PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu kemunduran atau perubahan fisik yang terjadi pada lansia yaitu
banyak faktor yang berperan didalamnya, baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik.
Faktor intrinsik dalam diri lansia seperti gangguan gaya berjalan, kelemahan otot
ekstremitas bawah, kekakuan sendi dan faktor ekstrinsik seperti lantai licin dan tidak
berjalan, kaki tidak dapat menapak dengan kuat, dan terlambat mengantisipasi bila
terpeleset atau tersandung (Maryam et al, 2010) kondisi tersebutlah yang akan
1
2
ada 500 juta jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun dan di perkirakan pada tahun
2025 akan mencapai 1,2 milyar jiwa (Bandiyah, 2009). Menurut WHO di
kawasan Asia Tenggara populasi lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa.
Pada tahun 2050 diperkirakan populasi lansia meningkat 3 kali lipat dari
tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total
polulasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia 24,000,000 (9,77%) dari
dengan umur tengah 28 tahun. Diperkirakan pada tahun 2030, jumlah itu akan
naik jadi 41 juta orang atau 13,82 persen penduduk dengan umur tengah 32
persentase lansia lebih dari 7%. Provinsi Jawa Timur salah satu provinsi yang
wilayah Magetan
3
(Badan Pusat Statistik, 2020). Prevalensi cedera pada lansia menurut usia 55-
jatuh. Hanya sekitar 5 sampai 6% jatuh terjadi dalam suatu cedera serius,
tetapi konskuensi dari jatuh mungkin lebih daripada sekedar cidera serius.
Lansia yang telah mengalami jatuh dan perlu untuk ditangani di rumah sakit
kelumpuhan (Eldawati,2011).
maupun sosial dalam berinteraksi dengan orang lain (Handayani, dkk, 2013).
organ penyeimbang seperti mata dan telinga syok. Kelemahan otot dan
terganggunya organ penyeimbang seperti mata dan telinga tengah yang terjadi
menyebabkan cedera fisik maupun psikologis. Cedera fisik akibat jatuh bisa
itu maka di usahakan lantai tidak licin dan di dinding terdapat tempat
Gunawan, 2017).
urutan kelima pada pasien di atas usia 65. Pada lansia sengat mudah
trauma berat mulai meningkat pada usia 40 tahun. Untuk setiap kenaikan
terjadi pada lansia dapat menyebabkan peningkatan risiko jatuh. Jatuh akan
fisik akibat jatuh bisa berupa fraktur, dislokasi, memar, hemarthrosis, dan
satu penyebab cedera pada lansia. Mengingat banyaknya kasus pada lanjut
kepada pasien dan keluarga untuk mencegah risiko cedera. Aspek preventif,
risiko cedera. Aspek kuratif yaitu dengan pasang alat pengaman (misal
Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan dari latar belakang yang disajikan dapat diambil suatu
Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
risiko cedera.
Tujuan Khusus
Manfaat Penulisan
Manfaat Teoritis
cedera.
Manfaat Praktis
1. Bagi Penelitian
2. Bagi Lansia
cedera.
AB 2
TINJAUA
PUSTAK
Pengertian Menua
9
10
kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada
yaitu teori biologi, teori psikologi, teori sosial dan teori spiritual (Siti,
1. Teori Biologi
rantai silang.
b. Teori Imun
c. Teori Stres
f. Teori Metabolisme
2. Teori Psikologi
3. Teori Sosial
perkembangan.
pada suatu sistem tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai
c. Teori Perkembangan
masa kehidupannya.
menduda / menjanda.
4. Teori Spiritual
1. Perubahan Fisik
a. Sistem Endokrin
adalah :
b. Sel
intraseluler.
hati.
c. Sistem Kardiovaskuler
d. Sistem Pernafasan
berkurang.
e. Sistem Persyarafan
dengan stress.
f. Sistem Gastrointestinal
lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
3) Esophagus melebar.
g. Sistem Genitourinaria
1) Ginjal
glukosa meningkat.
urin.
tahun.
20
banyak duduk :
1) Sistem Pendengaran
otosklerosis.
2) Sistem Penglihatan
terhadap sinar.
pandangan.
skala.
3) Rabaan
menyedapkan masakan.
22
i. Sistem Integumen
lemak.
sel epidermis).
kulit.
dan vaskularisasi.
j. Sistem Muskuloskeletal
osteoporosis.
2) Kifosis.
(tingginya berkurang).
1) Vagina
3) Atrofi payudara.
usia.
2. Perubahan Kognitif
b. IQ (intellegent quocient)
3. Perubahan Psikososial
bekerja dulu.
pengobatan bertambah.
kesulitan.
4. Kemampuan Pemahaman
lanjut usia. Hambatan yang lain dapat berasal dari penurunan daya
6. Perubahan Spiritual
hidupnya.
semakin bertambah.
Menurut Siti Bandiyah (2009) dalam Muhith dan Siyoto (2016), penuaan
2. Nutrisi/makanan
kekebalan.
3. Status kesehatan
4. Pengalaman hidup
kusam.
sirkulasi darah.
permukaan kulit.
5. Lingkungan
status sehat.
6. Stres
Pathway
LANSIA
Perubahan fisik
Perubahan Perubahan
psikologi kognitif
Perubahan fungsi
psikomotor
31
Pengertian Cedera
maupun tulang akibat aktivitas gerak yang berlebihan diakibat atau gaya-
mengalami cedera.
d. Dolor atau rasa nyeri, karena terjadi penekanan pada syaraf akibat
Klasifikasi Cedera
overuse selain itu cedera juga dapat terjadi secara akut/ traumatic seperti
32
yang diakibatkan karena benturan keras secara langsung. Menurut Stark &
pergelangan kaki terkilir (ankle injury). Selama tahap cedera akut, jika
a. Myositis
b. Tendinitis
c. Subluksasi
d. Dislokasi
a. Memar (Contusio)
rasa sakit yang sangat hebat. Penyebab pasti dari kram otot
(Erwinda, 2014).
35
d. Perdarahan
e. Lepuh (blisters)
masih baru, atau peralatan yang lama seperti sepatu yang terlalu
kecil.
Komplikasi Cedera
lain:
2. Nekrosis Avaskular
proksimal dari leher femur. Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi
3. Malunion
tidak tepat sebagai akibat dari tarikan otot yang tidak seimbang serta
gravitasi. Hal ini dapat terjadi apabila pasien menaruh beban pada
tungkai yang sakit dan menyalahi instruksi dokter atau apabila alat
fraktur.
4. Penyatuan Terhambat
5. Non-Union
terjadi. Biasanya diakibatkan oleh suplai darah yang tidak cukup dan
6. Penyatuan Fibrosa
Beberapa upaya untuk mencegah cedera pada lansia dari segi fisik
meliputi :
menua.
Bagi lansia yang kental akan budaya jongkok saat buang air besar
(Kristiawan,A, 2015).
intensitas 30 menit juga baik bagi kesehatan lansia. Penting bagi lansia
untuk mengikuti senam karena akan membantu tubuh lansia agar tetap
sehat dan bugar, karena senam lansia membantu tulang agar tetap kuat,
radikal bebas yang terdapat didalam tubuh. Semua jenis senam dan
ringan atau mudah dilakukan dan tidak memberatkan untuk dilakukan dan
diterapkan pada lansia. Olah raga ini membantu tubuh agar bugar dan
meliputi:
1. Latihan Aerobik
dalam seminggu.
dilakukannya latihan aerobik dan penguatan otot atau 2-3 hari per
Penatalaksanaan Cedera
a. Rest (Istirahat)
2011).
yaitu:
dengan handuk.
c. Compression
serius).
cedera memar, strain dan sprain, dan kram otot (Bekeron, 2012).
2. Tensocrap
Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
b. Keluhan Utama
mobilitas.
1) Faktor pencetus
jatuh tersebut.
cedera.
merokok.
f. Riwayat Jatuh
berjalan, keseimbangan.
analgetik, psikotropik.
47
pengaman).
saat ambulasi.
1) Eksterior Rumah
2) Interior Rumah
baik?
keselamatan?
3) Dapur
makanan?
4) Kamar Mandi
pancuran?
dan toilet?
ditinggikan?
5) Kamar Tidur
hari.
h. Aktivitas/ istirahat
2. Pengkajian Fisik
a. Keadaaan Umum
1) Kesadaran
batas normal.
1) Kepala
kurang lebat.
2) Wajah
oedem.
3) Mata
4) Telinga
pendengaran.
51
5) Hidung
7) Leher
8) Thorax
a) Paru :
kalsium.
b) Jantung :
intercostae.
(vesikuler).
52
9) Abdomen
10) Ekstremitas
ekstremitas.
11) Integumen
Biasanya ditemukan ada lesi, dan edema, CRT < 2 detik, kulit
akan harapan dan keyakinan hidup, dan kebutuhan akan keyakinan pada
diri sendiri, dan Tuhan. Pada pasien lansia dengan masalah risiko cedera
Diagnosis Keperawatan
muskuloskeletal.
muskuloskeletal.
muskuloskeletal.
54
Intervensi
Edukasi
1. Jelaskan alasan intervensi
pencegahan jatuh kepada
pasien dan keluarga
2. Ajarkan berganti posisi
secara perlahan dan duduk
selama beberapa menit
sebelum berdiri
Manajemen Keselamatan
Lingkungan :
Observasi
1. Identifikasi kebutuhan
keselamatan (mis. kondisi fisik,
fungsi kognitif, dan riwayat
perilaku)
2. Monitor perubahan
status keselamatan
lingkungan
Terapeutik
1. Hilangkan bahaya keselamatan
lingkungan (mis. fisik, biologi,
dan kimia)
2. Modifikasi lingkungan untuk
meminimalkan bahaya dan
risiko
3. Sediakan alat bantu keamanan
lingkungan (mis. Commode
57
Edukasi
1. Ajarkan invidu, keluarga dan
kelompok risiko tinggi bahaya
lingkungan
Intervensi Pendukung
Pencegahan Perdarahan :
Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana
Salah satu yang dapat menjadi penyebab jatuh pada lansia adalah
lantai yang digunakan agar aman untuk lansia adalah material dengan
lantai yang agak merekat seperti karet agar tidak licin pada saat
Selain menjadi alat bantu untuk berjalan, alat ini juga dapat
menggunakannya.
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap
1. Perubahan Fisik
2. Perubahan Kognitif
3. Perubahan Psikososial
4. Perubahan Kemampuan
Pemahaman
5. Pemecahan Masalah
Kelemahan otot dan
6. Perubahan Spiritual terganggunya organ
7. Perubahan Mental penyeimbang
sepereti mata dan
5. Lepuh
Sumber : Aspiani (2014), Sarawati (2015: 1), Susilo, Limyati, & Gunawan (2017).
Keterangan :
= Berhubungan
= Berpengaruh
= Sebab Akibat