Anda di halaman 1dari 21

KLIPING BENCANA ALAM

DISUSUN OLEH :

ABDULLAH

MATA PELAJARAN :

PKN

KELAS : VII A

MTS NEGERI 2 KAMPAR


TAHUN PELAJARAN 2021 / 2022
GUNUNG API MELETUS

(BROMO)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur melaporkan bahwa
masyarakat sempat panik saat Gunung Bromo mengalami erupsi pada Jumat malam (19/9).
Namun, kondisi sudah kembali kondusif.

Agus Wibowo, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), menuturkan bahwa erupsi Gunung Bromo di jawa Timur ini
terjadi pada pukul 16:37 WIB. Saat erupsi berlangsung, tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi
terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 37 mm dan durasi sekitar 7 menit 14 detik.

Hasil pantauan BMKG hingga hingga pukul 06.00 WIB (20/7), cuaca berawan dan mendung.
Angin bertiup lemah ke arah barat daya, barat, dan barat laut. Secara visual, gunung terlihat jelas,
sedangkan dari parameter lain tremor menerus terekam dengan amplitudo 0.5-1 mm (dominan 1
mm).

Sementara itu Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) mencatat kejadian
aliran air disertai material batuan berukuran abu hingga pasir merupakan fenomena alam biasa
dan tidak terkait langsung dengan aktivitas erupsi.

"Kejadian banjir diakibatkan karena hujan yang terjadi di sekitar Kaldera Tengger dan puncak
Gunung Bromo bersamaan dengan kejadian erupsi yang menghasilkan abu vulkanik," ujar
Kepala PVMBG Kasbani, yang dikutip dari pesan singkat.

PVMBG juga menyebutkan bahwa morfologi kaldera Tengger merupakan topografi rendah yang
dikelilingi oleh perbukitan sehingga jika terjadi hujan, aliran air akan bergerak ke arah dasar
kaldera. Endapan batuan di sekitar perbukitan Kaldera Tengger dan puncak G. Bromo umumnya
terdiri dari produk jatuhan yang bersifat lepas, sehingga akan mudah tergerus oleh air hujan. 

Gunung dengan ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut ini masih berstatus level II
(Waspada) hingga kini. PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan
pengunjung, wisatawan atau pendaki dilarang memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah
aktif Gunung Bromo.

Berdasarkan catatan sejarah, letusan atau peningkatan kegiatan vulkanik Bromo mulai tercatat
sejak tahun 1804. Dilihat dari periode letusan, erupsi dapat berlangsung pendek maupun panjang.
Periode pendek terjadi pada durasi beberapa hari saja, seperti pada 12 - 14 Juni 1860, sedangkan
periode terpanjang sampai 16 tahun.
STUNAMI DI ACEH

Tsunami Aceh terjadi tepat pada 16 tahun yang lalu. Tsunami Aceh yang merupakan bencana
alam terbesar itu terjadi pada 26 Desember 2004.

Gelombang tsunami menyapu pesisir Aceh pasca gempa dangkal berkekuatan M 9,3 yang terjadi
di dasar Samudera Hindia. Gempa yang terjadi, bahkan disebut ahli sebagai gempa terbesar ke-5
yang pernah ada dalam sejarah.

Kejadian itu terjadi pada hari Minggu, hari yang semestinya bisa digunakan oleh masyarakat
untuk beristirahat, berkumpul bersama keluarga, dan menikmati libur akhir pekan bersama. Tapi
tidak dengan Minggu saat itu, masyarakat justru harus berhadapan dengan alam yang tengah
menunjukkan kekuatannya, sungguh kuat.

Tsunami Aceh didahului gempa

Mengutip DW (23/12/2014), tsunami Aceh didahului gempa yang terjadi pada pukul 07.59 WIB.
Tidak lama setelah itu, muncul gelombang tsunami yang diperkirakan memiliki ketinggian 30
meter, dengan kecepatan mencapai 100 meter per detik, atau 360 kilometer per jam.

Gelombang besar nan kuat ini tidak hanya menghanyutkan warga, binatang ternak,
menghancurkan pemukiman bahkan satu wilayah, namun juga berhasil menyeret sebuah kapal ke
tengah daratan. Kapal itu ialah Kapal PLTD Apung yang terseret hingga 5 kilometer dari
kawasan perairan ke tengah daratan.

Tsunami Aceh bencana kemanusiaan terbesar

Sehari setelah kejadian, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bencana alam tsunami
Aceh ini sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi. Sejak saat itu, bantuan
internasional pun berdatangan untuk menolong masyarakat yang terkena bencana tsunami Aceh.

Termasuk pesawat militer dari Jerman hingga kapal induk milik Amerika Serikat didatangkan ke
lokasi bencana. Selang beberapa hari dan proses pencarian korban terus digencarkan, PBB pada
4 januari 2005, mengeluarkan taksiran awal bahwa jumlah korban tewas akibat tsunami Aceh
sangat mungkin melebihi angka 200.000 jiwa.

Berdasarkan Kompas.com (26/12/2020), jumlah korban dari peristiwa alam tsunami Aceh
tersebut disebut mencapai 230.000 jiwa. Jumlah itu bukan hanya datang dari Indonesia sebagai
negara terdampak paling parah, namun juga dari negara-negara lain yang turut mengalami
bencana ini.

Mengutip arsip pemberitaan Harian Kompas (27/12/2004), gempa dan tsunami di Minggu pagi
itu tidak hanya menimpa wilayah Aceh dan Sumatera Utara, tapi juga wilayah negara lain yang
terletak di kawasan Teluk Bengali, mulai dari India, Sri Lanka, hingga Thailand.

Sementara di Aceh, bencana tsunami yang menghantam begitu kerasnya ini memutuskan semua
jaringan listrik juga komunikasi di sana. Sehingga kondisi benar-benar darurat.

Awalnya ratusan orang sudah ditemukan meninggal, tidak tahu lagi ada berapa banyak yang
hilang akibat tersapu gelombang, tertimpa reruntuhan, dan sebagainya. Warga yang masih
selamat pun kehilangan tempat tinggalnya, jumlahnya bukan hanya ratusan, tapi ratusan ribu,
mereka harus hidup di lokasi pengungsian.

Bencana ini sontak menjadi bencana nasional dan menjadi pemberitaan utama media hingga
beberapa bulan setelahnya. Presiden ke-6, Soesilo Bambang Yudhoyono bahkan menetapkan 3
hari berkabung sebagai bentuk simpati negara dan bangsa Indonesia pada bencana yang melanda.

Pemulihan pasca tsunami Aceh

Dengan banyaknya bantuan dan perhatian pada wilayah terdampak bencana tsunami Aceh, baik
yang datang dari Tanah Air maupun dunia internasional, Aceh perlahan kembali tertata. Tidak
hanya secara infrastruktur dan bangunan, namun juga perekonomian, juga psikologis
masyarakatnya.

Di Aceh, pada tahun 2009 didirikan sebuah museum untuk mengenang kejadian pilu itu.
Museum itu adalah Museum Tsunami Aceh yang terletak di Kota Banda Aceh. Arsitek dari
museum tersebut adalah Ridwan Kamil yang saat ini menjabat Gubernur Jawa Barat.

Di dalam museum tsunami Aceh ini, terdapat beragam diorama yang menggambarkan peristiwa,
juga daftar nama mereka yang menjadi korbannya. Museum ini bukan hanya menjadi situs untuk
mengenang keganasan gempa dan tsunami di Aceh 26 Desember 2004, namun juga menjadi
pusat pembelajaran dan pendidikan kebencanaan bagi masyarakat.
GEMPA BUMI DI PASAMAN BARAT

PROVINSI SUMATERA BARAT

Gempa Magnitudo 6,2 mengguncang Pasaman Barat, Sumbar, Jumat pagi (25/2/2022), pukul
08.39 WIB.

Getaran gempa tersebut juga dirasakan sampai ke wilayah di Provinsi Riau, seperti Kabupaten
Kampar, Kabupaten Siak dan Kota Pekanbaru. Di Pekanbaru, warga merasakan dua kali getaran.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru gempa terjadi dua
kali. Pertama dengan 5,2 magnitudo dan kedua dengan 6,2 magnitudo.

"Untuk gempa 5,2 terjadi pukul 08.35, untuk gempa 6,2 pukul 08.39 WIB," kata petugas BMKG
Pekanbaru di group WhatsApp BMKG Pekanbaru.

Warga Pekanbaru, Dermawansyah, mengaku merasakan gempa ini saat dirinya berada di sebuah
gedung di Jalan Sumatera, Kota Pekanbaru.

"Terasa kali, goyang dibuatnya gedung," kata pria yang akrab disapa Mawan ini.

Tidak Berpotensi Tsunami

Mawan yang saat gempa terjadi berada di sebuah bangunan langsung keluar.

"Takutnya roboh pula gedung tu, apalagi sudah tua juga bangunannya," jelas Mawan.

Sementara getaran gempa di Kabupaten Kampar dirasakan oleh warga bernama Aznil. Saat itu,
dia berada di Sekolah Polisi Negara di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten
Kampar.

"Di SPN terasa kali dua goyangan," kata Aznil.

BMKG pusat telah mengeluarkan peringatan dini terhadap gempa di Sumbar ini. BMKG
menyatakan gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.
Sebelum:

 Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan
oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan
Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.
 Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat.
Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.
 Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.
 Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.
 Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser
pada saat terjadi gempabumi.
 Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda
yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi
 Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari
kebakaran.
 Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.
 Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio,
makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan
bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari
reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.
- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di
sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari
apabila terjadi rekahan tanah.
- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika
terjadi pergeseran atau kebakaran.
- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.
- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang
mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa Bumi:

o Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan
menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka,
lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau
sekitar Anda.
o Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas,
apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada
hal-hal yang membahayakan.
o Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat
reruntuhan.
o Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.
o Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan).
Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.
o Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar
kerusakan yang terjadi.
o Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan
kita semuanya.
LONGSOR

Longsor menerjang Nagari Pasie Laweh, Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Padang,
Sumatera Barat, Rabu (29/9/2021) malam.

Setidaknya dua rumah tertimbun oleh tanah longsor, dan tujuh orang meninggal dalam bencana
alam tersebut.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Rumainur mengatakan terdapat 7 orang yang
tertimbun dan semuanya meninggal dunia.

"Iya meninggal satu keluarga, saat ini evakuasi masih berlangsung," katanya kepada
Liputan6.com, Kamis (30/9/2021).

Pada Rabu (29/9/2021) malam tiga orang korban sudah berhasil dievakuasi, sementara empat
lainnya masih dalam proses evakuasi Kamis (30/9/2021).

Ia menyebut tanah longsor terjadi akibat hujan deras yang mengguyur sejak Rabu pagi. Saat ini
tim BPBD Provinsi Sumbar telah turun ke lapangan untuk membantu melakukan proses
evakuasi.

"Selain evakuasi, tim juga melakukan pendataan," ujarnya.

Potensi Bencana Mengintai

Sebelumnya Kalaksa BPBD Sumbar, Erman Rahman mengatakan potensi bencana mengintai
provinsi ini hingga akhir tahun. Untuk itu mengingatkan masyarakat yang tinggal di lokasi rawan
bencana agar selalu meningkatkan kewaspadaan.

Menurutnya potensi bencana yang perlu diantisipasi hingga akhir tahun ini berupa banjir, banjir
bandang, dan longsor.

Untuk mengantisipasi dampak bencana hingga penghujung tahun nanti, pihaknya sedang
menyiapkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Sumbar tentang Siaga Darurat Bencana sampai 31
Desember 2021.

"Iya kita akan siaga darurat bencana alam hingga akhir tahun," ia menambahkan.
BANJIR DI IBU KOTA NEGARA INDONESIA

Pada Minggu (05/01) pagi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
mengeluarkan peringatan dini, yang ditindaklanjuti oleh BNPB dengan mengeluarkan imbauan,
khusunya bagi warga di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan sekitarnya.

"Ke depan masih ada potensi hujan ekstrem. Kami imbau, warga yang masih terkena banjir
untuk tetap berada di pengungsian, khususnya di daerah-daerah di mana air masih tinggi," kata
juru bicara BNPB, Agus Wibowo, kepada BBC News Indonesia, hari Minggu.

"Kemarin kami ke perumahan Pondok Jati Permai di Jati Asih, Bekasi. Di sana masih ada
genangan air setinggi 60 sentimeter," kata Agus.

Dengan prediksi adanya hujan ekstrem untuk beberapa waktu ke depan, ada kemungkinan air
akan naik.

Hujan dan longsor di Provinsi Jakarta, Banten, dan Jawa Barat sejauh ini menyebabkan 60 orang
meninggal dunia.

Menurut keterangan BNPB, korban jiwa di Jakarta dan Bogor masing-masing 16 orang, Kota
Bekasi dan Lebak masing-masing sembilan orang, dan sisanya di Kota Bogor, Kota Depok,
Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi.

"Terjadi penambahan jumlah korban di Kabupaten Lebak," ujar Agus.

Hingga Minggu (05/01) jumlah pengungsi berkurang menjadi sekitar 92.000 orang.

Agus mengatakan pengungsi di beberapa wilayah mengalami penurunan, karena telah kembali
ke rumah masing-masing.

Sehari sebelumnya, jumlah pengungsi 173.050 orang.

Data dari Kementerian Sosial menyebutkan korban meninggal termasuk tenggelam dan terseret
banjir di Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang dan terkena longsor di Depok.

Ketua BNPB Doni Monardo meminta warga yang tinggal di daerah aliran sungai di Jakarta
untuk mengungsi.
"Sebagaimana data yang sudah disampaikan BMKG curah hujan tinggi maka kawasan ini harus
segera dikosongkan, jangan biarkan saudara kita masih bertahan di daerah-daerah yang jaraknya
dengan bibir sungai sangat dekat karena tiba-tiba saja air bah bisa datang dan tidak ada
kesempatan untuk menyelamatkan diri," kata Doni.

Pada Kamis (02/01), data BNPB menyebutkan tinggi permukaan air di sejumlah tempat di
Jakarta sangat tinggi, termasuk di Manggarai.

Puluhan ribu orang diungsikan ke tempat-tempat penampungan sementara di ibu kota dengan
menggunakan perahu karet dalam banjir terparah sejak 2013 ini.

Gambar-gambar dari sejumlah tempat dari 41 titik yang tergenang di ibu kota menunjukkan
rumah-rumah terendam sampai atap rumah dan mobil-mobil terseret arus banjir.

Curah hujan tinggi yang melanda Jakarta dan sekitarnya, menurut BMKG, baru akan mencapai
puncaknya pada pertengahan Januari dan berlangsung sampai awal Maret.

Salah seorang korban di Jakarta termasuk seorang remaja pria berusia 16 tahun karena tersengat
listrik di Kemayoran dan tiga lainnya karena kedinginan, kata BNPB.

"Jenazah anak saya ditutupi dengan koran saat dua anak saya yang lain lewat," kata Farid, yang
menyebut diri sebagai ayah dari remaja 16 tahun itu.

"Orang-orang bertanya ada yang kenal dengan korban. Bila anak-anak saya tidak lewat, kami
tidak tahu putra saya meninggal," kata Farid seperti dikutip AFP.

Korban lain termasuk pasangan lanjut usia yang kedinginan setelah terperangkap di rumah
mereka di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, yang terendam air setinggi empat meter, akibat
meluapnya sungai.

Gubernur Jakarta Anies Baswedan menyatakan Rabu (01/01), "19.079 orang (yang mengungsi)
ditangani sepenuhnya oleh Pemprov DKI Jakarta."

Namun data warga yang mengungsi ini belum termasuk mereka yang tinggal di wilayah
Jabodetabek.

Evakuasi warga yang tinggal di wilayah tergenang dilakukan oleh tim terpadu termasuk Palang
Merah Indonesia.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengatakan mereka memadamkan sementara listrik di 724
wilayah yang terkena banjir, "Demi keselamatan masyarakat agar terhindar dari bahaya arus
listrik."

Curah hujan "mencapai rekor tertinggi" di sejumlah wilayah ibu kota, termasuk Halim, dan di
seputar Taman Mini, Jakarta Timur, menurut Kepala BNPB, Doni Monardo yang meninjau
wilayah banjir melalui udara hari Rabu (01/01).

Kepala Pusat Meteorologi Publik, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, (BMKG),
Fachri Radjab, mengatakan puncak hujan "kita perkirakan di pertengahan Januari hingga awal
Maret nanti".

Presiden Joko Widodo mengatakan melalui Twitter pada Rabu (01/01), telah memerintahkan
"semua jajaran terkait, untuk bergerak bersama-sama menyelamatkan warga, dan memberikan
rasa aman kepada masyarakat."

Banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya juga sempat mengganggu aktivitas Bandara Halim
Perdana Kusumah, namun bandara itu kemudian dibuka kembali pada Rabu sore.

Gubernur Jakarta, Anies Baswesdan, mengatakan bahwa pemerintah provinsi mengambil sikap
bertanggung jawab atas banjir yang melanda Jakarta.

"Kita hadapi dan kita selesaikan masalah yang ada sekarang ini dengan sebaiknya-baiknya ...
semoga kita bisa menanggulangi banjir ini sesegera mungkin," kata Anies kepada para
wartawan.

Ia juga meminta agar masyarakat mendapatkan informasi yang valid dan akurat soal banjir,
namun ia tidak memerinci lebih jauh.

Menurut BMKG, hujan dengan intensitas sedang-lebat yang mengguyur Jakarta sejak Selasa
(31/12) malam belum merupakan puncak musim hujan.

"Puncaknya kita perkirakan di pertengahan Januari hingga awal Maret nanti," ujar Kepala Pusat
Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab, kepada BBC News Indonesia.

Hujan tanpa henti yang mengguyur ibu kota Jakarta sejak malam pergantian tahun menyebabkan
genangan air setinggi 30 sentimeter hingga satu meter.

"Di Jakarta Timur, di Kampung Arus, itu mungkin yang agak dalam," ungkap Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Subejo, melalui sambungan telepon
(01/01).

Dari data yang dihimpun timnya, Subejo menuturkan bahwa air menggenangi berbagai titik di
hampir seluruh wilayah Jakarta dengan ketinggian bervariasi.

"Jakarta Timur ada 10 titik lokasi yang kita lakukan evakuasi dengan perahu karet, kemudian ada
di Pangadegan, Pancoran, terus Rawajati juga di Jakarta Selatan," tuturnya.

Selain itu, kawasan Kebon Jeruk dan Tanjung Duren di Jakarta Barat, Kelapa Gading di Jakarta
Utara dan Bendungan Hilir di Jakarta Pusat juga terdampak banjir.

Dampak banjir

Sejumlah kawasan permukiman di Jakarta dan sekitarnya terendam banjir dengan ketinggian
beragam.
Di Perumahan Mahkota Simprug, Tangerang, air menggenangi jalanan hingga masuk ke rumah-
rumah warga dengan tinggi sekitar 20-30 sentimeter.

Pada Kamis (02/01) banjir di kawasan sudah surut.

 Sentani, Papua: Banjir terparah, saat 'gereja sudah terendam'


 Hujan deras kembali turun, Bima dilanda banjir lagi

Pada Rabu (01/01), di Bendungan Hilir, seperti diunggah akun twitter TMC Polda Metro Jaya,
banjir menggenang setidaknya 40 sentimeter.

Pada hari tersebut, beberapa ruas jalan ibu kota pun lumpuh untuk sebagian kendaraan, seperti
underpass atau terowongan Kuningan yang tak bisa dilalui mobil sedan.

Perjalanan kereta rel listrik (KRL) juga terganggu akibat rel yang digenangi banjir.

Pembicaraan dengan tagar #Banjir sendiri hingga Rabu siang menjadi topik nomor satu di
Twitter Indonesia.

Waspada hujan lebat

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab, mengatakan curah "hujan di atas
Jakartanya sendiri tinggi intensitasnya."

Fachri mengingatkan bahwa yang patut diantisipasi adalah hujan lebat yang terjadi dalam satu
rentang waktu yang panjang.

"Misalnya dalam periode satu hari tapi hujannya lebat sekali, itu yang perlu diwaspadai."

Sementara itu, Kepala BPBD DKI Jakarta, Subejo, menilai penyebab banjir bukan hanya
intensitas hujan yang tinggi.

"Tambahan dari luapan Sungai Ciliwung juga ada, sehingga ada beberapa lokasi di Jakarta yang
memang tergenang air banjir," katanya.

Hingga saat ini pihaknya masih melakukan evakuasi warga dan mendata jumlah korban, baik
warga maupun tempat tinggal yang terendam banjir.

Warga pun diungsikan ke tempat-tempat pengungsian seperti masjid dan sekolah terdekat.

Ia memastikan bahwa bantuan telah disiapkan karena pihaknya telah mengantisipasi bencana
banjir tersebut.

"Otomatis nanti sudah langsung kita drop (turunkan) juga untuk bantuan kebutuhan dasarnya,"
katanya.
Hujan lebat di hampir seluruh Indonesia

Menurut Kepala Pusat Meteorologi Publik, BMKG, Fachri Radjab, intensitas hujan sedang-lebat
juga mengintai wilayah lain di Indonesia.

"Hampir seluruh wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan," ujarnya.

Beberapa daerah yang menurutnya patut mengantisipasi hujan dengan intensitas tinggi yaitu:

- Sumatera: Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung

- Sebagian besar Jawa

- Kalimantan: bagian barat dan utara

- Sulawesi: Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara

- Gorontalo

- Papua bagian tengah

BMKG memprediksi musim hujan baru akan berakhir di penghujung bulan April.

Program normalisasi sungai tak jalan, "tak akan ada perubahan"

Pada akhir April tahun lalu, banjir menyebabkan dua orang meninggal dunia dan lebih dari 2.300
orang mengungsi.

Sementara sepanjang tahun 2018, menurut data dari BPBD Jakarta, dalam 46 kasus banjir, lebih
dari 15.600 orang mengungsi.

Saat banjir April 2019, banyak warganet yang mempertanyakan kebijakan Anies Baswedan
dalam menanggulangi banjir termasuk dalam normalisasi sungai yang mencakup pembebasan
lahan di wilayah bantaran sungai.

Pengamat tata kota Yayat Supriatna mempertanyakan komitmen Anies dalam mengembalikan
fungsi sungai Ciliwung sebagai langkah mencegah banjir.

"Kalau Pak Anies tidak mampu melakukan pembebasan tanah terkait berbagai program
penanggulangan banjir di Jakarta, jadi tak akan ada perubahan," kata Yayat Rabu (01/01) kepada
BBC News Indonesia.
KEBAKARAN HUTAN

Saat ini kebakaran masih berlangsung di sejumlah lokasi, terutama di sekitar Kota Dumai dan
Pulau Rupat di Kabupaten Bengkalis.

"Ada beberapa daerah pesisir (yang terdampak). Dumai, Bengkalis, dan Rupat yang masih ada
(kebakaran). Jenis lahan yang terpapar banyak, ada lahan sawit, ada hutan. Ada ratusan hektare
kalau digabungkan. Tapi tidak semua yang terbakar, ada juga yang sudah padam," papar Kepala
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, kepada BBC News
Indonesia, Kamis (21/2).

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan 843 hektare lahan
terbakar di Provinsi Riau dari 1 Januari hingga 18 Februari.

Sebaran dari kebakaran mencakup Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 117 hektare, Dumai 43,5
hektare, Bengkalis 627 hektare, Meranti 20,2 hektare, Siak 5 hektare, Kampar 14 hektare, dan
Kota Pekanbaru 16 hektare.

Untuk menanggulanginya, Pemprov Riau menetapkan status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan
Lahan (Karhutla) mulai 19 Februari hingga 31 Oktober 2019.

"Siaga ini kita tetapkan seperti tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu siaga juga saya tetapkan 19
Februari. Dengan adanya penetapan siaga ini, seluruh komponen bisa lebih optimal. Kami bisa
minta bantuan kepada BNPB dan lainnya," jelas Edwar.

Pada Kamis (21/2) saja, menurut Edwar, pihaknya telah mengerahkan sedikitnya 100 personel
untuk memadamkan kebakaran yang terdiri dari TNI/Polri, tim Manggala Agni dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta anggota BPBD Riau sendiri.

Selain pengerahan personel, ada pula bantuan helikopter dari KLHK untuk melakukan
pengeboman air di lokasi kebakaran.

'Merasa sesak'

Kebakaran hutan dan lahan ini membuat warga merasakan dampaknya. Robby, misalnya,
seorang pegawai yang bekerja di pinggiran Kota Dumai.

"Mulai hari ini terasa udaranya sesak dan cuaca lebih panas," ujarnya.
Melalui peta daring, dia menunjukkan posisi dirinya berada di antara dua area kebakaran, yakni
Kecamatan Bukit Batu dan Pulau Rupat. Keduanya merupakan bagian dari wilayah Kabupaten
Bengkalis.

Di tengah kondisi ini, menurutnya, dia tidak melihat anak-anak sekolah yang memakai masker.

Kebakaran di suatu lahan di Riau pada 2019 sebagaimana dilaporkan BNPB.

Pada Rabu (20/02), Gubernur Riau, Syamsuar, mengaku mendapat pesan dari Presiden Joko
Widodo untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Riau.

"Ya tentunya ada pesan bapak presiden, karena bapak presiden punya perhatian besar terhadap
kebakaran hutan dan lahan," kata Syamsuar kepada wartawan usai dilantik di Istana Negara,
Rabu (20/02).

Dalam debat capres pada Minggu (17/02), Presiden Jokowi membanggakan soal keberhasilan
menangani kebakaran hutan dan lahan selama tiga tahun terakhir.

"Kita ingin kebakaran hutan, lahan gambut, tidak terjadi lagi. Ini bisa kita atasi. Dalam tiga tahun
tidak terjadi kebakaran hutan, lahan, dan gambut," papar Jokowi saat itu.

BANJIR DIKAMPAR

Banjir masih menggenangi permukiman warga di bantaran Sungai Kampar, Kabupaten Kampar,
Riau. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, sebanyak
7,967 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir. Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau Jim
Gafur menuturkam, banjir di Kampar merendam sembilan kecamatan, yakni Kecamatan Kampa,
Kampar Kiri, Kampar Kiri Hilir, Tambang, Siak Hulu, Kampar Utara, Rumbio Jaya, Kampar dan
Kecamatan Gunung Sahilan. "Untuk jumlah KK yang terdampak banjir 7.967 KK dengan jumlah
jiwa sebanyak 21.689 orang," kata Jim Kompas.com, Senin (16/12/2019).

Selain rumah warga, lanjut dia, banjir juga merendam 99 unit fasilitas umum, seperti sekolah,
rumah ibadah dan kantor pemerintahan, serta 5,679 hektar lahan pertanian, seperti kebun sawit,
karet, padi dan lainnya. Jim mngatakan, hingga hari ini dibeberapa titik banjir sudah mulai surut,
setelah buka pintu waduk PLTA Koto Panjang diperkecil. Bahkan, beberapa desa yang
sebelumnya terdampak banjir, saat ini sudah mulai mengering. "Banjir ini sifatnya fluktuatif.
Jadi dibagian hulu sungai sudah berangsur surut, sedangkan dibagian hilir bertambah naik," kata
Jim.

Sejauh ini, lanjutnya, belum ada korban jiwa yang disebabkan bencana alam tersebut. Meski
demikian, Jim mengimbau, kepada masyarakat untuk tetap waspada saat beraktivitas di
genangan banjir. Warga belum terima bantuan Pantauan Kompas.com, Senin siang di Desa Pulau
Rambai, Kecamatan Kampa, Kabupaten Kampar, Riau, banjir sudah jauh surut. Warga saat itu
tengah sibuk membersihkan rumahnya. Meski banjir sudah surut, warga mengaku belum terima
bantuan makanan dari pemerintah. "Selama empat hari banjir di sini, saya gak ada dapat
bantuan," akui Yulianis (41) salah seorang warga. Untuk makan, dia mengaku memanfaatkan
bahan pokok yang masih tersisa. "Beras sudah mau habis. Mau kerja cari uang belum bisa,"
katanya.

Sementara itu, banjir terparah merendam Desa Padang Luas, Kecamatan Tambang, yang berada
di hilir Desa Sungai Rambai. Sementara warga lain, Muhamad (61) mengatakan, terdapat satu
titik ketinggian banjir lebih dari satu meter, karena dataran rendah. "Sampai hari ini belum
bantuan dari pemerintah saya belum dapat. Cuma bantuan pribadi ada, kayak beras, minyak, gula
dan teh," katanya. Dia mengaku, sudah sempat berhutang ke warung untuk membeli beras,
minyak dan kebutuhan lainnya. "Uang habis, terpaksa berhutang lagi. Sekarang hutang di
warung sudah Rp 300.000, tinggal mikirin bagaimana bayarnya. Mau nyadap karet, kebun lagi
banjir," kata Muhamad dengan nada pasrah.

Sebagaimana diberitakan, luapan air Sungai Kampar mulai merendam rumah warga disejumlah
kecamatan di Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (12/12/2019). Aliran Sungai Kampar meluap,
setelah lima pintu air waduk PLTA Koto Panjang dibuka dengan ketinggian satu meter lebih.
Selama empat hari banjir semakin meluas. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 40 sentimeter
hingga 1,5 meter. Tak rumah warga, sejumlah sekolah juga terendam banjir yang membuat siswa
terpaksa diliburkan. Kemudian, ratusan hektar sawah petani juga terancam gagal panen akibat
diterjang banjir.

MELETUS GUNUG BERAPI


KARAKATAU

Berada dalam ring of fire antara lempeng Asia dan Indo-Asia juga Pasifik menciptakan negeri
Indonesia kaya akan gunung berapi dan juga gempa tektonik. Sebagian besar gunung berapi
yang ada di Indonesia adalah gunung berapi yang memiliki letusan yang besar dan eksplosif.
Maka dari itu, pada radius 10 hingga 20 kilometer dari gunung berapi menjadi kawasan yang
sangat berbahaya dan patut dihindari bagi pemukiman penduduk.

Ada sekitar 129 gunung berapi yang masih aktif di Indonesia atau sekitar 13 persen dari jumlah
seluruh gunung berapi di dunia. Gunung api ini berdiri sepanjang 7000 kilometer dari Aceh
hingga ke Sulawesi Utara, melewati Bukit Barisan, Kepulauan Jawa, Nusa Tenggara dan
Maluku. Pulau Jawa sendiri memiliki 35 gunung berapi atau 25 persen dari seluruh gunung
berapi di Indonesia.

Tak heran jika Jawa memiliki beberapa pengalaman bencana letusan gunung berapi yang besar
salah satunya adalah peristiwa meletusnya Krakatau pada 26 Agustus 1883. Berikut ini informasi
lengkap mengenai peristiwa 26 Agustus 1883, meletusnya Gunung Krakatau di Selat Sunda telah
dirangkum merdeka.com melalui liputan6.com dan eprints.undip.ac.id.

Menjadi Letusan Maha Dahsyat Sepanjang Sejarah

Dalam sejarah vulkanologi di Indonesia, diperkirakan sekitar 175.000 manusia tewas akibat
bencana letusan gunung berapi sejak 400 tahun yang lalu. Di mana pada periode yang sama,
jumlah korban tewas akibat letusan gunung berapi di dunia mencapai 300.000 orang, itu artinya
setengahnya adalah dari Indonesia.

Letusan gunung Krakatau pada 1883 menjadi salah satu letusan gunung berapi yang sangat
dahsyat dan berbahaya dalam sejarah bencana di Indonesia. Letusannya yang hebat telah
meruntuhkan sebagian besar tubuh gunung berapi bersama Pulau Rakata ke dalam laut. Hanya
kalderannya saja yang muncul di atas permukaan laut dan fenomena ini hanya terjadi pada
Krakatau dan Tambora dalam sejarah gunung berapi di abad ke-19.

Saat meletus pada 26 dan 27 Agustus 1883, Krakatau mengeluarkan jutaan ton batu, debu dan
magma, materialnya menutupi wilayah seluas 827.000 km. Pada hari kedua, letusan Krakatau
diikuti oleh gelombang besar tsunami yang membawa material vulkanik berupa magma dan batu
panas menghantam pesisir Lampung dan Banten.

Empat ledakan jahat yang terjadi membikin tuli orang-orang yang berada dekat dengan Gunung
Krakatau. Bahkan, gelagarnya terdengar hingga Perth, Australia yang jaraknya 4.500 kilometer.

Memunculkan Gunung Api yang Dikenal Anak Krakatau

Dikutip dari situs sains LiveScience, muncul dinding air setinggi 120 kaki atau 36,5 meter, yang
dipicu melesaknya Krakatau dan naiknya dasar laut. Di wilayah pesisir, suara gelegar terdengar
dari kejauhan, suaranya kian dekat dan kuat.

Laut pun kemudian menggila. Di mana ledakan tersebut melemparkan sekitar 45 kilometer kubik
material vulkanik ke atmosfer.

Menggelapkan langit yang menaungi wilayah yang berada di radius 442 km dari Krakatau.
Barograf di seluruh dunia mendokumentasikan tujuh kali gelombang kejut.

Digambarkan, dalam 13 hari, lapisan sulfur dioksida dan gas lainnya mulai menyaring jumlah
sinar matahari yang bisa mencapai Bumi. Efek atmosfer yang diakibatkan membuat
pemandangan matahari terbenam yang spektakuler di seluruh Eropa dan Amerika Serikat.

Suhu global rata-rata mencapai 1,2 derajat lebih dingin selama lima tahun setelahnya. Pasca
erupsi dahsyat Krakatau hancur sama sekali. Mulai pada 1927 atau kurang lebih 40 tahun
setelahnya, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau.

Dia terus meletus secara sporadis sejak saat itu. Ia sedang bertumbuh, terus mendekati ukuran
induknya yang hancur berkeping.
STUNAMI DI PALU

28 September, malam

Sebagian penduduk sedang sibuk mempersiapkan festival di pantai untuk merayakan hari ulang
tahun Kota Palu. Lapak-lapak pedagang sudah berjajar di sepanjang pantai, siap menjual
beragam penganan, mulai dari camilan gorengan hingga mi. Di antara mereka adalah putri Irma
yang menitipkan anak-anaknya ke sang nenek sehingga dia bisa menikmati perayaan malam itu.

Matahari mulai tenggelam sehingga teriknya perlahan pudar, berganti dengan sejuknya malam.

Sekitar 16 kilometer sebelah selatan dari pesisir Kota Palu, para remaja dari sekolah menengah
atas asal Kecamatan Sigi Biromaru sedang berada di Gereja Jono Oge untuk mengikuti kajian
Alkitab.

Rencananya malam itu mereka akan bersantap bersama, mengadakan permaianan kelompok, dan
menonton film sebelum pergi tidur.

Di Kelurahan Petobo, Ersa Fiona yang berusia 21 bulan sedang bermain dengan kakaknya,
Chandra Irawan, 11, sementara sang ibu sedang sibuk mengurus adik mereka yang paling kecil.

Gempa mengguncang

Pada pukul 18.02 WITA, bencana terjadi. Tanah yang mereka injak tiba-tiba berguncang kuat,
jalan-jalan terbelah seperti ombak, dan bangunan-bangunan ambruk.

Gempa berkekuatan 7,4 pada skala Richter telah melanda Palu di Sulawesi Tengah. Gempa ini
bukanlah yang pertama, tapi inilah yang terkuat.

Di Kelurahan Petobo, tempat Ersa Fiona sedang bermain, tanah seketika berubah seperti lumpur
hisap. Kakaknya, Chandra Irawan, menarik tangannya dan mereka langsung berlari.

Di kawasan lain, sejumlah penyintas mengatakan mereka dikejar gelombang lumpur yang
melahap bangunan dan menyeret manusia ke dalamnya.

Gereja tempat lebih dari 80 pelajar sedang mengikuti kajian Alkitab, bergerak sejauh 2 kilometer
dari tempat asalnya.

18.05 WITA

Lima menit kemudian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis
peringatan tsunami. Lembaga itu mewanti-wanti gelombang laut akan mencapai 0,5 sampai tiga
meter. Antara tiga hingga enam menit berikutnya Kota Palu diterjang ombak setinggi enam
meter.

Masyarakat setempat hanya punya waktu 10 menit, dari saat gempa mengguncang sampai
tsunami menerpa, untuk melarikan diri ke tempat tinggi.
Tatkala Nur menyaksikan gelombang tinggi menunju rumahnya di pesisir, dia menarik dua
anaknya dan berlari.

"Kami lari menyelamatkan diri, gelombangnya mengejar kami. Kami dan gelombang seperti
balapan. Saya tidak pakai sepatu dan kaki saya berdarah-darah."

Gempa tersebut ternyata juga merusak jaringan listrik dan komunikasi. Itu artinya banyak orang,
termasuk Nur, tidak menerima peringatan tsunami.

Indonesia sebenarnya punya sistem deteksini dini tsunami, namun "sangat terbatas".

Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, mengatakan kepada BBC News
Indonesia bahwa dari 170 sensor gempa yang dimiliki BMKG, anggaran pemeliharaan hanya ada
untuk 70 sensor.

Bahkan, perangkat pemantau ombak terdekat dengan Palu, yang mendeteksi tsunami ini, berada
sejauh 200 kilometer. Dan perangkat itu hanya bisa mendeteksi kenaikan ombak setinggi 6cm,
yang saat itu dinilai "tidak signifikan".

Pada 28 September di Palu, getaran-getaran kecil terjadi sepanjang hari, namun gempa 7,4 pada
skala Richter berlangsung saat Patahan Palu Koro yang melintasi Kota Palu, bergeser sekitar 10
kilometer di bawah permukaan tanah.

Sejak saat itu, ada sedikitnya 500 gempa susulan di Palu, yang sebagian besar di antaranya tidak
dirasakan warga. Wilayah Indonesia sangat berpotensi terjadi gempa bumi karena posisinya yang
berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indoaustralia dan Pasifik.

Selain berada di antara lempeng-lempeng utama dunia, posisi Indonesia terletak di Cincin Api
Pasifik (Ring of Fire) yaitu daerah 'tapal kuda' sepanjang 40.000 km yang sering mengalami
gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik.

Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di
sepanjang Cincin Api ini.

Bagaimana bisa kenaikan permukaan laut setinggi 6cm, yang dideteksi BMKG setelah gempa,
bisa membentuk gelombang setinggi 6 meter? Itu karena bentuk Teluk Palu.

Wujudnya yang panjang dan menyempit menyebabkan kecepatan dan tinggi gelombang semakin
bertambah saat menuju Kota Palu.

Saat pertama menerjang, tsunami merontokkan Jembatan Ponulele yang menghubungkan Palu
Timur dan Palu Barat. Mengambil nama mantan Gubernur Sulawesi Tengah, Aminuddin
Ponulele, jembatan kuning itu merupakan ikon Kota Palu. Kini, sebagian jembatan tersebut
roboh dan tenggelam.

Gelombang tsunami menerjang bagian ujung Teluk Palu, kawasan yang paling banyak dihuni
penduduk di Kota Palu dan seluruh Sulawesi Tengah.

Berdasarkan data statistik Pemkot Palu, ada 374.000 yang tercatat bermukim di kota tersebut
pada 2016.

Tayangan video yang diambil dari Palu Grand Mall menggunakan sebuah telepon seluler,
memperlihatkan air di tepi pantai surut beberapa meter menuju lautan lepas. Beberapa menit
kemudian, air keruh mengelilingi kawasan tersebut seraya menyeret mobil dan pohon. Video di
bawah didapat dari juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo
Purwo Nugroho.

Gelombang tsunami juga melahap seluruh desa-desa nelayan serta sebagian besar infrastruktur.

Saat artikel ini ditulis, jumlah korban meninggal dunia mencapai 2.073 orang. Kebanyakan
meninggal akibat tsunami, menurut BNPB.

Selain itu, sebanyak 10.679 orang cedera, 680 orang hilang, dan 82.775 menjadi pengungsi.

Tidak ada korban yang ditemukan dalam keadaan hidup sejak pencarian memasuki hari ketiga.

Setelah gempa dan tsunami melanda, ada fenomena lain yang terjadi, yaitu likuifaksi.

Likuifaksi berlangsung pada tanah berpasir yang mudah terendam air, seperti tanah di Kota Palu
yang dekat dengan laut.

Guncangan yang ditimbulkan gempa menyebabkan tanah kehilangan ikatan sehingga melarut
seperti air dan mengalir, membawa bangunan dan kendaraan di atasnya ikut serta.

Di perumahan Balaroa, Kota Palu, sekitar 1.700 rumah tertelan bumi setelah gempa
menyebabkan tanah menjadi cair, sebut Badan SAR Nasional. Ratusan hingga ribuan oran
diyakini terkubur.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, mengatakan likuifaksi
menyebabkan banyak orang meninggal dunia. Fenomena ini, menurutnya, terjadi di sebuah
perumahan yang menampung 1.333 rumah.

Muzair, 34, mengaku rumahnya hanyut dan bergeser beberapa meter ke jalan. "Rumah-rumah
tetangga saya menumpuk satu sama lain," katanya.

Ketika bencana terjadi, pemerintah Indonesia tidak serta-merta menerima bantuan asing. Namun,
Presiden Joko Widodo akhirnya memutuskan menerima bantuan internasional beberapa hari
kemudian, setelah skala kerusakan di Sulawesi Tengah lebih jelas.

Ada sejumlah negara yang menawarkan bantuan dalam bentuk uang tunai maupun barang.
Secara kolektif, Inggris, Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru, berikrar memberikan
US$20,8 juta, menurut Departemen Luar Negeri Australia pada 10 Oktober

Menyalurkan bantuan pokok ke daerah terdampak bencana terbukti menjadi tantangan lantaran
penerbangan ke Kota Palu amat terbatas, mengingat sebagian landasan Bandara Mutiara Sis Al-
Jufri rusak.

Hal ini membuat para relawan dan pekerja kemanusiaan harus mencapai Kota Palu melalui jalur
darat yang melelahkan. Bahkan, akses ke Donggala terputus sehingga bantuan baru bisa
disalurkan beberapa hari setelah bencana menggunakan helikopter.

Selang beberapa hari kemudian, di tengah aksi kemanusiaan sedang berlangsung, pemerintah
Indonesia merilis aturan yang menyebutkan bahwa "bagi NGO asing yang sudah telanjur
menerjunkan relawannya tetapi tidak memiliki izin, diimbau untuk menarik relawan dari wilayah
terdampak bencana".

Pengumuman itu memicu keprihatinan bahwa kemampuan NGO dalam menyalurkan bantuan
kini terhambat.
Bagaimanapun, juru bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, berkeras LSM internasional harus
tetap mengikuti prosedur yaitu melapor terlebih dahulu melalui Kementerian Luar Negeri.

"Tidak ada ruginya (relawan berdatangan), asal sesuai dengan persyaratan. Apa sih susahnya
lapor? Izin?" kata Juru Bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dengan suara meninggi dalam
jumpa pers di Graha BNPB Jakarta, Kamis (11/10).

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan keputusan melarang lembaga
asing terjun langsung ke kawasan bencana di Palu dan Donggala tidak dimaksudkan untuk
mencegah masuknya bantuan dan relawan.

"Akan tetapi untuk memastikan bahwa mereka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
lembaga terkait di Indonesia yang memimpin upaya penyelamatan dan pemulihan," kata juru
bicara Kemenlu Indonesia, Arrmanatha Nasir kepada BBC News Indonesia.

Menurutnya, koordinasi seperti itu sangatlah penting, sehingga nantinya dapat dipastikan
kehadiran ormas dan relawan asing itu tidak justru menghambat upaya penyelamatan dan
pemulihan.

Di seantero Kota Palu, sejumlah warga masih mencari kerabat mereka. Kebanyakan mungkin
tidak akan tahu apa yang terjadi pada mereka. Tak ada pula pusara yang bisa dikunjungi.

"Kami telah mencari siang-malam," kata Irma, yang putrinya mendatangi acara perayaan di
pantai ketika tsunami menerjang.

"Dia belum pulang, kapan dia akan pulang?" lanjutnya dengan mata berkaca-kaca.

Setelah mengais-ngais lumpur selama berhari-hari, jasad ibunda Ersa Fiona ditemukan dalam
keadaan sedang memeluk bayinya—adik Ersa Fiona.

"Setelah menyuruh anak-anak yang lebih tua untuk berlari, dia mungkin kembali ke rumah untuk
mengambil sesuatu. Kami bersyukur bisa menemukannya dan menguburkannya di pemakaman
keluarga, sementara banyak orang ditempatkan di kuburan massal," kata Sudarmin, salah
seorang kerabat.

Gereja Jono Oge yang menggelar kajian Alkitab saat gempa mengguncang kini sudah berubah
menjadi puing-puing dan tidak ada korban selamat yang berhasil ditemukan di sana.

Di antara reruntuhan, ada sebuah foto yang menampilkan 40 pelajar berbalut seragam putih-abu-
abu sedang tersenyum.

Sebuah buku harian juga ditemukan atas nama Julitha. Di dalamnya ada sederet tulisan tangan
tertanggal 8 Agustus 2018 berbunyi: "Segala sesuatu ada masanya, apakah itu di laut, darat,
maupun di udara."

Belum diketahui apakah Julitha ada di antara korban hilang atau meninggal dunia.

Pemerintah berencana mendirikan monumen nasional di tempat itu untuk mengenang para
korban.

Perlu waktu bertahun-tahun bagi masyarakat untuk membangun kembali, walau mungkin mereka
tidak pernah bisa melupakan apa yang diambil dari mereka.

LONGSOR DI JAWA BARAT


Sebanyak lima orang meninggal dalam bencana longsor yang menimpa petani di Desa Pasir
Panjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Data tersebut
disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho
berdasarkan laporan dari bupati Brebes yang berada di lokasi longsor, Kamis (22/2/2018) sekitar
pukul 14.30 WIB. Korban 5 meninggal adalah Karsini, Sapto, Wati, Radam, dan Kiswan. Selain
korban meninggal, bencana alam ini juga mengakibatkan 15 orang hilang dan 14 orang terluka.
Hingga kini, tim SAR gabungan terus melakukan evakuasi korban longsor. Sutopo, dalam press
release yang disebar melalui WhatsApp, Sutopo menjelaskan, pencarian korban longsor
dilakukan oleh Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, relawan, dan
masyarakat. "Tim SAR kesulitan mencari korban karena tanah masih bergerak, material longsor
gembur, tebal dan cukup luas. Alat berat belum dapat digunakan untuk mencari korban," kata
Sutopo, Kamis.

Kesulitan lainnya dalam pencarian adalah cuaca mendung berpotensi hujan. Prinsip safety first
dijadikan pedoman tim SAR gabungan dalam pencarian korban. "BPBD Kabupaten Brebes
sedang mengajukan penetapan status tanggap darurat bencana longsor kepada bupati Brebes,"
kata Sutopo. Rencana masa tanggap darurat selama 14 hari mulai diberlakukan dari 22 Februari
2018 hingga 7 Maret 2018. Status tanggap darurat diperlukan untuk kemudahan akses
penanganan darurat longsor. "Pendataan masih dilakukan. Saat masa darurat seperti saat ini data
akan selalu bergerak. Korban hilang didasarkan pada laporan warga sekitar," tandas Sutopo. Dia
mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati lokasi longsor karena berbahaya adanya longsor
susulan. Apalagi jika terjadi hujan, material longsor yang labil akan mudah terjadi longsor
susulan.

Dijelaskan, lokasi longsor di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, termasuk kategori zona
rawan sedang hingga tinggi longsor. Mahkota longsor dari perbukitan di hutan produksi
Perhutani BKPB Salem Petak 26 PlRPH Babakan longsor kemudian menimbun sawah di bagian
bawah. "Saat longsor, cuaca tidak hujan. Lahan pertanian sawah berada di bagian bawah agak
jauh dari perbukitan mahkota longsor," katanya.

Anda mungkin juga menyukai