Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI


I. KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN
- Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan dimana seorang yang
mengalami gangguan dalam kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berganti pakaian,
makan, dan toileting.
- Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

B. TANDA DAN GEJALA


1. Ganguan kebersihan diri: ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor
2. Ketidakmampuan berhias atau berdandan: Ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor, dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien
laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri: Ditandai dengan ketidakma
mpuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak
pada tempatnya.
4. Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri: Ditandai dengan BAB
atau BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik
setelah BAB atau BAK.

C. ETIOLOGI
Menurut depkes penyebab kurang perawatan diri adalah;
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri
c. kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan teramasuk
perawatan diri
d. sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya
2. faktor presipitasi
menurutnanda (2006), :
1. Hambatan lingkungan
2. cemas, lelah atau lemah
3. penurunan motivasi
4. kerusakan kognisi/preseptual

D. TANDA DAN GEJALA


a. Ganguan kebersihan diri: ditandai dengan rambut kotor, gigikotor, kulit
berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan berhias atau berdandan: Ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor, dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien
laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan
c. Ketidakmampuanmakansecaramandiri:Ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri: Ditandai dengan BAB
atau BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik
setelah BAB atau BAK

E. MANIFESTASI KLINIS
1. Fisik:
- Badan bau, pakaian kotor
- Rambut dan kulit kotor
- Kuku panjang dan kotor
- Gigi kotor disertai mulut yang bau
- Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
- Malas, tidak ada inisiatif
- Menarikdiri, isolasi diri
- Merasa tak berdaya, rendah diri, dan merasa hina
3. Sosial
- Interaksi kurang
- Kegiatan kurang
- Tidak mampu berprilaku sesuai norma
- Cara makan tidak teratur, BAB dan BAK di sembarang tempat , gosok
gigi dan mandi tidak mampu mandiri
4. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2:
a. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi dan pertumbuhan,
belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi
kebutuhan perwatan diri
b. Mekanisme koping maladaptif
Mekanismekoping yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, cenderung menguasai lingkungannya. Kategorinya adalah
tidak mau merawat diri

F. PROSES TERJADI
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadi perawatan diri kurang:
1. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif dan keterampilan kurang.
2. Biologi
Penyakit kronis yang menyebabkan tidak mampu melakukan perawatan diri .
3. Kemampuan realitas turun
Klien ganguan jiwa dengan kemampuan realitas kurang menyebabkan
ketidakperdulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri
4. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan dari lingkungannya

G. RENTANG RESPON

Adaptif Maladaptif
- Polaperawatanmelakukan - Kadangperawatan, - Tidakmelakukan
Diri seimbang kadang tidak perawatandiri

H. PERAN SERTA KELUARGA


Asuhan yang dapat dilakukan oleh keluarga abgi klien yang tidak dapat merawat diri
sendiri adalah :
1. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien
Bina hubungan saling percaya
Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri
Kuatkan kemampuan klien merawat diri
2. Membimbing dan mendorong klien merawat diri
Bantu klien merawat diri, ajarkan keterampilan secara bertahap.
Buat jadwal kegiatan setiap hari
Ingatkan tiap kegiatan
Beri pujian tiap kegiatan yang positif
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
Sediakan perlengkaan yang diperlukan misalnya : untuk mandi sediakan
sabun, sikatgigi, odol dan pakaian bersih
sediakan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya : kamar mandi tidak
terlalu jauh dan aman.
4. Sikap keluarga
sabar, selalu siap membantu
menerima dan memuji setiap upaya klien merawat diri.
Tidak mencela atau menghina
II. KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses piker sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan
merawat kebersihan diri, makan, berhias diri, dan eliminasi (buang air besar dan
buang air kecil) secara mandiri.
Tanda dan gejala yang tampak pada pasien yang mengalami deficit
perawatan diri adalah sebagai berikut.
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laiki-laki
tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya.
d. Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan buang air besar
(BAB) atau buang air kecil (BAK) tidak pada tempatnya, dan tidak
membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.
1. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
tanggal MRS (masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No
Rumah Sakit dan alamat klien.
2. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga
datang ke rumah sakit.Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah, dan perkembangan yang dicapai.
3. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan
jiwa pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik,
seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan
kriminal.Dan pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan sosial
budaya.
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB)
dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
c. Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok, yang diikuti dalam masyarakat
d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
6. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien,
afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,
tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
7. Kebutuhan persiapan pulang
a. Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat makan
kembali.
b. Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta
membersihkan dan merapikan pakaian.
c. Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.
d. Istirahat tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar rumah.
e. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.
8. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan
stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
10. Pengetahuan
Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.
11. Aspek medik
Diagnose medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi,
psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.

B. POHON MASALAH
Gangguan pemeliharaan kesehatan

Defisit perawatan diri (Core problem)

Isolasi social : Menarik diri

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola respon
klien baik actual maupun potensial.
Diagnosa keperawatan dapat dirumuskan PE (Problem, Etioplogi)
keduanya ada hubungan sebab akibat dan rumusan PES (Problem, Etiologi,
Simptom atau gejala sebagai data penunjang). Adapun tipe-tipe diagnosanya
yaitu : Diagnosa actual, diagnose resiko tinggi, diagnose mungkin, dan masalah
kolaboratif.
Diagnosa keperawatan dari skema pohon masalah defisit perawatan diri adalah
sebagai berikut :
1. Gangguan pemeliharaan kesehatan
2. Defisit perawatan diri
3. Menarik diri

D. INTERVENSI
Perencanaan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan khusus, dan
rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus pada penyelesaian
permasalahan (P) dari diagnosis tertentu. Tujuan umum dapat dicapai jika
serangkaian tujuan khusus telah tercapai.
- Terlampir

E. TINDAKAN KEPERAWATAN/IMPLEMENTASI
a. Tindaka keperawatan pada pasien
1. Tujuan keperawatan
a) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b) Pasien mampu melakukan berhias secara baik
c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d) Pasien mampu melakukan eliminasi secara mandiri
2. Tindakan keperawatan
a) Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri dengan cara:
1) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
2) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri.
3) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
4) Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri.
b) Membantu pasien latihan berhias
Latihan berhias pada pria harus dibedakan dengan wanita. Pada
pasien laki-laki, latihan meliputi latihan berpakaian, menyisir
rambut, dan bercukur, sedangkan pada pasien perempuan, latihan
meliputi latihan berpakaian, menyisir rambut, dan
berhias/berdandan.
c) Melatih pasien makan secara mandiri dengan cara:
1) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
2) Menjelaskan cara makan yang tertib
3) Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
4) Mempraktikkan cara makan yang baik
d) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri dengan
cara:
1) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
2) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
3) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

F. EVALUASI
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan S.O.A.P
diantaranya sebagai berikut:
S: Respon subjektif klen terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Dapat diukur dengan menanyakan : Bagaimana perasaan
Bapak setelah latihan nafas dalam ?
O: Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Dapat diukur dengan mengobservasi perilaku klien pada saat
tindakan dilakukan, atau menanyakan kembali apa yang telah diajarkan atau
member umpan balik sesuai dengan hasil observasi.
A: Analisis ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang
kontradiksi dengan masalah yang ada. Dapat pula membandingkan hasil
dengan tujuan.
P: Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada respons
klien yang terdiri dari tindak lanjut klien, dan tindak lanjut oleh perawat.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat.B.A. 2006.Proses KeperawatanJiwa.Jakarta : EGC

Santosa, Budi. 2012. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda .Jakarta : Prima

Medika.

Anda mungkin juga menyukai