Anda di halaman 1dari 7

KLIPING BENCANA ALAM

DI INDONESIA
Kliping ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Pendidikan
Lingkungan Hidup (PLH) Tahun 2021

Taqi Zaidan Rafif


Kelas VIA
SDN 2 MUNJULJAYA
KLIPING BENCANA ALAM DI INDONESIA

1. Gempa Bumi

Gedung Kantor Gubernur Sulawesi Barat, Sulawesi Barat

Pusat Gempa Sulawesi Barat 15 Januari 2021 Gedung Keuangan Negara yang rusak akibat gempa
bumi, di Mamuju

Gempa bumi Sulawesi Barat 2021 adalah sebuah gempa darat berkekuatan


6,2 Magnitudo yang melanda pesisir barat Pulau Sulawesi, Indonesia pada tanggal 15
Januari 2021, pukul 02.28 WITA. Pusat gempa berada di 7 km timur
laut Majene, Sulawesi Barat dengan kedalaman 10 km. Guncangan gempa bumi
dirasakan di sebagian besar bagian barat Pulau Sulawesi hingga pantai timur Kalimantan
Dengan memperhatikan lokasinya dan kedalaman hiposenter, maka gempa bumi ini
merupakan jenis gempa bumi dangkal yang diduga kuat akibat aktivitas Sesar Naik
Mamuju. Sesar ini diketahui memiliki laju geser 2 milimeter per tahun. Hal ini didukung
oleh hasil analisis mekanisme sumber gempa ini memiliki mekanisme sesar naik (thrust
fault).
Guncangan gempa ini dirasakan di Kabupaten Majene dan Mamuju dengan skala V–
VI MMI, di Mamasa, Polewali Mandar serta di Makassar dengan skala IV–V MMI, serta
di Palu dengan skala III–IV MMI. Gempa ini juga dilaporkan dirasakan oleh
masyarakat Parepare, Wajo, Tana Toraja, Pangkep bahkan hingga Kotabaru dan
Batulicin di Kalimantan Selatan, serta Balikpapan di Kalimantan Timur. Gempa dirasakan
pada skala VIII dalam skala mercalli di Kecamatan Tapalang, Mamuju.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan 90 orang
meninggal dunia, 47 orang di antaranya berasal dari Kabupaten Mamuju. Sementara itu,
korban luka berat sebanyak 12 orang, 200 orang luka sedang dan 425 orang luka
ringan. Kerusakan terjadi pada sejumlah bangunan di antaranya Gedung Keungan
Negara, Maleo Town Square, toko, swalayan, sekolah, dan Rumah Sakit Mitra Manakarra
yang ambruk, serta bagian depan kantor Gubernur Sulawesi Barat. Kantor menara
pemandu lalu lintas di Bandar Udara Tampa Padang dan Rutan Mamuju juga dilaporkan
mengalami kerusakan.

2. Tsunami

Foto Masjid Rahmatullah Lampuuk Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, yang dipublish oleh AFP pada
tahun 2004 lalu, menyedot perhatian masyarakat dunia. Sebab masjid ini yang berada di pemukiman
padat penduduk, di bibir pantai Samudera Hindia ini, menjadi satu-satunya bangunan yang selamat
dalam bencana tsunami 26 Desember 2004

Gempa bumi di Aceh tahun 2004 terjadi pada pukul 08:58:53 WIB tanggal 26
Desember 2004 episentrumnya terletak di lepas pantai barat Sumatra, Indonesia.
Guncangan gempa tersebut berskala 9,1–9,3 dalam skala kekuatan Momen dan IX
(Violent) dalam skala intensitas Mercalli. Gempa bumi megathrust bawah laut terjadi
ketika Lempeng Hindia didorong ke bawah oleh Lempeng Burma dan memicu
serangkaian tsunami mematikan di sepanjang pesisir daratan yang berbatasan
dengan Samudra Hindia. Gelombang tsunami yang tingginya mencapai 30 meter (100 ft)
menewaskan 230.000 – 280.000 jiwa di 14 negara dan menenggelamkan sejumlah
permukiman pesisir. Gempa dan tsunami ini merupakan salah satu bencana alam paling
mematikan sepanjang sejarah. Indonesia adalah negara yang dampaknya paling parah
selain Sri Lanka, India, dan Thailand.
Ini adalah gempa bumi terbesar ketiga yang pernah tercatat di seismograf dan durasi
patahan terpanjang sepanjang sejarah (antara 8,3 dan 10 menit). Gempa ini
menyebabkan seluruh planet Bumi bergetar 1 sentimeter (0,4 inci) dan memicu aktivitas
gempa di berbagai wilayah, termasuk Alaska. Episentrumnya terletak antara
Pulau Simeulue dan Sumatra. Penderitaan masyarakat dan negara
terdampak mendorong berbagai negara untuk memberi bantuan kemanusiaan.
Masyarakat internasional secara keseluruhan menyumbangkan lebih dari US$14 miliar
(2004) dalam bentuk bantuan kemanusiaan. Peristiwa ini dikenal di kalangan
peneliti sebagai gempa bumi Sumatra–Andaman. Tsunami yang terjadi sesudahnya
mendapat berbagai julukan, termasuk tsunami Samudra Hindia 2004, tsunami Asia
Selatan, tsunami Aceh, tsunami Indonesia, tsunami Natal, dan tsunami Boxing Day.

3. Longsor

Longsor di Desa Cihanjuang, Sumedang, Jawa Barat Tahun 2021

Pada 9 Januari 2021, tanah longsor menimpa Cihanjuang, Cimanggung,


Sumedang, Jawa Barat, Indonesia. 40 jiwa ditemukan tewas dan beberapa rumah
hancur tertimpa longsoran tanah. Tanah longsor disebabkan hujan deras sebelumnya.

Longsor susulan juga dilaporkan terjadi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah


Sumedang menyebut bencana disebabkan longsor pada tebing setinggi 20 meter dan
panjang 40 meter hingga menimbun 14 rumah.
4. Letusan Gunung Berapi

Gunung Merapi kembali mengeluarkan lava pijar yang teramati dari Tunggularum, Wonokerto, Turi,
Sleman, Yogyakarta, Kamis (7/1/2021)

Gunung Merapi (secara harfiah berarti Gunung Api dalam bahasa Indonesia


dan Jawa), adalah stratovolcano aktif yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah
dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta , Indonesia . Ini adalah gunung berapi
paling aktif di Indonesia dan telah meletus secara teratur sejak tahun 1548. Terletak
sekitar 28 kilometer (17 mil) di utara kota Yogyakarta yang berpenduduk 2,4 juta, dan
ribuan orang tinggal di lereng gunung berapi, dengan desa setinggi 1.700 meter
(5.600 kaki) di atas permukaan laut .
Asap sering terlihat muncul dari puncak gunung, dan beberapa letusan telah
menyebabkan korban jiwa. Aliran piroklastik dari ledakan besar menewaskan 27
orang pada 22 November 1994, sebagian besar di kota Muntilan , sebelah barat
gunung tersebut. Letusan besar lainnya terjadi pada tahun 2006, sesaat
sebelum gempa bumi Yogyakarta . Mengingat bahaya yang ditimbulkan Merapi ke
daerah-daerah berpenduduk, itu telah ditetapkan sebagai salah satu Gunung Api
Dekade.

Pada tanggal 20 Oktober 2010, pemerintah Indonesia meningkatkan


kewaspadaan terhadap Gunung Merapi ke level tertinggi dan memperingatkan
penduduk desa di daerah yang terancam untuk pindah ke tempat yang lebih aman.
Orang yang tinggal dalam kisaran zona 20 km (12 mil) disuruh mengungsi. Pejabat
berkata sekitar 500 gempa bumi vulkanik telah tercatat di gunung tersebut selama
akhir pekan tanggal 23-24 Oktober, dan bahwa magma telah naik menjadi sekitar 1
kilometer (3.300 kaki) di bawah permukaan karena aktivitas seismik. Pada sore hari
tanggal 25 Oktober 2010, Gunung Merapi meletus lahar dari lereng selatan dan
tenggara.

Gunung Merapi Kembali Meletus pada tahun 2021, letusan yang dimulai pada 4
Januari 2021 menyebabkan evakuasi di wilayah Yogyakarta. Otoritas geologi telah
menetapkan tingkat kewaspadaan tertinggi kedua pada November setelah sensor
mendeteksi peningkatan aktivitas yang memperingatkan bahwa situasi bisa menjadi
lebih tidak stabil.
5. Banjir

Luapan air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito, Kalimantan Selatan

Banjir Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Jumat (15/1/2021)

Banjir Kalimantan Selatan 2021 adalah bencana banjir yang menimpa beberapa


kota dan kabupaten di Kalimantan Selatan, yaitu Kota Banjarmasin, Kabupaten Tanah
Laut, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Hulu Sungai
Tengah, Kabupaten Balangan, dan Kabupaten Hulu Sungai Utara pada Januari 2021.
Ketinggian air beragam: 30 sentimeter, 50 sentimeter, 2 meter, bahkan 3
meter. Wilayah Kalimantan Selatan berstatus tanggap darurat banjir per 14 Januari
2021.

Banjir diduga disebabkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi sehingga memicu
luapan air sungai sejak 9 Januari 2021. Di Kecamatan Pelaihari, air sungai telah meluap
sejak Minggu, 3 Januari 2021. Namun, Direktur Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia Kalimantan Selatan, Dwi Cahyono, berpendapat bahwa banjir disebabkan
oleh degradasi lingkungan akibat ratusan lubang pertambangan yang tidak
dilakukan reklamasi dan hampir lima puluh persen dari 3,7 juta hektar lahan dikuasai oleh
perusahaan tambang dan kelapa sawit.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah melakukan analisis
mengenai penyebab banjir yang terjadi sejak 12–13 Januari 2021 di Kalimantan
Selatan. Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lapan M. Rokhis Khomarudin
mengatakan, pengamatan curah hujan dengan data satelit Himawari-8 menunjukkan
bahwa liputan awan penghasil hujan terjadi sejak 12 Januari hingga 13 Januari, dan
masih berlangsung hingga 15 Januari 2021. Ia juga menjelaskan antara tahun 2010
hingga 2020 terjadi penurunan luas hutan primer sebesar 13.000 hektare, hutan
sekunder 116.000 hektare, sawah dan semak belukar masing-masing 146.000 hektare
dan 47.000 hektare. Sebaliknya, area perkebunan meluas "cukup signifikan"
219.000 hektare. Kondisi tersebut, memungkinkan terjadinya banjir di Kalimantan Selatan,
apalagi curah hujan pada 12 hingga 13 Januari 2020 sangat lebat berdasarkan pantauan
satelit Himawari 8 yang diterima stasiun di Jakarta.
Greenpeace Indonesia menduga banjir bandang melanda Kalimantan Selatan
lantaran daerah aliran sungai (DAS) telah kehilangan sekitar 304.225 hektare tutupan
hutan sepanjang 2001–2019. Sebagian besar sudah berubah menjadi perkebunan kelapa
sawit. Juru bicara kampanye hutan Greenpeace Indonesia Arie Kompas menjelaskan
bahwa DAS merupakan wilayah yang seharusnya menampung air hujan di Kalimantan
Selatan. Namun karena tutupan hutannya berkurang drastis, kemampuan menampung air
jadi berkurang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 112.709 warga
mengungsi dan 27.111 rumah terendam akibat banjir ini.
Jalan lintas provinsi terendam sehingga mengganggu aktivitas ekonomi. Jembatan di
Jalan Ahmad Yani km 55, Mataraman, Banjar, pun terputus akibat terjangan banjir.
Pelaksana Tugas Kepala Desa Hantakan, Sri Wanda, menyatakan pada 11 Januari
2021 bahwa lima mayat ditemukan oleh warga di Hantakan, Hantakan, Hulu Sungai
Tengah. Diduga masih ada puluhan korban hilang lainnya. Seorang balita ditemukan
tewas setelah terseret banjir di Banjarbaru pada 14 Januari 2021. Hujan yang terus
mengguyur juga menyebabkan longsor di Tungkaran, Pelaihari, Tanah Laut, dan satu
orang dinyatakan tertimbun pada 15 Januari 2021.
Data yang BNPB himpun pada 17 Januari 2021 menyatakan bahwa korban jiwa
berjumlah 15 orang dengan rincian Kabupaten Tanah Laut 7 orang, Kabupaten Hulu
Sungai Tengah 3 orang, Kota Banjar Baru 1 orang, Kabupaten Tapin 1 orang, dan
Kabupaten Banjar 3 orang.

Anda mungkin juga menyukai