seperti
bisa dimulai dengan meneliti dan membuat pembalut alami untuk mengurangi
infeksi terhadap daerah kemaluan saat menstruasi.

B. Sumber-Sumber Potensial Peluang


Upaya merubah ide yang masih potensial menjadi peluang bisnis yang
riil, dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi suatu peluang secara terus
menerus atau melakukan penyaringan ide (screening). Adapaun langkah-
langkah  dalam melakukan penyaringan ide mencakup :
1. Menciptakan produk baru dan berbeda.
Pada saat ide dimunculkan secara riil, baik dalam bentuk barang ataupun
jasa baru, maka produk tersebut harus berbeda dengan produk yang sudah

5
ada di pasar dan sekaligus harus mampu menciptakan  nilai bagi konsumen.
Dengan demikian sorang wirausahawan harus pula mampu melakukan
analisis sekaligus memahami perilaku konsumen ataupun perilaku pasar.
2. Mengamati pintu peluang
      Wirausahawan harus secara cermat mengamati dan menganalisis
potensi yang dimiliki pesaing antara lain berkaitan dengan berbagai hal
mengenai sumber keuangan berikut kekuatanya,  jenis, jumlah dan stok
produk di gudang, pola pemasaran produknya, sumber dan dukungan
material dan lain-lain.
Sementara itu menurut Zimmerer, ada beberpa kondisi yang dapat
menciptakan peluang, yaitu :
a. Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif
singkat.
b. Kerugian teknik harus diupayakan serendah mungkin.
c. Bila pesaing tidak begitu agresif dalam mengembangkan strategi
produknya.
d. Pesaing tidak/kurang memiliki teknologi canggih
e. Sejak awal pesaing tidak memiliki strategi yang handa dalam
mempertahankan posisi pasarnya.
f. Perusahaan baru memiliki sumberdaya dan kemampuan untuk
menciptakan produk barunya.
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan
kwualitas produk yang dihasilkan memadai ataukah tidak, berapa biaya
untuk menghasilkan produk tersebut. apakah biaya yang dikeluarkan lebih
efisien dibandingkan biaya yang dikeluarkan pesaing.
4. Menaksir biaya awal
      Yaitu biaya awal yang diperlukan oleh suatu usaha baru, dari
mana sumbernya dan untuk apa penggunaannya, berapa yang diperlukan
untuk investasi, operasi, perluasan ataupun biaya lainnya.
5. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi

6
Misalnya risiko teknik, finansial dan risiko persaingan yang
merupakan kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan
posisinya di pasar.  Risiko pesaing ini mencakup pertanyaan :
a. Kemungkianan kesamaan dan keunggulan produk apa yang
dikembangkan pesaing?
b. Tingkat keberhasilan apa yang telah dicapai oleh pesaing dalam product
development?
c. Seberapa banyak dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk
baru dan produk yang diperkenalkanya?
d. Apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi serangan-
serangan pesaing?
Sedangkan risiko teknik meliputi berbagai hal yang berhubungan
dengan proses pengembangan produk yang sesuai dengan yang diharapkan
atau berkenaan dengan obyek penentu. Apakah ide secara aktual dapat
ditransformasikan menjadi produk yang siap dipasarkan berikut kapabilitas
dan karakteristiknya.
Risiko finansial merupakan risiko yang timbul akibat tidak cukupnya
dukungan finansial dalam tahap pengembangan produk baru maupun dalam
menciptakan dan mempertahankan perusahaan guna mendukung
pembiayaan produk baru.

C. Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan


Studi oleh Lambing menunjukan bahwa sebagian besar responden
wirausaha berasal dari pengalaman sehingga dia memiliki jiwa dan watak
kewirausahaan. Hal ini berarti pendukung utama keberhasilan wirausaha
adalah dimilikinya watak dan jiwa kewirausahaan, Yang dalam hal ini sangat
dipengaruhi oleh keterampilan, pengetahuan atau kompetensi. Dan kompetensi
itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha.
Seperti telah kita bahas bahwa wirausaha merupakan seseorang
mempunyai kemampuan inovatif dan kreatif yang secara riil tercermin dalam
kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan
mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemampuan dan kemauan mencari

7
peluang, kemampuan dan keberanian menanggung risiko dan kemampuan
mengembangkan ide serta meramu sumber daya.
Semua ini diperlukan untuk :
a. Menghasilkan produk baru           
b. Merintis usaha baru
c. Menghasilkan nilai tambah baru     
d. Melakukan proses/teknik baru
e. Mengembangkan organisasi baru

Bekal berupa pengetahuan yang harus juga dimiliki meliputi :


1. Bekal pengetahuan perawatang usaha yang dimasuki dan lingkungan usaha
yang   ada disekitarnya.
2. Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
3. Pengetahuan tentang kepribadian dan kemamuan diri.
4. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Sementara itu bekal pengetahuan saja tidaklah cukup bila tidak dilengkapi
dengan bekal keterampilan, yang antara lain mencakup :
a. Ketrampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan
risiko.
b. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.
c. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola.
d. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi.
e. Keterampilan teknik dalam perawatang usaha yang dilakukan.

Kemampuan kewirausahaan, pengetahuan, dan keterampilan akan membentuk


kepribadian wirausaha. Dan menurut Bradstreet, pengusaha kecil harus
memiliki kepribadian khusus, yakni penuh pendirian, realistis penuh harapan,
penuh komitmen. Sedangkan modal yang cukup dapat diperoleh apabila
perusahaan mampu mengembangkan hubngan baik dan menjali kepercayaan
dengan lembaga keuangan.

8
Menurut Norman M Scarborough kompetensi kewirausahaan yang diperlukan
meliputi :
1. Proaktif, selalu ada inisiatif dan tegas dalam melaksanakan tugas.
2. Berorientasi pada prestasi, dengan ciri-ciri :
a. Selalu mencari peluang
b. Berorientasi pada efisiensi
c. Konsentrasi untuk kerja keras
d. Perencana yang sistematis
e. Selalu memonitor
3. Komitmen terhadap perusahaan atau orang lain, dengan ciri : 
a. Selalu penuh komitmen dalam mengadakan kontrak kerja
b. Mengenali pentingnya hubungan bisnis.   
Perawatan dalam membuka perawatan praktek swasta (BPM) juga harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan agar usaha yang dijalankan berjalan
lancar. Dan masyarakat percaya akan kemampuan yang dimiliki perawatan.
Seperti itulah sedikit gambaran usaha yang dapat dilakukan seorang perawatan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari materi diatas dapat kita simpulkan bahwa ide dapat timbul jika
seorang wirausaha dapat mengevaluasi dari apa yang dipikirkannya. Untuk
memperoleh peluang, wirausaha harus memiliki berbagai kemampuan dan
pengetahuan. Jadi perawatan bisa membuka usaha jika ide-nya dikembangkan,
bisa dimulai dari melakukan penelitian untuk menghasilkan barang atau jasa
yang baru.
Adapaun langkah-langkah dalam melakukan penyaringan ide
mencakup :
1. Menciptakan produk baru dan berbeda.
2. Mengamati pintu peluang.
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam.
4. Menaksir biaya awal.
5. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi.
Perawatan dalam membuka perawatan praktek swasta (BPM) juga
harus memiliki pengetahuan dan keterampilan agar usaha yang dijalankan
berjalan lancar. Dan masyarakat percaya akan kemampuan yang dimiliki
perawatan.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin terdapat kesalahan, untuk itu
penulis mengharpkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sudaryono. 2011. Kewirausahaan. Yogyakarta:ANDI.


Sandiasa, Godo. 2009. Kewirausahaan. Bali:Universtas Panji Sakti.
Purwanto. 2006. Diktat Pengantar Kewirausahaan. Yogyakarta:UNY.

Anda mungkin juga menyukai