Anda di halaman 1dari 9

Tsunami Anyer 2018

Collyn Powell Siahaan


X IPA 2/8

Bab 1. Pendahuluan
a. Latar Belakang

Tsunami adalah gelombang yang ditimbulkan oleh pergerakan kerak bumi yang terjadi
secara tiba tiba. Gelombang yang ditimbulkan adalah gelombang panjang yang
umumnya mempunyai periode 20 sampai 200 menit dan dapat menyebabkan
kehancuran di daerah pesisir karena tinggi gelombang nya yang bisa mencapai beberapa
meter di atas batas normal muka air tertinggi. Daerah yang terkenal rawan tsunami
adalah di sekitar pantai yang berada di lautan Pasifik. Tak kurang dari 1500 kejadian
tsunami telah terjadi di daerah ini dalam kurun waktu sejak pertengahan abad ke 19.
Di wilayah pesisir tsunami dapat menimbulkan korban jiwa, menghancurkan
perumahan, pusat komersial, pertanian dan perikanan. Mitigasi bencana tsunami yang
sifatnya sangat sulit diprediksi sangatlah tidak mudah. Sistem peringatan dini biasanya
dipakai seperti halnya sistem peringatan dini di Hawai. Hal penting untuk mitigasi
bencana adalah pembuatan zona rawan bencana tsunami, pembuatan konstruksi
penahan gelombang tsunami baik berupa vegetasi maupun tembok konstruksi.
Bencana tsunami ini berada di kawasan Cincin Api Pasifik, Indonesia menjadi tempat
bagi 127 gunung api aktif dan peristiwa gempa bumi besar setiap tahunnya. Gunung
Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda, salah satu di antara gunung api tersebut,
merupakan gunung api yang muncul pada tahun 1927 setelah letusan Gunung Krakatau
pada 1883. Letusan gunung ini merupakan salah satu yang mematikan sepanjang
sejarah, menyebabkan megatsunami, dan gelombang awan panas, menewaskan lebih
30.000 jiwa, serta membuat kawasan sekitar letusan gunung tertutup abu vulkanik dan
menghancurkan pesisir Banten dan Lampung. Beberapa bulan sebelum tsunami terjadi,
Gunung Anak Krakatau menunjukkan peningkatan aktivitas, dengan terjadinya letusan
pada 21 Desember 2018 selama 2 menit hingga menyemburkan abu vulkanik setinggi
400 meter.
b. Urgensi

Tsunami yang terjadi mengakibatkan berbagai bentuk kerusakan lingkungan terutama


lingkungan hidup dengan berbagai komponen ekosistem di dalamnya, yang
mengakibatkan ketidakseimbangan lingkungan yang berpengaruh pada kelangsungan
dan berjalannya ekosistem secara normal sehingga terjadi berbagai pengaruh pada
lingkungan hidup yang berpengaruh pada kelangsungan makhluk hidup di dalamnya
dan berbagai unsur unsur dalam ekosistem yang kemudian menjadi berbeda dan
mengalami perubahan akibat kerusakan lingkungan tersebut.

c. Tujuan

Karya ilmiah ini bertujuan untuk melakukan penilaian cepat terkait dampak kerusakan
dan memberikan rekomendasi terkait upaya pengurangan dampak risiko bencana
tsunami di masa mendatang.

d. Konsep Gagasan Solusi dan Upaya Pencegahan

Pendidikan tsunami sangatlah penting karena berkaitan dengan pemahaman masyarakat


akan bencana alam ini. Penyebab maupun tanda ataupun sifat tsunami bisa dilakukan
dengan penyuluhan terhadap warga melalui pertemuan antar masyarakat, media
elektronik, berbagi informasi di sekolah, sosialisasi dan lainnya. Intinya tersampaikan
pemahaman akan bencana alam agar masyarakat mengerti bagaimana evaluasi. Cara
untuk mengatasi bencana tsunami adalah melakukan pemetaan terhadap daerah rawan
genangan tertinggi jika ada tsunami, membuat jalur evakuasi, memberi informasi
tempat penampungan sementara yang cukup aman, dan pergi ke tempat paling tinggi.
Hal yang dapat mencegah terjadinya bencana tsunami adalah jangan membuang
sampah sembarangan, jangan ragu untuk menanam pohon terutama membuat hutan
mangrove atau hutan bakau, membuat saluran irigasi, dan memperbanyak pengetahuan
tentang bencana tsunami.

Bab 2. Isi
a. Penjelasan konsep perubahan lingkungan

Bencana tsunami Anyer pada 22 Desember 2018 datang secara tiba-tiba tanpa ada
peringatan dini dari pihak berwenang. Bencana tersebut merenggut nyawa lebih dari
430 orang dan menimbulkan kerusakan infrastruktur di wilayah pesisir. Pada Sabtu
(22/12/2018) sekitar pukul 21.30 WIB, masyarakat sekitar Pantai Anyer dan Lampung
Selatan dikagetkan dengan air laut yang naik dan menerjang bangunan di sekitar pantai.
Kejadian ini bersamaan dengan angin kencang.
Selat Sunda merupakan wilayah tsunamigenik di Indonesia. Salah satu penyebabnya
adalah keberadaan zona penunjaman lempeng bagian barat Sumatra hingga bagian
selatan Jawa yang disebut Megathrust. Ancaman gempabumi di zona Megatrusht Selat
Sunda hingga kekuatan 8,2 – 8,7 Mw. Megathrust Selat Sunda dapat memicu ribuan
gempabumi yang beripisentreum disekitar zona penunjaman lempeng dan dapat
mengundang bencana sekunder yaitu tsunami.
Dampak bencana tsunami yang bersifat destruktif sangat merugikan berbagai aspek
kehidupan. Salah satunya adalah tempat tinggal masyarakat setempat. Hal tersebut
membuat kerusakan lingkungan masyarakat terutama tempat tinggal.

b. Proses atau Tahap-tahap Peristiwa

Pada pukul 21:03 WIB, Anak Krakatau meletus dan merusak peralatan seismografi
terdekat, meskipun suatu stasiun lain mendeteksi getaran terus-menerus. Pada pukul
21:27 WIB, BMKG mendeteksi adanya suatu tsunami di pesisir barat Banten, meskipun
tidak ada peristiwa tektonik. Menurut masyarakat setempat yang menyaksikan detik-
detik terjadinya tsunami, sebelum terjadinya tsunami itu sempat terdengar dentuman
keras dari laut. Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan gelombang tinggi
untuk perairan sekitar selat Sunda.
Namun pada akhirnya, BMKG memverifikasi bahwa tsunami memang terjadi pada
sekitar 21.30 WIB, beriringan dengan kondisi gelombang tinggi karena bulan purnama
di Selat Sunda pada 21-25 Desember.

c. Potensi atau dampak


Pada tanggal 22 Desember, laporan awal BNPB menunjukkan sedikitnya 20 orang
tewas dan 165 terluka, dan 2 orang dilaporkan hilang. Pada tanggal 23 Desember,
jumlah korban telah direvisi menjadi 43 tewas, 584 terluka, dan 2 hilang. Dari 43
korban jiwa, 33 tewas di Pandeglang, 7 di Lampung Selatan, dan 3 di Serang, dengan
sebagian besar korban luka-luka (491 orang) juga di Pandeglang. Pada Minggu pukul
11:00 WIB, BNPB merevisi jumlah korban menjadi 62 tewas, 584 terluka, dan 20
hilang.
Pada 25 Desember, Humas BNPB menyatakan bahwa 429 orang meninggal, 1.485
orang luka-luka, 154 orang hilang, 16.082 orang mengungsi. Korban dan kerusakan
yang terdampak ialah dari Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten
Lampung Selatan, dan Kabupaten Tanggamus. Beberapa korban di antaranya adalah
Heriyanto alias Aa Jimmy, seorang komedian, dan beberapa anggota grup musik
Seventeen, di mana gitaris, basis, pemain drum dan manajer grup musik ditemukan
meninggal dunia.
Sekitar 400 rumah di Pandeglang yang terletak di dekat pantai roboh atau rusak berat
akibat tsunami. Selain itu, 9 hotel di Pandeglang dan 30 rumah di Lampung Selatan
juga rusak berat. Jalan raya yang menghubungkan Serang dan Pandeglang terputus.
Kemudian, pada pukul 16.00, 23 Desember 2018, berita terbaru dari BNPB
menyebutkan kerusakan material dari tsunami ini meliputi 556 unit rumah rusak,
sembilan unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal dan perahu rusak.
Di Pandeglang sendiri, didapati 73 unit kendaraan rusak, dan 446 rumah rusak.
Pendataan kerusakan bangunan masih terus dilakukan. 25 Desember, kerusakan
material diketahui masih terus bertambah. 882 rumah yang rusak, 73 penginapan rusak
dan 60 warung rusak.
Pada kendaraan, tercatat bahwa 434 perahu dan kapal rusak, 24 kendaraan roda 4 rusak,
41 kendaraan roda 2 rusak. Selain itu pula, terdapat 1 dermaga rusak, dan 1 shelter
rusak. Menurut laporan daripada BBC Indonesia, hampir semua warung, toko,
minimarket/swalayan kecil, termasuk di pantai-pantai wisata Anyer.

d. Analisis hubungan antara perubahan lingkungan

Tumpukan puing berserakan di tepi dan sudut jalan, yang sebagian besarnya oleh
bangunan semi permanen. Ambulans dan mobil aparat berlalu lalang, dan di pelataran
kantor polisi, telah berleret kantong dari jenazah yang telah ditemukan. Selain itu, di
bidang kelistrikan, ada 146 gardu listrik yang telah dapat dinyalakan. 102 masih padam,
dan 20 saluran udara tegangan menengah roboh karena diterjang tsunami.
Di Lampung Selatan, Desa Kunjir, Way Muli, dan Canti, menjadi desa yang paling
terdampak bencana. Republika mengutip salah satu kesaksian warga, bahwa di Way
Muli, dalam waktu 4 menit, tsunami menghancurkan rumah-rumah yang ada.
Gulungannya begitu tinggi, menggemuruh, dan terlihat ada kilat api. Desa yang semula
memang padat penduduk dan rumah, menjadi rata dengan tanah. Sampai pagi 24
Desember, menurut CNN Indonesia, sudah ada 60 orang ditemukan meninggal dunia,
22 orang hilang, dan 258 orang luka-luka.

e. Komponen ekosistem yang terdampak

Permukiman penduduk, tanaman pada wilayah persawahan, perkebunan, hewan pada


peternakan, air tanah yang mengalami intrusi air laut karena salinitas air laut yang
tinggi, sehingga menjadi sulit ditumbuhi tumbuhan, kemudian tanah yang mengalami
perubahan struktur akibat terkena gelombang tsunami sehingga menyebabkan struktur
tanah yang berubah dan berpotensi goyah akibat tingginya kandungan air dalam tanah.

f. Analisis dampak perubahan lingkungan tersebut terhadap siklus biogeokimia yang


memiliki kemungkinan terbesar untuk terjadi

Siklus oksigen dimana akibat tsunami yang merusak dan menghilangkan tumbuhan
secara drastis menyebabkan terganggunya tahap pengubahan karbon dioksida menjadi
oksigen dalam proses fotosintesis tanaman yang berkaitan dengan siklus karbon dimana
karbon dioksida yang tinggi hasil respirasi makhluk hidup tidak dapat diubah menjadi
karbon organik yang berpengaruh pada rantai makanan seperti C6H12O6 yaitu
penghasilan glukosa pada bagian tanaman.

g. Solusi-solusi untuk mengatasi dampak perubahan lingkungan

Pengatasan kerusakan lingkungan yang terjadi dengan melakukan pembersihan sampah


atau puing-puing dari dampak tsunami sehingga bisa mengoptimalkan perbaikan
lingkungan, dilanjutkan dengan pembersihan dan pembangunan saluran air yang bersih,
dilanjutkan dengan pembentukan wilayah ekosistem yang direncanakan seperti
pembangunan wilayah permukiman yang terencana dengan penbangunan area untuk
persawahan, pertanian, perkebunan, juga dengan melakukan penanaman ulang
reboisasi kawasan hutan untuk mendukung lingkungan yang dibentuk.

h. Upaya-upaya untuk mencegah munculnya dampak perubahan lingkungan yang lebih


buruk

Upaya upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan kerusakan yang lebih
parah adalah dengan pembangunan daerah pesisir seacara terencana dan dengan
pembangunan wilayah yang memiliki struktur tahan terhadap terpaan tsunami seperti
melakukan pembangunan tanggul laut, atau dengan membangun kawasan hutan
mangrove sebagai tembok alami, disusul dengan pembangunan bangunan sekitar
pesisir yang memiliki kekuatan struktur yang baik dan kuat, memiliki aliran air yang
baik untuk menyalurkan air tsunami, juga melakukan perlindungan ekosistem alami
seperti hutan, danau, dan sungai yang kemudian dapat lebih cepat pulih apabila terjadi
bencana tsunami di kemudian hari.

i. Foto-foto pendukung dan referensi yang relevan

Tentara dikerahkan untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan korban


Peta wilayah Selat Sunda dan sekitarnya, dengan wilayah terdampak tsunami ditandai
dengan warna biru.

Potret dampak musibah gelombang tsunami di Anyer.

Lebih dari seribu warga Sebesi mengungsi, namun masih ada ratusan yang bertahan.

Bab 3. Kesimpulan dan saran


a. Kesimpulan
Dampak dari kerusakan pada tsunami anyer menyebabkan terganggunya kondisi
ekosistem dengan kerusakan yang berat pada ekosistem, yang menyebabkan kematian
unsur biotik seperti makhluk hidup di dalamnya dengan juga mengakibatkan berbagai
kerusakan unsur abiotik di dalamnya yang memerlukan perbaikan secara menyeluruh,
dan terencana dalam memulihkan ekosistem.

b. Saran/harapan
Semoga hal-hal upaya pencegahan bisa diterapkan sejak dini agar dampak yang terjadi
akan berkurang dan dilakukan rencana pembangunan wilayah pesisir dengan mitigasi
bencana yang baik.

Daftar Pustaka

Medistiara, Yulida 2018. ‘Update Jumlah Korban Tsunami Selat Sunda: 426 orang meninggal
dunia, 7.202 Luka-Luka, dan 23 orang hilang’. Detikcom.

Ramdhani, Jabbar 2018. ‘Update Terkini BMKG: Yang Terjadi di Anyer Bukan Tsunami
karena Gempa’. detiknews.

Prasetya, Eko 2018. ‘BMKG Sebut Tsunami di Banten dan Lampung Akibat Aktivitas Gunung
Anak Krakatau’. Merdeka.

Solihuddin, T, Salim, H, Husrin, S, Daulat, A, Purbani, D 2020 ’DAMPAK TSUNAMI SELAT


SUNDA DI PROVINSI BANTEN DAN UPAYA MITIGASINYA’ Jurnal Segara, Vol 16 No 1, 1
April 2020: 15-28

Anda mungkin juga menyukai