Bagus Gumilang
NIM/T: 22313959
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Koresponden email: bagusgumilang003@gmail.com
Abstrak: Saat tsunami melanda provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera
Utara, dengan gelombang setinggi 10 meter, fosfolipid sulfida (DMS) secara
bersamaan terlepas ke atmosfer. Senyawa DMS secara alami dilepaskan oleh
fitoplankton. Senyawa DMS termasuk dalam kelas aerosol sulfat, yang bertindak
fondasi dasar penguapan berkualitas mentakan kabut dan. Perubahan jumlah
aerosol yang dipancarkan ke atmosfer berdampak pada atmosfer, khususnya curah
hujan. Tujuan penelitian ini ialah agar mengetahui bagaimana proses terjadinya
Tsunami terutama di wilayah Naggroe Aceh Darussalam yang menyebabkan
banyak kerusakan baik bangunan maupun lingkungan. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini ialah menggunakan metode study literatur dimana data dan
informasi yang diperoleh melalui media internet ataupun jurnal – jurnal lain yang
membahas tentang tsunami. Dan metode ini banyak menampilkan analisi – analisis
data yang berupa jurnal lain. Hasil dari penelitian ini adalah faktor penyebab
terjadinnya Tsunami yang di sebabkan oleh alam serta dampak yang di akibatkan
setelah terjadinya Tsunami Aceh.
Kata kunci : Tsunami Aceh, Atmosfer, DMS,fosfoli sulfida,aerosol
A. Pendahuluan
Kami tidak kehilangan memori tentang tsunami dahsyat yang
menghancurkan salah satu provinsi aceh yaitu Provinsi Naggroe Aceh
Darussalam dan Medan yaitu sumatra utara. Pasca kejadian tersebut,
Tsunami menjadi peristiwa yang sangat mengerikan buat bangsa ini rata-
rata dan bagi warga yang tinggal di sepanjang pantai nusantara ini pada
khususnya. Karena garis geologisnya membentang sepanjang pantai barat
pulau Sumatera sebelum berbelok ke arah pantai selatan Jawa.
Tsunami ini merupakan kejadian alam yang dipengaruhi oleh aktivitas
dasar laut. Peristiwa ini termasuk gempa laut, letusan gunung berapi atau
2
dampak meteorit di lautan, dan tanah longsor di dasar laut. Salah satu
bencana alam terburuk abad ke-21, Tsunami Aceh, dipicu oleh gempa
berkekuatan 9,1 yang menewaskan 200.000 orang di Aceh serta di Thailand,
Sri Lanka, India, Maladewa, dan Timur. Sepanjang pantai Afrika (Zakia,
2012). Tsunami adalah fenomena alam yang mampu menyebabkan
kehancuran besar-besaran. Syukurlah, dengan bantuan kemajuan teknologi
terkini, pemahaman tentang Tsunami ini dapat dicapai melalui pemodelan
(pacifik coastal and marine science center, n.d.)
Pendekatan Lattice-Boltzmann dapat digunakan untuk memodelkan
tsunami, seperti yang ditunjukkan sebelumnya oleh Nazaruddin dan Pranowo
(2013). Pendekatan Lattice-Boltzmann bekerja lebih baik ketika komputasi
paralel digunakan untuk memodelkan Tsunami Aceh. Diharapkan
penggunaan komputasi paralel dapat dipercepat. pemodelan Pemodelan
menggunakan komputasi paralel dapat dilakukan melalui teknologi CPU
(Central Processing Unit) dan GPU (Graphics Processing Unit)(Graham
Jones, 2017).
Menurut sumber energinya, gempa bumi dapat disimpan secara
individual sebagai gempa eksogen yang energinya berasal dari luar sistem
Bumi, dan gempa endogen yang energinya berasal dari dalam Bumi. Gempa
bumi eksogen, seperti meteorit yang menghantam permukaan bumi di
Arizona, AS, menghasilkan kawah di permukaan bumi dengan diameter
sekitar 1 km. Gempa bumi endogen terdiri dari peristiwa tektonik dan
vulkanik. Kerusakan, penurunan muka tanah, atau munculnya daratan baru
(pulau-pulau) dari interior bumi menimbulkan gempa bumi tektonik, baik di
laut maupun di darat. Letusan gunung berapi menyebabkan gempa vulkanik
(J. Langbein, n.d.)
Tsunami ialah frekuensi air laut yang terdapat akibat bencana alam
seperti gempa bumi dan memiliki pusat gempa (hypocenter) di bawah laut.
Yang sering menyertai gempa bumi ini adalah naiknya permukaan laut dan
gelombang. Mirip dengan tsunami yang menerjang pantai barat provinsi
Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara. Selain gempa
3
bermagnitudo 8,9 yang diikuti gelombang setinggi lebih dari 10 meter, gempa
tersebut juga disertai tsunami. Tsunami yang melanda provinsi Nangroe
Aceh Darussalam dan Sumatera Utara merupakan yang terbesar dalam
sejarah; itu menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan parah pada
properti, bangunan, dan infrastruktur.
Tsunami merupakan salah satu bencana alam yang menyebabkan
kehancuran yang luas dan korban jiwa di tempat-tempat yang dilewati
gelombang pasang. Tsunami terjadi setelah gempa bumi yang sangat masif
yang ditimbulkan oleh gerakan kerak bumi di bawah lautan saat lempeng
bertemu. Tsunami terjadi di beberapa benua seperti Asia, Afrika, Australia,
Eropa dan Amerika. Lokasi tersebut diketahui mengalami kerusakan yang
sangat parah, terutama di dekat pantai, yang mengakibatkan beberapa
korban jiwa. Gelombang yang terjadi dalam 11 tahun terakhir telah
menimbulkan banyak korban jiwa di setiap negara, contohnya Tsunami tahun
2004 yang melanda provinsi Aceh yang memakan korban lebih dari 280.000
jiwa (Helmi Ade Saputra, 2014). (Helmi Ade Saputra, 2014). Di Jepang,
Sunami menyebabkan reaktor nuklir di kota Fukushima bocor, menyebabkan
radiasi radioaktif menyebar hampir ke seluruh wilayah (Yoshihide Suga).
Untuk mengamati bencana Tsunami, Anda bisa melihat seberapa
dahsyat gempa tersebut dan seberapa cepat air laut surut. Namun, banyak
orang yang tidak mengetahui fenomena alam yang berpotensi memicu
bencana Tsunami. Masyarakat harus mengetahui fenomena ilmiah yang
menghasilkan pasang surut.
B. Metode
Penelitian sangat membutuhkan metode yang jelas, metode dalam
penelitian ada dua yaitu Metode kuantitatif dan metode kualitatif. Sehingga
metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis induktif(Jurnal-Penelitian-Kualitatif, n.d.). Proses dan
makna (perspektif subjek) ditekankan dalam penelitian kualitatif. Metode
4
1. Hasil
Tsunami yang terjadi di provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan
Sumatera Utara, di mana air laut naik melebihi level biasanya, berarti banyak
senyawa DMS yang terangkut dan terlepas dari laut, kemudian terlepas dan
masuk ke atmosfer, begitu banyak dari Anda. Partikel aerosol sulfit di
atmosfer. Konsentrasi aerosol sulfat yang lebih tinggi dapat menghasilkan
pembentukan banyak awan hujan. Aerosol sulfit memiliki umur hanya
beberapa tahun, tetapi aerosol CO2 memiliki umur ratusan tahun. Setelah
digunakan sebagai inti kondensasi, partikel aerosol sulfat ini diangkut oleh
hujan.
Berdasarkan penalaran dan proses di atas, nampaknya tsunami dapat
berdampak tidak langsung terhadap perubahan iklim dan atmosfer. Aerosol
sulfat hanya bekerja secara topikal. Tsunami yang terjadi pada tanggal 26
Desember 2004 mungkin telah menyebabkan proses variabilitas iklim lokal,
dengan prospek musim hujan yang lebih lama atau lebih intens. Sebagai inti
kondensasi, sejumlah besar aerosol sulfat diangkut dari laut ke atmosfer.
5
2. Pembahasan
meresap ke dalam kolom air asin yang kaya akan radikal. DMS berinteraksi
dengan OH" dan N(V) untuk menghasilkan gas sulfur dan partikel metana
asam sulfat v. SA=mdanosiylpluidad. Kedua bahan kimia ini dapat
menghasilkan awan stratosfer dan ketinggian tinggi di permukaan laut
dengan membentuk inti kondensasi.
Aerosol adalah partikel kecil dengan ukuran mulai dari 0,001 hingga
10 µm (mikrometer) yang berasal dari puing-puing padat di Bumi. Sumber
dan komposisi aerosol global, 20% debu yang ditiup angin, 40% air laut yang
disemburkan ombak, 10% abu kebakaran hutan, dan sisanya partikel asap.
Industri naik menjadi 5% karena operasi. Berdasarkan kandungan dan asal
partikel tersebut, lautan merupakan pemasok terbesar aerosol dibandingkan
dengan sumber lainnya. Menurut temuan Giarlson et al., fitoplankton
membuat aerosol sulfat dari bahan kimia DMS. Aerosol sulfat telah diakui
sebagai sumber alami yang mungkin memiliki pengaruh signifikan dalam
mengendalikan suhu bumi (1987). Sebagian energi gelombang pendek
matahari tersebar, dipantulkan, terdistorsi, dan diserap oleh partikel aerosol
sulfat.
Tabel 1. Daftar tipe bangunan dalam % hasil survey di bagian barat laut Kota
Meulaboh
ZONA A B C D
% % % %
Bangunan
sebe lum 50 30 15 5
I
bencana
Bangunan
98 90 70 60
rusak
Bangunan 70 15 13 2
10
sebe lum
II
bencana
Bangunan
85 70 50 40
rusak
Tabel 2. Daftar % tipe bangunan sebagai hasil dari subquery wilayah Kota
Meulaboh
ZONA A B C D
% % % %
I Bangunan
sebe lum 12 18 35 35
bencana
Bangunan
95 90 80 75
rusak
II Bangunan
sebe lum 15 20 45 20
bencana
Bangunan
85 80 70 65
rusak
ZONA A B C D
% % % %
I Bangunan
sebe lum 60 30 7 3
bencana
Bangunan 98 93 75 60
11
rusak
II Bangunan
sebe lum 75 13 10 2
bencana
Bangunan
88 75 60 40
rusak
D. Kesimpulan
Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan sebelumnya, kemungkinan
besar pengaruh tsunami di Naggroe Aceh Darussalam dan Medan atau
Sumatera Utara secara tidak langsung mengubah lingkungan atmosfer,
terutama terjadinya variabilitas iklim, khususnya curah hujan setempat.
Variasi Ini adalah analisis wacana dan proses, sehingga diperlukan
penelitian lebih lanjut.
Ada dua strategi untuk mengurangi bahaya bencana tsunami: langkah-
langkah struktural dan non-struktural. Membangun pertahanan pantai
(dinding, tanggul, dan pemecah gelombang) dan penanaman vegetasi
(sabuk hijau) adalah contoh tindakan struktural, sedangkan tindakan non-
struktural meliputi penilaian bahaya, sistem peringatan dini, perbaikan
peraturan bangunan, pendidikan masyarakat, dan tata ruang yang ramah
lingkungan. perencanaan. bencana terhadap Tsunami.
Berdasarkan teori dan proses di atas, ternyata Sunami dapat memiliki
pengaruh tidak langsung terhadap variabilitas iklim dan pengaruh lingkungan
atmosfer. Aerosol sulfat hanya memiliki efek lokal. Tsunami 26 Desember
2004 mungkin disebabkan oleh variabilitas iklim setempat, termasuk
kemungkinan musim hujan yang lebih lama atau lebih intens. Alasannya
adalah aerosol sulfat dalam jumlah besar, yang diangkut dari laut ke
atmosfer sebagai inti kondensasi.
E. Daftar Pustaka
Cameron, N. R., & pusat penelitian dan pengembangan geologi. (n.d.). Peta
geologi lembar Medan, Sumatra = Geologic map of the Medan Quadrangle
Sumatra / N.R. Cameron ... [et al.].
15