Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tazqirotul ula

Kelas : 4A
Prodi : S1 Keperawatan
Manajemen Bencana

Bencana yang sedang terjadi di Cianjur adalah jenis bencana Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan
energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu
pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur
dengan menggunakan alat Seismometer.
Analisa Fenomena di Cianjur
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat di Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat mewaspasai bencana lanjutan berupa tanah longsor dan banjir bandang usai
guncangan gempa magnitudo 5,6.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan imbauan ini dikhususkan bagi masyarakat
Cianjur yang bermukim di daerah lereng-lereng perbukitan dan di lembah atau bantaran sungai.

Menurutnya, besar kemungkinan lereng-lereng perbukitan di Cianjur menjadi rapuh usai


terjadinya gempa bumi. Hal ini dapat semakin diperparah dengan tingginya intensitas hujan yang
berpotensi mengguyur Cianjur.

"Lereng-lereng yang rapuh ini ditambah hujan deras dapat memicu terjadinya longsor dan banjir
bandang dengan membawa material runtuhan lereng. Jadi masyarakat dan pemerintah setempat
juga perlu mewaspadai adanya kolateral hazard atau bahaya ikutan usai gempa kemarin,"
imbuhnya.

Dwikorita menyampaikan, banyaknya korban jiwa dalam peristiwa gempa Cianjur akibat
tertimpa bangunan yang tidak mampu menahan guncangan gempa. Sebagai informasi, Gubernur
Jawa Barat Ridwan Kamil mengonfirmasikan ada sebanyak 162 korban yang meninggal dunia
dan 326 luka-luka akibat gempa Cianjur.

"Sebenarnya gempa tidak membunuh dan melukai. Justru, bangunanlah yang membunuh dan
melukai manusia.

Lebih lanjut, Dwikorita meminta masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak
diakibatkan oleh gempa bumi. Karena dikhawatirkan tidak kuat menopang dan ambruk jika
sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.
"Untuk sementara jangan memaksakan kembali ke rumah jika bangunannya rusak atau retak-
retak. Hingga pukul 06.00 WIB, 22 November 2022, telah terjadi 117 gempa susulan dengan
terbesar tinggi getaran 4.2 dan terkecil 1.5 magnitudo," ujarnya.

Dwikorita juga meminta masyarakat untuk tetap tenang namun waspada dan tidak serta-merta
mempercayai informasi ataupun berita yang tidak jelas asal-usulnya dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal-kanal
komunikasi resmi BMKG," ujarnya.

Sejak kejadian kemarin, tambah Dwikorita, Tim BMKG terjun ke lokasi bencana bersama BPBD
Kota Cianjur untuk melakukan sosialisasi dan menenangkan warga masyarakat yang terdampak.
Sedangkan, mulai hari ini, Selasa (22/11) Tim Survey BMKG melakukan perekaman gempa-
gempa susulan dan tingkat kerusakan, untuk menghasilkan peta makrozonasi dan mikrozonasi
yang diperlukan untuk mendukung proses rekonstruksi dan penyempurnaan tata ruang.

Dampak Bencana di Cianjur


1. Sekolah Runtuh, Pelajar Menjadi Korbannya
Diketahui bahwa sejumlah pelajar atau santri setingkat SD di Pondok Pesantren Bina Insan
Madani di Kecamatan Sukalarang, tertimpa baja ringan lantai dua bangunan sekolah akibat
gempa bumi. Pimpinan Pondok Pesantren Bina Insan Madani, Rahmat Soji, mengatakan bahwa
beberapa korban gempa ini mengalami luka memar karena ketiban reruntuhan gedung. Untuk
gedung sekolah pun mengalami banyak kerusakan. Adapun reruntuhan terjadi pada Gedung
SMKN 1 Cugenang di Kabupaten Cianjur. Ketika gedung runtuh para siswa sedang menjalani
proses belajar sehingga sebanyak 12 siswa mengalami luka-luka.

2. Tugu Ayam Pelung Ambruk


Tak hanya sekolah, dampak gempa juga menyebabkan ambruknya Tugu Ayam Pelung di
Cianjur. Kemudian di Desa Bangbayang sekitar 20 rumah rusak. Sementara di Kecamatan
Gekbrong, seorang warga Desa Cikancana meninggal dunia.
Kepala Sub Bagian Perencanaan Kecamatan Gekbrong, Muhtar Gozali mengatakan untuk
pendataan dampak gempa ini masih terus ditelusuri. Dirinya memastikan akan menyebar petugas
disebar ke berbagai wilayah untuk mengecek, sekaligus mendata dan korban terdampak gempa.
3. Kerusakan 434 Rumah dan 12 KK Mengungsi
Fakta ketiga dapat dilihat berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Sukabumi hingga pukul 19.00 WIB, tercatat ada 434 unit rumah. Untuk lebih
rincinya, terdapat 155 unit rumah rusak ringan, 11 rusak sedang, dan terakhir 32 unit rusak berat.
Sementara di Sukalarang, anak-anak 140 rumah rusak. Hal ini pun membuat setidaknya 12
Kepala Keluarga terpaksa mengungsi akibat rumahnya rusak dan sudah tak layak untuk dihuni,
sehubung dengan adanya kerusakan akibat gempa bumi darat yang berlokasi di wilayah
Sukalarang ini
Disusul Kecamatan Caringin sebanyak 89 unit, Kecamatan Nagrak sebanyak 67 unit rumah,
Kecamatan Kadudampit sebanyak 48 unit, hingga Kecamatan Sukaraja sebanyak 18 unit.
Wilayah lainnya yaitu Kecamatan Ciambar sebanyak tujuh unit rumah rusak sedang, Kecamatan
Gegerbitung tujuh unit, Kecamatan Cikidang 1 unit, Kecamatan Cisaat sebanyak sembilan unit
dengan rincian enam unit rumah rusak ringan dua unit rumah rusak sedang dan satu unit rusak
berat. Kemudian Kecamatan Cibadak dua unit rumah rusak sedang dan Kecamatan Cidahu satu
unit.

Anda mungkin juga menyukai