1 Latar belakang
Tragedi tsunami Meulabo , Provinsi Nanggroe ,Aceh Darussalam (namanya saat
itu),terjadi 26 Desember 2004 yang memakan banyak korban dan duka yang mendalam.
Bermula dari gempa beberapa kali dan ombak setinggi kurang lebih 20 meter membuat
beberapa kota di provinsi itu lumpuh. Setelah itu gelombang tsunami mulai memberikan
dampaknya pada wilayah Aceh dan sebagian di Sumatera Utara. (Kompas.com , 29/12/2004)
Selain itu, Pemerintah Aceh juga menetapkan tanggal 26 Desember sebagai hari libur
daerah. Pemerintah setempat meminta warga untuk melakukan peringatan dengan aneka
aktivitas religi dan refleksi tiap tahunnya. Menurut Faizal Andriansyah, Penasehat Ikatan ahli
Geologi Indonesia Aceh, gempa dan tsunami Aceh 2004 harus dipahami sebagai bencana
terbesar pada abad ini. Musibah itu bisa saja datang tiba-tiba. Kita tidak pernah tahu kapan
terjadinya. Secara ilmu geologi, seluruh Indonesia kecuali Kalimantan masuk dalam daerah
rawan bencana.
Makalah ini sengaja mengkaji tragedi tsunami aceh. Pembahasan di fokuskan pada
tragedi tsunami 2004.
Para peneliti NASA pernah melakukan penelitian dengan metode kalkulasi teoritis atas
dampak Gempa Aceh 2004 pada rotasi Bumi. Dari perhitungan yang mereka lakukan,
ditemukan bahwa gempa yang masuk dalam daftar lima besar gempa terbesar dalam 100
tahun terakhir itu, memiliki pengaruh pada rotasi Bumi. Yakni, gempa tersebut telah
mempercepat rotasi Bumi dan menggeser sumbu Bumi kita. Seperti dilansir situs resmi
NASA, Dr. Richard Gross, peneliti NASA, melakukan perhitungan teoritis atas dampak
Gempa Aceh 2004 lalu terhadap Bumi. Mereka menggunakan data yang tersedia dari
Harvard University Centroid Moment Tensor yang menyimpan data katalog atas gempa-
gempa besar yang pernah terjadi. Mereka menemukan bahwa akibat gempa tersebut, waktu
dari satu hari berkurang sebanyak 6,8 mikrosekon. Besar satu mikrosekon adalah sepersejuta
dari satu detik. Hal ini bisa diartikan, rotasi Bumi bertambah cepat akibat gempa
tersebut.Meski berkurang sebanyak 6,8 mikrosekon, kita tak perlu buru-buru panik. Sebab,
diperlukan kira-kira 403 tahun untuk membuat Bumi kehilangan 1 detik dari waktu satu
harinya.Selain itu, dari perhitungan teoritis tersebut juga ditemukan bahwa sumbu Bumi
juga bergeser sekitar 7 sentimeter. Gross menjelaskan, suatu gempa bisa memengaruhi rotasi
Bumi bergantung pada kekuatannya, lokasinya, serta bagaimana patahan penyabab gempa
itu terjadi. Ia menambahkan, tak cuma gempa, apa pun yang membuat massa dari Bumi
berpindah juga bisa mengubah rotasi Bumi. "Rotasi Bumi berubah setiap saat bukan hanya
karena gempa, tetapi juga karena adanya perubahan pada angin di atmosfer dan arus di
samudra," kata Gross. Ia menerangkan, dampak gempa bumi terhadap rotasi Bumi masih
terlalu kecil untuk dihitung dan perubahan pada rotasi serta sumbu Bumi akibat gempa bumi
tidak akan memiliki dampak pada kehidupan sehari-hari kita.
Penderitaan yang dialami masyarakat dan pemerintah korban bencana membuat seluruh
dunia bersimpati dan mengirimkan bantuan kemanusiaan. Secara keseluruhan, masyarakat
dunia menyumbangkan lebih dari US$ 14 miliar untuk bantuan kemanusiaan.
Kini sejumlah kawasan Aceh yang terkena dampak gempa dan tsunami 10 tahun silam
telah pulih. Bangunan pemerintah dan perumahan kembali dibangun. Aktivitas warga
kembali normal. Diharapkan dengan adanya sistem peringatan dini tsunami German
Indonesian Tsunami Early Warning System (GITEWS), bencana yang berakhir tragis ini bisa
diantisipasi.
Tsunami terbesar yang menyebabkan sekitar 250.000 orang meninggal dunia. Selain itu,
masyarakat internasional memberikan bantuan untuk kawasan bencana tsunami senilai 2
miliar dollar AS. Dari pihak Indonesia sendiri pun mulai memberikan bantuan berupa dana
dan barang kebutuhan darurat seperti makanan, tenda, air minum, selimut, obat-obatan,
tenaga medis dan pencarian korban.
Tsunami yang menghancurkan kota dan bahkan peradaban telah terjadi sejak beberapa
ribu tahun sebelum masehi seperti halnya di Mediterania. Di Indonesia, bencana gempa
bumi dan tsunami di Aceh 26 Desember 2004 telah menyebabkan kehancuran yang luar
biasa di daerah pesisir Aceh dari segi infrastruktur dan korban manusia. Bencana yang
terjadi merupakan salah satu bencana yang terbesar di abad ini. Karena kehancuran yang
demikian besar maka besar juga hendaknya pelajaran yang bisa diambil untuk dapat
dijadikan acuan untuk menata dan membangun kawasan pesisir Aceh khususnya dan untuk
pelajaran kawasan pesisir lain di .
Gambar l. 1 Contoh Kondisi Sebelum tsunami dan Dua minggu setelah terkena amukan tsunami
Indonesia yang rawan bencana tsunami. Model rumah panggung untuk pengungsi
terbukti lebih efektif untuk daerah pesisir dibandingkan dengan model rumah yang
menempel pada tanah. Gempa yang terjadi pasca gempa 26 Desember 2004 ternyata
berpengaruh besar pada kawasan pesisir dimana sebagian daratan mengalami penurunan dan
air laut pasang dapat masuk lebih jauh dari sebelumnya hingga menggenangi daerah
pengungsi. Indonesia tepatnya di bujur 3.316° N 95.854° E, kurang lebih 160 km sebelah
barat Aceh sedalam 10 kilometer.Kala itu, sekitar pukul 07.58 WIB, gempa berkekuatan 9,1
skala Richter (SR) menghantam Aceh, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand,
Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika. Beberapa menit
kemudian, gelombang tsunami menerjang. Kecepatan rambat gelombang tsunami dapat
mencapai 800 km per jam di samudra dalam dan bebas. Mendekati pantai yang dangkal dan
dengan kecepatannya yang besar, gelombang tsunami menjadi tinggi dan kemudian
terempas ke arah daratan.
Gempa terbesar ketiga yang pernah tercatat di seismograf dan memiliki durasi terlama
sepanjang sejarah sekitar 8,3 sampai 10 menit ini juga mengakibatkan seluruh planet Bumi
bergetar 1 cm dan menciptakan beberapa gempa lainnya sampai wilayah Alaska. Energi
yang dilepaskan di permukaan Bumi oleh gempa dan tsunami 2004 ini diperkirakan sebesar
1,1×1017 joule atau 26 megaton TNT. Energi ini setara dengan 1.500 bom atom Hiroshima,
tetapi sedikit lebih kecil dari pada Tsar Bomba, senjata nuklir terbesar yang pernah
diledakkan. Kecepatan rambat gelombang tsunami dapat mencapai 800 km per jam di
samudra dalam dan bebas. Mendekati pantai yang dangkal dan dengan kecepatannya yang
besar, gelombang tsunami menjadi tinggi dan kemudian terempas ke arah daratan.
Gelombang tsunami memang tak dapat diprediksi. Alat pendeteksi tsunami hanya berfungsi
saat peristiwa terjadi. Namun, terkadang alat pendeteksi tak berfungsi optimal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 tsunami yang terjadi di Aceh memberikan dampak di 14 kabupaten yang paling terkena
imbasnya di Aceh. Hasil studi memperkirakan kerusakan produktivitas akibat bencana
tsunami dan gempa bumi ini mencapai 68%. Studi pun menyimpulkan bahwa tingkat
kerusakan dan kesulitan yang dialami perusahaan, khususnya dalam memulai kembali
kegiatan kerja, signifikan, dimana sekitar 40% staf dan 60% peralatan kantor ataupun
pabrik hilang dan hancur.
3.1.2 Kronologi tsunami di aceh bermula dari gempa berkali kali yang berskala 6,2 yang
berpusat di 35 km dari Kabupaten Bener Meriah Aceh. Gempa yang berlangsung
selama kurang lebih 10 menit ini tercatat mempunyai magnitudo sekitar 9,0. Setelah itu
gelombang tsunami memberikan dampaknya dan gelombang tsunamipun mencapai 800
km per jam di samudra dalam dan bebas. Mendekati pantai yang dangkal dan dengan
kecepatannya yang besar, gelombang tsunami menjadi tinggi dan kemudian terempas
ke arah daratan.
3.2 Saran