Bencana alam (bahasa Inggris: Natural disaster), adalah suatu peristiwa yang terbagi
menjadi dua berdasarkan pemicunya. Pertama, bencara yang terjadi secara alami
dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor,
badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun,
tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit.Beberapa bencana alam terjadi tidak
secara alami. Contohnya adalah kelaparan, yaitu kekurangan bahan pangan dalam
jumlah besar yang disebabkan oleh kombinasi faktor manusia dan alam.Dua jenis
bencana alam yang diakibatkan oleh peristiwa di luar angkasa jarang mempengaruhi
manusia, seperti asteroid dan badai matahari.
Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi,
sosial, dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial,
korban jiwa, kerusakan ekosistem, dan hilangnya tempat tinggal. Bencana alam
membawa berbagai dampak bagi kehidupan, terutama bagi manusia. Apa saja
dampak dari bencana alam terhadap kehidupan manusia? Dampak dari bencana alam
terhadap kehidupan manusia adalah:
Korban jiwa
Gangguan mental
Mengganggu aktivitas
Kerugian ekonomi
Memburuknya ekonomi
Korban jiwa
Dampak bencana alam terhadap kehidupan manusia yang paling ditakuti adalah
jatuhnya korban jiwa.Bencana alam membawa kekuatan destruktif (penghancur) yang
sangat besar. Kekuatan besar tersebut sangatlah berbahaya sehingga dapat
menimbulkan korban jiwa, baik kematian, cedera berat, ataupun cedera ringan.
Munculnya masalah kesehatan adalah dampak bencana alam terhadap manusia yang
kerap dirasakan dalam jangka panjang.Bencana alam dapat membawa patogen penyebab
penyakit yang kemudian menginfeksi penduduk yang terdampak.Misalnya, banjir yang
dapat menyebabkan infeksi salmonella, staphylococcus, norovitus, toksoplasmosis,
malaria, dan menyakit kulit seperti kudis.Atau, bencana alam gunung meletus yang dapat
menyebabkan gangguan pernapasan dan kardiovaskular.
2. Gangguan Mental
Dampak bencana alam terhadap kehidupan manusia adalah gangguan mental bagi orang
yang terdampak.Dilansir dari VeryWell Mind, bencana alam menyebabkan stress,
kecemasan, kemarahan, dan memicu gangguan stress pasca trauma (PTSD) para
penyintas.
3. Mengganggu Aktivitas
Dampak bencana alam terhadap kehidupan manusia adalah kesulitan air bersih dan
makanan. Bencana alam seringkali merusak sumber air dan sumber makanan, juga
memutus jalur keluar masuk lokasi bencana alam.Hal tersebut menyebabkan penduduk
yang terdampak bencana alam kerap kesulitan mendapatkan air bersih dan juga makanan.
Salah satu cara mengatasi bencana alam dengan melakukan mitigasi lebih awal.
Namun, tahukah kamu apa itu mitigasi? Mitigasi merupakan upaya yang dilakukan
untuk mengurangi risiko bencana. Hal tersebut juga sudah diatur dalam UU Nomor 24
Tahun 2007 yang memuat segala macam definisi yang berkaitan dengan mitigasi.
Mitigasi sendiri adalah upaya yang memiliki tujuan yaitu agar dapat mengenali risiko
akan datangnya bencana, perencanaan serta penanggulangan dan lainnya. Untuk lebih
lengkapnya mengenai cara mengatasi bencana alam
Mitigasi merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana. Hal
tersebut juga sudah diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 2007 yang memuat segala macam
definisi yang berkaitan dengan mitigasi.Mitigasi sendiri adalah upaya yang memiliki
tujuan yaitu agar dapat mengenali risiko akan datangnya bencana, perencanaan serta
penanggulangan dan lainnya. Untuk lebih lengkapnya mengenai cara mengatasi bencana
alam beserta mitigasinya.
Bencana alam adalah risiko yang tidak terhindarkan, yang mana mitigasi ini hal penting
agar dampak dari bencana yang muncul dapat diminimalisir. Mitigasi juga memiliki
langkah yang harus dilalui sesuai dengan prosedur serta tahapan guna mengurangi risiko
serta dampak dari bencana. Berikut beberapa langkah-langkah mitigasinya.
Langkah awalnya adalah mengurangi dampak dari bencana yang bisa kapan saja terjadi.
Contoh kegiatannya seperti melakukan pemetaan pada wilayah rawan bencana,
pembuatan bangunan yang tahan gempa, penanaman pohon, hingga memberikan
penyuluhan terhadap kesadaran masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana.
Langkah kedua adalah melakukan perencanaan yang mana akan berpatokan dengan
bencana yang pernah terjadi dan mungkin saja terjadi kembali. Hal ini bertujuan untuk
meminimalkan korban jiwa serta kerusakan yang mungkin terjadi pada fasilitas umum.
Langkah ketiga mitigasi yaitu respon yang adalah upaya untuk meminimalisir bahaya
yang diakibatkan bencana. Tahap ini berlangsung
ASAL USUL TANAH LONGSOR
Longsor adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan massa batuan
atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan
besar tanah
Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan
faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi
material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan
bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi
yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya
yang turut berpengaruh: erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan,
sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah
curam lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan
hujan lebat gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral
dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya
lereng-lereng tersebut gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan
lebat dan aliran debu-debu getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan
peledak, dan bahkan petir berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya
hujan atau salju
Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah
menjadi retak. Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng
menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan
penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan
Dampak Tanah Longsor bagi Lingkungan Lahan menjadi rusak dan vegetasi penutup
lahan hilang. Kondisi lahan menjadi kritis yang menyebabkan langkanya cadangan air
bawah tanah. Keseimbangan ekosistem menjadi terganggu. jatuhnya korban jiwa
Rusaknya rumah, infrastruktur, dan lahan menyebabkan kerugian yang besar dan
menghambat perekonomian. Akibat tanah longsor, korban tidak bisa melakukan aktivitas
ekonomi. Akses jalan yang tertutup juga menyebabkan terhambatnya perekonomian
masyarakat sekitar daerah longsor.
Terdapat beberapa dampak positif dari tanah longsor yang memengaruhi kehidupan
manusia. Kondisi tanah akan kembali menjadi gembur, terjadi perubahan tekstur tanah,
dan mempercepat terjadinya proses peleburan batu dalam tanah
Langkah awalnya adalah mengurangi dampak dari bencana yang bisa kapan saja terjadi.
Contoh kegiatannya seperti melakukan pemetaan pada wilayah rawan bencana,
pembuatan bangunan yang tahan gempa, penanaman pohon, hingga memberikan
penyuluhan terhadap kesadaran masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana.
Langkah selanjutnya adalah melakukan perencanaan yang mana akan berpatokan dengan
bencana yang pernah terjadi dan mungkin saja terjadi kembali. Hal ini bertujuan untuk
meminimalkan korban jiwa serta kerusakan yang mungkin terjadi pada fasilitas umum.
Langkah ketiga mitigasi yaitu respon yang adalah upaya untuk meminimalisir bahaya
yang diakibatkan bencana. Tahap ini berlangsung pasca bencana. Rencana
penanggulangan bencana yang dilaksanakan dengan fokus pada upaya pertolongan
korban bencana serta antisipasi adanya kerusakan juga jadi hal yang diperhatikan.
Langkah terakhir yang tidak kalah penting adalah yaitu pemulihan. Langkah ini perlu
diambil setelah terjadi bencana yang mana bertujuan untuk mengembalikan kondisi
seperti sedia kala. Pada tahap tersebut, disarankan untuk lebih fokus terhadap tempat
tinggal sementara untuk para korban bencana dan dapat membangun kembali sarana dan
prasarana yang terdampak.Dari siklus waktunya kegiatan penanganan bencana sendiri
dibagi menjadi
Contoh Mitigasi
Mitigasi bencana tsunami ini merupakan sistem untuk deteksi tsunami serta memberikan
peringatan untuk mencegah jatuh korban. Sistem peringatan yang digunakan juga dibagi
menjadi 2 yaitu sistem peringatan internasional serta sistem peringatan regional.
Mitigasi bencana gempa bumi ini dibagi menjadi tiga yaitu sebelum gempa, saat terjadi
gempa dan pasca gempa. Masing-masing mitigasi tersebut dapat mengurangi dampak
dari bencana tersebut. Sebelum gempa dapat mendirikan bangunan yang tahan gempa,
mengenali lokasi bangunan tempat tinggal, tempatkan perabotan pada tempat yang
proporsional, siapkan peralatan seperti P3K, senter, makanan instant, periksa listrik dan
gas, catat nomor telepon darurat dan mengenali jalur evakuasi.
Saat terjadi gempa kamu dapat mengikut beberapa hal seperti tetap tenang, hindari sesuai
yang dapat roboh, perhatikan dimana kamu berdiri, turun dari kendaraan dan menjauh
dari pesisir pantai. Pasca gempa kamu bisa keluar dari bangunan dengan menggunakan
tangga manual, berikan pertolongan pertama untuk mereka yang terluka dan tetap
menghindari bangunan yang memiliki potensi roboh.
Upaya mitigasi bencana ini adalah pemantauan dari aktivitas gunung api. Data hasil
pemantauannya sendiri dikirimkan ke Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (DVMBG) di Bandung dengan radio komunikasi SSB. Mitigasi lainnya dari
bencana gunung berupa pemetaan untuk mengetahui segala aktivitas gunung berapa aktif.
Hal ini bertujuan untuk menjelaskan jenis serta sifat bahaya, arah penyelamatan diri,
pengungsian hingga penanggulangan bencana gunung berapi.
Mitigasi bencana ini dilakukan agar mengurangi dampak dari tanah longsor, beberapa hal
yang dapat dilakukan adalah.Menghindari daerah rawan bencana Mengurangi tingkat
keterjalan lereng Terasering menggunakan sistem drainase yang baik Penghijauan dengan
tanaman berakar dalam Mendirikan bangunan yang memiliki pondasi kuat Menutup
rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk Melakukan relokasi apabila sudah
mengetahui cara mengatasi bencana alam, maka hal lainnya yang perlu dipersiapkan
adalah dengan memberikan proteksi lebih terhadap diri menggunakan asuransi.
Pastikan untuk memiliki asuransi jiwa dan kesehatan yang terbaik untuk mendapatkan
proteksi terbaik. Memilih asuransi yang tidak hanya melindungi diri dari risiko, tetapi
juga memberikan manfaat terbaik dengan harga yang lebih terjangkau. Danamon
menawarkan berbagai macam produk asuransi jiwa terbaik yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan kamu dan keluarga.
6. Membuat Terasering
Secara sederhana tsunami dapat diartikan sebagai suatu kondisi ketika gelombang air laut
naik dan menerjang daratan. Kejadian ini bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk
letusan gunung berapi serta gempa bawah laut.
Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika, penggunaan istilah tsunami baru mulai
dikenal dunia setelah gempa besar mengguncang Jepang pada tanggal 15 Juni 1896.
Akibat dari gempa tersebut adalah naiknya gelombang tsunami yang menewaskan kurang
lebih 22.000 jiwa serta menghancurkan area pantai timur Honshu sejauh 280 kilometer.
Sebenarnya tidak ada sejarah pasti yang mengisahkan tentang awal mula bencana
tsunami. Akan tetapi sejauh sejarah pengetahuan, Jepang adalah negara yang paling
sering mengalami gempa dan tsunami. Jadi sejarah munculnya tsunami selalu merujuk
kepada negara matahari terbit tersebut, apalagi didukung dengan asal usul istilah tsunami
itu sendiri.
Walau banyak negara lain yang juga telah mengalami tsunami sejak lama, termasuk
Indonesia. Namun nenek moyang pada masa itu belum mengenal istilah tsunami sampai
terjadinya bencana di Jepang tahun 1896. Sebagai contoh, masyarakat Sulawesi Tengah
sering menyebut kejadian tersebut sebagai ‘air laut berdiri’.
Di Indonesia, tsunami diperkirakan pertama kali terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat
pada tahun 1618. Sejak saat itu jumlah tsunami yang terjadi di Indonesia terus bertambah
dan sepanjang tahun 1600 hingga 2018 setidaknya Indonesia telah mengalami tsunami
lebih dari 110 kali.
Hal berbeda justru diungkapkan oleh Badan Sains Amerika Serikat dalam hal
ini National Oceanic Atmospheric Administration atau NOAA. Menurut badan tersebut,
tsunami pertama di Indonesia terjadi pada tahun 416 dan sejak saat itu hingga akhir
Desember 2018 tercatat sudah ada 246 kali tsunami terjadi.
Meski ada beberapa pernyataan berbeda mengenai sejarah tsunami di Indonesia, tetapi
dapat dipastikan bahwa bencana alam tersebut dipicu oleh gempa dan letusan gunung
berapi. Disebutkan bahwa kira-kira 90% tsunami terjadi akibat gempa tektonik, 9%
diakibatkan oleh letusan gunung berapi, dan 1% disebabkan tanah longsor.
Dampak dari Bencana Tsunami
Bencana tsunami sudah dipastikan berdampak buruk untuk kondisi alam, khususnya
kawasan pantai. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya kerusakan material, melainkan
juga selalu memakan korban jiwa.
Berikut ini adalah beberapa dampak yang diakibatkan oleh tsunami, antara lain:
Kenali gejala peringatan tsunami seperti gempa bumi kuat atau lonjakan air laut.
Perhatikan juga pemberitahuan tsunami dari pihak berwenang setempat atau sistem
peringatan tsunami.
2. Evakuasi Awal
Saat ada peringatan tsunami, segera evakuasi dan tinggalkan wilayah pantai dan area
yang berada di bawah ancaman.
Jika rumah berada di sekitar pantai, segera rapikan berkas-berkas penting untuk
diselamatkan, seperti ijazah, Kartu Keluarga, Akte Kelahiran, dll.
Siapkan tas darurat dengan persediaan air, makanan, pakaian, obat-obatan, senter, dan
peralatan penting lainnya
Ikuti jalur evakuasi yang sudah ditentukan dan patuhi petunjuk dari pihak berwenang.
Jika tidak ada saran tempat evakuasi dari pihak berwenang, maka cari tempat yang tinggi
yang jauh dari garis pantai.
3. Komunikasi
Dalam kondisi apapun, komunikasi adalah hal yang penting. Pada saat becana alam seperti
tsunami, maka berusahalah sebisa mungkin untuk berkomunikasi dengan keluarga dan
teman-teman untuk memastikan keselamatan.
Selain itu, pantau juga informasi dan instruksi dari pihak berwenang melalui radio atau
ponsel. Selalu patuhi rekomendasi dan saran yang dikeluarkan pihak berwenang.
4. Keselamatan Pasca-Tsunami
5. Sosialisasikan Mitigasi
Pada daerah rawan bencana atau tidak, sosialisasi mitigasi merupakan edukasi yang penting
dibagikan agar lebih banyak masyarakat yang lebih paham bagaimana cara persiapan hingga
evakuasi saat terjadi bencana.
Sosialisasi mitigasi juga termasuk ke dalam cara penanggulangan bencana alam agar
meminimalisir jumlah korban nyawa hingga harta dan masyarakat tentunya akan lebih siap
siaga.
Banjir adalah peristiwa berlimpahnya air yang meluap hingga meluap ke daratan, yang
biasanya kering, akibat curah hujan yang tinggi, lelehan salju, atau masalah lain yang
mengakibatkan air tak dapat diserap dengan cepat oleh tanah atau dialirkan oleh saluran
air yang ada. Banjir bisa terjadi secara tiba-tiba atau secara bertahap.
A. Curah Hujan Tinggi: Hujan lebat yang berkepanjangan atau hujan deras dalam waktu
singkat dapat menyebabkan banjir.
B. Lelehan Salju: Pada musim semi, lelehan salju yang cepat akibat suhu yang meningkat
dapat menyebabkan banjir.
C. Pengembalian Air: Kelebihan air sungai yang tidak dapat diatasi oleh saluran air yang
ada.
D. Topografi dan Drainase: Keadaan topografi dan sistem drainase yang buruk dapat
mengakibatkan air tidak dapat mengalir dengan baik
Dampak Banjir
A. Korban Jiwa dan Luka-luka: Banjir dapat mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka
serius.
B. Kerusakan Properti: Rumah, bisnis, dan infrastruktur bisa hancur atau rusak parah.
D. Kerugian Lingkungan: Banjir dapat merusak ekosistem sungai dan daerah pesisir.
E. Krisis Air Bersih: Air minum yang tercemar dapat menyebabkan krisis air bersih.
Yang utama adalah menjaga lingkungan sungai atau selokan, sungai sebaiknya di
pelihara dengan baik. Jangan membuang sampah ke selokan. Sungai atau selokan jangan
di jadikan tempat pembuangan sampah
Saat ini semakin banyak warga yang membangun rumah di pinggir sungai, ada baiknya
pinggiran sungai jangan di jadikan rumah penduduk karena menyebabkan banjir dan
tatanan masyarakat tidak teratur.
Pohon yang telah ditebang sebaiknya ada penggantinya. Menebang pohon yang telah
berkayu kemudian di tanam kembali tunas pohon yang baru. Hal ini ditujukan untuk
regenerasi hutan dengan tujuan hutan tidak menjadi gundul.
Perbaikan dan pembersihan saluran air tentu harus ada. Di wilayah tertentu bisa diadakan
secara gotong royong. Penjagaan ini harus dilakukan secara terus menerus dengan waktu
berkala. Hal ini bertujuan agar terjadi hujan deras, air tidak akan tersumbat dan mampu
mencegah terjadinya banjir.
Pengertian :Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di
dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
b) Menghasilkan energi panas dari Bumi yang berguna untuk pembangkit tenaga listrik
c) Menghasilkan sumber mata air untuk pertanian, peternakan, dan kebutuhan hidup
lainnya.
d) Menghasilkan batu dan pasir berkualitas baik dan bisa dimanfaatkan untuk membuat
bangunan
f) Menghasilkan sumber air panas yang bisa dimanfaatkan untuk kesehatan kulit manusia
a) Lahar panas bisa menyebabkan kebakaran hutan, dan mengancam makhluk hidup yang
ada di dalamnya. Termasuk tumbuhan dan hewan
b) Awan panas dan guguran material letusan gunung bisa membahaakan lingkungan
c) Terjadinya polusi udara karena zat beracun yang terkandung di dalam material letusan
d) Perairan bisa tercemar oleh abu vulkanik dan material letusan lainnya
e) Kemunculan penyakit kulit, pernapasan, dan lain-lain akibat material letusan gunung
berapi.
SOLUSI MENANGGULANGI RESIKO BENCANA GUNUNG MELETUS
c) Hindari tempat terbuka dan lindungi diri dari abu letusan gunung api.
f) Gunakan pakaian tertutup yang dapat melindungi tubuh seperti baju lengan panjang
celana panjang dan juga topi.
g) Untuk menghindari abu vulkanik yang masuk ke dalam tubuh, Jangan lupa untuk tetap
menggunakan masker atau Kain basah untuk menutup mulut dan hidung.