Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DUSUN II LEKOPADIS

Proses pengkajian data diperoleh dengan cara menggunakan kuesioner,

observasi langsung, wawancara door to door, data Desa, data Kader, serta Kepala

Desa yang bersangkutan di Desa Lekopadis Kecamatan Tinambung Kabupaten

Polewali Mandar yang dilaksanakan dari tanggal 11 November 2014.

2.1 Dimensi Lokasi


2.1.1 Batas Komunitas

Dusun II Lekopadis adalah salah satu dusun yang ada di desa

Lekopadis Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar yang

pusat pemerintahannya (kantor desa) terletak di Dusun Pasar Baru.

Batas wilayah dan peta wilayah dari tempat praktek

Batas utara : Dusun Pasar baru

Batas selatan : Desa Sepa Batu

Batas barat : Desa I Lekopadis

Batas timur : Kelurahan Tinambung

2.1.1.1 Karakteristik batasan wilayah (zona wilayah)

Zona Wilayah dusun II Lekopadis ialah sebagian

besar adalah daratan rendah yang berbatasan langsung dengan

dusun Lekopadis 1 dan Kelurahan Tinambung.


2.1.1.2 Peta wilayah (terlampir)

2.1.1.3 Lokasi Pelayanan Kesehatan

Masyarakat dusun II Lekopadis Desa Lekopadis

Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

sebenarnya berada sangat dekat dari pusat kesehatan daerah

seperti sarana kesehatan terdekat adalah bidan desa,

Puskesmas, Puskesmas Pembantu., namun jarak ke Pusat Kota

yaitu Rumah Sakit Umum lumayan cukup jauh. Cara mencapai

tempat pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan

menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat ataupun

jalan kaki.

Tabel 2.1 : Distribusi Tempat dan Jarak Sarana Pelayanan

Kesehatan

No Sarana Yankes Jarak Keterangan

1. Bidan Praktek 200 m Sarana pelayanan

dapat dijangkau
2. Puskesmas 1 km
dengan berjalan
3. Pustu 200 m
kaki, angkutan

4. Dokter / Mantri 400 m antar kota atau

kendaraan pribadi.
RSUD Polewali 30 km

Mandar

Sumber Data Primer PKK-PPN 2014


Interpretasi dan Analisa Data
Berdasarkan data diatas, fasilitas pelayanan

kesehatan cukup mudah dijangkau, dapat menggunakan

kendaraan roda dua, tempat pelayanan kesehatan yang

terjangkau dapat menambah motivasi untuk

memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut, terbukti dari

hasil pengkajian, sebagian besar masyarakat

memanfaatkan pelayanan kesehatan.

2.1.2 Gambaran Geografis


2.1.2.1 Kesuburan

Wilayah Dusun II Lekopadis tergolong daerah yang

subur hal ini ditandai dengan banyak tumbuhnya pohon- pohon

seperti kelapa, pisang, mangga, coklat dsb.

2.1.2.2 Kemiringan dan ketinggian tanah


Untuk kemiringan tanah ialah sekitar 28O untuk daerah

perbukitan dan sekitar 60O untuk wilayah dataran rendah.


2.1.2.3 Topografi
Wilayah Dusun Lawarang secara umum adalah daerah

dataran rendah dengan luas wilayah sekitar 64 Hektar.


2.1.2.4 Ketinggian Tanah
Dusun II Lekopadis merupakan daerah dataran rendah.
2.1.3 Iklim
2.1.3.1 Curah hujan
Curah hujan rata-rata 2 - 60 mm per tahun.
2.1.3.2 Prakiraan Musim hujan dan musim panas
Musim hujan berkisar bulan Januari sampai Juni dan musim

panas berkisar bulan Juli sampai Desember.


2.1.3.3 Kelembaban
Kelembaban udara di Wilayah Dusun II Lekopadis cukup

dingin di malam hari dan pada siang hari panas.


2.1.4 Flora dan fauna
2.1.4.1 Jenis tanaman

Keadaan tanah di dusun II Lekopadis cukup subur.

Seluruh jenis tumbuhan bisa tumbuh dengan baik seperti

kelapa, mangga, sayuran, pohon pisang, dll. Rumah yang

memiliki pekarangan dimanfaatkan warga untuk menanam

mangga, jambu dan berbagai macam jenis bunga.

2.1.4.2 Jenis hewan (ternak dan liar)

Sebayak 23 KK (11 %) warga memiliki hewan ternak

yaitu sapi, kambing dan ayam . Sedangkan binatang ternak

yang banyak dipelihara oleh masyarakat adalah kambing dan

sapi.

Diagram 2.1. Distribusi Rumah berdasarkan jarak penempatan

kandang ternak di Desa Lekopadis Kecamatan Tinambung

17%
dikolom rumah
menempel
83% > 10 meter
< 10 meter

Interpretasi Data
Berdasarkan hasil pengkajian dengan observasi dan

wawancara terhadap kepemilikan kandang ternak di dusun II

Lekopadis diperoleh gambaran bahwa 23 (11%) rumah

mempunyai hewan ternak. Dengan kandang terpisah dari

rumah sebanyak 19 (83%) rumah , sedangkan kandang yang

menempel dengan rumah yaitu 4 (17%) rumah. Dalam

keadaan kotor hal ini dapat menimbulkan bau dan dapat

menjadi tempat berkembang biaknya kuman penyakit.

Analisa Data

Adapun dampak dekatnya jarak antara kandang

dengan rumah dapat mempengaruhi terhadap kesehatan

lingkungan keluarga, karena jarak kandang ternak yang

sesuai dengan standar kesehatan adalah > 10 meter.

2.2 Lingkungan Buatan

1. Sarana olahraga

Di wilayah dusun II Lekopadis terdapat satu lapangan ready

papan.

2. Sarana rekreasi

Sarana Rekreasi di dusun II Lekopadis adalah sungai Lawarang

yang disebut juga sungai Mandar.

3. Lingkungan pemukiman
Di wilayah dusun Lawarang terdapat 210 kepala keluarga,

sehingga wilayah ini dipadati oleh rumah dan sebagian besar tidak

dibatasi oleh pagar-pagar.

II. Dimensi Populasi

Dimensi populasi yang tercantum di bawah ini merupakan gambaran

dari hasil pengkajian di Dusun II Lekopadis Desa Lekopadis Kecamatan

Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

A. Ukuran

1. Jumlah penduduk : 793 jiwa

a. Laki laki : 374 jiwa (47%)

b. Perempuan : 419 jiwa (53%)

2. Jumlah kepala keluarga : 210 KK

Dilihat dari jumlah penduduk di dusun II Lekopadis diketahui

berjumlah 793 jiwa dengan jumlah 210 KK dan jumlah laki-laki 374

(47%) dan perempuan yaitu 419 jiwa (53%).

Diagram 2.2 : Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

presentasi jenis kelamin


laki-laki
53% 47% perempuan
Interprestasi Data

Dari diagram di atas terlihat bahwa jumlah penduduk di Dusun II

Lekopadis sebanyak 793 jiwa. Sebagian besar penduduk Dusun II

Lekopadis berjenis kelamin perempuan sebanyak 419 jiwa (53%) dan

Laki-laki sebanyak 374 orang (47%).

Analisa Data

Dapat dilihat bahwa Perempuan memiliki frekuensi yang lebih

banyak dari Laki-laki tetapi perbedaannya tidak terlalu signifikan. Laki-

laki sebagai pengambil keputusan dalam keluarga, pemikul tanggung

jawab rumah tangga dan sebagai pendidik generasi muda, masih dapat

menunjang berbagai aspek kehidupan terutama bagi anak-anaknya yang

akan menjadi generasi penerus untuk keluarganya. Adapun perempuan

sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak-anaknya untuk menciptakan

suatu lingkungan keluarga yang sehat dan dapat meningkatkan derajat

kesehatannya.

B. Kepadatan Penduduk

Penduduk yang mendiami wilayah Dusun II Lekopadis Desa

Lekopadis Kecamatan Tinambung termasuk cukup padat, dilihat dari jarak

antar rumah di setiap lingkungan yang berdempetan sehingga komunikasi

antar masyarakat sangat mudah terutama dalam hal yang dapat melibatkan

orang banyak.

Tabel 2.2 : Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok umur L P
Frek % Frek %
0 11 bulan 2 1 4 1
1 4 tahun 10 3 13 3
5 6 tahun 6 2 7 2
7-14 tahun 76 20 77 18
15-49 tahun 195 52 214 51
50-60 tahun 61 16 62 15
60 tahun keatas 24 6 42 10
JUMLAH 374 100 419 100

Diagram 2.3 : Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur

8% 1%3% 0 - 11 bln
15% 2%
19% 1 - 4 thn
5 - 6 thn
7 - 14 thn
52% 15 - 49 thn
50 - 60 thn
60 keatas

Interpretasi Data

Dari diagram di atas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di

Dusun II Lekopadis Desa Lekopadis Kecamatan Tinambung Kabupaten


Polewali Mandar adalah berada pada usia produktif (15 - 49 tahun) yaitu

sebanyak 409 orang (52 %).

Analisa Data

Penduduk usia produktif merupakan sumber daya manusia potensial

yang dapat dikembangkan untuk memecahkan masalah yang ada dan

memenuhi kebutuhan keluarga dan kesehatan bagi anggota keluarganya.

Adapun masalah kesehatan yang biasanya timbul ialah jika jenis pekerjaan

yang dilakukannya beresiko terhadap keamanan dan keselamatan dalam

kerja, sehingga perlu adanya pemahaman tentang pentingnya keselamatan

kerja.

Tabel 2.3 : Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kepala

Keluarga

No Mata Pencaharian Jumlah %


1 Petani 40 11
2 Peternak 40 11
3 Home industry 5 1
4 Pekerja 40 11
5 Pengrajin 17 5
6 PNS 37 11
7 Wiraswasta 113 32
8 Pensiunan 20 6
9 Honorer 40 11

Diagram 2.4: Distribusi Jenis Pekerjaan Kepala Keluarga


petani
11% 11% peternak
6% home industry
11%
pekerja
1%
pengrajin
11% PNS
32%
5% wiraswasta
11% pensiunan
honorer

Interpretasi Data

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya

masyarakat di dusun II Lekopadis bekerja sebagai Petani yaitu 40 KK

(11%), wiraswasta 113 KK (32%) dan PNS 37 KK (11%). Jenis pekerjaan

masyarakat menentukan tingkat penghasilan sehingga mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan dasar keluarga yang dapat berpengaruh terhadap

pemeliharaan kesehatan. (Lukman. M, 2003).

Analisa Data

Misalnya pekerjaan yang menghasilkan dana yang tergolong sedikit

akan mempengaruhi terhadap nilai pemenuhan gizi yang dikonsumsi oleh

masyarakat, dengan ini dapat diketahui penghasilan dapat mempengaruhi

derajat kesehatan masyarakat di mana jika penghasilan yang didapatkan

sedikit maka akan menyebabkan keengganan berobat jika sakit, dan jenis

pekerjaan tertentu juga dapat mempengaruhi tingkat kesehatan seseorang.

C. Budaya Penduduk
Sebagian besar penduduk Dusun II Lekopadis Desa Lekopadis

Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar bersuku dan berbahasa

Mandar dan sebagian kecilnya terbagi atas suku seperti Bugis dan Jawa.

D. Kelas Sosial Penduduk

1. Kesejahteraan

Sebagian besar penduduk di Dusun II Lekopadis Desa Lekopadis

Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar masyarakat

menengah ke bawah.

2. Kemampuan baca tulis

Sebagian besar penduduknya mampu baca tulis.

3. Pendidikan Penduduk

Tabel 2.4 : Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah %
1 Tidak pernah sekolah 50 6
2 Belum sekolah 30 4
3 Tidak tamat SD 90 11
4 TK 15 2
5 Tamat SD 230 29
6 Tamat SLTP 120 15
7 Tamat SLTA 158 20
8 Perguruan tinggi 100 13

Diagram 2.5 : Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan


29%
30%

25% belum sekolah


20%
tidak tamat SD
20%
15% TK
13%
15% 11% tamat SD
Tamat SLTP
10%
4% tamat SLTA
5% 2% perguruan Tinggi

0%
6.0000000000000032E-2

Interprestasi Data

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa penduduk di dusun II

Lekopadis pendidikan terbanyak adalah tamat SD yaitu 230 orang (29%)

dan yang paling rendah ialah TK yaitu 15 orang (2%).

Analisa Data

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi dua hal yang saling terkait

yaitu adanya perasaan terhadap masalah kesehatan dan pengambilan

keputusan keluarga terhadap masalah tersebut (Dyer, 2006).

Pendidikan juga berpengaruh dalam pemahaman dan penerimaan keluarga

terhadap pelayanan kesehatan. Selain itu pendidikan juga memegang

peranan penting dalam meningkatkan kesehatan keluarga atau

menghilangkan faktor yang tidak sehat seperti pola makan, cara penyajian

makan dan budaya yang tidak mendukung kesehatan (Turner, 2005).


Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan bila tingkat

pendidikan tinggi maka pengetahuan pun tinggi.

E. Mobilitas penduduk

1. Jenis kependudukan

a. Penduduk menetap (domisili) : Sebanyak 210 KK

b. Penduduk sementara : Penduduk yang tinggal untuk sementara

adalah keluarga yang tidak memiliki rumah dan hanya menumpang di

rumah keluarga yang tidak dihuni.

2. Pemanfaatan waktu oleh penduduk

a. Berdasarkan struktur keluarga

Sebanyak 10 KK memanfaatkan waktu untuk berkumpul dengan

keluarga.

b. Berdasarkan jenis pekerjaan

Sebanyak 200 KK memanfaatkan waktu untuk bekerja.

Pekerjaan yang biasa dilakukan terbagi atas Petani, wiraswasta,

pekerja dan PNS.

III. Dimensi Sistem Sosial

A. Sistem Kesehatan

Sarana Pelayanan Kesehatan yang tersedia yaitu Puskesmas,

Poskesdes, Bidan Desa, Dokter atau Mantri.


Diagram 2.6 : Distribusi Keluarga Berdasarkan Sarana

Kesehatan yang digunakan

25% tidak berobat


pustu
12% 63% dukun
dokter/bidan/mantri
puskesmas/RS

Interprestasi Data

Tampak bahwa sebagian besar masyarakat yaitu sebanyak 62%

menggunakan pelayanan Pustu, sebanyak 12% memilih berobat

dokter/mantri/bidan, sebanyak 25% memilih Puskesmas/Rumah Sakit, dan

masyarakat yang tidak menggunakan pelayanan kesehatan yaitu sebanyak

(0%).

Analisa Data

Hal ini merupakan keadaan yang mendukung upaya peningkatan

derajat kesehatan yang terprogram dari puskesmas yang bekerja sama

dengan pelayanan kesehatan yang lain. Akan tetapi bagi warga yang

memilih untuk beli obat sendiri saat sakit memerlukan perhatian yang

cukup, karena dapat terjadi kesalahan dalam dosis dan obat yang
diberikan. Kadang juga biasanya untuk segala tanda dan gejala penyakit

menggunakan obat yang sama karena merasa cocok dengan pengalaman

sebelumnya.

B. Jumlah Pelayanan Kesehatan

Jumlah pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat

Dusun Lawarang adalah sebagai berikut :

Tabel 2.5 : Jumlah Pelayanan Kesehatan yang dapat dijangkau oleh

Masyarakat

No Jenis Pelayanan Kesehatan Jumlah %


1 Bidan Desa 1 25
2 Puskesmas 1 25
3 Dokter/Mantri 1 25
4 RSUD Polewali Mandar 1 25

Interprestasi Data

Berdasarkan tabel di atas jumlah pelayanan kesehatan yang dapat

dijangkau oleh masyarakat Dusun Lawarang yaitu Puskesmas 1 , Bidan

Desa 1 orang, Dokter /Mantri 1 orang, RSUD Polewali Mandar.

C. Kondisi Kesehatan Penduduk


Hasil pengkajian terhadap warga masyarakat berikut

menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat yang dilihat dari jenis

penyakit yang diderita. Jumlah Orang Sakit : 8 orang.

Diagram. 2.7 : Distribusi penduduk yang sakit

0.12
0.25

0.25

bayi balita anak remaja ibu hamil ibu menyusui dewasa lansia

0.37

Interprestasi Data

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar anak dan

dewasa yang ada di dusun II Lekopadis dalam 1bulan terakhir ini

mengalami kondisi tidak sehat yaitu ada 25% anak , 37% remaja dan 25%

dewasa.
Analisa Data

Hal ini merupakan salah satu tanda dari adanya penurunan fungsi

organorgan tubuh khususnya yang terjadi pada lansia, dan menurunnya

sistem imun yang terjadi pada anak karena factor cuaca.

Proporsi Penyakit dalam 1 bulan

1. Rheumatik :1

2. Demam/Sakit Kepala :3

3. ISPA/Batuk/Influensa :3

4. Tukak Lambung/Maag :1

5. Lain-lain :0

Diagram 2.8 : Distribusi 5 Besar Jenis Penyakit yang

ditemukan

1 1 rematik
demam/sakit kepala
3 3 ISPA/batuk/influenza
Maag
lain-ain

Interprestasi Data

Dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa distribusi Jenis

Penyakit yang tertinggi yaitu ISPA 3 orang , kemudian Demam dan

Sakit Kepala 3 orang, Maag 1 orang dan rematik 1 orang.


Analisa Data

Reumatik banyak menimbulkan keluhan dalam beraktivitas

sehingga pola hidup dapat terganggu terutama pada lansia. ISPA

banyak terjadi pada anak-anak karena menurunnya sistem imunitas

dan dipengaruhi juga oleh factor cuaca. Hal ini disebabkan karena

pola hidup yang kurang sehat yang kebanyakan diderita oleh lansia,

sedangkan angka kejadian influenza (batuk pilek) dapat disebabkan

karena ventilasi yang kurang dikarenakan jendela yang sering ditutup

atau jarang dibuka sehingga fungsi jendela sebagai ventilasi tidak

dapat berfungsi dengan baik.

a. Sistem Pelayanan Kesehatan

1. KIA

a. Kehamilan

Jumlah ibu hamil : 3 jiwa

Ibu hamil dengan resiko : 0 jiwa

Frekuensi pemeriksaan kehamilan

Ya : 3 jiwa

Tidak : 0 jiwa

b. Imunisasi Bayi

Lengkap : 6 Jiwa

Tidak lengkap : 1 Jiwa


Interprestasi Data

Dari diagram di atas jumlah bayi yang terdapat di dusun

II Lekopadis yang mendapatkan imunisasi dengan lengkap

yaitu sebanyak 6 anak.

Analisa Data

Berdasarkan data di atas dapat dilihat dari kelengkapan

imunisasi, Masyarakat mengetahui tentang pentingnya imunisasi

untuk anaknya.

2.Pelayanan Keluarga Berencana

Kontrasepsi Yang digunakan

Suntik

: 24 Pasang (77%)

Pil : 7

pasang (23%)

Diagram 2.10 Distribusi Jenis Kontrasepsi Berdasarkan

Jumlah Akseptor KB
23%

suntik
77% pil

Interprestasi Data

Dari diagram diatas tampak bahwa jenis alat kontrasepsi

yang banyak digunakan oleh akseptor KB di Dusun II Lekopadis

adalah jenis KB suntik sebanyak 24 Pasang (77%), PIL sebanyak 7

pasang (23%).

Analisa Data

Penggunaan KB suntik kemungkinan untuk terjadinya

kehamilan adalah 1 dari 100 wanita. Menurut Hartanto (2005).

Penggunaan KB suntik sangat efektif dibandingkan dengan

penggunaan kontrasepsi oral dan IUD. Penggunaan IUD dan susuk

perlu adanya pemeriksaan terhadap alat kontrasepsi, karena dapat

terjadi komplikasi dari alat tersebut. KB suntik berisi hormon-

hormon yang dapat mengentalkan secret vagina dan penggunaanya

memiliki jangka waktu tertentu.

3.Balita

1. Jumlah Bayi : 7 Jiwa


2. Jumlah Balita : 23 Jiwa

3. Gizi Balita

Baik : 20 Jiwa

Sedang : 3 Jiwa

Buruk : 0 Jiwa

4. Balita diberi ASI maks 2 tahun : 23 Jiwa

4.Perilaku Terhadap Kesehatan

1. Perilaku Mandi

a. Satu kali sehari : 0 KK

b. Dua kali sehari : 210 KK (100%)

c. Lebih dari 2 kali : 0 KK

2. Tempat Mandi

a. Kamar mandi sendiri : 130 KK (61%)

b. Kamar mandi umum : 45 KK (21%)

c. Kolam/bak air bersih : 0 KK

d. Sungai : 35 KK (16%)

3. Penggunaan Sabun

a. Ya : 210 KK

b. Tidak : 0 KK

4. Perilaku BAB

a. WC Rumah : 140 KK (66%)

b. WC Umum : 70 KK (34%)
c. Sungai/Laut : 0 KK (0%)

d. Sembarang tempat : 0 KK (0%)

5. Keluarga Sadar Gizi

a. Makanan Pokok Nasi : 210 KK (100%)


b. Lauk pauk Hewani :0%

Nabati :0%

Campuran : 210 KK (100%)

c. Sayuran :
1. Selalu ada sayuran : 140 KK (67%)
2. Kadang-kadang ada : 50 KK (24%)
3. Tidak ada sayuran : 20 KK (9%)
d. Buah :
1. Selalu ada : 10 KK (5%)
2. Kadang-kadang ada : 150 KK (71%)
3. Tidak ada : 50 KK (24%)
e. Susu :
1. Selalu ada : 0 KK
2. Kadang-kadang ada : 160 KK (76%)
3. Tidak ada : 50 KK (24%)

D. Kondisi Kesehatan Lingkungan

a. Sumber Air

Diagram 2.11 : Distribusi Sumber Air Minum


35%
46% sungai
sumur umum
19% PAM

Interpretasi data

Berdasarkan diagram di atas terdapat 97 KK (46%) yang

menggunakan Mata Air/Sungai sebagai sumber air minum, yang

menggunakan Sumur Umum sebanyak 40 KK (19%), PAM 73 KK

(34%).

Analisa Data

Mata Air/Sungai sebagai sumber air minum masyarakat di desa

Lekopadis adalah air yang berasal dari sungai lawarang atau biasa

disebut dengan wai sau yang terletak di salah satu dusun di

Lekopadis yaitu dusun Lawarang. Hal tersebut menjadi masalah

dikarenakan sumber Mata Air/Sungai yang digunakan masyarakat

tidak mempunyai penyaringan yang cukup untuk mengolahnya hingga

dapat dikonsumsi.

b. Penampungan Air Kotor

Diagram 2.12 : Distribusi Sistem Pembuangan Air Kotor


sistem pembuangan
14%
tertutup
38%
sistem pembungan
terbuka
48%
dibuang ke selokan
dibuang sembarang
tempat

Interpretasi Data

Berdasarkan diagram Sistem Pembuangan Air Kotor di atas

distribusi terbanyak adalah sistem pembuangan terbuka sebanyak 80

KK (38%), kemudian sistem Dibuang ke Selokan sebanyak 100 KK

(48%), dibuang tampa saluran 30 KK (14%).

Analisa Data

Sistem Pembuangan Air Kotor yang terbanyak digunakan di

desa Lekopadis yaitu sistem Pembuangan terbuka, dibuang ke

selokan dan dibuang sembarang tampa saluran sehingga hal tersebut

mengakibatkan polusi di lingkungan sekitarnya dan dapat

mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit seperti diare,

demam berdarah, influenza, dll.

c. Jendela Rumah (Ventilasi)


Tabel 2.7 : Distribusi Frekuensi Kepemilikan Ventilasi (jendela

rumah)

No Jendela/Lubang Angin Frek. %


1 Ada 210 100
2 Tidak ada 0 0

No Luas jendela 10% dari luas lantai Frek. %


1 Ya 150 71
2 Tidak 60 28

Interpretasi Data

Dari data di atas menunjukkan bahwa rumah yang mempunyai

ventilasi atau jendela sebanyak 210 KK (100%) semua kepala

keluarga memiliki jendela atau lubang angin dirumah mereka masing-

masing. Jumlah rumah yang memiliki luas jendela 10% dari luas

lantai sebanyak 150 KK (71%) dan yang tidak sebanyak 60 KK

(28%).

Analisa Data

Jendela/Lubang angin rumah merupakan tempat bertukarnya

udara, ketika jendela/lubang angin terbuka maka udara di dalam

ruangan akan bertukar dengan udara baru yang berasal dari luar

ruangan. Hal tersebut dapat beresiko meningkatkan penyakit akibat

lingkungan seperti ISPA, TBC, dan Asthma. Untuk ventilasi yang

sesuai standar kesehatan meliputi 10 % dari luas rumah.


d. Pembuangan sampah

Tabel 2.8 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengelolaan

Sampah

No Pengelolaan Sampah Frek. %


1 Di bakar 180 86
2 Di timbun 30 14
3 Di buang ke sungai 0 0

Diagram 2.13 : Distribusi Pengelolaan Sampah

14%
di bakar
di timbun
86% di buang ke sungai

Interpretasi Data

Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa

penduduk dusun II Lekopadis dalam hal pengelolaan sampah yang

Dibakar sebanyak 180 KK (86%), kemudian yang Ditimbun sebanyak

30 KK (14%).

Analisa Data

Menurut Slamet Soemirat (2005) sampah dapat menyebabkan

pengaruh langsung dan tidak langsung pada kesehatan. Pengaruh


langsung adalah pembusukan sehingga dapat menyebabkan racun

yang bersifat patogen, sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah

sampah menjadi tempat bersarangnya vektor penyakit dan dapat

menyebabkan banjir.

E. Sistem Pendidikan

Jenis Pendidikan

1. Formal

Rata-rata penduduk berpendidikan formal sampai tingkat

Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak.

2. Non formal

Beberapa warga dusun II Lekopadis ada yang tidak pernah

mengenyam pendidikan formal dan sebagian besar jarang mengikuti

pelatihan-pelatihan karena kesibukan mereka dalam bekerja dan

tidak adanya waktu bagi mereka.

F. Sistem Ekonomi

1. Mata Pencaharian

Sebagian besar warga dusun II Lekopadis terutama Kepala

Keluarganya mempunyai mata pencaharian sebagai wiraswasta dan

petani.

2. Sumber Daya Alam

Wilayah dusun II Lekopadis merupakan daerah

pemukiman,dan terdapat area perkebunan. Hampir semua warga dusun


II Lekopadis mempunyai pekarangan di dekat ataupun jauh dari

rumahnya yang dimanfaatkan untuk menanam tanaman buah seperti

mangga, jambu dan tanaman hias seperti bunga, di samping itu terdapat

beberapa Kepala Keluarga yang mempunyai tempat pembuatan kopra

dan pembuatan minyak mandar.

3. Industri rumah tangga (home industri)

Di wilayah dusun II Lekopadis terdapat industri rumah tangga

berupa industri pembuatan minyak mandar dan sarung mandar.

G. Sistem Politik

1. Cara pemilihan tokoh masyarakat formal (Kepala Dusun)

Pemilihan tokoh masyarakat di dusun II Lekopadis dipilih

secara langsung oleh masyarakat.

2. Cara pemilihan tokoh masyarakat informal

Pemilihan tokoh masyarakat, tokoh Agama dan tokoh Adat

dilakukan langsung oleh warga dusun II Lekopadis

3. Cara penetapan peraturan

Dalam penetapan peraturan di dusun II Lekopadis digunakan

peraturan formal (yang ditetapkan pemerintah) dan menggunakan

peraturan hasil musyawarah masyarakat setempat.

4. Struktur pemerintahan

Dusun II Lekopadis dipimpin oleh seorang masyarakat yang

bekerja sebagai petani yang berada di bawah pemerintahan Kepala


Desa Lekopadis dan Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali

Mandar.

H. Sistem Rekreasi

1. Kebiasan rekreasi penduduk

Penduduk tidak biasa rekreasi keluar daerah, mereka mengisi

waktu dengan menonton televisi, arisan, mengobrol dengan tetangga,

mendengarkan radio dan bercerita bersama di pinggir sungai sambil

melakukan aktivitas hariannya.

2. Sarana rekreasi

Sarana rekreasi yang sering masyarakat dusun kunjungi yaitu

sungai mandar yang terdapat di Lawarang.

I. Sistem Komunikasi

1. Hirarki komunisasi penduduk

Dalam berinteraksi antar warga, komunikasi dijalankan dengan

saling mengunjungi dan kadang-kadang diadakan suatu musyawarah/

rembukan.

2. Alat / media komunikasi

Alat yang dapat digunakan untuk komunikasi berupa pengeras

suara yang ditempatkan di Masjid untuk memperoleh informasi dari

luar, warga rata-rata mempunyai radio dan televisi. Sedangkan cara


yang biasa digunakan dalam menyebarkan informasi adalah dengan

melalui mulut ke mulut dan alat telepon genggam.

J. Sistem Keagamaan

1. Aktivitas kegiatan keagamaan penduduk

Terdapat aktifitas rutin keagamaan di wilayah desa Lekopadis

berupa pengajian setiap awal bulan.

2. Organisasi keagamaan

Terdapat organisasi keagamaan di dusun II Lekopadis seperti

Majelis Talim.

K. Sistem Legal

Dalam menentukan sesuatu keputusan bersama, warga terlebih

dahulu mengadakan musyawarah untuk mencapai kata mufakat.

Peraturan/ Ketentuan dalam menjaga keamanan.

Anda mungkin juga menyukai