Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

GANGGUAN MUSKULOSKELETAL PADA LANSIA


Tugas ini disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
Dosen pengampu : Ernawati, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 4 :

1. Rani Puspita (A02020048)


2. Regita Wulan C (A02020049)
3. Rida Humairoh (A02020050)
4. Rif’at Nazihah (A02020051)
5. Riska Rahmawati (A02020052)
6. Riski Ariska (A02020053)

Tingkat 3B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA TIGA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Guna memenuhi tugas
“Makalah Gangguan musculoskeletal pada Lansia”.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dan motivasi sehingga kami tetap berupaya dengan maksimal untuk
menghasilkan hasil yang terbaik dalam makalah ini.

Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kritik saran yang membangun sangat penyusun
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
kalangan dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk membuat makalah yang lebih baik.

Gombong, Oktober 2022

Penyusun
A. Definisi
Gangguan muskuloskeletal adalah jenis penyakit degeneratif yang berisiko terhadap
lansia. Hal ini dapat membuat jaringan tubuh rusak seiring berjalannya waktu.
Gangguan Muskuloskeletal ialah kelainan yang menyerang muskuloskeletal
menyerang sistem alat gerak tubuh, seperti otot, tulang. sendi, dan jaringan ikat seperti
tendon dan ligamen. Gangguan ini menyebabkan kondisi jangka pendek, seperti patah
tulang dan terkilir. Pada kondisi panjangnya adalah cacat pada tubuh.

B. Etiologi
Adapun sebab-sebab gangguan muskuloskeletal pada lansia dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Mekanik: penyakit sendi degeneratif (osteoarthritis), stenosis spinal
2. Metabolik: osteoporosis, myxedema, penyakit paget
3. Berkaitan dengan keganasan: dermatomyositis, neuromiopati
4. Radang : polymyalgia rheumatica, temporal (giant cell) arthritis, gout
5. Pengaruh obat

C. Manifestasi Klinik
1. Nyeri atau ngilu.
2. Pegal linu.
3. Sakit pinggang.
4. Sakit punggung.
5. Sakit leher.
6. Kelelahan.
7. Gangguan tidur.
8. Postur tubuh memburuk.
9. Peradangan, pembengkakan, kemerahan.
10. Penurunan rentang gerak.
11. Hilangnya fungsi.
12. Kesemutan.
13. Mati rasa atau kekakuan.
14. Kelemahan otot atau kekuatan cengkeraman menurun.
D. Patofisiologi
Tulang lansia telah mengalami penurunan densitas dan menjadi rapuh. Hal ini terjadi
karena perubahan formasi tulang pada tingkat seluler. Dengan bertambahnya usia, proses
coupling penulangan yaitu perusakan dan pembentukan tulang melambat. Hal ini selain
akibat menurunnya aktivitas tubuh juga akibat menurunnya hormon estrogen (wanita),
hormon parathormon dan kalsitonin serta dapat karena kekurangan vitamin D (terutama
mereka yang kurang terkena sinar matahari).
Kelemahan otot juga merupakan kondisi umum pada lansia. Otot tubuh antigravitasi
adalah bagian yang paling banyak terpengaruh, sehingga lansia menjadi kesulitan untuk
berdiri. Jika otot tidak digunakan maka lansia akan mengalami gangguan dalam aktivitas
berjalan, berbalik dan menjaga keseimbangan. Pada kondisi istriahat, kekuatan otot akan
mengalami penurunan 5% setiap harinya. Hilangnya massa otot bukan hanya sekedar
tanda dari suatu bentuk gangguan, namun juga meningkatnya risiko jatuh pada lansia.
Jika terjadi imobilitas, otot pada sendi akan memendek. Memendeknya otot dan
penebalan kartilago akan menyebabkan sendi menjadi kaku dan lansia akan semakin sulit
bergerak.

E. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan pada lansia dengan gangguan pada sistem musculoskeletal adalah
sebagai berikut:
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
2. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal kronis.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh.
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
5. Risiko cedera berhubungan dengan kurang perubahan fungsi psikomotor (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)

F. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan untuk lansia dengan gangguan sistem musculoskeletal adalah
sebagai berikut:
1. Identifikasi factor-faktor penyebab
2. Anjurkan untuk menggunakan alat-alat bantu berjalan, misalnya tongkat,atau kursi
roda.
3. Gunakan kaca mata jika berjalan atau melakukan aktivitas.
4. Lakukan kegiatan fisik sesuai kemampuan.
5. Lakukan latihan gerak aktif dan pasif.
6. Latih klien untuk pindah dari tempat tidur kekursi dan sebaliknya dari kursi ke tempat
tidur.
7. Sediakan penerangan yang cukup.
8. Sediakan pegangan pada tangga dan kamar mandi.
9. Beri motivasi dan reinforcement.
10. Pertahankan lingkungan yang aman.
11. Pertahankan kenyamanan, baik dalam keadaan istirahat,maupun beraktivitas.
12. Kolaborasi untuk pengobatan lebih lanjut.

G. Inovasi Keperawatan
Judul : Kelas Sehat Pada Lansia Dalam Mencegah Permasalahan Pada Kasus
Muskuloskeletal
Masalah kelompok lansia di Posyandu Lansia Aisyiyah Banjarsari Surakarta berbasis
pada hasil observasi dan survey adalah kurangnya kesadaran lansia dalam menjaga
kesehatan yang dapat menyebabkan kondisi geriatri, terutama masalah kesehatan
muskuloskeletal. Berdasarkan atas permasalahan tersebut, solusi yang ditawarkan
kepada kelompok mitra adalah mendampingi lansia dengan memberikan pendidikan
kesehatan. Program pendidikan kesehatan oleh kelas lansia sehat yang terdiri dari
kesehatan edukasi, pemeriksaan kesehatan secara berkala, deteksi dini, intervensi
masalah geriatri, dan kegiatan fungsional rekreasi. Bantuan berkelanjutan diberikan
melalui lansia yang sehat kelas. Output yang akan dihasilkan melalui program ini adalah
booklet dan jurnal. Hasil dari program ini merupakan peningkatan pengetahuan lansia
tentang masalah muskuloskeletal seperti Osteoarthritis, Rheumatoid arthritis,
Osteoporosis dan Low Back Pain. Kesimpulan dari ini pengabdian kepada masyarakat
adalah kegiatan yang telah dilakukan mendapat respon yang positif dan baik oleh kader
dan lansia. Setelah mengikuti kegiatan kelas lansia, lansia belajar tentangkasus
muskuloskeletal pada lansia, pencegahan dan pengobatan pada gangguan
muskuloskeletal.
H. Masalah Muskuloskeletal Yang Sering Terjadi
1. Osteoporosis
a. Definisi
Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangya masa tulang sedemikian
sehingga hanya dengan trauma minimal tulang akan patah. WHO memberikan
definisi terakhir sbb: Adalah penurunan masa tulang lebih 2,5 kali standar deviasi
masa tulang rata-rata dari populasi usia muda disertai perubahan pada mikro-
arsitektus tulang yang menyebabkan tulang lebih mudah patah.
2. Osteomalasi
a. Defenisi
Adalah suatu penyakit tulang metabolic yang ditandai dengan terjadinya
kekurangan kalsifikasi matriks tulang yang normal. Prevalensi pada usia lanjut
diperkirakan 3,7%. Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan vitamin D oleh
berbagai sebab.
3. Fraktur
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves, 2001).
Fraktur adalah terrputusnya kontinuitas tulang. Kebanyakan fraktur adalah akibat
dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadap proses penyakit seperti
osteoporosis yang menyebabkan fraktur fraktur yang patologis (Enggram 1998).
Pada usia lanjut sering terjadi hanya dengan trauma ringan atau bahkan tanpa
adanya kekerasan yang nyata, (Brocklehurst, 1987). Jenis fraktur terutama sebagai
akibat osteoporosis, terdapat tiga jenis fraktur yaitu:

1) Fraktur leher fermur

2) Fraktur colle

3) Fraktur kolumna vertebralis

4) Penyakit Radang Sendi: Artritis Reumatoid

4. Artritis
Artritis adalah suatu penyakit kronis, sitemik, yang secara khas berkembang
perlahan-lahan dan ditandai oleh adanya radang yang sering kambuh pada sendi-
sendi diartrodial dan struktur yang berhubungan. AR sering disertai dengan dodul-
nodul rheumatoid, arthritis, neuropati, sklenitis, limfadenopati dan splenomegali.
AR ditandai oleh periode periode remisi dan bertambah parahnya penyakit.

Anda mungkin juga menyukai