Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

OSTEOPOROSIS PADA
LANSIA
PRODI SARJANA
KEPERAWATAN 4A
KELOMPOK 2
1. NABILA DWIHARTI HARYONO
2. KURNIA ASIH
3. SALSABILA FIRDAUSI AGNISA
4. INDAH AYU NOVITA SARI
5. RISKA WINABAH
6. TAZQIROTUL ULA
7. INTAN DINI ADIYANTI
8. NUR SETIANINGSIH
9. FRISCA AUDRY DEVIANI
10. WINA SRI MEGA
DAFTAR ISI
BAB I BAB III
01 Latar belakang, tujuan penulisan, 03 Asuhan keperawatan Gerontik
pada pasien dengan
manfaat penulisan. osteoporosis

BAB II
02 Konsep dasar, klasifikasi,
etiologi, patofisiologi
manifestasi klinis,
pemeriksaan penunjang,
diagnose banding, terapi,
komplikasi
BAB I
A. Latar Belakang
Lansia merupakan kelompok usia yang rentan
terhadap kesakitan akibat penurunan fungsi dalam
tubuh. Zahroh & Faiza, (2018) Salah satu penyakit
yang rentan terjadi pada lansia adalah osteoporosis
karena kepadatan tulang yang rendah merupakan
faktor risiko utama terjadinya osteoporosis. Dieny &
Fitranti, (2018) menjelaskan bahwa prevalensi
kepadatan tulang rendah pada kelompok usia 40-50
tahun sebesar 67,7% pada usia 51-60 tahun; 84,9%
pada usia 61-70 tahun; dan 86,7% pada kelompok
usia 71-80 tahun.
Lanjutan
Penanganan osteoporosis harus dilakukan secara menyeluruh terutama masalah
nyeri. Zahroh & Faiza, (2018) menyatakan bahwa keluhan terkait gangguan
musculoskeletal (nyeri) menjadi keluhan utama lansia. Hermawati, (2010)
menambahkan bahwa risiko yang merugikan bagi seseorang yang mengalami
osteoporosis adalah terjadinya patah tulang, terutamSa di pinggul, pergelangan
tangan, dan tulang punggung. Apabila penanganan tidak dilakukan secara
menyeluruh sampai dengan rehabilitasi medik maka orang tersebut akan
mengalami nyeri pinggang, sakit lutut, boyok sakit, pegal-pegal, sendi-sendi
sakit seluruh badan, nyeri pada paha, punggung sakit, nyeri di kaki, gangguan
fungsi aktifitas (tidak dapat berjalan), hilangnya kemandirian (melakukan
kegiatan harus dengan bantuan orang lain) dan kesulitan dalam bersosialisasi
(kegiatan bermasyarakat).
Tujuan Penulisan
Tujuan Umum Tujuan Khusus
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini Tujuan khusus pembuatan makalah ini adalah:
adalah untuk mengetahui asuhan  Mendiskripsikan data hasil pengkajian pada pasien
keperawatan pada pasien osteoporosis osteoporosis
 Merumuskan diagnosis keperawatan pada pasien
osteoporosis
 Merencanakan tindakan keperawatan pada pasien
osteoporosis
Manfaat penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Makalah ini diharapkan menambah ilmu pengetahuan, wawasan, dan informasi kepada institusi pendidikan terutama
mahasiswa keperawatan untuk membekali mahasiswa tentang asuhan keperawatan pada pasien osteoporosis.

2. Bagi Penelitian
Makalah ini diharapkan dapat membawa wawasan ilmu penelitian keperawatan dasar khususnya tentang asuhan
keperawatan pada pasien osteoporosis.

3.Bagi Masyarakat
Makalah ini diharapkan menambah informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang asuhan keperawatan pada
pasien osteoporosis meliputi tanda gejala dan penanganannya.

4.Bagi Pelayan Kesehatan


Makalah ini diharapkan sebagai bahan informasi atau bahan pelayanan keperawatan khususnya asuhan keperawatan
pada pasien osteoporosis.
BAB II
KONSEP
OSTEOPOROSIS
Brunner & Suddarth, (2018) mendefinisikan bahwa
osteoporosis adalah penyakit yang dicirikan dengan
penurunan massa tulang, perburukan matriks tulang, dan
penurunan kekuatan arsitektur tulang. Kecepatan resorpsi
tulang lebih tinggi daripada kecepatan pembentukan tulang.
Tulang menjadi semakin keropos, rapuh, dan rentan, dan
tulang akan mudah patah/fraktur. Fraktur kompresi multipel
vertebra menyebabkan deformitas skeletal (kifosis). Kifosis
ini menyebabkan pengurangan tinggi badan
Klasifikasi Osteoporosis
Osteoporosis primer

1. Tipe 1, adalah tipe yang timbul pada wanita pascamenopause

2. Tipe 2, terjadi pada orang lanjut usia, baik pria maupun wanita

Osteoporosis sekunder

Osteoporosis sekunder terutama disebabkan oleh penyakit-penyakit tulang erosif (misalnya mieloma mutipel: hiper
tiroidisme dan hiperparatiroidisma) dan akbat obat-obatan yang toksik untuk tulang (misalnya glukokortikoid).

Osteoporosis Idiopetik.

Osteoporasis idiopatik adalan osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya dan ditemukan pada:

a. Usia kanak-kanak (jüuvenil) c. Wanita pra-menapause

b. Pria usia pertengahan d. Usia remaja (adolosen)


Etiologi
Noor, (2016) menjelaskan bahwa penyebab primer dari osteoporosis adalah defisiensi estrogen dan perubahan yung
berhubungan dengan penuaan, sedangkan penyebab sekundernya terdapat beberap predisposisi, yaitu sebagai berikut:
a. Sejarah keluarga.
b. Gangguan endokrin.
c. Gangguan nutrisi dan gastrointestinal.
d. Penyakit ginjal
e. Penyakit rematik
f. Penyakit hemologi
g. Penyakit genetic
h. Penyakit lainnya
i. Pengaruh dari obat-obatan
Patofisiologi
M. Black & Hawks, (2014) menjelaskan bahwa tulang merupakan jaringan dinamis yang mengalami perbaruan yang
terus-menerus proses dimana tulang yang tua digantikan oleh yang baru. Pembaharuan ini memberi dua fungsi utama:

a. Hal ini menggantikan tulang yang tua dengan yang baru sehingga proses biomekanikal pada pertulangan tidak
dikompromikan oleh penggunaan yang berkelanjutan.

b. Hal ini berperan pada homeostasis mineral dengan memindahkan kalsium dan ion lain ke dalam dan ke luar dari
penyimpanan tulang.

Proses berurutan pembaruan ini dimulai dengan aktivasi osteoklas, yang meresorbsi kembali sejumlah kecil pada waktu
singkat terteatu (sesingkat 7 hingaa 10 hari). Penbentukan tulang kemudian terjadi ketika osteoblas membentuk matriks
organik yang kemudian termineralisasi.
Manifestasi Klinis
Nurarif, (2015) Menyebutkan manifestasi klinis osteoporosis terdiri dari:

a. Manifestasi umum : penurunan tinggi badan, lordosis, nyeri pada tulang, atau fraktur, biasanya pada vertebra, pinggul atau
lengan bagian bawah.

b. Nyeri tulang: terutama pada tulang belakang yang intensitas serangannya meningkat pada malam hari. (Lukman)
Menambahkan kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan
dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh,
daerah tersebut akan terasa sakit.

c. Deformitas tulang: dapat terjadi fraktur traumatik pada vertebra dan menyebabkan kifosis anguler yang dapat menyebabkan
medulla spinalis tertekan sehingga dapat terjadi paraparesis.

d. Nyeri fraktur akut dapat diatasi dalam 2 hingga 3 bulan. Nyeri fraktur kronis dimanifestasikan sebagai rasa nyeri yang dalam
dan dekat dengan tenpat patahan. Sedangkan menurut (Joyce) nyeri akut biasanya akan berkurang dalam 2 hingga 6 minggu

e. (Tanda Mc Conkey) didapatkan protuberansia abdomen, spas paravertebral dan kulit yang tipis.
Pemeriksaan Penunjang
Nurarif, (2015) menjelaskan bahwa pemeriksaan penunjang pada klien dengan osteoporosis adalah:

a. Foto rontgen polos

b. CT-Scan: dapat mengukur densitas tulang secara kuantitatif yang mempunyai nilai penting dalam diagnostik dan
terapi follow up

c. Pemeriksaan DEXA (Dual-Energy X-ray absorptiometry): digunakan untuk mengukur densitas tulang dan
menghitung derajat osteopenia (kehilangan tulang ringan-sedang) atau osteoporosis (kehilangan tulang berat)

d. Pemeriksaan Laboratorium

1. Kadar Ca, P, Fosfatase alkali tidak menunjukkan kelainan yang nyata

2. Kadar HPT (pada pascamenoupouse kadar HPT meningkat) dan Ct (terapi ekstrogen merangsang pembentukkan Ct)

3. Kadar 1,25-(0H)2-D3 absorbsi Ca menurun

4. Eksresi fosfat dan hidroksipolin terganggu sehingga meningkat kadarnya.


Diagnosa Banding
1. Noor, (2016) menjelaskan bahwa beberapa keadaan atau penyakit terkadang muncul dengan gejala mirip dengan
osteoporosis, seperti:

a. Hyperparathyroidism

b. Mutiple Myeloma

c. Osteomalacia and Renal Osteodystrophy

d. Paget disease
Terapi
1. Nurarif, (2015) menjelaskan bahwa beberapa hal yang disorot dalam The National Osteoporosis Guideline Group (NOGG)
2013 adalah:

a. Terapi farmakologi yang dapat menurunkan risiko terjadinya fraktur vertebrata (dan beberapa kasus fraktur tulang
panggul) seperti bisphospo denosumab, rekombinan hormon parathyroid, raloxifene, dan strort ranelate. Pada NOGG
2009, terapi yang diakui untuk kasus fraktur vertebra, non vertebra dan fraktur tulang panggul hanya alendronate,
risedonate, zoledronate, dan terapi sulih hormon.

b. Alendronate generik direkomendasikan sebagai terapi lini pertama karena kerja spektrum luasnya sebagai agen
antifraktur dengan harga terjangkau.

c. Ibandronate, risedronate, zoledronic acid, denosumab, raloxifene atau strontium ranelate digunakan sebagai terapi
pilihan jika alendronate dikontraindikasikan atau tidak dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien.
Komplikasi

Ode, (2012) menjelaskan bahwa osteoporosis mengakibatkan tulang


secara progresif menjadi panas, rapuh dan mudah patah.
Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur. Bisa terjadi fraktur
kompresi vertebra torakalis dan lumbalis, fraktur daerah kolum
femoris dan daerah trokhanter, dan fraktur colles pada pergelangan
tangan.
BAB
III
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Pengkajian PADA PASIEN OSTEOPOROSIS
A. Identitas
•Identitas Pasien
1. Nama : Ny. W
2. Umur : 70 th
3 Jenis Kelamin : Perempuan
4.Pendidikan : Tidak sekolah
5. Agama : Islam
6. Alamat : bubulak paracis RT 12/RW 10 tanjungpura kabupaten karawang barat
7. Suku : sunda
8. Status Perkawinan : Janda
B. Identitas Penanggung Jawab
1. Nama : Tn.T
2. Alamat : bubulak paracis RT 12/RW 10 tanjungpura kabupaten karawang barat
3. Agama : Islam
4. Hubungan : Anak

1. Derajat Kesehatan
a. Keluhan sakit yang dirasakan
Ny. W mengatakan, "Saya itu rasanya sakit seperti kesemutan, cekot-cekot pada punggung saya"
1) Penyebab Ny. W tidak pernah melakukan latihan pergerakkan. Ny. W mengatakan, "Saya itu tidak pernah berolahraga paling nyapu halaman".
2) Kualitas Rasa sakit yang dirasakan oleh Ny. W berupa rasa nyeri berdenyut dan kesemutan.
LANJUTAN
1) Region Rasa nyeri di punggung.
2) Derajat Ny. W masih dapat melakukan aktivitas dan istirahat, skala nyeri 4 (sedang).
a. Waktu Biasanya intensitas serangan nyeri meningkat pada saat malam hari. Ny. W mengatakan, "Nyerinya
itu tambah sakit pas malam hari, kadang sebelum tidur, kadang pas tidur, tidak tentu".
b. Riwayat Penyakit
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. W mengatakan “Sejak satu bulan yang lalu saya merasa sakit nyeri di bagian
punggung. Tapi tidak begitu saya rasakan. Namun sudah lebih dari seminggu belakangan ini
saya sulit tidur karena tiba-tiba rasa sakit di punggungnya bertambah bahkan seringkali
terbangun di tengah waktu tidur.”
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Ny. W belum pernah menderita penyakit yang berat yang memerlukan dirawat di rumah
sakit. Sakit yang biasa diderita adalah pusing, batuk, dan pilek. Pertama kali yang dilakukan
adalah membeli obat di warung jika tidak sembuh baru ke Puskesmas.
Ny. W sudah menopause. Terakhir haid adalah ketika berumur 50 tahun. Ny. W juga
tidak pernah mengikuti program KB dan menggunakan alat konstipasi.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Ny. W mengatakan tidak tahu apa-apa mengenai riwayat penyakit orang tuanya karena
dari kecil sudah yatim piatu.
LANJUTAN
a. Pola kebiasaan
1) Makan dan minum
Ny. W mengatakan, "Saya makan 2 kali sehari". Makanan yang dikonsumsi bervariasi meliputi; sumber zat
tenaga (nasi), zat pembangun (sayuran dan lauk pauk tahu, tempe), tidak pernah minum susu dan jarang makan
buah-buahan). Ny. W tidak mau makan ikan dan daging dengan alasan tidak senang dengan baunya dan mahal.
Makanan dimasak sendiri di dapur, dan Ny. W masih dapat melakukan semuanya sendiri tanpa harus dibantu.
Rata-rata Ny. W minum tiga gelas sehari. Ny. W mengatakan, "Kalau minum paling tiga gelas sehari dengan
air putih, saya jarang minum air teh".
2. Eliminasi
a) Buang air kecil sehari 3 kali dengan jumlah sedikit. Warna urine kuning dan tidak tampak adanya darah dalam urine. Ny. W
mengatakan, "Kalau buang air kecil sehari paling tiga kali, sedangkan buang air besar sehari sekali".
b) Buang air besar sehari sekali, konsistensinya kadang keras kadang lunak, jumlah sedikit dan tidak ada darah atau lendir pada
feces. Kegiatan ini dapat dilakukan sendiri oleh Ny. W tanpa bantuan orang lain di kamar mandi dan jamban milik sendiri yang
tertetak di belakang rumah.
LANJUTAN

3. Toileting
a. Mandi Ny. W menyatakan mandi 2 kali sehari pagi dan sore menggunakan sabun mandí. Kegiatan ini juga
dilakukan dengan mandiri.
b. Gosok gigi Sehari dua kali dengan pasta gigi dan dilakukan sendiri tanpa bantuan.
c. Mencuci rambut Rutin seminggu sekali menggunakan sampo.
d. Memotong kuku Ny. W mengatakan, "Saya potong kuku saya seminggu sekali dengan pisau.
e. Berpakaian dan berhias Memakai sendiri tanpa bantuan, pakaían tampak serasi dengan memakai kebaya.
Penampilan kurang rapi (habis bangun tidur)
LANJUTAN
4. Istirahat tidur
Biasanya tidur malam mulai jam 22.00 WIB, Ny. W mengatakan, "Biasanya saya tidur malam mulai
jam 22.00 kadang saya tidak bisa tidur, kadang tidur hanya sampai jam 01.00 atau jam 03.00 saya bangun
karena punggung saya sakit kemudian habis subuh saya tidur lagi bangun jam 07.00". Kalau siang Ny. W
sering beristirahat di dalam rumahnya atau diteras depan rumah . Saat kunjungan Ny. W sedang tiduran di
dalam kamar.
5. Aktivitas
a. Kegiatan fisik
Ny. W mengatakan, "Saya tidak pernah berolah raga, paling nyapu"
b. Mobilitas di tempat tidur
Ny. W dapat melakukan mobilitas di tempat tidur secara mandiri.
c. Kemampuan berpindah
Kemampuan berpindah masih dapat dilakukan secara mandiri tapi tidak dapat berjalan jauh. Ny. W
mengatakan, "Saya itu sudah tidak mampu jalan jauh. Ini kedua pangkal paha saya sering nyeri kalau
digunakan untuk berjalan jauh" Ny. W tampak dapat berjalan tapi sempoyongan .
LANJUTAN
Psikososial
1) Hubungan sosial
Ny. W mengatakan, "Kalau ada masalah seperti anak bertengkar saya bicarakan dengan anak tertua saya Tn.T". Orang paling berarti
sekarang juga sebaga tempat mengadu, tempat bicara, tempat minta bantuan adalah anak pertama. Ny. W tidak mengikuti salah satu
kegiatan di masyarakat dengan alasan sudah tua.
2) Konsep diri
a.) Gambaran diri
Ny. W menganggap semua bagian tubuhnya baik tidak ada yang tidak disukai. Ny. W mengatakan, "Saya merasa saya sudah
sempurna seperti ini"
b.) Identitas diri
Ny. W menyatakan sudah puas dengan keadaannya yang sekarang dan merasa tidak perlu menyesalkan yang sudah terjadi.
c) Peran diri
Ny. W sekarang berperan sebagai ibu dan nenek yang diharapkan oleh keluarganya dapat menjadi "orang tua" tempat meminta
nasehat dan petunjuk. Ny. W menyadari hal tersebut dan merasa perannya selama ini telah dianggap oleh keluarganya. Di
masyarakat orang juga mengetahui Ny. W sebagai seseorang yang dapat dituakan dan sekaligus orang yang perlu bantuan, dan Ny.
W merasa tidak ada masalah dengan hal tersebut.
LANJUTAN
a) Ideal diri : Ny. W hanya berdoa kepada Tuhan YME semoga dirinya dan keluarganya selalu diberikan kesehatan dan perlindungan. Ny. W sadar akan
keadaan dan posisinya baik di keluarga maupun di masyarakat. Bagi Ny. W berkumpul dengan seluruh anggota keluarga merupakan suatu
kebahagiaan.
b) Harga diri : Ny. W mengatakan, "Sejak dulu saya itu sudah menjadi orang susah sehingga orang sudah tahu dengan keadaan saya". Ketika ditanya
keengganannya mengikuti kegiatan di masyarakat Ny. W menjawab, "Kadang kadang saya malu jika harus berkumpul dengan orang-orang" Selama
pengkajian kontak mata kurang, tampak melamun diantara pertanyaan, dan sering mengalihkan pandangan.
1) Nilai dan keyakinan spiritual
a) Nilai dan keyakinan : Ny. W beragama Islam tapi belum menunaikan kewajibannya seperti salat, puasa, dan lain-lain. Ny. W mengatakan, "Ya tidak
apa-apa, belum mau saja. Nyatanya dulu tidak ada orang salat juga tidak apa-apa, yang jelas saya percaya adanya Tuhan sebagai pencipta saya dan
pemberi segalanya". Sedangkan keluarganya mengatakan, "Belum terbuka hatinya, kami juga sudah sering mengingatkan dan mengajak"
b) Kegiatan ibadah : Ny. W tidak pernah melakukan ibadah sesuai tuntunan agama, Ibadah bagi Ny. W adalah berdoa kapan saja dan dimana saja,
c) Psikoseksual : Ny. W mengatakan, "Saya itu istri kedua, saya itu istri muda sedangkan istri tua sudah meninggal. Anak saya jumlahnya 5, sedangkan
anak istri tua tiga, Suami Ny. W sudah meninggal lama 10 tahun yang lalu, Ny. W merasa sudah tua tidak selayaknya memikirkan kebutuhan seksual
apalagi dirinya sudah menjanda. Ny. W sudah dapat menerima kehilangan pasangannya dan menganggap sudah cukup dan tidak perlu lagi
memenuhi kebutuhan seksual. Ny. W merasa berkumpul dengan anak anaknya sudah cukup memberikan kebahagiaan
LANJUTAN
4. Masalah psikososial
a) Dukungan keluarga dan kelompok
Jika ada anaknya yang bertengkar Ny. W merasą sedih, tapi kemudian dapat ditengahi. Keluarganya sepenuhnya mencoba
memenuhi kebutuhan hidup Ny. W dengan tujuan agar usianya panjang. Ny. W mengatakan, "Kalau soal uang anak saya juga
tidak punya, tapi kalau soal yang lain mereka ada dan selalu diberikan kepada saya"
b) Hubungan dengan lingkungan
Ny. W mengatakan, "Meskipun saya tidak ikut kegiatan di dusun tapi semua orang sudah paham keadaan saya, jadi tidak
ada masalah". Hubungan dengan tetangga baik dan harmonis, orang di dusun mengenal Ny. W.
c) Keadaan pekerjaan, perumahan, ekonomi
Semua anak Ny. W bekerja serabutan, tidak ada yang memiliki pekerjaan tetap sehingga hasil yang diperoleh kurang untuk
memenuhi kebutuhannya. Rumah tampak kumuh, tidak terawat, sangat sederhana. Ny W menyadari akan kekurangannya secara
ekonomi dan kesejahteraan. Keluarga mengatakan, "Ya beginilah rumah kami, seperti ini". Lantai plester lembab dan kotor,
perabotan dan peralatan tidak rapi, ada anak tangga untuk keluar masuk rumah.
d) Pelayanan kesehatan dan harapan
Keluarga Ny. W memiliki kartu sehat hal ini dianggap sebagi salah satu bentuk bantuan pemerintah terhadap orang miskin
dan keluarga sangat bersyukur atas bantuan tersebut. Ny. W dan keluarga berharap kunjungan petugas seperti ini jangan hanya
sekali tapi bisa rutin sehingga kesehatan keluarga dapat dibantu. Ny. W mengucapkan terimakasih atas kunjungannya dan
berharap dikunjungi lagi.
LANJUTAN
a. Mekanisme koping dan adaptasi stress
1) Koping adaptif : Jika ada permasalahan dalam keluarga atau sesuatu yang dipikirkan Ny. W selalu membicarakannya dengan anak pertama.
2) Koping maladaptif : Selama ini Ny. W belum pernah tampak menggunakan salah satu mekanisme koping maladaptif (menghindar, minum
alkohol, reaksi lambat atau lebih, bekerja bertebihan, mencederai diri, dll).
1. Pemeriksaan Fisik
a. Status mental
1) Penampilan Ny. W cukup rapi, rambut diikat, pakaian tampak serasi dengan kebaya.
2) Kadang melamun diantara waktu bicara sering mengalihkan pandangan, kontak mata kurang.
3) Tingkat kesadaran kurang baik, tampak gelisah.
4) Memori jangka panjang maupun jangka pendek baik.
a. Tanda-tanda vital
Tekanan darah: 140/90 mmHg
Frekuensi nadi: 98 kali/menit, tidak kuat
Pernafasan : 22 kali/menit, kurang teratur
Suhu : 37 °C
b. Status gizi
TB: 151 cm
BB: 40 kg
IMT = = 17,54 (kurus)
a. Pemeriksaan Head to Toe
LANJUTAN 1) Integumen
Tidak terdapat lesi/luka
Perubahan teksture kulit : sudah tidak elastis,kulit sudah keriput, tidak ada edema
Tidak ada masalah pada kuku, Akral teraba hangat
2) Hemopoetik : Tidak ada keluhan pada pasien
3) Kepala
a) Rambut sebagian besar sudah beruban, tidak berkutu, tampak kering dan lusuh, banyak yang rontok.
b) Mata masih dapat melihat dengan jelas baik dekat maupun jauh, tidak ikterik, dan tidak anemis.
c) Hidung bersih, fungsi pembauan tidak ada masalah.
d) Mulut , suara normal, tidak ada nyeri tenggorokan, biasa gosok gigi dengan sikat gigi dan pasta gigi 2xsehari,
kemampuan berbicara : klien mampu berkomunikasi dengan baik,
keadaan bibir : lembab, bersih
warna lidah : normal (merah muda)
gigi : bersih , 5 gigi yang sudah tak ada
e) Telinga bersih, fungsi pendengaran sudah berkurang lensa mata, konjungtiva tidak tampak anemis (presbikusis),
kalau bicara harus dalam jarak dekat atau dengan suara yang lebih keras.
f) bentuk leher simetris
gerakan : normal
tonsil : normal lengkap
nyeri telan tidak ada
LANJUTAN1) Dada
a) Payudara
bentuk simetris kiri dan kanan
tidak ada nyeri dan pembengkakan
tidak ada kemerahan kiri dan kanan
pengeluaran putting normal kanan dan kiri
b) Paru-paru; Inspeksi ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang, palpasi taktil fremitus seimbang
kanan dan kiri, perkusi resonan pada seluruh paru, auskultasi tidak terdengar suara ronki.
c) Jantung; Inspeksi tidak tampak adanya pembesaran atau vena, ictus cordis pada ICS 4-5, palpasi tidak ada nyeri,
perkusi jantung dalam batas normal, suara redup, auskultasi tidak terdengar bunyi jantung tambahan
1) Perut
2) Inspeksi tidak tampak adanya jaringan parut, auskultasi frekuensi peristaltik 7 kali/menit, kuat, perkusi tidak terdapat
pembesaran organ, tidak terdapat cairan, palpasi teraba lunak, tidak ada massa.
3) Sistem gastrointestinal
Tidak ada peubahan nafsu makan
Klien makan 2xsehari
Tidak disfagia/ sulit menelan
Tidak ada nyeri tekan
BAB 1xsehari setiap pagi BAK normal
LANJUTAN
1) Sistem genitoreproduktif
Perempuan
Lesi : tidak ada
Pengeluaran normal
Tidak ada Nyeri pelvis
Tidak ada Penyakit kelamin
Riwayat menstruasi (sudah menopouse)
Riwayat menopouse
(umur : 50tahun, masalah yang ada : sakit pinggang, badan pegal-pegal)
Riwayat kehamilan persalinan 5x normal di bidan
2) Muskuluskeletal
terdapat Nyeri seperti kesemutan, cekot-cekot pada punggung
Kelemahan otot : keseimbangan klien pada saat dites hanya mampu 15 detik
ada masalah pada saat berjalan hanya saja ketika berjalan jarak jauh klien merasakan pegal
Dampak terhadap Activity Daily Living: klien hanya mampu berjalan pelan
3) Sistem syaraf pusat
Tidak ada Nyeri kepala
Masalah dalam ingatan (memory): terkadang
LANJUTAN
1) Sistem endokrin
Perubahan pigmentasi kulit/teksture : kulit sudah tidak elastis dan keriput
Klien tidak mengalami polifagia
Klien tidak mengalami polidipsi
Klien mengalami poliuria
Klien mengalami perubahan rambut menjadi warna putih
Tidak ada goiter/gondok/ klien tidak memiliki penyakit tiroid
Intoleransi terhadap panas normal
Intoleransi terhadap dingin normal
2) Tulang
Pada ispeksi dan palpasi daerah koluma vertebralis terdapat kifosis.
A. Diagnosa Keperawatan
1. Data Fokus
a. Data Subjektif
1) Klien mengatakan merasa sakit seperti kesemutan, nyeri, cekot-cekot pada punggung
2) Klien mengatakan tidak pernah berolahraga paling nyapu halaman
3) Klien mengatakan nyerinya itu tambah sakit pas malam hari, kadang sebelum tidur, kadang pas tidur,
tidak tentu.
LANJUTAN1) Klien mengatakan sejak satu bulan yang lalu merasa sakit nyeri di bagian punggung. Tapi tidak begitu di rasakan.
Namun sudah lebih dari seminggu belakangan ini sulit tidur karena tiba-tiba rasa sakit di punggungnya bertambah
bahkan seringkali terbangun di tengah waktu tidur
2) Klien mengatakan biasanya tidur malam mulai jam 22.00 kadang tidak bisa tidur, kadang tidur hanya sampai jam
01.00 atau jam 03.00 bangun karena punggung sakit kemudian habis subuh saya tidur lagi bangun jam 07.00
3) Klien mengatakan, sudah tidak mampu jalan jauh. Kedua pangkal paha saya sering kemeng kalau digunakan
berjalan jauh. Klien mengatakan sejak dulu sudah menjadi orang susah sehingga orang sudah tahu dengan keadaan
saya. Ketika ditanya keengganannya mengikuti kegiatan di masyarakat kadang kadang malu jika harus berkumpul
dengan orang-orang
Data Objektif
4) Skala nyeri pada punggung 4 (sedang)
5) Klien dapat melakukan mobilitas di tempat tidur secara mandiri.
6) Kemampuan berpindah masih dapat dilakukan secara mandiri, klien tampak masih dapat berjalan tapi
sempoyongan.
LANJUTAN

1) Lantai plester rumah tampak lembab dan kotor, perabotan dan peralatan tidak rapi, ada anak tangga
untuk keluar masuk rumah.
2) Kadang melamun diantara waktu bicara sering mengalihkan pandangan, kontak mata kurang.
3) Tingkat kesadaran kurang baik, tampak gelisah.
4) Tekanan darah di atas normal, 140/90 mmHg
5) Frekuensi nadi diatas normal, 98 kali/menit
6) Pernafasan kurang teratur, 22 kali/menit
7) IMT underweigh yaitu pada angka 17,54 (kurus)
8) Ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang
Terdapat kifosis di daerah koluma vertebralis
Analisa data
No
symtomsSymtom
Problem
Problem
Etiologi
Etiologi

1.
DS: Nyeri akut Agen pencedera fisiologis
o Klien mengatakan merasa sakit seperti kesemutan, nyeri , (D.0077)
cekot-cekot pada punggung
o Klien mengatakan nyerinya itu tambah sakit pas malam hari,
kadang sebelum tudur, kadang pas tidur, tidak tentu
o Klien mengatakan sejak satu bulan yang lalu merasa sakit
(kemeng) di bagian punggung. Tapi tidak begitu di rasakan.
Namun sudah lebih dari seminggu belakangan ini sulit tidur
karena tiba-tiba rasa sakit di punggungnya bertambah
bahkan seringkali terbangun di tengah waktu tidur
DO:
o Skala nyeri pada punggung 4 (sedang)
o Tingkat kesadaran kurang baik, tampak gelisah.
o Tekanan darah , 140/90 mmHg
o Frekuensi nadil, 98 kali/menit
o Pernafasan, 22 kali/menit
o IMT underweight yaitu pada angka 17,54
o Ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang
o Terdapat kifosis di daerah koluma vertebralis
2.
DS: Gangguan pola tidur
o Klien mengatakan sejak satu bulan yang lalu merasa sakit (kemeng) di bagian (D.0055)
punggung. Tapi tidak begitu di rasakan. Namun sudah lebih dari seminggu
belakangan ini sulit tidur karena tiba-tiba rasa sakit di punggungnya bertambah
bahkan seringkali terbangun di tengah waktu tidur
o Klien mengatakan biasanya tidur malam mulai jam 22.00 kadang tidak bisa tidur,
kadang tidur hanya sampai jam 01.00 atau jam 03.00 bangun karena punggung
sakit kemudian habis subuh saya tidur lagi bangun jam 07.00
DO:
o –
 
 
 
3. DS: Gangguan mobilitas fisik Nyeri
o Klien mengatakan tidak pernah berolah raga, paling menyapu (D.0054)
halaman
o Klien mengatakan, sudah tidak mampu jalan jauh. Kedua pangkal
paha saya sering kemeng kalau digunakan berjalan jauh
DO:
o Klien dapat melakukan mobilitas di tempat tidur secara mandiri.
o Kemampuan berpindah masih dapat dilakukan secara mandiri,
klien tampak masih dapat berjalan tapi sempoyongan.
4. DS: Risiko jatuh Gangguan keseimbangan
o Klien mengatakan, sudah tidak mampu jalan jauh. Kedua (D.0143)
pangkal paha saya sering kemeng kalau digunakan
berjalan jauh
DO
o Ny. W tampak dapat berjalan tapi sempoyongan
o Lantai plester lembab dan kotor
o Perabotan dan peralatan tidak rapi
o Ada anak tangga untuk keluar masuk rumah
5. DS: Harga Keadaan sopsial ekonomi yang
o Klien mengatakan sejak dulu sudah menjadi orang susah sehingga Diri kurang
orang sudah tahu dengan keadaan saya. rendah kronis
o Klien mengatakan ketika ditanya keengganannya mengikuti kegiatan (D.0086)
di masyarakat kadang kadang malu jika harus berkumpul dengan
orang-orang.
DO
o Kontak mata selama pengkajian kurang
o Kadang melamun diantara waktu bicara
o Sering mengalihkan pandangan
Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut (D.0077) b.d. agen pencedera fisiologis
2) Gangguan pola tidur (D.0055) b.d. nyeri
3) Gangguan mobilitas fisik (D.0054)b.d. nyeri
4) Risiko jatuh (D.0143) b.d. gangguan keseimbangan
5) Harga diri rendah kronis (D.0086) b.d. keadaan sosial ekonomi
yang kurang
No Dx kep Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
(D.0077) 1x24 jam diharapkan tingkat nyeri dapat menurun Observasi
dengan kriteria hasil :  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
(L.08066)  Identifikasi skala nyeri
 Kemampuan menuntaskan aktivitas  Identifikasi respon nyeri non verbal
meningkat  Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Keluhan nyeri menurun (skala nyeri 2 )  Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Gelisah menurun  Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
 Kesulitan tidur menurun  Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Pola tidur membaik  Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
 Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri 
2 Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Dukungan tidur (I.05174)
pola tidur diharapkan pola tidur dapat membaik dengan kriteria hasil : Observasi
(D.0055) (L.05045)  Identifikasi pola aktivitas dan tidur
 Keluhan sulit tidur membaik  Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
 Keluhan sering terjaga  Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis: kopi, teh,
Membaik alcohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum tidur)
 Keluhan pola tidur berubah membaik  Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
 Kemampuan beraktivitas menurun Terapeutik
 Modifikasi lingkungan (mis: pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan tempat
tidur)
 Batasi waktu tidur siang, jika perlu
 Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
 Tetapkan jadwal tidur rutin
 Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis: pijat, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
 Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau Tindakan untuk menunjang siklus tidur-
terjaga
Edukasi
 Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
 Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
 Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur
 Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap tidur
REM
3 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Dukungan mobilisasi (I.05173)
fisik (D.0054) diharapkan mobilitas fisik dapat meningkat dengan kriteria Observasi
hasil :  Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
(L.05042)  Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
 Pergerakan ekstremitas meningkant  Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
 Kekuatan otot meningkat memulai mobilisasi
 Rentrang gerak (ROM) meningkat  Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
 Nyeri menurun Terapeutik
 Kaku sendi menurun  Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis: pagar
 Kelemahan fisik menurun tempat tidur)
 Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
 Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
 Anjurkan melakukan mobilisasi dini
 Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis:
duduk di tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)
Evaluasi
No Dx kep Implementasi Evaluasi
1 Nyeri akut (D.0077)  Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, S:
intensitas nyeri o Klien mengatakan masih merasa
 Mengidentifikasi skala nyeri sakit kesemutan, nyeri , cekot-cekot
 Mengidentifikasi respon nyeri non verbal pada punggung
 Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri  
 Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri O:
 Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup o Skala nyeri pada punggung menurun
 Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah 3
diberikan o Tekanan darah, 140/90 mmHg
 mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri Fasilitasi o Frekuensi nadi diatas normal, 98
istirahat dan tidur kali/menit
 mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan o Pernafasan, 22 kali/menit
strategi meredakan nyeri o IMT underweight yaitu pada angka
 menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri 17,54
 menjelaskan strategi meredakan nyeri  
 menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri A:
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Nyeri akut belum teratasi
 
P:
perencanaan dilanjutkan dengan manajemen
nyeri diharapkan keluhan skala nyeri
berkurang
2 Gangguan pola tidur (D.0055)  Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur S:
 Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur Klien mengatakan masih sulit tidur
 Mengidentifikasi makanan dan minuman yang mengganggu bahkan seringkali terbangun di tengah
tidur waktu tidur
 Mengidentifikasi obat tidur yang dikonsumsi  
 Memodifikasi lingkungan O:
 Membatasi waktu tidur siang, jika perlu Klien tampak lemas
 Memfasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur  
 Menetapkan jadwal tidur rutin A:
 Melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyaman Gangguan pola tidur belum teratasi
 Menjelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit  
 Menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur P:
 Menganjurkan menghindari makanan/minuman yang Intervensi dilanjutkan dengan dukungan
mengganggu tidur tidur
 Menganjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
 Mengajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis: psikologis, gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)
 Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara nonfarmakologi
lainnya
3 Gangguan mobilitas fisik (D.0054  Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya S:
 Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan o Klien mengatakan tidak mampu
 Memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum jalan jauh. Kedua pangkal paha
memulai mobilisasi masih sering sakit kalau
 Memonitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi digunakan berjalan jauh
 Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis: O:
pagar tempat tidur) o Klien dapat melakukan mobilitas
 Memfasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu di tempat tidur secara mandiri.
 Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam Kemampuan berpindah masih dapat
meningkatkan pergerakan dilakukan secara mandiri,
 Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi  
 Menganjurkan melakukan mobilisasi dini A:
 Mengajarkan mobilisasi sederhana di tempat tidur, duduk di Gangguan mobilitas fisik belum teratasi
sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)  
P:
Intervensi dilanjutkan dengan dukungan
mobilisasi
THANKS!
Does anyone have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai