Anda di halaman 1dari 4

AKIBAT GUNUNG MELETUS

 Merusak pemukiman warga sekitar bencana


 Menyababkan kebakaran hutan (Bencana Merapi)
 Pepohonan dan tumbuhan yang ditanam warga sekitar banyak yang layu, bahkan mati
akibat debu vulkanik, begitu juga dengan ternak warga banyak yang mati akibat
letusan Gunung Merapi
 Menyebabkan gagal panen
 Matinya infrastruktur
 Terhentinya aktivitas mata pencaharian warga sekitar bencana
 Pemerintah harus mengeluarkan biaya yang tidak terduga untuk memperbaiki
infrastruktur yang telah rusak akibat bencana
 Terhentinya industri periwisata, seperti pasar Malioboro dan Candi Borobudur
(Bencana Merapi)
 Bandar udara tidak dapat beroperasi atau tidak dapat melakukan penerbangan karena
debu vulkanik yang dihasilkan oleh letusan Gunung Merapi dapat menyebabkan
mesin pesawat mati
 Mengganggu hubungan komunikasi, jaringan listrik terputus dan aktifitas masyarakat
lumpuh
Dampak Angin Puting Beliung

 Ada beberapa dampak angin puting beliung yang dapat menimbulkan banyak sekali
kerusakan yang tidak ringan bahkan ada yang menimbulkan kerugian yang tidak sedikit yang
akan mengganggu ruang publik untuk kehidupan. Berikut dampak-dampak yang bisa
ditimbulkan oleh angin puting beliung yang bersifat merusak seperti:

 Kerusakan pada rumah serta infrastruktur pada suatu daeah


 Dalam kasus puting beliung ada beberapa yang kasus yang menimbulkan korban jiwa
 Menimbulkan kerugian material
 Merusak kebun-kebun warga
 Menciptakan banyak puing-puing dari kerusakan materi serta sampah yang
berserakan
 Dapat menganggu jalannya ekonomi

Dampak buruk dari angin puting beliung, dapat meluluhlantahkan tempat dengan area seluas
5 kilometer. Dalam hal ini rumah serta banyak tanaman akan hancur serta tumbang akibat
diterjang oleh angin puting beliung. Bukan hanya itu namun makhluk hidup juga bisa mati
akibat terlempar atau terbentur oleh benda-benda keras yang ikut masuk dalam pusaran
angin.
AKIBAT BENCANA TSUNAMI

Analisis bahaya tsunami bertujuan untuk mengidentifikasi daerah yang akan terkena
bahaya tsunami. Setidaknya ada dua metode untuk mengidentifikasi yaitu simulasi hubungan
antara pembangkit tsunami dengan tinggi gelombang tsunami, dan memetakan hubungan
sumber tsunami dengan terjadinya gelombang tsunami berdasar sejarah terjadinya tsunami,
kemudian diidentifikasi dan dipetakan lokasi yang terkena damapak tsunami.
Analisis kerentanan bahaya tsunami bertujuan untuk mengidentifikasi dampak
terjadinya tsunami yang berupa jumlah korban jiwa, kerugian ekonomi, baik dalam jangka
pendek dan jangka panjang akibat kerusakan yang ditimbulkan. Analisis kerentanan ini
didasarkan pada aspek kepadatan penduduk, tingkat ketergantungan ekonomi masyarakat,
keterbatasan akses transportasi, informasi, tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat.
Hal-hal inilah yang mempengaruhi kerentanan terhadap bahaya tsunami. Sedangkan analisis
ketahanan ditujukan untuk mengidentifikasi kemampuan pemerintah dan masyarakat untuk
merespon terjadinya bencana tsunami sehingga mampu mengurangi dampaknya. Analisis ini
dapat diidentifikasi dari beberapa aspek, di antaranya jumlah tenaga kesehatan terhadap
jumlah penduduk, kemampuan mobilitas masyarakat dalam evakuasi dan penyelamatan dan
ketersediaan peralatan yang dapat dipergunakan untuk evakuasi.
Mitigasi bencana merupakan kegiatan yang amat penting dalam penanggulangan
bencana, karena kegiatan ini merupakan kegiatan sebelum terjadinya bencana yang
dimaksudkan untuk mengantisipasi agar dampak yang ditimbulkan dapat dikurangi.
Masyarakat yang berada di daerah rawan bencana maupun yang berada di luar sangat besar
perannya, sehingga perlu ditingkatkan kesadarannya, kepeduliannya dan kecintaannya
terhadap alam dan lingkungan hidup serta kedisiplinannya terhadap peraturan dan norma-
norma yang ada.
Selain hal tersebut diatas perlu dipikirkan pula penerapan pengelolaan pesisir terpadu
(integrated coastal management) untuk mitigasi bencana. Pendekatan ini ditujukan untuk
mengalokasikan atau memanfaatkan sumber daya dan daya dukung lingkungan suatu wilayah
pesisir yang mencakup suatu kesatuan dalam perencanaan, penggunaan lahan atau
peruntukan, pemeliharaan, kontrol, evaluasi, rehabilitasi, pembangunan dan konservasi
lingkungan pesisir.
AKIBAT BENCANA LONGSOR

1 unit rumah rusak berat akibat tanah longsor di Lebak Kantin Rt. 02 Rw. 05,
Kelurahan Sempur, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat yang terjadi pada tanggal 22 Februari
2012 pukul 22.00. Bencana ini juga merenggut 1 orang korban meninggal dunia, 18 orang
yang terdiri dari 17 orang dirawat jalan di Puskesmas Sempur dan 1 orang lagi dirawat jalan
di Puskesmas Tanah Sereal dan semuanya dinyatakan sudah diperbolehkan pulang.
Sampai saat ini, permasalahan kesehatan masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan
setempat berkat upaya yang telah dilakukan yakni dengan cara mengevakuasi korban serta
dengan memberikan pelayanan kesehatan terhadap koban bencana tersebut.
Pasca bencana, pemantauan masih terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor,
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, PPK Regional DKI Jakarta dan Pusat Penanggulangan
Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai