Oleh:
dr. Sih Reka Prawidya
Peserta PPDS 1
Program Studi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Pembimbing:
dr. Noor Idha Handajani, Sp. KFR-K
Staf Pengajar PPDS I Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Daftar Isi........................................................................................................................2
Daftar Gambar dan Tabel..............................................................................................3
Bab I Pendahuluan.........................................................................................................4
Bab II Cerebral Palsy....................................................................................................5
Bab III Transcranial Direct Current Stimulation.......................................................13
Bab IV Transcranial Direct Current Stimulation Pada Cerebral Palsy.....................18
Bab V Penutup.............................................................................................................23
Daftar Pustaka.............................................................................................................24
2
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
3
BAB I
PENDAHULUAN
Cerebral palsy (CP) merupakan penyebab utama disabilitas pada anak dengan
prevalensi sekitar 1.5 sampai 4 per 1000 anak di bawah usia 5 tahun (Berker, et al.,
2010). CP akan menimbulkan gangguan pada kualitas hidup pada anak dan remaja
terutama pada aspek fisik, psikologis dan sosial (Makris, Dorstyn, & Crettenden,
2019).
neurologis dialami pasien pada kesehatan pasien dan derajat fungsionalitas pasien.
dapat mengurangi disabilitas yang terjadi pada pasien CP (Hamilton, Wakely, &
Marquez, 2018).
stimulasi otak non invasif. tDCS menjadi salah satu teknik neuromodulasi otak yang
fungsi motorik pada berbagai macam kondisi neurologis. Salah satu kondisi
4
Berg, 2018). Tinjauan kepustakaan ini melakukan penelusuran bukti ilmiah dari efek
BAB II
CEREBRAL PALSY
Cerebral Palsy (CP) adalah kelainan gerakan dan postur yang muncul
pada masa bayi atau anak-anak, akibat lesi non-progresif pada otak yang masih
berkembang (Berker, et al., 2010). Semua lesi non-progresif pada CNS pada 2
tidak dapat disembuhkan, namun tidak bisa bertambah buruk (Berker, et al.,
2010).
Etiologi pasti dari CP hanya dapat diidentifikasi pada 50% dari total
seluruh kasus (Berker, et al., 2010). Beberapa faktor risiko tertentu yang
5
Faktor risiko terjadinya CP dibagi menjadi prenatal, perinatal dan
postnatal menurut waktu terjadinya cedera pada otak. Masa prenatal diawali
paling banyak untuk terjadinya CP (Jan, 2006). Masa perinatal adalah masa usia
Prematuritas dan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan dua faktor
ditemukan pada anak yang lahir secara prematur (kurang dari 28 minggu usia
kehamilan) dengan prevalensi sebesar 111.80 untuk setiap 1000 kelahiran hidup
ditemukan pada bayi dengan berat lahir 1000 sampai 1499 gram dengan angka
prevalensi sebesar 59.18 untuk setiap 1000 kelahiran hidup (Oskoui, Coutinho,
Dykeman, Jett, & Pringsheim, 2013). Bayi dengan berat lahir rendah akan
akan menyebabkan efek yang berat pada sistem saraf pusat yang masih
berkembang.
6
Bayi yang memiliki faktor risiko ini harus berada dalam pengawasan
ketat dari dokter untuk melihat ada tidaknya tanda keterlambatan perkembangan
dibuat berdasarkan perubahan tonus otot yang terjadi, regio yang terdampak dan
merupakan bagian dari sindrom upper motor neuron yang ditandai dengan
1. Hemiplegia
7
Pada CP spastik hemiplegia, salah satu sisi tubuh yang
2. Diplegia
biasanya normal dan epilepsi jarang terjadi. Sekitar 50% dari pasien
3. Quadriplegia
serta otot yang mengontrol mulut, lidah dan faring akan terdampak.
Ketika salah satu dari anggota gerak atas tidak terlalu terdampak,
8
CP Diskinetik merupakan CP yang ditandai dengan adanya gerakan
dari seluruh total kasus CP. Hyperbilirubinemia atau anoxia yang berat
diskinetik.
dan kontrol motorik halus. Anak dengan CP Ataxic mengalami gangguan pada
koordinasi gerakan mereka. Pasien ini akan cenderung hipotonik pada usia 2
tahun pertama kehidupan. Tonus otot akan menjadi normal pada usia 2-3 tahun
dan mulai muncul ataxia. Pasien CP tipe ini akan berjalan dengan wide-based
gait, tremor intensi ringan, dysmetria, dexteritas dan kontrol motorik halus yang
karakteristik gabungan dari tipe CP yang lain. Anak dengan CP tipe campuran
9
ataxia dan spastisitas yang terjadi bersamaan. Spastic ataxic diplegia merupakan
10
mekanisme adaptif yang muncul dari primary impairment dan secondary
impairment.
berakibat tidak mampunya otot untuk teregang. Kelemahan otot, spastisitas, dan
melalui regangan yang terjadi pada saat gerakan aktif. Saat anak bermain, maka
dia akan menggerakkan dan meregangkan otot. Mekanisme ini merupakan hal
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otot. Anak dengan CP tidak akan dapat
bermain dengan baik karena adanya gangguan patologis sehingga ototnya tidak
akan teregang dan tidak akan bertumbuh. Otot biartikular distal merupakan otot
yang paling sering terdampak karena kontrol motor selektif akan makin buruk
11
Tabel 1. Klasifikasi Fungsional CP
12
BAB III
TRANSCRANIAL DIRECT CURRENT STIMULATION
arus listrik searah berintensitas rendah melalui kulit kepala untuk memodulasi
eksitabilitas kortikal pada area otak yang dituju. tDCS memberikan direct
melalui sinaps elektrik dan kimia serta oleh substansi ekstrasinaps yang secara
13
potensial aksi. Sebaliknya ketika neuron mengalami hiperpolarisasi karena
et al., 2012).
mencegah efek eksitabilitas yang diinduksi tDCS baik oleh anoda dan katoda,
dipicu tDCS. Aktivasi reseptor NMDA akan memicu influx dari ion kalsium
rendah akan menimbulkan LTD sedangkan kadar kalsium yang tinggi akan
menimbulkan LTP. Antara zona influks kadar kalsium yang memicu LTP dan
LTD, terdapat zona transisi dimana kadar kalsium tidak akan menimbulkan
14
kanal kalsium akan mencegah efek neuroplastisitas dari tDCS. Stimulasi
tDCS terlalu lama (≥25 menit) atau terlalu kuat (≥2 mA) akan menghentikan
efek dari tDCS. Hal ini dapat terjadi karena adanya zona transisi (Stagg,
memberikan manfaat pada kondisi penyakit seperti depresi, nyeri akut dan
15
Kondisi yang sering dijadikan kontraindikasi atau kriteria eksklusi
memungkinkan kontak dengan kulit kepala; lesi kulit kepala; implant logam,
Dosis dari tDCS ditentukan dari beberapa parameter antara lain dosis
25-35 cm2 dengan dosis current 1-2 mA selama 20-40 menit. Namun
dunia dan sampai saat ini belum ditemukan bukti adanya efek toksisitas yang
yang mungkin terjadi pada pemberian tDCS. Hal ini karena adanya produk
elektrokimia yang dihasilkan oleh tDCS berkontak dengan kulit, maka akan
dapat menimbulkan terjadinya iritasi pada kulit. Selain itu, pada kulit yang
16
tidak intak dapat menimbulkan panas yang kemudian dapat menimbulkan
Beberapa efek samping dari tDCS yang diketahui sampai saat ini terdapat
terakhir, tDCS aman diberikan kepada remaja selama 1-20 sesi dengan durasi
sampai 20 menit dan dosis sampai dengan 2mA. Penggunaan tDCS pada anak
17
BAB IV
TRANSCRANIAL DIRECT CURRENT STIMULATION
PADA CEREBRAL PALSY
Review sistematik dan meta analisis dilakukan oleh Saleem et al (2019) pada
13 studi tentang efek tDCS terhadap gangguan motorik pada pediatri, termasuk di
dalamnya antara lain stroke perinatal, dystonia primer dan sekunder, gerakan
involunter dan CP. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa tDCS merupakan teknik
yang aman digunakan untuk gangguan motorik pada pediatri serta terbukti
memperbaiki gait dan gerakan involunter. Studi yang sama juga menunjukkan
efektivitas yang terbatas pada perbaikan fungsi keseimbangaan dan fungsi anggota
gerak atas. Berdasarkan studi ini, tDCS dapat menjadi tatalaksana tambahan pada
tDCS dengan atau tanpa metode rehabilitasi yang lain dapat memberikan efek positif
pada aspek fungsional dari anak dan remaja dengan CP (Fruhauf, Stocco, & Agnol,
2018)
18
Gambar 3. Efek tDCS pada Gangguan Motorik pada Pediatri (Saleem et al, 2019)
dengan CP. Peningkatan plastisitas ini akan berguna dalam terapi okupasi dengan
akhirnya akan meningkatkan performa okupasional dari pasien (Diego & Leung,
2020).
Review sistematis dan meta analisis oleh Diego dan Leung (2020)
menunjukkan bahwa tDCS memberikan efek yang prominen dalam jangka panjang.
19
Meta analisis yang dilakukan pada pre dan post intervensi menunjukkan perbaikan
Gambar 4. Meta Analisis Efek tDCS pada Cerebral Palsy (Diego dan Leung, 2020)
Dari sisi keamanan, studi oleh Gillick (2018) menunjukkan tidak ada efek
samping yang serius pada pemakaian tDCS untuk CP. Efek samping minor yang
paling sering dilaporkan adalah nyeri kepala dan gatal. Studi yang sama juga
20
dengan tDCS walaupun tidak didapatkan perbedaan signifikan di antara kedua grup
yang dilakukan intervensi. Pasien CP dengan traktus kortikospinal yang masih intak
pada hemisphere yang terdampak menunjukkan perbaikan hand function yang lebih
baik dibandingkan yang mengalami lesi pada traktus kortikospinal pada hemisphere
Studi pilot tentang efek tDCS pada cerebral palsy unilateral oleh Inguaggiato,
menit) pada korteks area M1 yang terdampak dapat secara aman memperbaiki hand
dexterity tangan yang hemiplegi (namun tidak pada tangan yang nonhemiplegi) bila
dinilai dengan Box and Block test (BBT) pada subyek dengan CP unilateral.
Perbaikan ini muncul segera pada akhir stimulasi tDCS dan bertahan selama minimal
efek kekakuan dan spastisitas dari otot flexor carpi radialis pada anak dengan CP
parameter spatiotemporal gait (step length dan gait velocity) dengan hasil yang lebih
baik pada grup tDCs dibandingkan grup treadmill pada subyek CP diplegia.
21
Studi oleh Elbanna et al (2018) menunjukkan efikasi dari tDCS pada anak CP
anggota gerak atas, dan spastisitas dimana efek ini muncul dengan segera dan
bertahan dalam waktu yang lama (Elbanna, Elshennawy, Ayad, & Aty, 2018).
22
BAB V
PENUTUP
Cerebral palsy (CP) merupakan penyebab utama disabilitas pada anak yang
dapat menimbulkan gangguan pada kualitas hidup pada anak dan remaja terutama
pada aspek fisik, psikologis dan sosial. Transcranial Direct Current Stimulation
(tDCS) merupakan salah satu bentuk stimulasi otak non invasif yang memiliki
motorik pada CP. Bukti ilmiah dalam 5 tahun terakhir termasuk review sistematis dan
gross motor function dan kemampuan motorik tangan. Ditinjau dari segi keamanan,
tDCS merupakan pilihan terapi yang aman dengan efek samping yang ringan.
Pemberian tDCS merupakan terapi yang menjanjikan bagi tata laksana CP, namun
demikian masih diperlukan studi lanjut mengenai efikasi dan keamanan dari prosedur
ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Berker, N., Yalcin, S., Root, L., Staheli, L., Papavissilou, A., Ganjwala, D., Eti,
Z. (2010). The HELP Guide to Cerebral Palsy Second Edition. Washington:
Global HELP.
2. Brunoni, A. R., Nitsche, M. A., Bolognini, N., Bikson, M., Wagner, T., Merabet,
L., Fregni, F. (2012). Clinical research with transcranial direct current
stimulation (tDCS): Challenges and future directions. Brain Stimulation, 5, 175–
95.
3. Buchanan, D. M., Bogdanowicz, T., Khanna, N., Lockman-Dufour, G., Robaey,
P., & D’Angiulli, A. (2021). Systematic Review on the Safety and Tolerability of
Transcranial Direct Current Stimulation in Children and Adolescents. Brain
Sciences, 11, 212.
4. Diego, A. P., & Leung, A. W. (2020). Transcranial direct current stimulation for
improving gross motor function in children with cerebral palsy: A systematic
review. British Journal of Occupational Therapy, 83(7) 418–431.
5. Elbanna, S. T., Elshennawy, S. A., Ayad, M. N., & Aty, F. M. (2018).
Transcranial Direct Current Stimulation for Rehabilitation of Motor Disorders in
Children with Cerebral Palsy: (Systematic Review). The 19th International
Scientific Conference Faculty of Physical Therapy, (pp. 1-16). Cairo.
6. Elsadany, S. M., Abdelazeim, F. H., & Elawady, E. M. (2019). Long lasting
effect of Transcranial direct current stimulation versus task specific training on
Spatiotemporal gait parameter in children with Diplegiccerebral palsy. Journal of
Advanced Pharmacy Education & Research, 9:115-121.
7. Fleming, M., Theologis, T., Buckingham, R., & Johansen-Berg, H. (2018).
Transcranial Direct Current Stimulation for Promoting Motor Function in
Cerebral Palsy: A Review. Journal of NeuroEngineering and Rehabilitation,
15:121.
8. Fruhauf, A. M., Stocco, P. A., & Agnol, L. D. (2018). Transcranial Direct-Current
Stimulation in Motor Rehabilitation of Children and Adolescents with Cerebral
Palsy. Scholar Journal of Applied Sciences and Research, 05-09.
24
9. Gillick, B., Rich , T., Nemanich, S., Chen, C.-Y., Menk, J., Mueller, B., Rudser,
K. (2018). Transcranial direct current stimulation and constraint-induced therapy
in cerebral palsy: A randomized, blinded, sham-controlled clinical trial. European
Journal of Paediatric Neurology , 22: 358-368.
10. Hamilton, A., Wakely, L., & Marquez, J. (2018). Transcranial Direct-Current
Stimulation on Motor Function in Pediatric Cerebral Palsy: A Systematic Review.
Pediatric Physical Therapy, 291-301.
11. Inguaggiato, E., Bolognini, N., Fiori, S., & Cioni, G. (2019). Transcranial Direct
Current Stimulation (tDCS) in Unilateral Cerebral Palsy: A Pilot Study of Motor
Effect. Neural Plasticity.
12. Jan, M. (2006). Cerebral Palsy: Comprehensive Review and Update. Ann Saudi
Med, 26(2):123-132.
13. Makris, T., Dorstyn, D., & Crettenden, A. (2019). Quality of life in children and
adolescents with cerebral palsy: a systematic review with meta-analysis.
Disability and Rehabilitation, 1-11.
14. Oskoui, M., Coutinho, F., Dykeman, J., Jett, N., & Pringsheim, T. (2013). An
update on the prevalence of cerebral palsy: a systematic review and meta-
analysis. Developmental Medicine & Child Neurology, 55: 509–519.
15. Paulson, A., & Vargus-Adams, J. (2017). Overview of Four Functional
Classification Systems Commonly Used in Cerebral Palsy: Review. Children,
4:30.
16. Saleem, G. T., Crasta, J. E., Slomine, B. S., Cantarero, G. L., & Suskauer, S. J.
(2019). Transcranial Direct Current Stimulation in Pediatric Motor Disorders: A
Systematic Review and Meta-analysis. Archives of Physical Medicine and
Rehabilitation, 100:724-38.
17. Smoter, M., Jedrzejczyk-Góral, B., Chen, A., Ciszek, B., & Ignasiak, Z. (2020).
Effects of tDCS on Muscle Stiffness in Children with Cerebral Palsy Measured by
Myotonometry: A Preliminary Study. Applied Science, 10: 2616.
18. Stagg, C. J., Antal, A., & Nitsche, M. A. (2018). Physiology of Transcranial
Direct Current Stimulation. Journal of ECT, 00: 00–00.
25