Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCA BENCANA

KABUPATEN MEMPAWAH TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN
Secara geografis Indonesia merupakan daerah rawan bencana baik yang disebabkan
oleh alam maupun perbuatan manusia yang berpotensi menimbulkan korban jiwa,
pengungsian, kerugian harta benda, dan kerugian dalam bentuk lain yang tidak ternilai.

Penanganan beneana yang ditimbulkan oleh alam atau karena perbuatan manusia harus
dilakukan secara menyeluruh dan terpadu mulai dari "pada saat" dan "setelah" terjadi
bencana. Kegiatan tersebut meliputi kesiap siagaan, penanganan darurat hingga pemulihan
Daerah termasuk penanganan infrastruktur yang rusak akibat bencana yang terjadi sehingga
bisa segera digunakan kembali untuk menunjang kelancaran aktifitas masyarakat yang
terkena dampak dari bencana tersebut.

Bencana sendiri diartikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Sedangkan bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringanm angin topan, tanah longsor dan kebakaran tempat tinggal.

Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi,
dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh manusia yang
meliputi konflik sosial anta rkelompok atau antar komunitas masyarakat, dan tenor.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan
bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Kegiatan pencegahan bencana adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau
mengurangi ancaman bencana. Rehabilitasi pasca bencana adalah perbaikan dan pemulihan
semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar
semua aspek Pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana. Dan
rekonstruksi adalah pembangunan kembah semua prasarana dan sarana, kelembagaan
pada wilayah pasca bencana, baik pada tingkat Pemerintahan maupun masyarakat dengan
sasaran utama tubuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial, budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban, bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.

II. PERMASALAHAN
Seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan sosial kemasyarakatan di
Kabupaten Mempawah, hampir setiap tahunnya wilayah Kabupaten Mempawah dihadapkan
dengan masalah banjir atau meluapnya air sungai yang ada, yang menggenangi kawasan
pertanian, permukiman dan sektor perdagangan serta merusak infrastruktur seperti jalan,
saluran dan fasilitas umum maka dipandang perlu untuk pengendalian banjir. Bencana banjir
sendiri dapat dikatagorikan sebagai proses alamiah atau fenomena alam, yang dipicu oleh
beberapa Faktor penyebab:
a. Fenomena alam, seperti curah hujan, iklim, geomorfologi wilayah
b. Aktivitas manusia (Proses Man-Made) yang tidak terkendali dalam mengeksploitasi
alam, yang mengakibatkan kondisi alam dan lingkungan menjadi rusak.

Sejalan dengan proses pembangunan yang berkelanjutan, diperlukan upaya pengaturan


dan pengarahan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dengan prioritas utama untuk
menciptakan kembali keseimbangan ekologis lingkungan. Sehubungan dengan masalah
banjir, langkah yang diambil adalah melalui kegiatan penataan ruang, serta kegiatan rekayasa
teknis yang mendukung proses penanganan dan pengendalian.
Terkait dengan kawasan rawan bencana banjir, kegiatan pengendalian pemanfaaatan
ruang dilaksanakan melalui upaya penanggulangan untuk meminimalkan dampak akibat
bencana yang mungkin timbul. Kondisi ini tidak bisa dipisahkan dari pola pengendalian
pemanfaatan ruang dibagian hulu dalam lingkup satuan wilayah sungai (SWS). Substansi
pedoman mencakup semua aspek yang terkait dengan rencana dan pemanfaatan ruang
dikawasan rawan bencana banjir, serta pengendalian pemanfaatan ruang.
Selain bencana banjir, bencana seperti tanah longsor dan angin puting beliung juga
masih memgancam keselamatan warga di Kabupaten Mempawah. Bencana tanah longsor
terjadi akibat gangguan kestabilan lereng yang dikontrol oleh kondisi morfologi (terutama
kemiringan lereng), kondisi batuan ataupun tanah penyusun lereng dan kondisi hidrologi atau
tata air dalam lereng.
Meskipun suatu lereng rentan atau berpotensi untuk longsor, karena kondisi kemiringan
lereng, batuanItanah dan tata airnya, namun lereng tersebut beium akan longsor atau
terganggu kestabilannya tanpa dipicu oleh proses pemicu. Proses pemicu tongsoran dapat
berupa :
Peningkatan kandungan air dalam lereng, sehingga tetjadi akumulasi air yang
merenggangkan ikatan antar butir tanah dan akhimya mendorong butir-butir tanah untuk
longsor. Peningkatan kandungan air ini sering disebabkan oleh meresapnya air hujan, air
kolam/selokan yang bocor atau air sawah kedalam lereng.
Getaran pada lereng akibat gempa bumi ataupun ledakan, penggalian, getaran
alat/kendaraan. Gempa bumi pada tanah pasir dengan kandungan air sering
mengakibatkan liquefaction (tanah kehilangan kekuatan geser dan days dukung, yang
diiringi dengan penggenangan tanah oleh air dari bawah tanah).
Peningkatan beban yang melampaui daya dukung tanah atau kuat geser tanah. Beban
yang berlebihan mai dapat berupa beban bangunan ataupun pohon pohon yang terlalu
rimbun dan rapat yang ditanam pada lereng lebih curam dari 40 derajat.
Pemotongan kaki lereng secara sembarangan yang mengakibatkan lereng kehilangan gaya
penyangga.
Sedangkan penyebab bencana angin puting beliung terjadi akibat adanya "turboiensi"
(perputaran) awan yang kemudian memicu awan-awan "comulanimbus" atau awan" konfeksi.
Turbolensi awan yang kuat ini kemudian melahirkan puting berliung dengan kecepatan
tinggi. angin puting beliung di defenisikan sebagai angin yang berputar dengan kecepatan
lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5
menit. Orang awam menyebut angin puting beliung adalah angin Leysus. Di daerah sumatra
disebut angin Bohorok dan masih ada sebutan lainnya. Angin jenis ini yang ada di Amerika
yaitu Tornado mempunyai kecepatan sampai 320km/jam dan berdiameter 500 meter. Angin
puting beliung sering terjadi pada slang hari atau sore hari pada musim pancaroba. Angin ini
dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang
terlewati terangkat dan terlempar.
Bencana lain yang sering terjadi diwilayah Kabupaten Mempawah adalah kebakaran
yang di sebabkan antara lain :
Karma keteledoran manusia dalam aktivitas penggunaan api seperti di perumahan,
pertokoan dan tempat umum
Terbakamya peralatan rumah tangga dan alat produksi yang berpotensi mudah tersengat
api.
Terbakarnya bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin, minyak tanah, gas dan solar.
Terjadinya arus pendek pada aliran
Faktor alam seperti cuaca panas dan angin kencang menimbulkan kebakaran hutan di
wilayah tertentu.
Dalam situasi kebakaran ; kondisi tiupan angin kencang memicu merambatnya api
dengan cepat.
Berdasarkan besarnya masalah yang ditimbulkan akibat banjir, tanah longsor, angin puting
beliung dan kebakaran yang terjadi di Kabupaten Mempawah maka diperlukan penanggulangan
bencana tersebut sehingga dapat terhindar dari kerugian yang lebih besar.

III. SOLUSI PENANGGULANGAN


Penanggulangan bencana adalah segala upaya kegiatan yang dilakukan meliputi
kegiatan pencegahan, penjinakan (mitigasi), penyelamatan, rehabilitasi dan rekonstruksi, baik
sebelum, pada saat maupun setelah bencana dan menghindarkan dari bencana yang terjadi.
Melihat dari kondisi kebutuhan akan penanggulangan akibat bencana banjir, tanah
longsor, angin puting beliung dan kebakaran diperlukan berbagai upaya segera untuk
meminimalkan dampak yang terjadi akibat bencana tersebut.
Adapun solusi penanggulangan bencana tersebut adalah:
1. Penanggulangan Bencana Banjir
Bencana banjir terjadi karena berbagai faktor penyebab. Faktor penyebab yang paling
utama adalah alih fungsi hutan untuk kegiatan pertanian maupun permukiman. Padahal,
hutan berfungsi dalam meningkatkan air yang meresap kedalam tanah, sehingga
mengurangi aliran air permukaan yang menjadi penyebab banjir. Selain itu, banjir juga
terjadi karena kebiasan buruk sebagian masyarakat dalam membuang sampah, yaitu
membuang sampah kesungai. Akibatnya aliran sungai terhambat oleh sampah dan
mengakibatkan alirannya meluap keluar tubuh sungai.
Banjir juga terjadi karena karakteristik fisik wilayah yang secara alamiah memicu
terjadinya banjir. Lahan yang datar, tanah yang kedap air memungkinkan terjadinya
genangan air pada saat hujan. Banyak Daerah di Indonesia, tanahnya mempunyai daya
serapan air yang buruk. Jika keadaan tersebut terjadi, maka ketika hujan turun dalam waktu
singkat kadang terjadi banjir secara tiba-tiba yang disebut banjir bandang. Untuk
menanggulangi bencana banjir banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya sebagai
berikut:
a. Sebelum kejadian banjir
Membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air, sehingga
menyebabkan terjadinya banjir.
Mengeruk sungai untuk menambah daya tampung air.
Membangun rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai barn, sistem-sistem
pipa), sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.
Tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah lokasi
penyerapan air atau daerah tangkapan hujan, terutama didaerah hulu sungai.
Tidak menebang pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyc-
rap air, sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus menerus air tidak dapat diserap
secara langsung oleh tanah bahkan akan menggerus tanah. Hal ini juga dapat
menyebabkan tanah longsor.
Membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul disepanjang sungai,
tembok-tembok laut di sepanjang pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar
tidak masuk kedalam daratan.
b. Pada saat kejadian banjir
Mengerahkan tim penyelamat beserta bahan dan peralatan.
Pendukung, seperti perahu karet, tambang, pelampung, dan obat-Obatan
Membawa korban ketempat yang aman atm' penampungan Sementara.
Memantau perkembangan keadaan banjir dan menyebarluaskan lnfonnasinya kepada
masyarakat.
c. Pasca kejadian banjir
Memberikan pertolongan medis bagi yang memerlukan.
Memberikan bantuan obat-obatan dan makanan serta bantuan lainnya.
Memperbaiki sarana dan prasarana yang rusak karena banjir.
Membersihkan sarana dan prasarana yang kotor karma banjir.
Pada tahun 2014 Kabupaten Mempawah mendapatkan alokasi dana Rehabilitasi dan Rekanstruksi
Pasca Bencana yang bersumber dari dana APBN berpola hibah dimana kegiatan tersebut terdiri
atas:
Rehabilitas dan Rekonstruksi Jalan
Jalan yang rusak karena bencana mengakibatkan mobilisasi barang dan orang terlambat sehingga
mempengaruhi pendapatan masyarakat.
Normalisasi Sungai
Kegiatan ini mempengaruhi irigasi dimana masyarakat memanfaatkan untuk tanaman padi,
palawija, serta kebun-kebun lainnya melalui pekerjaan normalisasi sungai dan perbaikan irigasi
yang rusak.
Drainase Kota Sungai Pinyuh
Banjir yang terjadi dikota sungai pinyuh selain disebabkan curate hujan yang tinggi dan belum
sempurnanya drainase yang ada juga dikarenakan prilaku masyarakat yang ada. Untuk
membangun prilaku masyarakat yang bertanggung jawab atas perbaikan lingkungan,
Pemerintah Daerah telah melakukan penyuluhan tentang lingkungan.
Drainase yang ada belum mempunyai sistem yang sempurna dan kemampuan Pemerintah
Daerah sangat terbatas sehingga melalui dana yang diberikan oleh APBN Berpola Hibah
dilakukan kegiatan perbailcan sistem drainase kota Sungai Pinyuh.

2. Penanggulangan Bencana Tanah Longsor


Dengan terjadinya bencana longsor di Indonesia, pemerintah telah menetapkan strategi
dan upaya penanggulangan bencana longsor dengan:
Hindarkan Daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas utama lainnya
Mengurangi tingkat keterjalan lereng
Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan maupun air tanah.
(Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan air dan lereng, menghindari air meresap kedalam
lereng atau menguras air ke dalam lereng keluar lereng. Jadi drainase hares dijaga agar jangan
sampai tersumbat atau meresapkan air kedalam tanah).
Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling
Terasering dengan sistem drainase yang tepat. (drainase pada teras-teras dijaga jangan sampai
menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah).
Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanaman yang tepat
(khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dan 40 derajat atau sekitar 80%
sebaiknya tanaman tidak terlalu rapat serta diseling-selingi dengan tanaman yang lebih
pendek dan ringan, di bagian dasar ditanam rumput).
Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat
Melakukan pemadatan tanah disekitar perumahan
Pengenalan daerah rawan longsor
Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall)
Penutupan rekahan diatas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat kedalam tanah al
Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya liquefaction (infeksi
cairan).
Utilitas yang ada didalam tanah hams bersifat fleksibel
Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan.

3. Penanggulangan Bencana Angin Puting Beliung


Ciri-ciri datangnya angin puting beliung adalah pada waktu siang hari terlihat adanya
awan putih menjulang tinggi seperti bunga kol, kemudian berkembang menjadi awan gelap
yang disertai hembusan udara dingin, dan angin mulai menggoyangkan pepohonan ke kin
dan ke kanan. Tidak lama kemudian angin sermakin cepat dan diikuti hujan lebat dan terkadang
disertai hujan es. Terlihat diawan hitam pusaran angin berbentuk seperti kerucut turun menuju tanah
(bumi).
Adapun untuk mengantisipasi datangnya angin puting beliung ini antara lain dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
Kenali bulan-bulan pancaroba ditempat anda
Mengadakan penghijanan karena dengan adanya penghijauan udara tidak terlalu panas sehingga
tidak terjadi perbedaan panas yang dapat menimbulkan adanya angin puting beliung.
Apabila terjadi angin puting beliung menghindar dari pepohonan tinggi yang sudah rapuh
karena bisa tertimpa pohon, can tempat yang aman dan kuat atau menghindar jauh.
Membuat rumah yang permanen dan kuat
Membuat tempat perlindungan dibawah tanah apabila tempat sering terjadi angin puting beliung.

IV. USULAN KEGIATAN


Kegiatan yang diusulkan meliputi penanganan banjir dan tanah longsor dan serta akibat yang
dititnbutkan dari bencana tersebut. Adapun kegiatannya sebagai berikut:

No Program / Kegiatan Lokasi


I Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Lokasi
1 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Parit Lintang-Parit Kec. Mempawah Hilir
Lurah
2 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Pasir Suap Sebukit Kec. Mempawah Hilir
3 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Gusti Safiudin (Tanjung Kec. Mempawah Hilir
Berkat)
4 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Gst. Khaidir Kec. Mempawah Hilir
5 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Boyan Kec. Mempawah Hilir
6 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Bawal Kec. Mempawah Hilir
7 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Penibung Laut Kec. Segedong
Penibung Darat
II Rehabilitasi dan Rekonstruksi Drainase Lokasi
1 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Drainase Kelurahan Tengah Kec. Mempawah Hilir
2 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Drainase Kota Anjongan Kec. Anjongan
3 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Drainase Kuala Secapah Kec. Mempawah Hilir
4 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Drainase Kelurahan Terusan Kec. Sungai Pinyuh
5 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Drainase Mempawah Timur Kec. Mempawah Timur
6 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Drainase Sungai Duri II Kec. Sui Kunyit
7 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Drainase Kel. Sungai Pinyuh Kec. Sungai Pinyuh
III Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sumber Daya Air (SDA) Lokasi
1 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Turap Gusti M.Taufik (Pasar Kec. Mempawah Hilir
Mempawah)
2 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Penahan Tebing Gusti Khadir Kec. Mempawah Timur
3 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jaringan Irigasi Ambawang Kec.Sadaniang
4 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jaringan Irigasi Bumbun Kec.Sadaniang
5 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jaringan Irigasi Sekabuk Kec. Toho
6 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jaringan Irigasi Sui Pinyuh Kec. Sungai Pinyuh
Kersik
IV Pemberdayaan Masyarakat Pasca Bencana (SOSEK) Lokasi
1 Tanaman Pisang seluas 30 Ha
2 Tanaman Nanas seluas 30 Ha
3 Tanaman Buah Naga seluas 20 Ha
4 Pengadaan Bangunan dan Sarana
5 Pengadaan Peralatan
6 Sekolah Lapangan dan Pembuatan Buku GAP/SOP
7 Pendampingan

Dengan Total Usulan Rencana Anggaran Biaya unutk kegiatan tersebut sebesar Rp.
103.788.725.000,- (Seratus Tiga Milyar Tujuh Ratus Delapan Puluh Delapan Juta
Tujuh Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah).

V. PENUTUP

Demikian proposal ini disusun dengan harapan agar Pemerintah Pusat dapat
mempertimbangkan dan menyetujui alokasi dana sebagaimana yang kami usulkan untuk
Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Tahun 2014 guna meningkatkan
derajat Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Mempawah Pasca Bencana yang
terjadi.

Anda mungkin juga menyukai