C. ETIOLOGI
Menurut depkes penyebab kurang perawatan diri adalah;
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri
c. kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan teramasuk
perawatan diri
d. sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya
2. faktor presipitasi
menurutnanda (2006), :
1. Hambatan lingkungan
2. cemas, lelah atau lemah
3. penurunan motivasi
4. kerusakan kognisi/preseptual
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Fisik:
- Badan bau, pakaian kotor
- Rambut dan kulit kotor
- Kuku panjang dan kotor
- Gigi kotor disertai mulut yang bau
- Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
- Malas, tidak ada inisiatif
- Menarikdiri, isolasi diri
- Merasa tak berdaya, rendah diri, dan merasa hina
3. Sosial
- Interaksi kurang
- Kegiatan kurang
- Tidak mampu berprilaku sesuai norma
- Cara makan tidak teratur, BAB dan BAK di sembarang tempat , gosok
gigi dan mandi tidak mampu mandiri
4. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2:
a. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi dan pertumbuhan,
belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi
kebutuhan perwatan diri
b. Mekanisme koping maladaptif
Mekanismekoping yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, cenderung menguasai lingkungannya. Kategorinya adalah
tidak mau merawat diri
F. PROSES TERJADI
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadi perawatan diri kurang:
1. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif dan keterampilan kurang.
2. Biologi
Penyakit kronis yang menyebabkan tidak mampu melakukan perawatan diri .
3. Kemampuan realitas turun
Klien ganguan jiwa dengan kemampuan realitas kurang menyebabkan
ketidakperdulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri
4. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan dari lingkungannya
G. RENTANG RESPON
Adaptif Maladaptif
- Polaperawatanmelakukan - Kadangperawatan, - Tidakmelakukan
Diri seimbang kadang tidak perawatandiri
B. POHON MASALAH
Gangguan pemeliharaan kesehatan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola respon
klien baik actual maupun potensial.
Diagnosa keperawatan dapat dirumuskan PE (Problem, Etioplogi)
keduanya ada hubungan sebab akibat dan rumusan PES (Problem, Etiologi,
Simptom atau gejala sebagai data penunjang). Adapun tipe-tipe diagnosanya
yaitu : Diagnosa actual, diagnose resiko tinggi, diagnose mungkin, dan masalah
kolaboratif.
Diagnosa keperawatan dari skema pohon masalah defisit perawatan diri adalah
sebagai berikut :
1. Gangguan pemeliharaan kesehatan
2. Defisit perawatan diri
3. Menarik diri
D. INTERVENSI
Perencanaan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan khusus, dan
rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus pada penyelesaian
permasalahan (P) dari diagnosis tertentu. Tujuan umum dapat dicapai jika
serangkaian tujuan khusus telah tercapai.
- Terlampir
E. TINDAKAN KEPERAWATAN/IMPLEMENTASI
a. Tindaka keperawatan pada pasien
1. Tujuan keperawatan
a) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b) Pasien mampu melakukan berhias secara baik
c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d) Pasien mampu melakukan eliminasi secara mandiri
2. Tindakan keperawatan
a) Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri dengan cara:
1) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
2) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri.
3) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
4) Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri.
b) Membantu pasien latihan berhias
Latihan berhias pada pria harus dibedakan dengan wanita. Pada
pasien laki-laki, latihan meliputi latihan berpakaian, menyisir
rambut, dan bercukur, sedangkan pada pasien perempuan, latihan
meliputi latihan berpakaian, menyisir rambut, dan
berhias/berdandan.
c) Melatih pasien makan secara mandiri dengan cara:
1) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
2) Menjelaskan cara makan yang tertib
3) Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
4) Mempraktikkan cara makan yang baik
d) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri dengan
cara:
1) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
2) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
3) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
F. EVALUASI
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan S.O.A.P
diantaranya sebagai berikut:
S: Respon subjektif klen terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Dapat diukur dengan menanyakan : Bagaimana perasaan
Bapak setelah latihan nafas dalam ?
O: Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Dapat diukur dengan mengobservasi perilaku klien pada saat
tindakan dilakukan, atau menanyakan kembali apa yang telah diajarkan atau
member umpan balik sesuai dengan hasil observasi.
A: Analisis ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang
kontradiksi dengan masalah yang ada. Dapat pula membandingkan hasil
dengan tujuan.
P: Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada respons
klien yang terdiri dari tindak lanjut klien, dan tindak lanjut oleh perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Medika.