Anda di halaman 1dari 5

KLIPING BENCANA ALAM

Hikmah Putri Aulia


5A
SDN 01 Kertajaya
Bencana Alam
Bencana alam adalah kejadian yang perlu di hindari. Salahsatunya adalah dengan menjaga
lingkungan sekitar kita tetap asri dan bersih. Di indonesia banyak daerah-daerah yang
berpotensi mengalami bencana alam. Bencana alam ini bisa disebabkan oleh ulah manusia
dan juga secara alami.
Potensi-potensi bencana yang ada di Indonesia misalnya gempa bumi, gunung meletus,
banjir, kebakaran hutan, kabut asap, tsunami, banjir air bah, tanah longsong, tanah bergerak,
kekeringan atau tandus, wabah penyakit dan masih banyak yang lainya.

1. Gempa Bumi
Gempa Bumi di Cianjur

Gempa bumi mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar). Gempa Cianjur
menyebabkan ratusan orang tewas dan luka-luka. Selain itu, gempa Cianjur terasa kuat
hingga ke Jakarta, Depok, Bogor dan Tangerang Selatan.
Kekuatan gempa Cianjur adalah 5,6 magnitudo. Gempa terjadi pukul 13.21 WIB, Senin, 21
November 2022. Lokasi gempa di 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur. Pusat
gempa di 10 km barat daya dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. BMKG juga melaporkan
bahwa gempa Cianjur ini tidak menimbulkan potensi tsunami.
Hingga Selasa, 22 November 2022 banyaknya korban jiwa dalam peristiwa gempa Cianjur
akibat tertimpa bangunan yang tidak mampu menahan guncangan gempa. Sebagai informasi,
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengonfirmasikan ada sebanyak 162 korban yang
meninggal dunia dan 326 luka-luka akibat gempa Cianjur.
2. Banjir
Banjir di Makassar

Hujan deras yang terjadi sejak Senin, 13 Februari 2023 pukul 03.00 WITA hingga siang hari
disertai naiknya permukaan air laut menyebabkan banjir di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi
Selatan.

Data dari Pusdalops BNPB menyebutkan wilayah terdampak berada di tujuh Kecamatan,
terdiri dari Manggala, Ujung Pandang, Rappocini, Mamajang, Tamalanrea, Biringkanaya,
dan Makassar. Akibat banjir tersebut sebanyak 554 KK dan 1869 jiwa mengungsi dan
sebagaian besar dievakuasi di 21 titik pengungsian. Kerugian material akibat banjir
menyebabkan 554 unit rumah terendam. Selain itu luapan air menyebabkan genangan antara
50 cm hingga 100 cm, sehingga akses dan aktivitas warga menjadi terganggu karena
kendaraan tak bisa melintas.

Upaya Penanganan bencana banjir dilakukan oleh Tim BPBD Kota ke lokasi kejadian
membantu mengevakuasi warga dan barang-barang serta melakukan pendataan rumah
terdampak dan kebutuhan mendesak.

BPBD Kota Makasar melaporkan pada Senin, 13 Februari 2023 banjir sudah berangsur surut
namun cuaca masih hujan. Prakiraan cuara per 14 sampai 15 Februari 2023 Berdasarkan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca Kota Makasar didominasi
cuaca hujan berawan pada siang hari, dan hujan pada malam hari.

Mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi Badan Nasional Penanggulangan Bencana


(BNPB) mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah daerah untuk selalu waspada dan
siaga. Pastikan saluran drainase bekerja optimal dan perkuat jejaring peringatan dini tingkat
komunitas.
3. Tsunami

Tsunami Aceh

Tsunami Aceh adalah salah satu bencana terbesar di Indonesia. Tsunami Aceh terjadi pada 26
Desember 2004. Gelombang tsunami menyapu pesisir Aceh pasca gempa dangkal
berkekuatan M 9,3 yang terjadi di dasar Samudera Hindia. Gempa yang terjadi, bahkan
disebut ahli sebagai gempa terbesar ke-5 yang pernah ada dalam sejarah.

Kejadian itu terjadi pada hari Minggu, hari yang semestinya bisa digunakan oleh masyarakat
untuk beristirahat, berkumpul bersama keluarga, dan menikmati libur akhir pekan bersama.
Tapi tidak dengan Minggu saat itu, masyarakat justru harus berhadapan dengan alam yang
tengah menunjukkan kekuatannya, sungguh kuat.

Tsunami Aceh didahului gempa yang terjadi pada pukul 07.59 WIB. Tidak lama setelah itu,
muncul gelombang tsunami yang diperkirakan memiliki ketinggian 30 meter, dengan
kecepatan mencapai 100 meter per detik, atau 360 kilometer per jam.

Gelombang besar nan kuat ini tidak hanya menghanyutkan warga, binatang ternak,
menghancurkan pemukiman bahkan satu wilayah, namun juga berhasil menyeret sebuah
kapal ke tengah daratan. Kapal itu ialah Kapal PLTD Apung yang terseret hingga 5 kilometer
dari kawasan perairan ke tengah daratan.

Berdasarkan Kompas.com (26 Desember 2020), jumlah korban dari peristiwa alam tsunami
Aceh tersebut disebut mencapai 230.000 jiwa. Jumlah itu bukan hanya datang dari Indonesia
sebagai negara terdampak paling parah, namun juga dari negara-negara lain yang turut
mengalami bencana ini.
4. Gunung Meletus

Erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta

Gunung merapi merupakan salah satu gunung teraktif di dunia yang memiliki siklus puncak
erupsi setiap dua hinga lima tahun. Dalam kurun waktu 10 tahun terahir, tercatat 2 letusan
besar yang terjadi. Letusan besar pertama terjadi pada tahun 2006, tepatnya pada Juni2006
dan yang kedua yaitu erupsi yang terjadi pada 5 November 2010.
Erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Jumat dini hari 5 November 2010 merupakan erupsi
terbesar sejak tahun 1872. Luncuran awan panas mencapai yang 15 km merupakan luncuran
awan panas terpanjang sejak 1872 silam yang mencapai 11- 12 km. Letusan pada 5
November menewaskan lebih dari 200 korban.
Wilayah yang terkena dampak dari letusan gunung merapi merupakan wilayah yang berjarak
sekitar 16-18 km dari puncak Merapi. Letusan itu bahkan menghempaskan kubah Merapi
yang baru terbentuk. Jika dibandingkan dengan letusan yang terjadi pada tahun 2006, letusan
gunung Merapi pada november 2010 ini mengeluarkan energi yang jauh lebih besar. Jika
sebelumnya guguran lava hanya menjangkau 3-4 km dari puncak, pada tahun 2010 jarak
guguran lavamencapai lebih dari 10 km.
Tanda-tanda terjadinya erupsi pun juga terdapat perbedaan, jika pada tahun 2006 terdapat
kubah lava yang terbentuk terlebih dahulu sehingga ketika kubah lava tersebut tidak stabil
dan kemudian gugur, saat itulah terjadi awan panas. Akan tetapi pada erupsi tahun 2010 hal
tersebut tidak terjadi, justru yang terjadi adalah erupsi yang berupa letusan (eksplosif)
sehingga resikonya lebih besar. Selain hal- hal yang telah disebutkan sebelumnya, jika ditilik
dari jumlah korban erupsi merapi pada tahun 2010 jauh lebuh banyak yaitu mencapai 275
korban (menurut BNPB) yang mencakup warga DIY dan jawa Tengah. Sedangkan erupsi
pada tahun 2006 menelan 2 korban jiwa.

Anda mungkin juga menyukai