KNEE OSTEOARTHRITIS
Oleh:
dr. Osman Wijaya
Peserta PPDS 1
Program Studi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Pembimbing:
dr. Dewi Masrifah Ayub, Sp.K.F.R.
Staf Pengajar PPDS I Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Osteoartritis (OA) merupakan kondisi yang dikaitkan dengan nyeri sendi dan
keterbatasan fungsional dan merupakan penyebab utama disabilitas pada dewasa lanjut.
Osteoartritis menempati peringkat kelima tertinggi penyebab disabilitas menahun di seluruh
populasi negara-negara maju, dan peringkat kesembilan pada negara berkembang
(Wittenauer, et al. 2013).
Usia merupakan salah satu faktor resiko terjadinya osteoarthritis. Seiring dengan
meningkatnya usia harapan hidup, menurut WHO pada tahun 2025 populasi usia lanjut di
Indonesia akan meningkat 414% dibanding tahun 1990. Di Indonesia sendiri, prevalensi OA
lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita yang
berumur antara 40-60 tahun. Dari 2760 kasus reumatik pada tahun 2010, 73% diantaranya
adalah penderita OA, dengan demikian OA akan semakin banyak ditemukan dalam praktek
dokter sehari-hari. (PB IRA. 2014)
Menurut American College of Rheumatology, osteoartritis merupakan sekelompok
kondisi heterogen yang mengarah pada tanda dan gejala sendi. osteoartritis merupakan
penyakit degeneratif progresif yang ditandai dengan abrasi tulang rawan sendi dengan adanya
pembentukan tulang rawan baru yang ireguler pada permukaan sendi. Rasa nyeri yang timbul
pada osteoartritis diakibatkan oleh aktivitas yang meningkat dan membaik dengan istirahat.
Trauma dan obesitas telah dihubungkan dengan timbulnya osteoartritis. Selain itu, faktor
utama lainnya yang menyebabkan osteoartritis adalah penuaan dan genetik (Hochberg, 2012).
Osteoarthritis lutut merupakan suatu kondisi destruksi progresif dari kartilago sendi
lutut, permukaan tulang subkondral, dan synovial yang disertai dengan nyeri, imobilisasi,
kelemahan otot, dan penurunan fungsi dan kemampuan melakukan aktivitas sehari hari.
(Newberry, 2017).,
Sendi lutut merupakan sendi yang menerima beban terbesar pada tubuh dan berperan
penting dalam fungsi mobilisasi (Reyes et al, 1978). Secara klinis pada pasien dengan
osteoarthritis timbul nyeri, keterbatasan gerak sendi, instabilitas sendi dan gangguan sendi
dalam melakukan aktivitas harian. Instabilitas sendi yang ditimbulkan diakibatkan oleh
kelemahan otot quadriceps femoris, nyeri atau terganggunya kontrol neuromuskuler.
Dengan penegakan diagnosis yang tepat, penatalaksanaan yang tepat dan pencegahan
komplikasi dini maka prevalensi, angka kekambuhan dan tingkat komplikasi yang
ditimbulkan dapat diturunkan. Dengan latihan penguatan otot dan latihan keseimbangan,
diharapkan dapat memperbaiki kekuatan otot dan propriosepsi sehingga mengurangi
progresifitas osteoarthritis (Bennel et al, 2005).
Pengetahuan tentang biomekanik osteoarthritis lutut penting untuk diketahui oleh
klinisi kedokteran fisik dan rehabilitasi sehingga dengan penegakan diagnosis dan
penatalaksanaan yang tepat serta adanya upaya pencegahan komplikasi dini maka diharapkan
agar prevalensi kekambuhan dan komplikasi penyakit dapat diturunkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Osteoartritis (OA) adalah penyakit degeneratif kartilago sendi dengan perubahan
reaktif pada sendi, seperti pembentukan osteofit, perubahan tulang subkondral, perubahan
sumsum tulang, reaksi fibrous pada sinovium dan penebalan kapsul sendi yang dapat
mengenai satu atau lebih sendi (Stitik et al, 2010).
Menurut American College of Rheumatology, osteoarthritis merupakan sekelompok
kondisi heterogen yang mengarah pada tanda dan gejala sendi. Osteoarthritis merupakan
penyakit degeneratif progresif yang ditandai dengan abrasi tulang rawan sendi dengan adanya
pembentukan tulang rawan baru yang ireguler pada permukaan sendi. Rasa nyeri yang timbul
pada osteoarthritis diakibatkan oleh aktivitas yang meningkat dan membaik dengan istirahat.
Trauma dan obesitas telah dihubungkan dengan timbulnya osteoarthritis. Selain itu, faktor
utama lainnya yang menyebabkan osteoarthritis adalah penuaan dan genetik (Hochberg,
2012).
2.2 EPIDEMIOLOGI
Osteoarthritis genu memiliki prevalensi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
OA tipe lainnya. Osteoarthritis genu menyerang dewasa lanjut usia yang berumur lebih dari
65 tahun, dengan prevalensi di Amerika Serikat sebanyak 33,6% (12,4 juta) dimana wanita
memiliki prevalensi yang lebih tinggi (42,1%) dibandingkan pria (31,2%). Insiden OA akan
meningkat seiring dengan peningkatan usia dan peningkatan berat badan, terutama pada
wanita obesitas. Aktivitas fisik yang berat terutama aktivitas yang membutuhkan gerakan
seperti berlutut, jongkok, dan berdiri dalam jangka waktu lama serta adanya trauma pada
sendi lutut juga dapat dikaitkan dengan gejala OA genu. (Lespasio et al, 2017) Prevalensi
terjadinya osteoartritis meningkat tajam pada wanita yang berumur ≥ 40 tahun dan pada pria
setelah umur 50 tahun. (Stitik et al, 2010)
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) kemenkes RI tidak menyebutkan data tentang
osteoarthritis, namun hanya disebutkan “penyakit sendi/rematik”. Dari data Riskesdas 2013
didapatkan prevalensi penyakit sendi/rematik sebesar 24,7% (Riskedas, 2013). Penelitian di
Bandung pada pasien yang berobat ke klinik reumatologi RSHS pada tahun 2007 dan 2010,
berturut-turut didapatkan: OA merupakan 74,48% dari keseluruhan kasus (1297) reumatik
pada tahun 2007. Enam puluh sembilan persen diantaranya adalah wanita dan kebanyakan
merupakan OA lutut (87%). (PB IRA. 2014)
Gambar 2.1. Potongan sagital dan aspek anterior lutut (Hansen, 2014)
Sendi lutut merupakan sendi benar, sehingga terdiri dari suatu kavitas, kapsul sendi,
membran sinovial dan cairan sinovialnya, permukaan sendi yang licin dan dilindungi oleh
kartilago. Normalnya kartilago ini membuat permukaan tulang persendiaan menjadi licin dan
mengurangi gesekan antar tulang saat sendi bergerak. Lapisan tulang yang persis dibawah
kartilago disebut tulang subkondral (Ellis, 2006). Menurut Sitik, et al (2010) pada keadaan
normal terdapat keseimbangan pembentukan dan penghancuran kartilago, namun pada OA,
keseimbangan ini terganggu, sehingga terjadi perubahan matriks dan kondrosit.
Secara anatomis, lutut diperkuat oleh ligamen kolateral medial, kolateral lateral,
krusiatum anterior, krusiatum posterior, dan diperkuat oleh otot- otot di sekitarnya. Selain itu,
meniscus, saraf dan bursa di lutut membantu biomekanikanya (Neuman, 2002).
Patella mempunyai biomekanik penting yaitu membantu quadriceps melakukan ekstensi
dengan cara memanjangkan lever arm dan memungkinkan distribusi kompresi yang lebih
baik pada femur. Sewaktu otot quadriceps berkontraksi yang berperan menarik patella ke
medial menjaga tetap pada sulkus femoralis adalah otot vastus medialis oblique (VMO). Otot
vastus medialis memegang peranan pada 100 – 150 akhir ekstensi (Neumann, 2010).
Nyeri pada penyakit osteoartritis, melibatkan mekanisme kompleks saraf perifer dan
sentral. Misalnya, sensitisasi saraf merupakan karakteristik signifikan dari transmisi nyeri
pada pasien osteoartritis dan kadang terdapat ketidaksesuaian antara nyeri dengan patologi
sendi pasien. Kartilago hialin tidak diinervasi saraf, rasa nyeri berasal dari synovium, tulang
rawan subkondral dan periosteum, yang dipersarafi oleh serabut saraf nociceptive yang
berukuran kecil. Stimulus nociceptive diakibatkan dari kerusakan jaringan selama degradasi
sendi. Nyeri yang muncul diduga ada hubungan dengan lesi dari sumsum tulang, penebelan
synovial (synovitis) dan efusi sendi. Mediator inflamasi yang diproduksi synovium dan
chondrocit meningkatkan eksitasi dari saraf nociceptive menghasilkan respon nyeri.
Perubahan pada tulang rawan subkondral (memicu nyeri melalui stimulasi nociceptive)
mempengaruhi tulang rawan untuk mengalami kerusakan lebih jauh melalui mekanisme wear
and tear, dan tulang rawan subkondral menjadi lebih tidak mampu untuk menyerap tekanan
atau beban yang dialami di sendi. Perubahan mekanisme pada tulang rawan subkondral
selama remodelling seperti pengerasan tulang, menginduksi kaku pada sendi yang mengawali
dan berkontribusi pada hilangnya tulang rawan. Perubahan dalam ekspresi gen tulang rawan
subkondral mendahului degenerasi tulang rawan dan mengubah aktivitas factor katabolic dari
kondrosit yang berkontribusi terhadap degenerasi dari tulang rawan. (Berteau, 2022)
Pada kasus osteoartritis, anamnesis dan pemeriksaan fisik memiliki peran penting
dalam penegakan diagnosis. Keluhan utama pada osteoartritis adalah nyeri sendi saat
pergerakan. Keluhan biasanya timbul saat memulai gerakan, atau saat pasien mulai berjalan.
Nyeri yang dikeluhkan biasanya berupa nyeri tumpul yang terlokalisir. Nyeri kadang timbul
juga saat malam hari. Seiring dengan progresifitasnya, nyeri akan semakin lama dan
fungsionalitas dari sendi akan semakin terganggu. Nyeri sering disertai kekakuan sendi
terutama pagi hari, bahkan dapat mempengaruhi luas gerak sendi. Pada beberapa kasus sering
dikeluhkan nyeri timbul saat terpapar dengan dingin. Adanya kekakuan sendi kurang dari 30
menit dapat terjadi baik di saat pagi hari maupun setelah tidak beraktivitas dalam periode
waktu tertentu. Krepitasi juga sering dikeluhkan pada pasien dengan osteoartritis (Michael,
2010).
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pada sendi. Pemeriksaan
disesuaikan dengan keluhan pada pasien dan harus mencakup seluruh pemeriksaan yang
relevan pada sendi yang terlibat termasuk inspeksi, palpasi, luas gerak sendi dan pemeriksaan
khusus (stabilitas ligament, meniscus dan gait analysis). Pemeriksaan ligament lutut meliputi
pemeriksaan ligament anterior (anterior drawer test), posterior (posterior drawer test), lateral
(valgus stress test) dan medial ligament (varus stress test). Meniskus diperiksa secara
manual, sendi femoropatelar diperiksa untuk mencari tanda-tanda iritasi dan pergerakannya.
Selain itu dapat ditemukan efusi pada sendi, dengan gambaran pleocytosis ringan, viskositas
normal, dan protein sedikit meningkat. Krepitasi saat sendi digerakkan, keterbatasan luas
gerak sendi, dan tampak adanya deformitas / malalignment pada lutut baik genu varus
maupun valgus juga sering didapatkan pada OA (Michael, 2010).
Osteoartritis juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahan. Salah satu
sistem grading yang paling umum berdasarkan gambaran radiologis adalah sistem Kellgren-
Lawrence, seperti yang terlihat pada Tabel 2.2 Sistem grading Kellgren-Lawrence ini menilai
tingkat keparahan OA lutut berdasarkan keberadaan osteofit, penyempitan celah sendi,
sklerosis dan deformitas sendi tibiofemoral, walaupun perlu dicatat bahwa gejala dapat
timbul tanpa kelainan radiologis (grade 0) dan gambaran X-ray abnormal bukan penanda
pasti tingkat nyeri (Mao, Watson, & Hsieh, 2016).
Alves, Ana Carolina, et al. 2013. Effect of Low-Level Laser Therapy on The
Expression of Inflammatory Mediators and on Neutrophils and Macrophages in
Acute Joint Inflammation. Brazil: Arthritis Reasearch and Therapy.
Amiin, Aamani Sabili. 2018. Hubungan Diabetes Mellitus dengan Derajat Defek
Kartilago Osteoartritis Lutut Berdasarkan Ultrasonografi. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Bennel K & Hinman R, 2005. Exercise as a Treatment for osteoartritis. Curr Opin
Rheumatol 17, p 634-40.
Ellis H, 2006. The Lower Limb. In : Ellis H, Mahadevan V. (eds) Clinical Anatomy :
Applied
Anatomy for Students and Junior Doctors. Australia : Blackwell Publishing Ltd,
222-226.
Berteau, J.-P. Knee Pain from Osteoarthritis: Pathogenesis, Risk Factors, and Recent
Evidence on Physical Therapy Interventions. J. Clin. Med. 2022, 11, 3252
Blaustein, DM, & Philips, EM. 2019. Muskuloskeletal Disorder, Pain and
Rehabilitation: Knee and Lower Legs. Dalam, WR. Frontera, JK, Silver, & JT,
Rizzo, Essentials of Physical Medicine and Rehabilitation. Philadelphia:
Elsevier. Hal. 391-397.
Hansen, JT. 2014. Netter's Clinical Anatomy. Philadelphia: Elsevier. Hal. 248-258.
King L & March L. 2014. Obesity and osteoartritis. Indian Journal of Medical
Research. 138(2): 185-193
Mao, HF, Watson, CP, & Hsieh, LF. 2016. Rheumatologic Rehabilitation. Dalam DX,
Cifu, Braddom's Physical Medicine and Rehabilitation. Philadelphia: Elsevier.
Hal. 665-684.
Neumann, D.A. 2002. Knee. Dalam Neumann, D.A. (eds.) Kinesiology of the
Musculoskeletal System. 1 ed. Missouri: Mosby. 434-476.
Riebe, Deborah. 2018. ACSM’s Guidelines for Exercise Testing and Prescription 10 th
Edition. Wolters Kluwer. Hal : 394-399
Sitik, TP, Kim, JH, Stiskal, D, Foye, P, Nadler, R, Wyss, J, et al. 2010. osteoartritis.
Dalam JA, De Lisa, & RW, Frontera, De Lisa's Physical.
Toledo S D, 2011. Rheumatic Disease. Dalam Braddom (ed.), Physical Medicine and
Rehabilitation, 4th ed, Elsevier, Saunders, Philadelphia, 769-87.
Van Manen MD, et al. 2012. Management of Primary Knee osteoartritis and
Indications for Total Knee Arthroplasty for General Practitioners, Evidence –
Based Clinical Review. JAOA, vol. 112, p 709-15
Wittenauer, R, Smith, L, & Aden, K. 2013. Priority Medicines for Europe and The
World: A Public Health Approach to Innovation. Dalam T, Saloni, Update on
2004 Background Paper; osteoartritis. World Health Organization. Hal. 3-11.
She complained of knee pain left > right since 6 months ago. She feel the pain
worsen since 2 weeks ago. In last one month, she always climbs the stairs and this
activity make the pain worsen. The pain is localized at the medial side of the knee and
does not radiate to another part of the body. The pain is dull (described as ‘Linu’) and
intermittent, not followed by numbness, tingling sensation, or burning sensation. The
pain is aggravated when doing the activity or walking more than 15 minute and climbing
the stair (WBFS 6 on the left and WBFS 2 on the right) and relieved after resting and
consuming analgetic (WBFS 3 on the left and WBFS 0 on the right). He also felt that
sometimes his knee is stiff in the morning for around 5 minutes, the complaint was
relieved by itself without any intervention. She also said that both her knee is producing
sounds like “kretek-kretek”.
She complained that she can’t do the prostration and sit between two prostration
moves because of the knee pain, so she is praying in a sitting position. She drives to
work and parks not too far from office around 500 meters. There is no urinating or
defecating problem. Her last period when she was 50 years old.
1.5 History of Functional Ability
She can fully independent to do her daily activities. She sits on a sitting toilet
during micturition and defecation, no episode of incontinence. She walks without
ambulation aid, and able to transfer. She don’t want to climb stair because she feels pain
in her knees every time she tries to step the stairs for the last two weeks
III.DIAGNOSIS
3.1 Medical
Handicap:
-
IV. PROBLEM LIST :
Body Function
● b280 Sensation of Pain (bilateral knee pain)
● b530 Weight maintenance function (obese)
● b710 Mobility of joint function (Crepitation, Positive Patellar grinding test on both knee)
● b735 Muscle Tone Function (Atrophy of left VMO)
Body Structure
● s750 Structure of Lower Extremity (knee osteoarthritis)
Activity Limitation
● d410 Changing basic body position (felt pain when moving from sitting to standing)
● d450 Walking (Pain if walks more than 15 minutes)
● d460 Moving around in different locations (pain when going upstairs)
Participation Restriction
● d920 Recreation and leisure (gardening)
● d930 Religion and Spirituality (praying in a sitting position)
Enviromental Factors
● e150 Design, construction and building products and technology of buildings for public
use (stairs in working area)
● e310 Immediate family (family support)
ICF Framework
Functional Diagnosis
Bilateral Knee Pain (L > R) ec Knee Osteoarthritis + Obese Grade II
VII. PLANNING
Medical :
Planning diagnosis :
o Consult to the internist
o X-ray right knee AP/Lateral
Planning therapy :
o Medication : continue medication from Neurologic outpatient clinic
o Rehabilitation Medicine:
Modality : SWD 27,12 MHz contraplanar on right and left knee, intensity as patient
tolerance, for 15 minutes
Therapeutic exercise :
Active ROM exercise lower extremities on both sides
Isometric strengthening exercise Quadriceps dextra and sinistra
Patellar mobilization exercise
Endurance exercise: F: 3-5x/week, I: THR 40-60% HR Reverse + HR Rest, T: 5-
20-5, T: Static cycle
Planning monitoring : clinical findings, vital sign, WBS, ROM, Atrophy, BMI, Q Angle
Planning Education : Health Education and Home Exercise Programme
o Explain the patient’s condition
o Continue the exercise at home
o Icing 15-20 minutes when pain, can be repeated every 2 hours
o Reduce body weight
o Knee joint conservation :
Avoid squatting
Hold on to surrounding when transferring or changing position
Modify the activities that require sitting on the floor or sitting on a low bench
Avoid using stairs, practice proper use of stair if still necessary (step by step,
climbing stairs by using the healthier knee side first, descending stairs by using
worse knee side first)
Surgical : -
PROGRESS REPORT
P PDx :
o Consult to the internist
o X-ray right knee AP/Lateral
PTx :
o Medication : continue medication from Neurologic outpatient clinic
o Rehabilitation Medicine:
Modality : SWD 27,12 MHz contraplanar on right and left knee, intensity as
patient tolerance, for 15 minutes
Therapeutic exercise :
Active ROM exercise lower extremities on both sides
Isometric strengthening exercise Quadriceps dextra and sinistra
Patellar mobilization exercise
Endurance exercise: F: 3-5x/week, I: THR 40-60% HR Reverse + HR Rest,
T: 5-20-5, T: Static cycle
PMx : clinical findings, vital sign, WBS, ROM, Atrophy, BMI, Q Angle
PEx : Health Education and Home Exercise Programme
o Explain the patient’s condition
o Continue the exercise at home
o Icing 15-20 minutes when pain, can be repeated every 2 hours
o Reduce body weight
o Knee joint conservation
PDx :
o Consult to the internist
o X-ray right knee AP/Lateral
PTx :
o Medication : continue medication from Neurologic outpatient clinic
o Rehabilitation Medicine:
Modality : SWD 27,12 MHz contraplanar on right and left knee, intensity as
patient tolerance, for 15 minutes
Therapeutic exercise :
Active ROM exercise lower extremities on both sides
P
Isotonic strengthening exercise Quadriceps dextra and sinistra
Patellar mobilization exercise
Endurance exercise: F: 3-5x/week, I: THR 40-60% HR Reverse + HR Rest,
T: 5-20-5, T: Static cycle
PMx : clinical findings, vital sign, WBS, ROM, Atrophy, BMI, Q Angle
PEx : Health Education and Home Exercise Programme
o Explain the patient’s condition
o Continue the exercise at home
o Icing 15-20 minutes when pain, can be repeated every 2 hours
o Reduce body weight
o Knee joint conservation