Anda di halaman 1dari 10

GEMPA BUMI

Contoh 1: Gempa bumi Chūetsu 2004

Waktu UTC : 2004-10-23 08:56:00


ISC : 7421058
Tanggal setempat : 23 Oktober 2004
Waktu setempat : 17:56 Japan Standard Time
Kekuatan : 6.6 Mw
Kedalaman : 13 km
Wilayah bencana : Jepang
Percepatan puncak : 2.56 g
Korban : 68 tewas, 4,805 luka luka
koordinat gempa : 37.3°N 138.8°E.

Detail kejadian
Gempa awal menimbulkan getaran yang terasakan di hampir setengah pulau
Honshu, termasuk di wilayah-wilayah Tohoku, Hokuriku, Chubu, dan Kanto. Gempa pertama
melanda wilayah Chuetsu, Prefektur Niigata, Jepang, berkekuatan 7 pada
skala Shindo di Kawaguchi, Niigata, Jepang. Pada skala Richter, besarnya moment
magnitudo gempa diperkirakan mencapai 6,9. Gempa itu terjadi pada kedalaman 15.8 km.
Kemudian gempa kedua terjadi pada pukul 6:12, 16 menit setelah yang pertama.
Gempa ini terjadi pada kedalaman lebih dangkal, yang berkekuatan Shindo 6+ dan mencapai
magnitudo 5.9. Gempa ketiga terjadi pada 6:34, memiliki kekuatan Shindo 6-. Pada pukul
7:46, terjadi gempa selanjutnya yang berkekuatan Shindo 6-. Beberapa gempa bumi antara
dan susulan berikutnya dengan intensitas yang lebih rendah juga mengguncang wilayah
tersebut. Selama 66 jam pertama, 15 gempa bumi dengan intensitas Shindo 5- atau lebih
terus mengguncang wilayah Chuetsu.
Dalam siaran persnya, Institut Survei Geografi (GSI) Pemerintah Jepang
mengumumkan perkiraan awal mereka, bahwa sebuah patahan sepanjang 22 km dan lebar
17 km telah berpindah kira-kira sejauh 1,4 m.
Ini adalah gempa paling mematikan yang terjadi di Jepang, sejak gempa bumi besar
Hanshin pada bulan Januari 1995.
Dampak

Jalanan rusak oleh longsor Shinkansen meluncur dari jalur akibat gempa

Pemerintahpun mengevakuasi lima permukiman akibat insiden tersebut. Pada


tanggal 1 April 2007, perintah evakuasi terhadap lima permukiman di bekas desa Yamakoshi
(kemudian menjadi bagian dari kota Nagaoka) dicabut. Warga diijinkan kembali ke rumah
mereka setelah rentang waktu hampir dua setengah tahun.

Contoh 2: Gempa bumi Cianjur 2022

Waktu UTC : 2022-11-21 06:21:10


ISC : 625234413
Tanggal setempat : 21 November 2022
Waktu setempat : 13:21:10 WIB
Kekuatan : 5.6 Mw
Kedalaman : 10 km (6,2 mi)
Episentrum : 6.853°S 107.095°E
Jenis : Patahan strike-slip
Wilayah bencana : Kabupaten Cianjur
Kabupaten Sukabumi
Sesar : Sesar Cugenang
Percepatan puncak : 171.92gal (0.175 g) (Data dari BMKG)0.145g (Data dari USGS)
Kecepatan puncak : 99.85 cm/s (Data dari USGS)
Tsunami : Tidak
Korban  635 tewas (Data dari Pemerintah Kabupaten Cianjur)
 335 tewas (Data dari BNPB)
 7,729 luka-luka
Keadaan Tektonik
memisahkan Lempeng Sunda di sebelah utara dan Lempeng Australia di sebelah
selatan. Di perbatasan, yang ditandai dengan Palung Sunda, Lempeng Australia yang
bergerak ke utara bersubduksi di bawah Lempeng Sunda. Zona subduksi mampu
menghasilkan gempa bumi hingga bermagnitudo 8,7, sementara Lempeng Australia juga
dapat menghasilkan gempa bumi dalam dari litosfer ke bawah (gempa bumi intraslab) di
lepas pantai Pulau Jawa.
Guncangan Gempa
Berdasarkan lokasi dan kedalaman hiposenter, maka gempa bumi ini merupakan
jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar/patahan aktif di darat.
Analisis mekanisme fokal menunjukkan sumber gempa bumi berasal dari sesar mendatar
dengan orientasi bidang sesar mengarah pada barat-barat daya ke timur-timur laut.
Penyebab gempa ini adalah aktivitas Sesar Cugenang.
Terdapat perbedaan pada BMKG dan USGS tentang Intensitas MMI maksimal yang
tercatat dari gempa ini, menurut BMKG Intensitas maksimal gempa ini mencapai VII MMI,
sedangkan menurut USGS Intensitas maksimal gempa ini mencapai IX MMI. Pada 23
November pukul 07:00, 1.014 gempa susulan tercatat dengan magnitudo antara 2,0 dan 4,5,
Total energi yang dilepaskan dari gempa ini adalah 2,134e+17 N-m.
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyatakan bahwa gempa tersebut terjadi
akibat patahan mendatar di dalam kerak Lempeng Sunda. Mekanisme fokal menunjukkan
bahwa pecahnya terjadi pada salah satu patahan strike-slip sisi kanan yang menunjam tajam
ke utara, atau sesar strike-slip sisi kiri yang menukik tajam ke timur. Lokasinya di 260 km
(160 mil) timur laut dari zona subduksi.
Dampak
1. Sedikitnya 1.362 rumah rusak dan 343 diantaranya rusak berat
2. Sebuah pusat perbelanjaan runtuh
3. Dua gedung kantor pemerintah, tiga sekolah, rumah sakit, fasilitas ibadah, dan
pesantren rusak
4. Longsor di jalan nasional Puncak-Cipanas-Cianjur memaksa arus lalu lintas dialihkan.
5. Pohon tumbang, tiang listrik tumbang, dan kabel listrik tumbang juga terjadi di
sepanjang jalan.
Korban
1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 335 orang tewas, namun
data dari pemerintah Kabupaten Cianjur justru menunjukkan jumlah korban tewas
mencapai 635 orang atau hampir dua kali lipat dari data resmi BNPB
2. Sebanyak 62.545 orang lainnya mengungsi.
3. 7,729 luka-luka
BANJIR
Contoh 1: banjir Arno di Florence, Italia 1966

Pusat kota Florence, Italia, dilewati sungai Arno yang biasanya mengalir dengan
tenang. Pada tanggal 4 hingga 5 November 1966, hujan lebat turun tanpa henti, dan
mengakibatkan sungai Arno meluap. Air menghambur ke daratan kota dengan kecepatan
yang mencengangkan—130 kilometer per jam. Akibat hujan deras, sungai Arno meluap dan
membuat 68 miliar liter air dan material lumpur menyerbu seluruh kota.

Korban  200 orang tewas


 Ratusan lainnya luka-luka
 50.000 ekor hewan peliharaan tewas
dampak  6.000 toko dan 10.000 toko hancur dan rusak
 Jalanan sepanjang 3.000 mil (4.800 km) rusak parah
 12.000 lahan pertamian dan Gudang hancur
 Sekitar 10.000 rumah telah rata dengan tanah
 5.000 keluarga kehilangan tempat tinggal
 Karya-karya seni dan naskah-naskah kuno hancur
 16.000 perlemgkapan pertanian seperti tractor dan alat bajak
telah musnah
 perpustakaan peninggalan era Renaissance rusak dan membuat
1,5 juta buku tenggelam
Total kerugian Kerugian materi diperkirakan mencapai 700 juta dollar
Contoh 2: Banjir Jakarta 2007

Banjir Jakarta 2007 adalah bencana banjir yang menghantam Jakarta dan sekitarnya
sejak 1 Februari 2007 malam hari. Selain sistem drainase yang buruk, banjir berawal
dari hujan lebat yang berlangsung sejak sore hari tanggal 1 Februari hingga keesokan
harinya tanggal 2 Februari, ditambah banyaknya volume air 13 sungai yang melintasi Jakarta
yang berasal dari Jonggol-Bogor-Kawasan Puncak-Cianjur, dan air laut yang sedang pasang,
mengakibatkan hampir 60% wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan kedalaman
mencapai hingga 5 meter di beberapa titik lokasi banjir.

korban jumlah korban meninggal 80 orang. Jumlah ini mencakup korban di tiga
provinsi dengan perincian DKI Jakarta 48 orang, Jawa Barat 19 orang, dan
Banten 13 orang.
Dampak  Jaringan telepon dan Internet terganggu.
 Listrik di sejumlah kawasan yang terendam juga padam.
 sebagian jalur kereta api lumpuh.
 Sekitar 1.500 rumah di Jakarta Timur hanyut dan rusak akibat banjir.
 Diperkirakan sebanyak 82.150 meter persegi jalan di seluruh Jakarta
rusak ringan sampai berat.
 kerusakan bangunan, baik rumah penduduk maupun kantor-kantor
pemerintah
 Sedikitnya 7.400 hektare sawah do Kabupaten Bekasi terancam puso
 Warga yang mengungsi mencapai 320.000 orang hingga 7 Februari
2007
 Setelah banjir penyakit infeksi saluran pernapasan, diare, dan penyakit
kulit menjangkiti warga Jakarta, terutama yang berada di pengungsian.
Ini disebabkan keadaan sanitasi dan cuaca yang buruk. Ditemui pula
beberapa kasus demam berdarah dan leptospirosis Sebagai akibat
genangan air setelah banjir.
kerugian Kerugian material akibat matinya perputaran bisnis mencapai triliunan rupiah,
diperkirakan 4,3 triliun rupiah
TSUNAMI
Contoh 1: Tsunami di Aceh, 2004

Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 atau lebih dikenal sebagai (Gempa
bumi dan tsunami Aceh) terjadi pada pukul 07:58:53 WIB hari Minggu, 26 Desember
2004. Episentrumnya terletak di lepas pantai barat Sumatra, Indonesia.
Guncangan Gempa tersebut berskala 9.1–9.3 dalam Skala kekuatan momen dan IX (Hebat)
dalam Skala intensitas Mercalli. Gempa bumi Megathrust gempa bumi bawah laut terjadi
ketika Lempeng Hindia didorong ke bawah oleh Lempeng Burma dan memicu
serangkaian Tsunami mematikan di sepanjang pesisir daratan yang berbatasan
dengan Samudra Hindia. Gelombang Tsunami yang tingginya mencapai 30 m menewaskan
227.898 – 230.000 jiwa di 14 negara dan menenggelamkan sejumlah permukiman pesisir.
Indonesia adalah negara yang dampaknya paling parah selain Sri Lanka, India, dan Thailand.
Patahan splay atau "patahan muncul" sekunder menyebabkan sebagian dasar laut yang
panjang dan sempit naik dalam hitungan detik. Peristiwa tersebut segera menambah
ketinggian dan kecepatan gelombang, sehingga terjadi kehancuran total di Kota Banda
Aceh, Indonesia.

Tanggal setempat 26 Desember 2004


Waktu setempat 07:58:53 WIB
Kekuatan 9.1–9.3 Mw
Kedalaman 30 km (19 mi)
Episentrum 3.316°N 95.854°E
Sesar Sunda Megathrust
Jenis Megathrust
Kerusakan total US$2,9 miliar
Percepatan puncak 0.71 g (Data dari USGS)
Tsunami 15 hingga 30 meter (50 hingga 100 ft)[4][5] dengan tinggi maksimal 51
m (167,3 kaki) di Lhoknga.
korban 227,898–230,000 tewas (Gempa bumi paling mematikan ke-4
sepanjang sejarah)
Intensitas maks. IX (hebat)
Contoh 2: tsunami Tōhoku 2011

Laporan awal menyatakan kekuatan sebesar 7,9, sementara peringatan


tsunami JMA menyebutkan 8,4, dan akhirnya 9,0. Fokus gempa Bumi dilaporkan berada di
lepas pantai Semenanjung Oshika, pantai timur Tōhoku pada 11 Maret 2011, pukul 05:46
UTC (14:46 waktu setempat) pada kedalaman 244 kilometer (152 mil). Gempa tersebut
memicu gelombang tsunami kuat yang mungkin mencapai ketinggian hingga 40,5 meter
(133 kaki) di Miyako di Prefektur Iwate, Tōhoku, dan di daerah Sendai. Tsunami itu bergerak
dengan kecepatan hingga 700 km/jam (435 mph), dan berkecepatan 10 km (6 mil) ketika
naik ke daratan. Penduduk Sendai hanya mendapat peringatan delapan sampai sepuluh
menit, dan lebih dari seratus lokasi evakuasi hanyut. Hujan salju yang menyertai tsunami
dan suhu beku sangat menghambat upaya penyelamatan, misalnya, di Ishinomaki, kota
dengan kematian terbanyak bersuhu hingga 0 °C (32 °F) ketika tsunami menerjang. Gempa
itu memicu Bencana nuklir di Fukushima
Tanggal setempat : 11 Maret 2011
Waktu setempat : 14:46 JST
Lama : 6 menit
Kekuatan : 9.0–9.1 Mw
Kedalaman : 29 km (18 mi)
Episentrum : 38.322°N 142.369°E
Jenis : megathrust
Wilayah bencana : Jepang (guncangan, tsunami), Samudra Pasifik (tsunami)
Kerusakan total : $360 miliar USD
Intensitas maks. : X (ektrem), JMA 7
Percepatan puncak : 2.99 g
Tsunami : Ya, lebih dari 40 m (130 ft) di Miyako, Iwate, Tōhoku
Landslides : Ya
Gempa susulan : 13,386 (hingga 6 Maret 2018)
korban : 19,759 tewas
6,242 luka-luka
2,553 hilang
TANAH LONGSOR
Contoh 1: Bencana longsor di Gerbosari, Samigaluh, 2022

Bencana longsor telah terjadi di Gerbosari, Samigaluh pada Rabu (01/06/22)


mengakibatkan satu orang warga meninggal dunia dan satu orang lainnya mengalami luka-
luka. Berdasarkan data yang dihimpun dari TRC BPBD, tebing setinggi 50 meter mengalami
longsor dampak dari hujan deras malam sebelumnya. Longsoran material berupa tanah dan
batuan andesit menutupi lokasi kejadian yang memiliki kecuraman lereng mencapai 80
derajat. korban berhasil dievakuasi korban menggunakan metode manual, mengingat
sulitnya medan dan material yang menutup.

Contoh 2: bencana longsor di Dusun Batu Kemalik, NTB, 2024

bencana longsor di Dusun Batu Kemalik, Bukit Tinggi, Kecamatan Gunungsari,


Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), putus akibat tanah longsor. Longsor itu terjadi
berulang kali. Terakhir pada Jumat (5/1/2024). Jadi longsor itu berlangsung sejak seminggu.
Tiga KK mengungsi ke rumah keluarganya karena takut terjadi longsor susulan. Jalan beton
itu ambruk akibat galian proyek Bendungan Menintig.Saat ini pihak desa terus melakukan
komunikasi dengan rekanan proyek Bendungan Menintig untuk segera membuat tanggul
agar tidak terjadi longsor susulan. longsor merusak tanah warga sekitar 7 are atau 700
meter persegi. Dampak lain, puluhan pohon aren milik 18 keluarga juga tersapu tanah.
Beruntung, peristiwa tersebut tidak menelan korban jiwa maupun korban luka-luka.
EROSI
Contoh 1: Erosi di California 2016

Pada kamis 28 januari 2016 Warga di Pacifica, California, Amerika Serikat terpaksa
meninggalkan rumah karena erosi yang parah membuat mereka khawatir tempat tinggal
mereka jatuh ke jurang. Tanah setinggi enam meter di Pacifica yang berlokasi dekat laut
mengalami erosi parah akibat meningkatnya angin yang disebabkan oleh badai El Nino.
Orang-orang yang tinggal di apartemen dekat laut telah disarankan oleh pemerintah untuk
meninggalkan tempat tinggal mereka. Kepala Kepolisian Pacifica, Dan Steidle mengatakan
bahwa El Nino adalah faktor utama terjadinya erosi ini. Dan juga menyampaikan bahwa
semenjak Desember 2015, kota ini telah 10 kali dihantam Badai El Nino.

Contoh 2: Erosi di Sumatera Utara 2018

Pada rabu, 28 November 2018 terjadi erosi akibat penambangan material di Sungai
Idanogawo, Kabupaten Nias, Sumatera Utara, cukup mengkhawatirkan karena dinilai sangat
mengancam pemukiman penduduk. Pihak penambang melakukan aktivitas penambangan di
Sungai Idanogawo, yang mengakibatkan tanah warga di sekitar sungai terkikis hingga 40-50
meter. bibir sungai di desanya yang sebelumnya hanya setinggi satu meter, kini sudah
semakin dalam dan mencapai setinggi kurang lebih 10 meter. Bahkan bibir sungai akibat
penambangan oleh PT.Axelindo tinggal berjarak 12 - 15 meter dari pemukiman penduduk.
GUNUNG MERAPI
Contoh 1: Gunung Merapi Nyirangogo

Gunung Nyirangogo adalah gunung berapi yang terletak di Taman Nasional


Virunga, Republik Demokratik Kongo dan berada sekitar 20 km dari kota Goma dan Danau
Kivu serta berbatasan langsung dengan bagian barat Rwanda. Gunung berketinggian 3470 m
ini bertipe stratovolcano. Danau lava Nyiragongo diketahui sebagai salah satu yang paling
banyak sepanjang sejarah.
Ketinggian : 3.470 m (11.385 ft)
Koordinat : 1°31′09″S 29°15′15″E
pegunungan : Pegunungan Virunga
Jenis gunung : Stratovolcano
Letusan terakhir : 22 Mei 2021 – sekarang

Contoh 2: Gunung Merapi di Yasur

Gunung Yasur adalah gunung berapi di Pulau Tanna, Vanuatu, setinggi 361 meter di
bawah permukaan laut. Ia terletak di pesisir dekat Teluk Sulphur, dengan Gunung
Tukosmera yang lebih tinggi berada di barat daya. Gunung Yasur telah aktif sejak
zaman Pleistosen.
ketinggian : 361 m (1.184 ft)
Koordinat : 19° 31′ 42″ S, 169° 26′ 54″ E
Jenis gunung : Stratovolcano
Letusan terakhir : 1774 (possibly earlier) to 2021 (ongoing)

Anda mungkin juga menyukai