Anda di halaman 1dari 29

MATA KULIAH

KEPERAWATAN PALIATIF
DAN MENJELANG AJAL

KONSEP
PERAWATAN PALIATIF

Oleh:
MURWATI
LATAR BELAKANG
Perawatan paliatif suatu bentuk pelayanan
kesehtn yg manusiawi dg t7 menghilngkan/mringkan
pendritaan dan meningkatkan kualitas hidup
penderita dan keluarganya, yg pernah menjdi ciri
khas pelayanan dan perwtn medis
pd kasus yg ol tim medis/dokter dinytkan sulit
smbh at tdk ada hrpan lg, bhkan mngkin hmpir
meninggal dunia at yg dikenal dg pasien stadium
terminal (PST) tentunya membutuhkan plynan yg
spesial. Mk disinilah perwtn paliatif mnjadi aspek
penting pd pngobatan
Definisi
• Perawatan Palliative adalah perhatian
sepenuhnya terhadap pasien, keluarga dan
teman-temannya ketika penyakit pasien tidak
dapat disembuhkan dan kemungkinan hidup
kecil.
Pengertian :
• Perawatan yang dilakukan untuk membantu
meringankan dari penderitaan fisik sampai
psikologis pada pasien yang tidak dapat
disembuhkan atau dalam tahap terminal

• Pemenuhan kebutuhan fisik, mental, emosi,


sosial, spiritual dan kultural dengan
pendekatan tim yang melibatkan konseling dan
kenyamanan serta berpusat pada pasien dan
keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup.

4
Tujuan dari Perawatan Palliative

Untuk memberikan dukungan dan perhatian


yang membuat hidup pasien menyenangkan
selama masa sakit, sehingga mereka bisa
menikmati betul sisa hidup mereka.
Menurut WHO 1990 tujuannya:
Unt mencpai kualitas hidup sebaik mungkin pd
pasien dan keluargnya.
Phylosophy Perawatan Paliatif

• Meyakini bahwa setiap orang


mempunyai hak diobati, meninggal
secara bermartabat, mengurangi rasa
nyeri dan pemenuhan kebutuhan bio-
psiko-sosio dan spiritual

6
Memulai dan mengatur Perawatan Palliative

Keputusan untuk menghentikan pengobatan


berdasarkan dua sebab :
1. Penyakit pasien semakin lama semakin
memburuk dan tingkat kekebalan tubuhnya
sudah hilang.
2. Semua kemungkinan untuk menganalisa dan
mengetahui kondisi pasien dan usaha-usaha
pengobatan telah dilakukan tetapi kondisi
pasien terus memburuk.
Falsafah keperwtan paliatif
Paliatif berasal dari bhs latin : Palium
(menyelimuti atau menyingkapi dg kain at
selimut untk memberikan kehangatan at
perasaan nyaman)
Perawatan paliatif dimaknai : sbgai pelayanan
yg memberikan perasaan nyman terhdp
keluhan yg dirasakan ol pasien. Shingga t7 utma
dr plyanan ini alah perasaan nyman pd pasien
dn keluarga
Perawatan paliatif mencakup :
1.Pelayanan berfokus pd kebutuhan pasien
bukan pelayanan berfokus pd penyakit
2.Menerima kematian namun jg tetap berupya
unt meningkatkan kualitas hidup
3.Pelyanan yg membangun kerjasama antra
pasien dan petugas kesehatan serta keluarga
pasien
4.Berfokus pd proses penyembuhan bukan pd
pengobatan
Perkembangan keperawatan
paliatif
1. Masa lalu
Gerakan hospis berkembang sekitr tahun
1960n, Dame Cicely Saunders merupkn ssorg
yg menggagas gerkan tersebut. Beliau
mengkreasikan sebuah konsep tentang caring,
terutama untk pasien yg stadium akhir dan
menjelang ajal. Pasien dilihat tdk hnya fisiknya
tp secr kompleks (psikologis, emosional, sosial
dan spiritualnya)
Dame mendirikan rumah hospis yg terletak di
kota London pd thun 1967, pelayanannya
menekan pd Care bukan Cure (pengobatan),
prioritas intervensi bagaimana pasien dpt
mengontrol keluhannya, seperti nyeri.
Sedangkan di Indonesia, perawatan paliatif dimulai tgl 19
februari 1992 di RS Dr. Soetamo (surabaya), disusul RS
Cipto Mengunkusumo (Jakarta), RS Kanker Dharmais
(Jakarta), RS Wahidin Sudirohusodo (Makasar), RS Dr. Dr.
Sardjito (Yogyakarta) dan RS Sanglah (Denpasar)
Pelayanan meliputi :
1. rawat jalan
2. rawat inap (konsultatif)
3. rawat rumah (kunjungan ke rumah pasien)
4. day care (layanan unt tindakan medis yg tdk
memerlukan rwt inap, seperti perawatan Luka,
Kemoterapi
5. respite care (layanan yg bersifat psikologis
Kualitas hidup
Kualitas hidup merupakan konsep utama
skaligus t7 dlm proses perwtan paliatif dn jg
dipelyanan kesehatan lainnya.
Scr umum kualitas hidup merupkan kepuasan
hidup sesorg mengenai hiduopnya yg bersifat
subjektif dan kepuasan tsb dipengaruhi ol
seluruh aspek dr individu (fisik, psikologis,
sosial dan spiritual)
Menurut Kepmenkes RI No 812 tahun 2007
menjelaskan bahwa kualitas hidup merupakan
keadaan pasien yg dipersepsikan terhdp
keadaan pasien sesuai konteks budaya dan
sistem nilai yg dianutnya, termasuk t7 hidup,
harapan, dan niatnya.
Dalam teori Gap, Calman mengemukan bhwa
kualitas hidup merupkan hub. Yg berlawanan dr
perbedaan antra harapan sesorg dg persepsi
pad situasi saat itu. Semakin kecil gap atu celah
maka semakin baik kualitas hidup sesorg.
KOMPETENSI PERAWAT YG BEKERJA DI
AREA PERAWATAN PALIATIF
Kompetensi didefiniskan sbgai “keterampilan,
pengetahuan, pengalaman, kualitas dan
karakteristik serta perilaku yg syarat pd sesorg
untk melakukan kerja atu tugasnya scr efektf.
Kompetensi perawat yg bekerja di area paliatif
(Becker, 2000):
1.Keterampilan komunikasi
Perawat hrus mengembangkan kemampuan
komunikasinya untk meningkatkan hub. Yg lebh
baik dg pasien dan kluarga, shg perawt dpt
memberikan informsi yg penting dg cara yg lbh
baik saat pasien membutuhkannya, atau mnjdi
pndengar yg bbaik saat pasien mengungkapkan
keluhannyatnpa memberikan penilaian scra
individu.
2. Keterampilan psikososial
untk dpt bekerja sama dg keluarga pasien dan
mengatisipasi kebuthannya sl;ma proses perawatan
pasien, mk pelibatan kluarga dlm stp kegiatan akn
dpat membantu dan mendukung klrga untk mandiri.
3. Keterampilan bekerja tim
bekerja sm tim sbgai bagian dr tim interprofesional
mrupak sngt vital untk memberikan intervensi kpd
pasien. Layanan perwtan paliatif saat ini tdk hnya di
RS, nmun tersedia di rumah hospis, rumah perwtan
maupun di rumah pasien
4. Keterampilan dalam perawtan fisik
perwt hrus memiliki pengetahuan dan keterampilan
prwatan fisik untk melakukan asuhn keperawatan scr
lngsung pasien dlm kondisi appun dan kapanpun, shg
perwt dpt bertindak dan mengambil keputusan yg
tepat sesuai kondisi pasien.
5. Keterampilan intrapersonal
perawt hrs dpt mengenali dan memahami reaksi dan
perasaan pasien yg merupakan konsekuensi alamiah
dr bekerja dg pasien yg sekarat atu keluarga yg
mengalami kedukaan shg perwt mampu menentukan
sikap dan menyesuaikan diri dg kondisi at situasi yg
sarat dg emosi dan persaan sensitif
Peran Perawat dan Bidan dalam
Perawatan Paliatif

1. Dapat menerapkan pengetahuan dan


ketrampilan dalam memberikan asuhan
keperawatan.

2. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan,


mengelola waktu secara efektif dan saran-
saran untuk meningkatkan kualitas hidup.

Asuhan Keperawatan 19
3. Sebagai nara sumber / konselor bagi pasien,
keluarga dan komunitas dalam menghadapi
perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan
kematian.
4. Sebagai komunikator yang terapeutik dan
pendengar yang baik dalam memberikan
dukungan dan perhatian.
5. Membantu pasien tetap independen sesuai
kemampuan mereka sehingga kenyamanan
terpenuhi, serta meningkatkan mutu hidup

Asuhan Keperawatan 20
Langkah-langkah Perawatan Palliative
• Membentuk team untuk menghadapi
beragam pasien dan masalah-masalah
keluarga.

• Tujuan dari team ini adalah mengobati,


merawat, memberikan penyuluhan sosial dan
pelayanan lainnya dan bekerja sama dengan
Departemen Kesehatan, Swasta(LSM),
relawan, dll.
• Perubahan dari pengobatan aktif ke
pengobatan Palliative tidak terjadi dalam
waktu yang singkat.

• Perawatan Palliative sangat berhasil ketika


masih pada fase dini, mendapat dukungan dari
lingkungannya yaitu keluarga dan adanya team
yang membangkitkan kesadarannya.
PENANGANAN GEJALA
Gejala-gejala yang ditimbulkan
• Rasa sakit / Pain
• Lemas/Fatique/weakness
• Sesak nafas/dyspnea
• Buang air terus menerus/presisten diarrhea
• Susah tidur/insomnia
• Rasa mual/Nausea dan vomiting
Bagi Petugas
• Memahami batasan penyebab, jenis, sifat dan
derajat nyeri
• Mendengarkan keluhan pasien
• Mempercayai setiap keluhan pasien
• Bersedia memberi keterangan secara jelas dan
bijaksana
• Mampu dan bersedia melakukan pendekatan
dengan multidisipliner
• Memahami alternatif pengelolaan nyeri /
gejala-gejala lain
• Mampu menanggulangi bila timbul efek
samping obat
• Memberikan pendidikan terhadap pasien dan
keluarganya
• Mengubah perasaan tidak dapat sembuh
dengan perasaan nyaman terhadap gejala
yang timbul
- Melakukan penilaian psikososial

- Memperkirakan emosi pasien yang akan


mempengaruhi persepsi dari rasa nyerinya

- Mengetahui riwayat sosialnya secara detail


( masalah keluarga, kurang perhatian ) dapat
mempengaruhi efek nyerinya )
Tujuan : membantu pasien
• Mengubah perasaan tidak dapat sembuh
dengan perasaan nyaman terhadap gejala
yang timbul.
• Menahan semaksimal mungkin kontrol
hidupnya terhadap penyakitnya melalui
dukungan emosional dan nasehat-nasehat
praktis.
• Menangani gejala dengan obat-obatan dan
atau intervensi non farmakologis
• Semua gejala harus diidentifikasi melalui
rangkaian gejala dengan mempertanyakan
tentang :
- keluhan
- lokasi
- apa yang memperburuk keadaan
- apa yang memperbaiki keadaan
- gejala-gejala yang berhubungan
- apa yang mempengaruhi kehidupan sehari-
hari pasien

Anda mungkin juga menyukai