Anda di halaman 1dari 9

CNN Indonesia -- Badan Geologi 

menyampaikan rendaman tsunami di Banten mencapai ketinggian


3,9 meter, tepatnya di Kecamatan Sumur, Pandeglang. Rendaman itu merupakan yang tertinggi di
seluruh wilayah Banten akibat tsunami.

"Kampung Sumur, Sumberjaya, Kecamatan Sumur flow depth 390 cm," ujar Kepala Tim Tanggap
Darurat Tsunami Badan Geologi, Supartoyo dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (28/12).

Hasil pengukuran Badan Geologi di kampung lain di Kecamatan Sumur juga menunjukkan tsunami di
sana merendam daratan hingga 3 meter lebih. Kampung Legon dan Kampung Basisir yang masih
satu Desa Sumberjaya tercatat direndam tsunami sekitar 3,3 meter.

Ketinggian tsunami di daratan Sumur ini diketahui dari jejak yang terlihat di pepohonan. Jejak itu
misalnya teramati dari ranting pohon yang patah.

Besarnya terjangan tsunami itu menyebabkan jumlah korban jiwa di Kecamatan Sumur yang paling
tinggi dibanding tempat lain.

"Jumlah korban meninggal di Kecamatan Sumur 64 orang," kata Supartoyo.

Selain itu, akses jalan dari dan menuju Sumur pun tidak mudah. Terjangan tsunami merusak jalan
dan membuat satu jembatan putus. Demi mencapai Sumur dari Kecamatan Labuan saja butuh waktu
4,5 jam dengan kendaraan.

Selain di Sumur, terjangan besar tsunami kemarin juga ditemukan di sejumlah kampung di
Kecamatan Carita. Di daerah Pejamben dan Sukanegara misalnya, air tsunami menggenangi daratan
hingga ketinggian 3,15 meter.

Pengukuran tinggi tsunami di daratan dilakukan oleh Tim Tanggap Darurat Tsunami dari Badan
Geologi. Supartoyo dan timnya mengecek sejumlah lokasi untuk mengukur ketinggian tsunami baik
saat masih di lautan, bibir pantai, hingga daratan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban jiwa akibat tsunami
Selat Sunda mencapai 426 orang. Daerah yang paling kena imbas bencana ini adalah Kabupaten
Pandeglang dengan korban jiwa 288 orang. Sementara di Lampung tercatat ada 116 orang.

Baca artikel CNN Indonesia "Tertinggi, Tsunami Selat Sunda Rendam Sumur Hingga 3,9 Meter"
selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181228162239-20-357086/tertinggi-
tsunami-selat-sunda-rendam-sumur-hingga-39-meter.

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/

KOMPAS.com - Gelombang tsunami di Selat Sunda menerjang Provinsi Banten dan Provinsi


Lampung. Kejadiannya bencana yang menewaskan 437 orang itu terjadi pada Sabtu (22/12/2018)
malam hingga Minggu (23/12/2018) pukul 22.00 WIB. Gelombang setinggi lebih dari 2 meter ini
mengguyur lima wilayah di Provinsi Banten hingga Provinsi Lampung. Dampak terparah dirasakan di
Kabupaten Pandeglang, Banten.

Kronologi terjadinya tsunami versi BMKG Dikutip dari Kompas.com, Minggu (23/12/2018), Kepala
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memaparkan sekitar
pukul 13.51 WIB, pihaknya telah mengumumkan erupsi Gunung Anak Krakatau dengan status level
Waspada sejak Kamis (21/12/2018). Pada Sabtu (22/12/2018), BMKG mengeluarkan peringatan dini
sekitar pukul 07.00 WIB akan potensi gelombang tinggi di sekitar perairan Selat Sunda. Dwikorita
menambahkan, sekitar pukul 09.00-11.00 WIB, tim BMKG sedang melakukan uji coba instrumen di
perairan Selat Sunda. Ketika dilakukan uji coba, terjadi hujan lebat dengan gelombang dan angin
kencang, sehingga tim segera kembali ke darat.

Sekitar pukul 21.03 WIB, BMKG mencatat erupsi Gunung Anak Krakatau. Hal ini mengakibatkan
sejumlah alat pendeteksi tsunami BMKG menunjukkan ada potensi kenaikan permukaan air di
pantau sekitar Selat Sunda. Berdasarkan hasil pengamatan alat pendeteksi tsunami di Serang di
Pantai Jambu, Desa Bulakan, tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian gelombang mencapai 0,9 meter.
Di wilayah lain seperti Kota Agung, Lampung, dan Kota Bandar Lampung periode gelombang yang
terjadi merupakan periode gelombang pendek.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (24/12/2018), pasca terjadinya tsunami, Dwikorita mengumumkan


bahwa tsunami di wilayah pantai sekitar Selat Sunda, di Anyer, Banten, dan Lampung, merupakan
dampak berkelanjutan dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Ia menjelaskan, erupsi tersebut terjadi
pada pukul 21.23 WIB, dan tidak lama setelah itu adanya tremor yang mengindikasi gempa vulkanik.
Adapun gempa vulkanik tersebut yang memicu terjadinya longsor lereng Gunung Anak Krakatau.
Hasil analisis menunjukkan longsoran tersebut setara dengan guncangan bermagnitudo 3,4.
Berdasarkan hasil citra dan pemodelan satelit, longsor tersebut terjadi seluas 64 hektar. Dwikorita
melanjutkan, material yang runtuh akibat longsor tersebut yang mendorong pergerakan air sehingga
terjadi tsunami pada pukul 21.27 WIB atau sekitar 20 menit setelah terjadi erupsi.

Korban jiwa tsunami Selat Sunda Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat,
hingga Senin (31/12/2018) pukul 13.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia akibat tsunami Selat
Sunda mencapai 437 orang. Banyaknya korban itu merupakan korban di lima kabupaten yakni
Kabupaten Serang, Pandeglang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus. Dari lima
kabupaten, daerah paling parah terdampak tsunami adalah Kabupaten Pandeglang. Tercatat, korban
meninggal dunia di wilayah ini paling banyak, yaitu 296 orang. Selain korban meninggal, tercatat
14.059 orang luka-luka, 16 orang hilang, dan 33.721 mengungsi. BNPB juga mencatat, akibat
tsunami yang terjadi Sabtu (22/12/2018), sebanyak 2.752 rumah rusak, 92 penginapan dan warung
rusak, 510 perahu dan kapal rusak, serta 147 kendaraan rusak.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Ini dalam Sejarah: Tsunami Selat Sunda
Menewaskan 437 Orang", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/22/091202565/hari-ini-dalam-sejarah-tsunami-
selat-sunda-menewaskan-437-orang?page=all.
Penulis : Retia Kartika Dewi
Editor : Rizal Setyo Nugroho

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:


Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

suara.com - Tsunami Selat Sunda  yang dipicu oleh erupsi Gunung Anak Krakatau  pada
Desember 2018 lalu ternyata mencapai tinggi 100 meter, demikian hasil penelitian terbaru dari
para ilmuwan di Jepang dan Inggris.
Gelombang tsunami Selat Sunda itu diperkirakan akan menelan lebih banyak korban jiwa dan
material jika saja arah gelombang tersebut menuju ke daratan Pulau Jawa atau Sumatera.
Lebih dari 430 orang tewas, puluhan lainnya hilang, dan 7.200 orang luka akibat tsunami Selat
Sunda pada 22 Desember 2018 lalu. Tsunami dipicu oleh longsoran materian vulkanis dari
Gunung Anak Krakatau. Longsoran terjadi akibat letusan gunung api tersebut.
Gelombang tsunami yang mencapai pesisir Banten dan Lampung, dua tempat dengan
kerusakan paling parah dan korban paling banyak, dilaporkan setinggi 5 - 13 meter.
etapi hasil analisis terbaru dari para ilmuwan di Brune University, London dan University of
Tokyo menunjukkan bahwa gelombang awal tsunami tingginya mencapai 100 - 150 meter.
"Ketika material vulkanis jatuh ke laut, ia memicu pergolakan air di permukaan. Sama seperti
kita melempar batu ke dalam kolam," kata Mohammad Heidarzadeh, ilmuwan dari Brunel yang
memimpin penelitian itu.
"Dalam kasus Anak Krakatau, tinggi air yang disebabkan oleh longsoran material vulkanis
mencapai di atas 100 meter," imbuh dia.
Tinggi gelombang tsunami dengan cepat menyusut akibat beberapa faktor seperti gravitasi
dan gesekan dengan dasar laut. Meski demikian, gelombang tsunami itu masih setinggi 80
meter saat ia menyapu sebuah pulau yang berjarak beberapa kilometer dari Gunung Anak
Krakatu. Untungnya pulau itu tak berpenghuni.
"Untungnya pulau itu tak dihuni satu orang pun. Akan tetapi, jika ada penduduk yang tinggal
dekat dengn gunung Anak Krakatau, katakanlah dalam jarak 5 kilometer, maka mereka akan
disapu tsunami setinggi 50 sampai 70 meter," lanjut Heidarzadeh
Sebagai pembanding, letusan Gunung Krakatau pada 1883 memicu tsunami setinggi 42 meter
dan menyebabkan setidaknya 36.000 orang tewas.

Hasil studi Heidarzadeh dan rekan-rekannya, yang diterbitkan dalam jurnal Ocean
Engineering, menggunakan data-data tinggi permukaan air laut dari lima lokasi dekat  Gunung
Anak Krakatau .
Data-data itu diproses menggunakan model komputer untuk membuat simulasi pergerakan
gelombang tsunami, mulai dari ketika terjadinya longsoran material vulkanis.
Heidarzadeh kini bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk memetakan dasar laut di Indonesia
bagian timur serta menyusun rencana tanggap darurat tsunami. [Phys.org]

Pada tanggal 22 Desember 2018, peristiwa tsunami yang disebabkan oleh letusan Anak


Krakatau di Selat Sunda menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung, Indonesia. Sedikitnya
426 orang tewas dan 7.202 terluka dan 23 orang hilang akibat peristiwa ini. [1][2] Menurut Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tsunami disebabkan pasang tinggi dan longsor
bawah laut karena letusan gunung tersebut.[3]

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Anak Krakatau pada tahun 2013

Citra Anak Krakatau, 20 Desember 2018, dua hari sebelum tsunami.

Berada di kawasan Cincin Api Pasifik, Indonesia menjadi tempat bagi 127 gunung api aktif dan
peristiwa gempa bumi besar setiap tahunnya. Gunung Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda,
salah satu di antara gunung api tersebut, merupakan gunung api yang muncul pada tahun 1927
setelah letusan Gunung Krakatau pada 1883. Letusan gunung ini merupakan salah satu yang
mematikan sepanjang sejarah, menyebabkan megatsunami, dan gelombang awan panas,
menewaskan lebih 30.000 jiwa, serta membuat kawasan sekitar letusan gunung tertutup abu vulkanik
dan menghancurkan pesisir Banten dan Lampung. [4][5][6]
Beberapa bulan sebelum tsunami terjadi, Gunung Anak Krakatau menunjukkan peningkatan aktivitas,
dengan terjadinya letusan pada 21 Desember 2018 selama 2 menit hingga menyemburkan abu
vulkanik setinggi 400 meter (1.300 ft).[4]
Tsunami[sunting | sunting sumber]
Pada pukul 21:03 WIB (14:03 UTC/23:03 JST), Anak Krakatau meletus dan merusak peralatan
seismografi terdekat, meskipun suatu stasiun lain mendeteksi getaran terus-menerus. Pada pukul
21:27 WIB, BMKG mendeteksi suatu tsunami di pesisir barat Banten, meskipun tidak ada peristiwa
tektonik.[7] Menurut fakta yang ada, terjadi longsoran dari Gunung Krakatau sebanyak 64 hektare
yang memicu goncangan yang berujung kepada tsunami. [8] Juru bicara Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho merilis sebuah pernyataan yang
menghubungkan tsunami dengan pasang tinggi dan longsor bawah laut yang disebabkan oleh
letusan Anak Krakatau.[5] Menurut kesaksian Indira Rezkisari (wartawan Republika) yang
menyaksikan detik-detik terjadinya tsunami, sebelum terjadinya tsunami itu memang sempat
terdengar dentuman keras dari laut. Selain itu pula, Republika 24 Desember mencatat bahwa
bencana menerpa tanpa adanya peringatan dini dari sensor tsunami. [9]
Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan gelombang tinggi untuk perairan sekitar selat
Sunda.[10] Tercatat tinggi gelombang tsunami berkisar 90 sentimeter (35 in) di Serang dan 30
sentimeter (12 in) di Lampung,[11] dengan ketinggian maksimal 2 meter (6,6 ft).[12] Ihwal gelombang itu
pun sempat tercatat dalam cuitan Twitter BMKG, sebelum pada akhirnya dihapus pada pukul 01.01
WIB.[13] Namun pada akhirnya, BMKG memverifikasi bahwa tsunami memang terjadi pada sekitar
21.30 WIB, beriringan dengan kondisi gelombang tinggi karena bulan purnama di Selat Sunda pada
21-25 Desember.[14]

Korban[sunting | sunting sumber]

Dampak tsunami di lokasi konser.

Pada tanggal 22 Desember, laporan awal BNPB menunjukkan sedikitnya 20 orang tewas dan 165
terluka, dan 2 orang dilaporkan hilang. [15] Pada tanggal 23 Desember, jumlah korban telah direvisi
menjadi 43 tewas, 584 terluka, dan 2 hilang. Dari 43 korban jiwa, 33 tewas di Pandeglang, 7
di Lampung Selatan, dan 3 di Serang, dengan sebagian besar korban luka-luka (491 orang) juga di
Pandeglang. Pada Minggu pukul 11:00 WIB, BNPB merevisi jumlah korban menjadi 62 tewas, 584
terluka, dan 20 hilang.[16] Pada Minggu pukul 13:00 WIB, BNPB merevisi jumlah korban yakni 168
meninggal dunia dan 745 luka-luka. [17] Wilayah yang terimbas tsunami di Pandeglang merupakan
destinasi wisata seperti Pantai Carita.[18] Menurut Sutopo, lokasi di Pantai Carita yang banyak
ditemukan korban ialah di Hotel Mutiara Carita Cottage, Hotel Tanjung Lesung, dan Kampung
Sambolo. Memang daerah sana sedang dipadati wisatawan dan masyarakat setempat. Pantai seperti
Pantai Tanjung Lesung, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, Pantai Sumur, dan Pantai Carita
memang sedang ramai oleh turis yang berlibur. [9] Pukul 16.00 WIB, Sutopo Purwo
Nugroho menyatakan melalui akun Twitternya bahwa korban terus bertambah. Ia menyatakan bahwa
korban meninggal telah mencapai 222 orang, 843 orang luka, dan 28 orang masih hilang. [19][20]
[21]
 Pada tanggal 24 Desember 2018, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan bahwasanya hingga pukul
07.00 berdasarkan data yang dihimpun oleh BNPB, jumlah korban tewas sebanyak 281 orang, 1.016
terluka, dan 57 orang lainnya masih hilang. [1] Pada 25 Desember, Humas BNPB menyatakan bahwa
429 orang meninggal, 1.485 orang luka-luka, 154 orang hilang, 16.082 orang mengungsi. [22] Korban
dan kerusakan yang terdampak ialah dari Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten
Lampung Selatan, dan Kabupaten Tanggamus.[21]
Beberapa korban di antaranya adalah Heriyanto alias Aa Jimmy, seorang komedian, [23] dan beberapa
anggota grup musik Seventeen, di mana gitaris, basis, pemain drum dan manajer grup musik
ditemukan meninggal dunia.[24] Sebuah video yang beredar menunjukkan panggung tempat grup
musik Seventeen yang melaksanakan konser dalam rangka darmawisata rombongan karyawan PLN
beserta keluarga di kawasan Tanjung Lesung tersapu oleh tsunami. [25] Pada pukul 16.10
WIB, Detik.com melansir dalam acara wisata itu, PLN menyebut ada 29 korban meninggal dari pihak
PLN, 157 orang selamat, dan 13 lainnya masih hilang. Pihak PLN yang ikut acara kumpul pegawai
beserta keluarganya berjumlah 199 orang. [26] Rombongan karyawan beserta keluarga
dari Kementerian Pemuda dan Olahraga dan PLN yang sedang berwisata di sekitar pantai barat
Banten turut menjadi korban, baik korban luka maupun korban jiwa, akibat tsunami. [27]
Sementara itu, rombongan santri SMA Islam Nurul Fikri Boarding School (NFBS) Serang yang
menempati sebuah resor tepat di pinggir pantai di Umbul Tanjung selamat dari terjangan tsunami,
walaupun bangunan di sekitar lokasi resor mereka luluh lantak akibat sapuan ombak. [28][29] Sebuah
video yang beredar di media sosial memperlihatkan tempat rombongan santri SMA Islam NFBS "utuh
tak tersentuh".[28] Seluruh rombongan sebanyak 55 santri selamat; mereka tengah melewati masa
karantina menghafal Alquran dalam rangka persiapan pengambilan sanad ke Turki. [30]

Kerusakan[sunting | sunting sumber]
Sekitar 400 rumah di Pandeglang yang terletak di dekat pantai roboh atau rusak berat akibat tsunami.
Selain itu, 9 hotel di Pandeglang dan 30 rumah di Lampung Selatan juga rusak berat. [31] Jalan raya
yang menghubungkan Serang dan Pandeglang terputus. [32]
Kemudian, pada pukul 16.00, 23 Desember 2018, berita terbaru dari BNPB menyebutkan kerusakan
material dari tsunami ini meliputi 556 unit rumah rusak, sembilan unit hotel rusak berat, 60 warung
kuliner rusak, 350 kapal dan perahu rusak. [21] Di Pandeglang sendiri, didapati 73 unit kendaraan
rusak, dan 446 rumah rusak. Pendataan kerusakan bangunan masih terus dilakukan. [21] Per 25
Desember, kerusakan material diketahui masih terus bertambah. 882 rumah yang rusak, 73
penginapan rusak dan 60 warung rusak. Pada kendaraan, tercatat bahwa 434 perahu dan kapal
rusak, 24 kendaraan roda 4 rusak, 41 kendaraan roda 2 rusak. Selain itu pula, terdapat 1 dermaga
rusak, dan 1 shelter rusak.[22] Kemudian menurut laporan daripada BBC Indonesia, hampir semua
warung, toko, minimarket/swalayan kecil, termasuk di pantai-pantai wisata Anyer. Tumpukan puing
ber serakan di tepi dan sudut jalan, yang sebagian besarnya oleh bangunan semi permanen.
Ambulans dan mobil aparat berlalu lalang, dan di pelataran kantor polisi, telah berleret kantong dari
jenazah yang telah ditemukan.[33] Selain itu, di bidang kelistrikan, ada 146 gardu listrik yang telah
dapat dinyalakan. 102 masih padam, dan 20 saluran udara tegangan menengah roboh karena
diterjang tsunami.[34]
Di Lampung Selatan, Desa Kunjir, Way Muli, dan Canti, menjadi desa yang paling terdampak
bencana.[35][36] Republika mengutip salah satu kesaksian warga, bahwa di Way Muli, dalam waktu 4
menit, tsunami menghancurkan rumah-rumah yang ada. Gulungannya begitu tinggi, menggemuruh,
dan terlihat ada kilat api. Desa yang semula memang padat penduduk dan rumah, menjadi rata
dengan tanah.[36] Sampai pagi 24 Desember, menurut CNN Indonesia, sudah ada 60 orang
ditemukan meninggal dunia, 22 orang hilang, dan 258 orang luka-luka. [35]

Tanggapan, bantuan, dan ihwal pengungsi[sunting | sunting sumber]

Tentara dikerahkan untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan korban

Presiden Indonesia Joko Widodo menyampaikan ucapan duka cita sehubungan dengan tragedi ini,
dan menginstruksikan penanganan bencana kepada BNPB, Kementerian Sosial, dan Tentara
Nasional Indonesia.[37][38] Ma'ruf Amin juga menyampaikan duka cita sehubungan dengan bencana
tsunami di Banten. Ia juga mendoakan agar masyarakat Banten dan Lampung tidak berputus asa,
tapi tetap sabar dan penuh harapan.[39] Prabowo menyampaikan duka cita kepada masyarakat
terdampak bencana. Selain itu, ia juga mengajak kewaspadaan terhadap segala kemungkinan
tsunami susulan.[40] Di lain tempat, Sandiaga Uno juga turut berduka cita dan mendoakan semoga
bangsa Indonesia diberi kekuatan dan keluarga yang terdampak diberi ketabahan dan ketegaran.
[40]
 BMKG juga meminta kepada masyarakat baik yang di pesisir Pantai Anyer dan Pantai Lampung
agar menjauh daripada pesisir pantai, yang berada di Selat Sunda. [41] Sementara, Kementerian
Pariwisata mengumumkan penghentian sementara untuk promosi pariwisata di provinsi Banten dan
Lampung.[42] Karena kondisi Tanjung Lesung yang memang dipersiapkan oleh Kemenpar sebagai 10
Bali Baru, Menteri Pariwisata Arief Yahya memimpin langsung koordinasi penanganan bencana
dengan jajaran terkait di Kemenpar sejak Sabtu malam, dan meminta Tim Crisis Center (TCC)
segera diaktivasi, juga menyiapkan holding statement dan koordinasi rencana pembentukan posko di
lokasi terdampak.[43]
Pascatsunami pada Minggu 23 Desember, masyarakat daerah pesisir Pandeglang dievakuasi
dikarenakan sirene peringatan tsunami mengalami malfungsi sehingga membuat masyarakat panik.
[44]
 Sehubungan dengan ini pula, Presiden Jokowi meminta kementerian serta lembaga terkait untuk
memeriksa peralatan pendeteksi tsunami di Indonesia. Alat-alat yang rusak, maupun sudah lama dan
tak bisa dipakai akan diganti.[45]
Daerah tetangga Banten, yaitu Jakarta, mulai mengirimkan ambulans untuk Banten. Hal ini
dinyatakan oleh Anies Baswedan, gubernur Jakarta, yang siap mengirimkannya guna evakuasi
korban.[46] Selain itu pula, pengungsi di daerah Banten mulai mengungsi. Sekira 2000 warga Carita
mengungsi ke bukit guna menghindarkan gelombang pasang dan tsunami susulan. Mereka yang
mengungsi, kekurangan bantuan sandang dan obat-obatan. [47] Adapun penduduk dari Anyer, mulai
mengungsi ke Mancak, Serang, Banten.[48] Di daerah Kampung
Baru, Karangsuraga, Cinangka, Kabupaten Serang, wisatawan yang selamat dievakuasi ke sekolah
dan masjid setempat.[49] Selain itu pula, di daerah pesisir Lampung Selatan, ribuan warga daerah itu
mengungsilah ke daerah-daerah dataran tinggi, sekolah-sekolah, dan rumah-rumah kerabat guna
mewaspadai tsunami susulan.[50] Rumah Bupati Lampung Selatan dijadikan sebagai crisis center
pada Minggu malam, 23 Desember guna menggali informasi hal ihwal bencana. Selain itu, proses
evakuasi di daerah-daerah terparah di Lampung berjalan lancar. [35] Di Bandar Lampung, jumlah
pengungsi mencapai 2.500 orang, dan terpusat ke kantor gubernur yang mayoritasnya adalah orang
tua dan anak-anak.[51]
Dari Kemendagri, dikirimlah tim pemantauan yang akan bekerja sama dengan pemerintah daerah
baik di Lampung dan Banten untuk penyediaan sarana evakuasi korban. [52] Dirjen Perhubungan Laut
Kemenhub juga menyiapkan kapal-kapal untuk membantu menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi
para korban bencana tsunami di Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten
Lampung Selatan, juga posko-posko Kemenhub Peduli. [53] Di lain tempat, Badan Amil Zakat
Nasional (Baznas) dari Jakarta mengirim tim tanggap bencana ke Pantai Tanjung Lesung di
Pandeglang yang terdiri dari 10 personil, berikut dua mobil ambulans dan mobil penyelamatan.
[54]
 Wahidin Halim, Gubernur Banten menyatakan bahwa posko gabungan akan dipusatkan
di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang. Di situ juga disediakan kebutuhan pasokan bantuan
mulai dari obat-obatan, beras sampai mie instan.[55]
Banyak bantuan yang berdatangan, seperti Kemensos yang membuka bantuan dapur umum dan
layanan psikososial untuk masyarakat yang terdampak. Dari situ didistribusikan 400 paket makanan
siap saji, 500 paket lauk pauk, 100 paket makanan khusus anak-anak, 2.500 bungkus mie instan,
cadangan beras pemerintah sebanyak 100 ton, dan jenis kebutuhan lainnya. [56] Selain
itu, KNPI menyerahkan bantuan untuk posko pengungsian di Pandeglang, juga Lampung Selatan,
berupa makanan siap saji, bahan pokok berupa biskuit, selimut, baju layak pakai, dan popok bayi.
[57]
 Namun begitu, menurut Humas BNPB per 25 Desember, ada 6 desa di Kecamatan
Sumur di Pandeglang yang belum tersentuh bantuan. Menurut Sutopo Purwo Nugroho, penanganan
darurat kini fokus pada pencarian dan penanganan korban, pengungsi, serta perbaikan saran dan
prasaran.[58]
Tsunami Selat Sunda 2018

Peta wilayah Selat Sunda dan sekitarnya, dengan


wilayah terdampak tsunami ditandai dengan warna
biru.

Tanggal 22 Desember 2018

Waktu sekitar 21.27 WIB (14.27 UTC)

Lokasi Selat Sunda, Indonesia

Koordinat 6.103°S 105.423°EKoordinat: 


6.103°S 105.423°E

Jenis Tsunami gunung berapi


Tewas 437[1]
Cedera 1.485[2]
Hilang 154[2]

Anda mungkin juga menyukai