BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana (disaster) merupakan fenomena yang terjadi karena komponen-
komponen pemicu (trigger), ancaman (hazard), dan kerentanan (vulnerability)
bekerja bersama secara sistematis, sehingga menyebabkan terjadinya resiko (risk)
pada komunitas. Beberapa contoh dari bencana diantaranya adalah bencana yang
disebabkan oleh gejala-gejala alam seperti banjir, angin ribut, longsor, gempa
bumi, gelombang pasang, tsunami, dan lain sebagainya.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, penyebab
terjadinya bencana dapat disebabkan oleh tiga faktor. Faktor tersebut yaitu : 1)
bencana dapat terjadi karena fenomena alam seperti Tsunami, letusan gunung
berapi, gempa bumi, kekeringan, penyakit pada tanaman atau hewan peliharaan,
dan seterusnya, 2) bencana dapat terjadi karena perbuatan manusia terhadap
lingkungannya, seperti banjir, tanah longsor, wabah penyebab virus, dan
seterusnya, dan 3) bencana dapat terjadi akibat tindakan manusia atau
hubungannya terhadap lingkungan sosialnya, seperti konflik agama, kerusuhan
politik yang kacau balau, dan konflik suku bangsa (Susanto, 2006: 2-3).
Pengesahan Undang-undang No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana oleh Pemerintah RI tanggal 26 April 2007 telah membawa dimensi baru
dalam pengelolaan bencana di Indonesia. Paradigma yang dahulu lebih bersifat
responsif dalam menangani bencana sekarang diubah menjadi suatu kegiatan yang
bersifat preventif, sehingga bencana dapat dicegah atau diminimalkan (mitigasi)
sehingga risikonya dapat dikurangi. Undang-undang tentang penanggulangan
bencana tersebut juga mensyaratkan penanggulangan bencana harus dilakukan
secara terdesentralisasi dengan melibatkan partisipasi masyarakat yang seluas-
luasnya baik mulai sejak tahap awal program (identifikasi, analisis, penerapan
rencana kerja, monitor dan evaluasi) sampai ke tahap akhir dimana program akan
diserahterimakan sepenuhnya kepada masyarakat lokal. Berbicara tentang
bencana pada dasarnya membicarakan lima (5) hal sekaligus, yaitu penyebab
bencana dan kerentanan (faktor alam dan manusia), dampak bencana (kerusakan
2
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Jelaskan defenisi dari bencana alam ?
2. Jelaskan jenis-jenis dari bencana alam ?
3. Jelaskan terkait mitigasi bencana ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi bencana alam.
2. Menjelaskan jenis-jenis bencana alam.
3. Menjelaskan tentang mitigasi bencana.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bencana Alam
Menurut UU No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, bencana
alam merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh
faktor alam dan/ non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
1) Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang
panjang.
2) Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara
sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
3) Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan
gunung berapi.
4) Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau
membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
5) Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang
dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.
b. Upaya Pengurangan Resiko Bencana Kebakaran Hutan
Pencegahan kebakaran hutan pada tingkat unit pengelolaan hutan
konservasi, kesatuan pengelolaan hutan produksi, kesatuan pengelolaan hutan
lindung meliputi kegiatan:
1) Inventarisasi lokasi rawan kebakaran hutan
2) Inventarisasi faktor penyebab kebakaran
3) Penyiapan regu pemadam kebakaran
4) Pembuatan prosedur tetap
5) Pengadaan sarana dan prasarana
6) Pembuatan sekat bakar.
3. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran di
tanah yang disebabkan oleh
pergerakan permukaan bumi.
Episentrum adalah titik di permukaan
bumi, tepat di pusat gempa.
Hiposentrum berada jauh dalam tanah
Gambar 3. Gempa Bumi
Sumber gambar : google/image ditempat batuan pecah dan bergeser
untuk pertama kali.
a. Jenis Gempa Bumi
1) Gempa bumi vulkanik adalah getaran kuat akibat kegiatan gunung berapi.
2) Gempa bumi tektonik adalah getaran kuat yang diakibatkan oleh patahan
bumi karena pergesekan lempeng samudra atau lempeng bumi.
b. Upaya Pengurangan Resiko Bencana Gempa Bumi
7
Antisipasi yang harus dilakukan bagi masyarakat luas adalah apa dan
bagaimana cara menghadapi kejadian gempa, pada saat dan sesudah gempa
terjadi. Beberapa saran dalam menghadapi kejadian gempa adalah sebagai
berikut:
1) Mengenal apa yang disebut gempa bumi.
2) Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempa bumi
sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung.
3) Belajar melakukan P3K.
4) Belajar menggunakan pemadam kebakaran.
5) Mencatat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi
gempa bumi.
6) Perabotan (lemari, kabinet, dan lain-lain) diatur menempel pada dinding
(dipaku/diikat dan lain-lain) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser
pada saat terjadi gempa bumi.
7) Menyimpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah
pecah, agar terhindar dari kebakaran.
8) Selalu mematikan air, gas, dan listrik apabila sedang tidak digunakan.
9) Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempa bumi adalah akibat
kejatuhan material.
10) Alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K (Senter/lampu batrai,
Radio, Makanan suplemen dan Air).
4. Tsunami
Tsunami adalah ombak yang
sangat besar yang menyapu daratan
akibat adanya gempa bumi di laut,
tumbukan benda besar/cepat di laut,
angin ribut, dan lain sebagainya.
Tsunami sangat berbahaya karena
Gambar 4. Tsunami Aceh
Sumber : google/image bisa menyapu bersih pemukiman
warga dan menyeret segala isinya ke laut lepas yang dalam. Tsunami yang
besar bisa membunuh banyak manusia dan makhluk hidup yang terkena
dampak tsunami.
a. Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami dapat terjadi jika ada gangguan yang menyebabkan
perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa
8
1) Jika kamu sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari
sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan,
berlarilah menuju bukit yang terdekat.
2) Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah
ditentukan.
3) Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan no.2, carilah
bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building),
gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya
sampai ke lantai 3).
4) Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan kamu
bebas dan tidak membawa apa-apa.
5. Gunung Meletus
Gunung meletus adalah
gunung yang memuntahkan materi-
materi dari dalam bumi seperti
debu, awan panas, asap, kerikil,
batu-batuan, lahar panas, lahar
dingin, magma, dan lain sebagainya.
Gambar 5. Gunung Meletus Gunung meletus biasanya bisa
Sumber : google/image
diprediksi waktunya sehingga
korban jiwa dan harta benda bisa diminimalisir. Magma adalah cairan pijar
yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni
diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi
disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan
gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh
radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh
radius 90 km.
a. Upaya Pengurangan Resiko Terhadap Bencana Gunung Merapi
1) Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah
aliran lahar.
2) Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas.
3) Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu
peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas
manusia. Bencana alam kadang terjadi di luar dugaan manusia. Berbagai faktor
menyebabkan terjadinya bencana alam salah satunya adalah karena ketidakberda-
yaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga
menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai
kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah
atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Dalam mengurangi resiko
bencana tersebut maka diperlukan adanya penanggulangan bencana. Adapun
upaya penanggulangan bencana meliputi kegiatan pencegahan, penjinakan
(mitigasi), penyelamatan, rehabilitasi dan rekontruksi, baik sebelum, pada saat
terjadi bencana, maupun setelah bencana. Sehingga kita semua dapat
menghindarkan diri dari bencana yang terjadi.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://adimulyadi.academia.edu/2018/07/bencana-alam.html
http://pertemuan1mitigasibencanaalamjeniskarakteristikbencanaalam-
180102093515.pdf
http://alifializanawarti.blogspot.co.id/2018/07/mitigasi-bencana.html
http://onlymissblue.blogspot.co.id/2018/07/makalah-mitigasi-bencana.html
http://dannysetwan.blogspot.co.id/2018/07/mitigasi-bencana-alam.html
Susanto. 2006. Disaster Management Di Negeri Rawan Bencana. PT Aksara
Grafika Pratama : Jakarta
Undang-undang No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
Verstappen, 1985. Applied Geomorphological Survey and natural Hazard Zoning.
Enschede : ITC