Disusun Oleh:
DESY WAHYU UTAMI
J130215028
2021
i
DAFTAR ISI
BAB 1...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORI ................................................................................................ 3
A. Landasan Teori ............................................................................................. 3
1. Cerebral Palsy ............................................................................................. 3
2. Patofisiologi ................................................................................................. 3
3. Etiologi Cerebral Palsy ................................................................................ 4
4. Klasifikasi Cerebral Palsy ........................................................................... 5
5. Intervensi Fisioterapi .................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9
Lampiran ............................................................................................................... 11
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Spatic Quadriplegi tipe Fleksi “ sebagai syarat dalam stase pediatri Profesi
banyak kekurangan dan juga mendapatkan bantuan dari berbagaipihak, baik secara
terimakasih kepada pembaca dan pihak yang telah membantu selesainya makalah
ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan Dasar tahun 2018 menyatakan bahwa jumlah anak cerebral palsy di
Indonesia sebanyak 1 sampai 5 per 1000 kelahiran hidup. Cerebral palsy adalah
kelainan yang krusial karena otak merupakan pusat aktivitas kehidupan manusia
(Desiningrum, 2016).
Cerebral palsy merupakan sebuah kondisi yang tidak dapat disembuhkan atau
permanen (Anindita & Apsari, 2020). Kondisi fisik anak cerebral palsy berbeda
dengan kondisi fisik anak tanpa cerebral palsy. Setiap anak cerebral palsy memiliki
karakteristik yang berbeda dengan anak cerebral palsy lainnya tergantung tingkat
gangguan yang dialaminya, umumnya anak dengan cerebral palsy tidak mampu
beraktivitas dan bergerak secara bebas seperti individu yang mempunyai fisik
normal(Mauanah, 2016).
yang terdiri dari faktor antenatal meliputi Kelahiran prematur (resiko dapat
1
sepsis neonatus (terutama dengan berat lahir di bawah 1,5 kg), dan saluran
pernapasan ibu atau infeksi genito-kemih yang dirawat di rumah sakit. Faktor
suatu gangguan pada motorik dan postur tubuh yang biasanya terlihat pada masa
bayi atau pada anak usia dini (Septiana & Widiastuti, 2019). Tingkat keparahan cerebral
palsy diklasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu ada ringan, sedang, parah, dan tidak
ada cerebral palsy, hal tersebut tentu akan berpengaruh terhadap motorik kasar dan
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Cerebral Palsy
Cerebral palsy berasal dari dua kata, yaitu cerebral atau cerebrum yang
artinya otak dan palsy yang artinya kekakuan, jadi cerebral palsy diartikan sebagai
Cerebral palsy merupakan suatu kelainan gerak, postur dan tonus otot karena
adanya kerusakan otak selama perkembangan otak. Cerebral palsy adalah suatu
dengan cerebral palsy sering mengalami kesulitan dalam motorik kasar dan
mobilitas.
2. Patofisiologi
karena adanya cedera otak sebelum otak anak berkembang secara sempurna. Dua
tahun pertama merupakan tahap perkembangan otak pada anak, itu artinya cerebral
palsy dapat terjadi selama periode prenatal, perinatal, dan post natal . Cerebral
palsy diduga karena adanya gangguan suplay oksigen pada fetus atau asfikasi otak,
3
berlebihan (Marret et al., 2013). Faktor yang mempengaruhi gangguan suplay
oksigen yaitu:
growth restriction.
intraventrikuler.
Cerebral palsy disebabkan oleh perubahan system saraf pusat, pada tahap awal
perkrmbangan selama kehamilan maupun saat lahir selama 2 tahun pertama pasca
kelahiran. Gejala dapat bervariasi dari gangguan motoric ringan hingga berat.
1) Factor ibu adalah gangguan SSP dan kronik penyakit ibu sepertidiabetes,
2) Factor resiko sebelu hamil : aborsi yang sering dan lamanya siklus
menstruasi
4) Factor resiko natal : malposisi janin, inveksi vagina ibu, bayi premature,
5) Factor genetic
termasuk kelainan plasenta, cacat lahir mayor dan minor, berat badan lahir
4
rendah,aspirasi meconium, operasi Caesar, kejang, gangguan pernafasan,
a. Tipe Spastik
pada otot. Anak cerebral palsy dengan tipe ini akan mengalami hipertonus,
kekakuan otot
b. Tipe Ataxia
tipe ini akan mengalami hipertonus, gangguan motorik halus, dan tremor.
5
dan memegang benda kecil. Anak mungkin juga menunjukkan beberapa
disorientasi dan kontrol yang buruk saat berjalan. Proses visual dan
c. Dyskinetic
(Naufal, 2019).
5. Intervensi Fisioterapi
1. NDT
otot yang hypertone. Teknik dari neuro development treatment terdiri dari: fasilitasi
dari postural normal dan pola gerakan, menggunakan sensori feedback (kontak
kemampuan fugsional yang dilihat secara keseluruhan dan sesuai kebutuhan pasien
6
(Park & Kim, 2017). Dengan menerapkannya NDT diharapkan dapat memfasilitasi
Prinsip utama dalam metode NDT adalah normalisasi tonus otot, fasilitasi
yaitu ; inhibisi yaitu penurunan reflek sikap abnormal untuk memperoleh tonyus
inhibisi, stimulasi yaitu meningkatkan tonus dan pengaturan fungsi otot sehingga
memudahkan pasien melakukan aktivitasnya. Key point of control yaitu titik yang
digunakan terapis dalam inhibisi dan fasilitasi. Key point of control merupakan
bagian-bagian dari tubuh seperti kepala, leher, bahu, pelvic, lutut, jari tangan dan
2. Massage
Massage efektif untuk anak dengan cerebral palsy, karena dengan adanya
motorik. Dalam penelitian lain juga disebut kanmanfaat massage yaitu untuk
7
merelaksasikan otot-otot yang tegang. Penatalaksanaan:
Posisi Fisioterapis : Duduk diantara kedua tungkai pasien
Posisi pasien : Supine lying
Gerakan :
- Diawali dengan usapan halus dari ujung kepala
sampai ujung tungkaibawah dengan sedikit
penekanan di setiap titik sendi, diulangi 3x.
- Bintang halus terpusat di pusar, diulangi 3x
- Bintang mengular berpusat pada pusar kemudian
menuju ke arah shoulder dan foramen jugularis serta
hip, diulangi 3x.
8
DAFTAR PUSTAKA
Adawiah, R. (2017). Pola Asuh Orang Tua dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
Anak. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 7, 33–48.
https://media.neliti.com/media/publications/121261-ID-pola-asuh-orang-tua-dan-
implikasinya-ter.pdf
“Aisyatinnaba,” N., & Sutoyo, A. (2017). Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Belajar
Siswa. In Indonesian Journal of Guidance and Counseling (Vol. 5, Issue 3, pp. 52–
57).
Almas Awanis, S. A. (2018). Modul Edukasi Untuk Peningkatan Pengetahuan Orang
Tua dalam Melatih Anak Cerebral Palsy di Yogyakarta. Jurnal Farmasi, 7(1), 13–
18.
Anindita, A. R., & Apsari, N. C. (2020). Pelaksanaan Support Group Pada Orangtua
Anak Dengan Cerebral Palsy. Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial, 2(2), 208.
https://doi.org/10.24198/focus.v2i2.26248
Damayanti, R., & Nurjannah, P. A. (2016). Pengaruh Konseling Kognitif Perilaku
dengan Teknik Restrukturisasi Kognitif Terhadap Harga Diri Peserta Didik Kelas
VIII Di MTs N 2 Bandar Lampung. KONSELI: Jurnal Bimbingan Dan Konseling
(E-Journal), 3(2), 221–234.
Fathonah, S., & Hernawati, N. (2018). Hubungan Orang Tua-Guru dan Praktik
Pengasuhan Ibu pada Keluarga yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 11(3), 219–230.
https://doi.org/10.24156/jikk.2018.11.3.219
Fidan, F., & Baysal, O. (2014). Epidemiologic Characteristics of Patients with Cerebral
Palsy. Open Journal of Therapy and Rehabilitation, 02(03), 126–132.
https://doi.org/10.4236/ojtr.2014.23018
Ibrahim, Z. Z., Amalia, P. R., & Setiawati, O. R. (2016). Hubungan fungsi motorik kasar
terhadap kualitas hidup anak cerebral palsy di instalasi rehabilitasi medik rsud Dr .
H . abdul moeloek. JURNAL MEDIKA MALAHAYATI Vol 3, No 2, April 2016 : 79
– 82, 3(2), 79–82.
Marisa, C., Fitriyanti, E., & Utami, S. (2018). Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan
Motivasi Belajar Remaja. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 6(1), 25.
https://doi.org/10.29210/118700
Marret, S., Vanhulle, C., & Laquerriere, A. (2013). Pathophysiology of cerebral palsy.
Handbook of Clinical Neurology, 111, 169–176. https://doi.org/10.1016/B978-0-
444-52891-9.00016-6
Mauanah, S. (2016). Parenting Education Sebagai Pendidikan Keluarga. Paradigma,
04(2), 1–10. https://media.neliti.com/media/publications/252153-parenting-
education-sebagai-pendidikan-k-a2f303db.pdf
9
Mazzucchelli, T. G., Hodges, J., Kane, R. T., Sofronoff, K., Sanders, M. R., Einfeld, S.,
Tonge, B., & Gray, K. M. (2018). Parenting and family adjustment scales (PAFAS):
validation of a brief parent-report measure for use with families who have a child
with a developmental disability. Research in Developmental Disabilities, 72(May
2017), 140–151. https://doi.org/10.1016/j.ridd.2017.10.011
Nurfadilla, H. N., Gamayani, U., & Dewi Nasution, G. T. (2018). Komorbiditas Pada
Penyandang Cerebral Palsy (Cp) Di Sekolah Luar Biasa (Slb). Dharmakarya, 7(2),
90–96. https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v7i2.19403
Padmakar P, P., kumar, K. S., & S Parveen, P. (2018). Management and Treatment for
Cerebral Palsy in Children. Indian Journal of Pharmacy Practice, 11(2), 104–109.
https://doi.org/10.5530/ijopp.11.2.23
Pradipta, R. F., & Andajani, S. J. (2017). Motion Development Program for Parents of
Child with Cerebral Palsy. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Luar
Biasa, 4(2), 160–164.
Putri, S. M. A. P., Kurniawan, C. D., & Silakarma, D. (2019). Faktor Prenatal, Perinatal,
dan Postnatal Kejadian Cerebral Palsy pada Anak di Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar. Jurnal Medika Udayana, 8(8), 2–7.
Saffanah, R. F. (2019). PERAN ORANGTUA DALAM MENDAMPINGI
FISIOTERAPI ANAK CEREBRAL PALSY DI WAHANA KELUARGA
CEREBRAL PALSY YOGYAKARTA. Jurnal Widia Ortodidaktika, 8, 241–248.
10
LAPORAN STATUS KLINIS PROFESI FISIOTRAPI GERIATRI
IDENTITAS MAHASISWA
IDENTITAS PASIEN
Nama : JWH
Umur : 3 Tahun
Agama : Islam
No.RM : 10.8XX
A. Diagnosa Medis
B. Catatan Klinis
11
Tidak ada
Tidak ada
Tidak Ada
A. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
12
6. Anamnesis Sistem
SISTEM KETERANGAN
B. PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Fisik
i. TANDA-TANDA VITAL
Lingkar Kepala : 41 cm
Tinggi badan : 81 cm
Pernapasan : 66x/menit
Berat Badan : 11 kg
Suhu : 37 C
ii. INSPEKSI
Inspeksi Statis: Px baru bisa tidur telentang,knee semi
skoliosis
13
kanan, kiri dan mengangkat kepala
iii. PALPASI
Suhu normal
Hipotonus pada m. quadriceps, tibialis anterior
Spasme pada m. scalenus, m. trapezius, m. latissimus
dorsi sinistra,
iv. PERKUSI
NT
v. AUSKULTASI
NT
vi. GERAKAN DASAR
a. Gerak Aktif
ROM
Regio Gerakan
Dekstra Sinistra
Fleksi Tidak Full ROM Tidak Full ROM
Ekstensi Tidak Full ROM Tidak Full ROM
Shoulder
Abduksi Tidak Full ROM Tidak Full ROM
Adduksi Tidak Full ROM Tidak Full ROM
Fleksi Tidak Full ROM Tidak Full ROM
Elbow
Ekstensi Full ROM Full ROM
Fleksi Tidak Full ROM Tidak Full ROM
Wrist
Ekstensi Tidak Full ROM Tidak Full ROM
Fleksi Tidak Full ROM Tidak Full ROM
Ekstensi Tidak Full ROM Tidak Full ROM
Hip
Abduksi Tidak Full ROM Tidak Full ROM
Adduksi Tidak Full ROM Tidak Full ROM
Fleksi Tidak Full ROM Tidak Full ROM
Knee
Ekstensi Tidak Full ROM Tidak Full ROM
Dorsal
Tidak Full ROM Tidak Full ROM
fleksi
Ankle
Plantar
Tidak Full ROM Tidak Full ROM
fleksi
14
Inversi Full ROM Full ROM
Eversi Tidak Full ROM Tidak Full ROM
b. Gerak Pasif
Gerakan ROM End Feel
Regio Letak Tahanan
Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra
Fleksi Full ROM Full ROM Firm Firm Tengah sampai akhir
Pemberhentian gerakan di
Ekstensi Full ROM Full ROM Firm Firm tengah, tahanan minimal
sepanjang sisa ROM
Shoulder Pemberhentian gerakan di
Abduksi Full ROM Full ROM Firm Firm tengah, tahanan minimal
sepanjang sisa ROM
Pemberhentian gerakan di
Adduksi Full ROM Full ROM Soft Soft tengah, tahanan minimal
sepanjang sisa ROM
Fleksi Full ROM Full ROM Soft Soft Sepanjang ROM
Elbow
Ekstensi Full ROM Full ROM Hard Hard Akhir ROM
15
Pemberhentian gerakan di
Inversi Full ROM Full ROM Springy Springy tengah, tahanan minimal
sepanjang sisa ROM
Eversi Full ROM Full ROM Springy Springy Tengah sampai akhir
c. Gerak Isometrik Menahan Tahanan
NT, karena px belum memahami instruksi
16
Ekstensi R R
Fleksi R R
Wrist
Ekstensi T T
Fleksi T T
Ekstensi T T
Hip
Abduksi T T
Adduksi T T
Fleksi T T
Knee
Ekstensi T T
Dorsal
T T
Fleksi
Plantar
R R
Ankle fleksi
Inversi R R
Eversi T T
3. Pemeriksaan Reflek
Level Reflek Primitif Hasil
Flexor withdrawl -
ekstensor thrust -
crossextensor -
rooting reflek -
sucking reflek -
Spinal palmar grasp +
galan reflek -
moro reflek +
plantar grasp +
automatic walking
reflek -
ATNR +
STNR +
Brainstem
Tonic labirynthin
reflek -
Neck righting +
Mid Body righting
Brain reaction on the
body +
17
landau -
parachute reflek -
Equilibrium
Cortical reaction NT
4. Pemeriksaan Sensoris
Sensoris Nilai Keterangan
Tidak ada masalah, mampu
Visual 1
merespon
Auditori 1 Menoleh jika dipanggil
Tidak ada masalah dengan
Smell 2
indra penciuman
Tidak ada masalah dengan
Taste 2
indra pengecapan
Mampu memegang barang
Touch 1
secara minimal
Tidak ada masalah dengan
Tactile 1
sentuhan
Masih ada koordinasi
Propioceptif 1
gangguan gerak
Masih ada koordinasi
Vestibular 1
gangguan keseimbangan
5. Pemeriksaan Spesifikasi
a. Ashworth Scale
Regio Gerakan Dextra Sinistra
Fleksi 3 3
Ekstensi 2 2
Shoulder
Abduksi 2 2
Adduksi 2 2
Fleksi 4 4
Elbow
Ekstensi 1 1
18
Fleksi 1 2
Wrist
Ekstensi 1 2
Fleksi 1 3
Ekstensi 1 1
Hip
Abduksi 1 1
Adduksi 1 1
Fleksi 4 4
Knee
Ekstensi 3 3
Dorsal
Fleksi 3 3
Plantar
Ankle fleksi 3 4
Inversi 2 2
Eversi 3 3
No Dimensi TI
1 Dimensi A 5,88
2 Dimensi B 0
3 Dimensi C 0
4 Dimensi D 0
5 Dimensi E 0
19
3 : dapat melakuan semuanya / sampai selesai
c. Diagnosis Fisioterapi
Impairment
- Body Structure
s110 structure of brain , adanya gangguan pada cortex otak
s710 structure of head and neck region , posisi leher side
fleksi
s7702 muscles , ( hipotonus m. quadriceps, tibialis anterior )
( Spasme pada m. scalenus, m. trapezius, m. latissimus dorsi
sinistra )
- Body Function
b 735 muscle tone function, kelemahan otot general
b235 vestibular functions, belum bisa mempertahankan
keseimbangan
Fungtional Limitations
- D410 changing basic body position, kesulitan miring kanan
kiri
Disability
- Participation Restriction
d160 Focusing attension, px sering nonton upin dan ipin
apabila filmya selesai akan menangis. Saat terapi diberi
mainan donat lalu diputar akan tertawa
- Persoal factor
Px sering menangis saat diterapi
Environmental Factor
e315 Extended family, keluarga dan lingkungan sekitar
sangat membantu dan selalu memberikan semangat kepada
px dalam masa perkembangannya
C. PROGNOSIS
Qua ad Vitam : Bonam
Qua ad Sanam : Dubia ad Bonam
Qua ad Functional : Dubia ad Bonam
20
D. PROGRAM/RENCANA FISIOTERAPI
1. TUJUAN
Jangka Pendek
Mengurangi spastisitas
Merangsang adanya tonus postural
Mengurangi pasme pada m. scalenus, m. trapezius, m.
latissimus dorsi sinistra
Jangka Panjang
Dapat melakukan gerakan miring kanan kiri, duduk, merangkak
dan berjalan secara mandiri
2. TINDAKAN FISIOTERAPI
a. Intervensi Fisioterapi
- Neuro development treatment ( NDT )
- Massage
- Neurostructure
b. Edukasi
Memberikan penjelasan kepada orangtua px tentang cerebral
palsy quadriplegi, serta memberikan penjelasan pentingnya
melakukan home program sepertiyang susah diresepkan oleh
fisioterapi untuk menunjang kesembuhan anak
3. RENCANA EVALUASI
- Kemampuan aktivitas fungsional dievaluasi menggunakan
GMFM
- Spastisitas dievaluasi menggunakan skala Asworth scale
E. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
Neuro Development Treatment
Inhibisi:
Posisi anak: Supine Lying
21
Fisioterapis menghadap anak dan mulai menginhibisi dari distal
ke proksimal
Fasilitasi berguling
Posis px : supine lying
Terapis : duduk dibawah px, key point of control paen bagian
kanan ( bisa kiri ), tungkai diposisikan lurus dan tungkai satunya
di fleksikan kemudian berikan dorongan pada tungkai kiri
Stimulasi:
Posisi pasien: supine lying
Fisioterapis memberikan rangsangan kemampuan fungsional
berupa miring kanan kiri, duduk (diposisikan duduk dengan
bantuan).
Massage
Massage diberikan untuk merilekskan otot-otot yang mengalami
spasme setelah berlatih
Posisi Fisioterapis : berda di samping px
Posisi px : prone lying, supine lying dan side lying
Pelaksanaan : Baby oil dituang ke telapak tangan
fisioterapis lalu usapkan pada area lengan,
kaki, dada, punggung px kemudian massage
dengan gentle
22
F. UNDERLYING PROCESS
23
G. EVALUASI
1. GMFM
No Dimensi TI T2 T3 T4 T5 T6
2 Dimensi B 0 0 0 0 0 0
3 Dimensi C 0 0 0 0 0 0
4 Dimensi D 0 0 0 0 0 0
5 Dimensi E 0 0 0 0 0 0
2. Asworth scale
Regio Grup otot Dekstra Sinistra
Shoulder Fleksi 3 3
Ekstensi 2 2
Abduksi 2 2
Adduktsi 2 2
Elbow Fleksi 3 3
Ekstensi 1 1
Wrist Fleksi 1 2
Ekstensi 1 2
Hip Fleksi 1 3
Ekstensi 1 1
Abduksi 1 1
Adduktsi 1 1
Knee Fleksi 4 4
Ekstensi 3 3
Ankle Dorsal fleksi 3 3
Plantar fleksi 3 3
Inversi 2 2
Eversi 3 3
24
H. HASIL EVALUASI TERAKHIR
Setelah melakukan 6 kali terapi px yang di diagnosa cerebral palsy
spastik quadriplegi dengan menggunakan metode NDT, Massage
terdapat sedikit peningkatan pada gross motor yang diukur
menggunakn GMFM, penurunan nilai spastisitas yang diukur dengan
skala aswort
25