OLEH:
KELOMPOK V
BENEDITA JELINA
IMELDA STEFANI UNAWEKLA
IVANA VIVIAN MANUHUTU
JENORA I. TALELU
NURCAHYANI UMAR
SUKAINA
7
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena dengan Izinnya masi diberi
Kami menyadari bawah makalah ini masi jauh dari kata kesempurnaan
dan masi banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya, untuk itu kami
mengaharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini supaya makalah
Apa bila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini kami mohon maaf
Terimakasih
8
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
manusia tidak terkecuali kesehatan sistem gerak manusia. Sistem gerak manusia
terdiri dari tulang, sendi, dan otot (TSO). Manusia dapat bergerak karena ada
kerjasama dari ketiga bagian. Jika ada salah satu dari ketiga komponen sistem gerak
tersebut mengalami kerusakan maka akan sangat mengganggu kerja dari sistem gerak
manusia. Sebagian orang menganggap penyakit yang menyerang tulang, sendi, dan
otot merupakan penyakit yang hanya menyerang kaum lanjut usia. Penyakit TSO
sebenarnya tidak hanya menyerang kaum lanjut usia saja karena remaja bahkan anak
anak pun dapat terserang penyakit tersebut walaupun memang penyakit tersebut
Indonesia. Pada umumnya penyakit yang sering dikeluhkan adalah osteoporosis atau
terkena osteoporosis adalah sebesar 32,3% pada wanita dan 28,8% pada pria. Selain
osteoporosis adabeberapa penyakit lain yang beresiko besar menyerang tulang, sendi,
dan otot manusia, seperti: fraktur tulang, osteoartritis, osteomalacia, artritis gout,
menyerang tulang, sendi, dan otot pada masyarakat khususnya masyakat Indonesia
disebabkan keadaan dan perilaku dari masyarakat seperti stres, pola makan yang salah,
9
kekurangan konsumsi makanan yang sehat dan seimbang, kurangnya kegiatan fisik
maupun gaya hidup yang tidak sehat seperti rokok dan minum alkohol yang
berlebihan. Penyebab penyakit tersebut selain keadaan dan perilaku masyarakat juga
B. Rumusan Masalah
10
BAB II
PEMBAHASAN
Ada berbagai macam penyakit tulang, sendi, dan otot (TSO) pada manusia
1.Fraktur Tertutup
rawan epifisis baik yang bersifat total maupun parsial. Fraktur tertutup adalah
suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar sehingga pada
fraktur tertutup tidak terdapat luka luar. Fraktur tertutup biasanya terjadi pada
pasien yang memiliki riwayat trauma seperti terjatuh atau pernah mengalami
kecelakaan. Biasanya gejala yang dikeluhkan pasien adalah nyeri pada tulang dan
2.Fraktur Terbuka
bakteri yang dapat menimbul komplikasi berupa infeksi. Pada fraktur terbuka
biasanya juga ikut terjadi pendarahan, tulang yang patah juga ikut terlihat
menonjol keluar dari permukaan kulit, namun tidak semua fraktur terbuka
11
3.Osteoporosis
massa total tulang. Kecepatan resorbsi tulang lebih cepat dari pembentukan tulang.
Osteoporosis terjadi pada orang yang berusia diatas 35 tahun dan resiko wannita
terserang osteoporosis lebih tinggi daripada pria (Kanis John A, 1994). Faktor
resiko terserang Osteoporosis antara lain adalah wanita menopause, gaya hidup
yang tidak baik seperti merokok, konsumsi kafein, konsumsi alkohol, dan kurang
aktivitas fisik (Guide W., 2017). Gejala pada osteoporosis biasanya antara lain:
sakit punggung yang berkelanjutan dalam jangka panjang, dan postur tubuh
Tulang normal terdiri dari komposisi yang kompak dan padat, berbentuk bulat dan
batang padat serta terdapat jaringan berongga yang diisi oleh sumsum tulang.
Tulang ini merupakan jaringan yang terus berubah secara konstan, dan terus
diperbaharui. Jaringan yang tua akan digantikan dengan jaringan tulang yang baru.
Proses ini terjadi pada permukaan tulang dan dikatakan sebagai remodelling.
Dalam remodeling ini melibatkan osteoclast sebagai perusak jaringan tulang dan
osteoblas sebagai pembentuk sel sel tulang baru. Menjelang usia tua proses
perjalanan hidup manusia, tulang yang tua akan di resorpsi dan terbentuk serta
bertambahnya pembentukan tulang baru ( formasi ). Pada saat kanak kanak dan
12
menjelang dewasa, pembentukan tulang terjadi percepatan dibandingkan dengan
proses resorpsi tulang, yang mengakibatkan tulang menjadi lebih besar, berat dan
padat. Proses pembentukan tulang ini terus berlanjut dan lebih besar dibandingkan
dengan resorpsi tulang sampai mencapai titik puncak massa tulang ( peak bone
mass ), yaitu keadaan tulang sudah mencapai densitas dan kekuatan yang
maksimum. Peak bone mass ini tercapai pada umumnya pada usia menjelang 30
tahun. Setelah usia 30 tahun secara perlahan proses resorpsi tulang mulai
meningkat dan melebihi prose formasi tulang. Kehilangan massa tulang terjadi
berkembang akibat proses resorpsi yang sangat cepat atau proses penggantian
konsolodasi dan fase involusi. Pada fase pertumbuhan sebanyak 90% dari massa
tulang dan akan berakhir pada saat eepifisi tertutup. Sedangkan pada tahap
konsolidasi yang terjadi usia 10-15 tahun. Pada saat ini massa tulang bertambah
dan mencapai puncak pada umur tiga puluhan. Serta terdapat dugaan bahwa pada
fase involusi massa tulang berkurang ( bone Loss ) sebanyak 35-50 tahun.
Aktifitas remodeling tulang ini melibatkan faktor sistemik dan faktor lokal. Faktor
hormon pertumbuhan, dan hormon tiroid. Sedangkan faktor lokal adalah Sitokin
13
Jenis jenis Osteoporosis
kehilang massa tulang akibat hal hal tertentu. Osteoporisis sekunder mungkin
keganasan.
Sampai saat ini osteoporosis primer masih menduduki tempat utama karena
pada wanita menopause dan usia lanjut merupakan contoh dari osteoporosis
(GK) jangka panjang atau khemoterapi dan radiasi therapi. (Permana, 2016)
4.Osteoartritis
Pasien sering datang berobat pada saat sudah ada deformitas sendi yang bersifat
permanen. Secara simtomatis penyakit sendi degeneratif terjadi pada usia 50-70,
diantara yang menderita termuda ialah pada usia 20 tahun (Kementrian Kesehatan,
14
trauma sebelumnya, kecenderungan genetik, dan obesitas (Lukman Zulkifli Amin,
2015). Ada dua jenis osteoarthritis, yang primer penyebab belum diketahui, yang
sekunder akibat trauma, infeksi, atau pernah terjadi fraktur. Gejala yang
terutama sendi penerima beban (panggul-lutut), dan persendian tangan tetapi tidak
menutup kemungkinan bahwa sendi-sendi yang lain juga dapat terserang. Gejala
seiring waktu. Tingkat keparahan gejala penyakit ini dapat berbeda-beda pada tiap
Epidemiologi
terutama pada orang-orang diatas 50 tahun. Di atas 85% orang berusia 65 tahun
lebih banyak terjadi pada pria sedangkan pada umur 55 tahun lebih banyak terjadi
tahun atau bahkan dekade. Nyeri yang timbul biasanya menjadi sumber
morbiditas awal dan utama pada pasien dengan OA. Pasien dapat secara progresif
Prevalensi OA berbeda-beda pada berbagai ras. OA lutut lebih banyak terjadi pada
15
wanita Afrika Amerika dibandingan dengan ras yang lainnya. Terdapat
pertambahan usia. Penyakit ini biasanya sebanding jumlah kejadiannya pada pria
dan wanita pada usia 45-55 tahun. Setelah usia 55 tahun, cenderung lebih
prevalensinya cukup tinggi yaitu 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita. Pasien
pembebanan pada sendi yang terkena. Pada derajat nyeri yang berat dan terus
Etiologi
antara lain kapsul sendi, ligamen, otot-otot persendian, serabut aferen, dan tulang-
faktor protektif tersebut. Osteoarthritis juga bisa terjadi akibat komplikasi dari
Patogenesis
16
Selama ini OA sering dipandang sebagai akibat dari proses penuaan dan
rawan sendi, disertai penurunan sintesis proteoglikan dan kolagen. Hal ini
reaksi inflamasi yang merangsang makrofag untuk menhasilkan IL-1 yang akan
Faktor Resiko
tipis ini akan mengalami gaya gesekan yang lebih tinggi pada
17
lapisan basal dan hal inilah yang menyebabkan peningkatan
OA.
pada osteoartritis.
b. Faktor intrinsik
18
2. Penggunaan sendi yang sering : aktivitas yang sering dan
5.Osteomielitis
kerusakan dan pembentukan tulang baru. Ada beberapa mekanisme infeksi yang
aureus.
kesehatan dan umum terdapat di kulit, namun bakteri ini dapat berbalik
osteomielitis terjadi pada orang orang yang berusia di atas 60 tahun. Biasanya
pada wanita terjadi diatas usia 50 tahun atau menopouse. Kegemukan/ obesitas
2011).
19
6.Polimialgia Reumatik
Polymyalgia biasanya terjadi pada orang orang lanjut usia dan lebih sering terjadi
pada wanita.
Gejala-gejala yang dialami pasien biasanya nyeri dan kekakuan leher, bahu
mengalami kesulitan bangkit dari kursi, berbalik di tempat tidur, atau mengangkat
tangan mereka di atas bahu tinggi. Kekakuan terjadi setelah periode istirahat
(fenomena gel) serta kekakuan pada pagi hari lebih dari 1 jam biasanya terjadi.
tungkai. Carpal tunnel syndrome dapat terjadi pada beberapa pasien. Kebanyakan
pasien selalu lebih tua dari 50 tahun dan biasanya lebih tua dari 65 tahun (Carlos
7.Artritis Gout
Gout atau arthritis gout adalah suatu kelainan metabolik yang mana
lakilaki delapan sampai sembilan kali lebih sering terkena daripada wanita.
Penyakit ini dapat terjadi pada berbagai usia, usia yang sering terkena adalah
sekitar 50 tahunan. 85% dari penderita gout mempunyai faktor genetik. Gout
terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum
meningkat) disebabkan oleh karena penumpukan purin atau rekresi asam urat yang
20
kurang dari ginjal. Faktor resiko penyakit Gout antara lain: konsumsi alkohol,
daging merah dan makanan yang banyak mengandung purin (Barry L, 2014).
Gejala dari gout antara lain: Susah bergerak atau menggerakkan anggota gerak
tubuh tertentu (pada bagian yang sakit), Rasa sakit pada sendi biasanya terjadi
pada malam hari, Sendi terasa sakit secara tiba-tiba (terutama sendi jempol kaki)
artritis gout terjadi pada laki-laki dan 2% terjadi pada perempuan. Pada laki-laki
kadar asam urat meningkat pada masa pubertas, dan puncak onset artritis gout
pada decade keempat hingga keenam masa kehidupan. Namun artritis gout pada
laki-laki juga dapat terjadi lebih awal jika mereka memiliki predisposisi genetic
dan memiliki faktor resiko. Sedangkan pada wanita, kadar asam urat meningkat
pada saat menopause, dan puncak onsetnya pada dekade keenam hingga
diantara 70-79 tahun memiliki resiko 5 kali besar dibandingkan dengan yang
berusia dibawah 5 tahun. Prevalensi gout tertinggi pada kalangan lanjut usia
Gejala yang khas pada artritis gout adalah adanya keluhan nyeri, bengkak,
dan terdapat tanda-tanda inflamasi pada sendi metatarsal-phalangeal ibu jari kaki
(atau yang disebut dengan podagra). Artritis gout fase akut menyebabkan
morbiditas yang tinggi, namun apabila diterapi segera setelah munculnya gejala
21
dapat menghasilkan prognosis yang baik. Pada fase kronik, gout dapat
Definisi
dan potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah dikenal sejak lama,
gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat dari nyeri inflamasi satu sendi. Gout
adalah bentuk inflamasi artritis kronis, bengkak dan nyeri yang paling sering di
sendi besar jempol kaki. Namun, gout tidak terbatas pada jempol kaki, dapat juga
pergelangan tangan, siku dan kadang di jaringan lunak dan tendon. Biasanya
hanya mempengaruhi satu sendi pada satu waktu, tapi bisa menjadi semakin parah
dan dari waktu ke waktu dapat mempengaruhi beberapa sendi. Gout merupakan
istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik yang ditandai oleh
meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia). Penyakit asam urat atau gout
Etiologi
1. Gout primer
22
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya
produksi asam urat. Hiperurisemia atau berkurangnya pengeluaran asam urat dari
diketahui. Berdasarkan data ditemukan bahwa 99% kasus adalah gout dan
primer, terdiri dari hiperurisemia karena penurunan ekskresi (80-90%) dan karena
23
3. Ketiga, kekurangan enzim HPRT menyebabkan hipoxantine tidak
2. Gout sekunder
peningkatan degradasi ATP atau pemecahan asam nukleat dan kelainan yang
peningkatan pemecahan ATP atau pemecahan asam nukleat dari dari intisel.
Faktor Risiko
24
1. Suku bangsa /ras
Suku bangsa yang paling tinggi prevalensi nya pada suku maori di
Australia. Prevalensi suku Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali
2. Konsumsi alkohol
Ikan laut merupakan makanan yang memiliki kadar purin yang tinggi.
4. Penyakit
dsb. Adipositas tinggi dan berat badan merupakan faktor resiko yang kuat
untuk gout pada laki-laki, sedangkan penurunan berat badan adalah faktor
pelindung.
25
5. Obat-obatan
juga dapat menurunkan kemampuan ginjal untuk membuang asam urat. Hal
ini pada gilirannya, dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah dan
dipicu oleh kondisi seperti cedera dan infeksi.hal tersebut dapat menjadi
mekanisme kerja pada asam urat, yaitu: dosis rendah menghambat ekskresi
asam urat dan meningkatkan kadar asam urat, sedangkan dosis tinggi (> 3000
6. Jenis Kelamin
perempuan pada semua kelompok umur, meskipun rasio jenis kelamin laki-
laki dan perempuan sama pada usia lanjut. Dalam Kesehatan dan Gizi Ujian
keseluruhan berkisar antara 7:1 dan 9:1. Dalam populasi managed care di
26
Amerika Serikat, rasio jenis kelamin pasien laki-laki dan perempuan dengan
gout adalah 4:1 pada mereka yang lebih muda dari 65 tahun, dan 3:1 pada
mereka lima puluh persen lebih dari 65 tahun. Pada pasien perempuan yang
lebih tua dari 60 tahun dengan keluhan sendi datang ke dokter didiagnosa
sebagai gout, dan proporsi dapat melebihi 50% pada mereka yang lebih tua
dari 80 tahun.
bagian dari kolesterol, trigliserida dan LDL disebabkan oleh asupan makanan
Patofisiologi
Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria dewasa
kurang dari 7 mg/dl, dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Apabila konsentrasi
asam urat dalam serum lebih besar dari 7 mg/dl dapat menyebabkan penumpukan
peningkatan atau penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika
kristal asam urat mengendap dalam sendi, akan terjadi respon inflamasi dan
akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga.
Akibat penumpukan Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai penyakit ginjal
kronis.
27
Penurunan urat serum dapat mencetuskan pelepasan kristal monosodium
urat dari depositnya dalam tofi (crystals shedding). Pada beberapa pasien gout
akut. Dengan demikian, gout ataupun pseudogout dapat timbul pada keadaan
asimptomatik. Pada penelitian penulis didapat 21% pasien gout dengan asam urat
normal. Terdapat peranan temperatur, pH, dan kelarutan urat untuk timbul
serangan gout. Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperatur lebih rendah
pada sendi perifer seperti kaki dan tangan, dapat menjelaskan mengapa kristal
tersebut.
8.Artritis Reumatoid
tubuh lainnya. AtritisRhematoid lebih banyak terjadi pada wanita (3:1 dengan
kasus pria) pada usia 25 – 35 tahun. Faktor resiko AtritisRhematoid terjadi pada
orang orang yang berusia diatas 60 tahun. Biasanya pada wanita terjadi diatas usia
50 tahun atau menopouse. Kegemukan/ obesitas juga memiliki resiko yang besar
terserang AtritisRhematoid. Selain itu pekerja berat dengan penggunaan satu sendi
terus menerus juga memili resiko terkena penyakit ini. Faktor genetik juga
28
AtritisRhematoid antara lain: nyeri dan bengkak pada sendi yang berlangsung
terus menerus, kaku pada pagi hari berlangsungselama lebih dari 30 menit,
persendian mengalami bengkak dan hangat jika diraba (Lutfi Chabib, 2016).
9.Dislokasi Sendi
Dislokasi sendi terjadi ketika permukaan tulang sendi tidak sesuai dengan
terjadi pada jari dan bahu. Meski demikian, persendian lain seperti lutut, pinggul,
siku tangan, maupun pergelangan kaki juga dapat mengalami cedera ini. Gejala
utama dislokasi biasanya akan terlihat melalui kejanggalan yang muncul pada
bentuk sendi, misalnya muncul benjolan aneh di dekat tempurung atau soket
sendi. Sendi tersebut juga akan mengalami pembengkakan, lebam, terasa sangat
10.Tetanus
bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini umumnya terdapat dalam debu, tanah, serta
kotoran hewan dan manusia. Bakteri tetanus sering kali masuk ke tubuh melalui
luka terbuka akibat cidera atau luka bakar. Saat berhasil memasuki tubuh bakteri
racun yang menyerang sistem saraf. Racun tersebut dapat mengacaukan kinerja
saraf dan dapat menyebabkan kejang dan kekakuan otot yang merupakan gejala
29
11.Polio
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular
dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, dapat
masuk melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan tinja dan virus
polio. Sama halnya seperti cacar, polio hanya menjangkiti manusia. Dalam tubuh
manusia, virus polio menjangkiti tenggorokan dan usus. Selain melalui kotoran,
virus polio juga dapat menyebar melalui tetesan cairan yang keluar saat
penderitanya batuk atau bersin. Penderita polio biasanya mengalami gejala seperti
lemah otot, demam, merasa keletihan, sakit pada tenggorokan, serta terasa kaku
dan sakit pada bagian kaki, tangan, leher, dan punggung (Kementrian Kesehatan,
2014).
12. Osteomalacia
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristik
oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-
anak yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis
dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang
anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap
(komplit). (Smeltzer. 2001: 2339)
Osteomalasia adalah manifestasi defisiensi vitamin D. Perubahan
mendasar pada penyakti ini adalah gangguan mineralisasi tulang, disertai
meningkatnya osteoid yang tidak mengalami mineralisasi. (Robins, 2007)
Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh
gagalnya pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain dari
osteomalasia adalah ”soft bone” atau tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan
30
rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada lempeng
epifisis (tempat pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang dewasa sudah
tidak lagi dijumpai lempeng epifisis.
1. Adanya malnutrisi
31
anticonvilsan jangka lama (phenyton, phenorbar bital) dan insufisiensi vitamin D
(diet sinar matahari). Tipe malnutrisi (defisiensi vitamin D sering di golongkan
dalam hal kekurangan kalsium) terutama terjadi gangguan fungsi tetapi faktor dan
kurangnya pengetahuan tentang nutrisi juga dapat menjadi faktor pencetus hal itu
terjadi dengan frekuensi tersering dimana kandungan vitamin D dalam makanan
kurang dan adanya kesalahan diet serta kekurangan sinar matahari.
Defisiensi vitamin D menyebabkan penurunan kalsium serum, yang
merangsang pelepasan hormon paratiroid. Peningkatan hormon paratiroid
meningkatkan penguraian tulang dan ekskresi fosfat oleh ginjal. Tanpa
mineralisasi tulang yang adekuat, maka tulang menjadi tipis. Terjadi penimbunan
osteoid yang tidak terkristalisasi dalam jumlah abnormal yang membungkus
saluran-saluran tulang bagian dalam, hal ini menimbulkan deformitas tulang.
Diperkirakan defek primernya adalah kekurangan vitamin D aktif yang memacu
absorbsi kalsium dari traktus gastrointestinal dan memfasilitasi mineralisasi
tulang. Pasokan kalsium dan fosfat dalam cairan ekstrasel rendah. Tanpa vitamin
D yang mencukupi, kalsium dan fosfat tidak dapat dimasukkan ke tempat
kalsifikasi tulang, sehingga mengakibatkan kegagalan mineralisasi, terjadi
perlunakan dan perlemahan kerangka tubuh.
2. Nyeri tulang.
6. Kelemahan otot.
32
7. Hipokalsemia.
9. Pendataran pelvis.
2. Kemajuan penyakit, kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan
tulang), vertebra menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan
kelainan bentuk thoraks (kifosis).
5. Kelemahan otot.
7. Pada penyakit yang lebih lanjut, tungkai melengkung (karena berat tubuh dan
tarikan otot).
33
2.1.4 Penatalaksanaan Osteomalacia
1. Penatalaksanaan Medik
34
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
rawan epifisis baik yang bersifat total maupun parsial.Fraktur terbuka adalah suatu
fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga
berupa infeksi.
massa total tulang. Kecepatan resorbsi tulang lebih cepat dari pembentukan tulang.
Pasien sering datang berobat pada saat sudah ada deformitas sendi yang bersifat
Polymyalgia biasanya terjadi pada orang orang lanjut usia dan lebih sering terjadi
pada wanita. Gout atau arthritis gout adalah suatu kelainan metabolik yang mana
lakilaki delapan sampai sembilan kali lebih sering terkena daripada wanita.
Penyakit ini dapat terjadi pada berbagai usia, usia yang sering terkena adalah
35
autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik terutama
36
DAFTAR PUSTAKA
Arden, N & Cooper, C dkk, 2003, Osteoarthitis hand book, Francis, United
Kingdom.
Arif, M, dkk, 2000, Medica Aesculpalus, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, FKUI,
Jakarta
Chabib, dkk. 2016. Penyakit Tulang Dan Persendian atau Arthralgia, (Pustaka
Populer Obor).
Carlos, Alvarani, dkk, 2002. Effectiveness of Manual Physical Therapy and Exercise
in Osteoarthritis of the knee. Annals of Internal Medicine. Volume 132.
Faswaty,dkk. 2016. Nyeri Secara Umum dan Osteoarthritis Lutut dari Aspek
Fisioterapi, Perpustakaan Nasional RI, Surakarta
37