Detail kejadian
Gempa awal menimbulkan getaran yang terasakan di hampir setengah pulau
Honshu, termasuk di wilayah-wilayah Tohoku, Hokuriku, Chubu, dan Kanto. Gempa pertama
melanda wilayah Chuetsu, Prefektur Niigata, Jepang, berkekuatan 7 pada
skala Shindo di Kawaguchi, Niigata, Jepang. Pada skala Richter, besarnya moment
magnitudo gempa diperkirakan mencapai 6,9. Gempa itu terjadi pada kedalaman 15.8 km.
Kemudian gempa kedua terjadi pada pukul 6:12, 16 menit setelah yang pertama.
Gempa ini terjadi pada kedalaman lebih dangkal, yang berkekuatan Shindo 6+ dan mencapai
magnitudo 5.9. Gempa ketiga terjadi pada 6:34, memiliki kekuatan Shindo 6-. Pada pukul
7:46, terjadi gempa selanjutnya yang berkekuatan Shindo 6-. Beberapa gempa bumi antara
dan susulan berikutnya dengan intensitas yang lebih rendah juga mengguncang wilayah
tersebut. Selama 66 jam pertama, 15 gempa bumi dengan intensitas Shindo 5- atau lebih
terus mengguncang wilayah Chuetsu.
Dalam siaran persnya, Institut Survei Geografi (GSI) Pemerintah Jepang
mengumumkan perkiraan awal mereka, bahwa sebuah patahan sepanjang 22 km dan lebar
17 km telah berpindah kira-kira sejauh 1,4 m.
Ini adalah gempa paling mematikan yang terjadi di Jepang, sejak gempa bumi besar
Hanshin pada bulan Januari 1995.
Dampak
Jalanan rusak oleh longsor Shinkansen meluncur dari jalur akibat gempa
Pusat kota Florence, Italia, dilewati sungai Arno yang biasanya mengalir dengan
tenang. Pada tanggal 4 hingga 5 November 1966, hujan lebat turun tanpa henti, dan
mengakibatkan sungai Arno meluap. Air menghambur ke daratan kota dengan kecepatan
yang mencengangkan—130 kilometer per jam. Akibat hujan deras, sungai Arno meluap dan
membuat 68 miliar liter air dan material lumpur menyerbu seluruh kota.
Banjir Jakarta 2007 adalah bencana banjir yang menghantam Jakarta dan sekitarnya
sejak 1 Februari 2007 malam hari. Selain sistem drainase yang buruk, banjir berawal
dari hujan lebat yang berlangsung sejak sore hari tanggal 1 Februari hingga keesokan
harinya tanggal 2 Februari, ditambah banyaknya volume air 13 sungai yang melintasi Jakarta
yang berasal dari Jonggol-Bogor-Kawasan Puncak-Cianjur, dan air laut yang sedang pasang,
mengakibatkan hampir 60% wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan kedalaman
mencapai hingga 5 meter di beberapa titik lokasi banjir.
korban jumlah korban meninggal 80 orang. Jumlah ini mencakup korban di tiga
provinsi dengan perincian DKI Jakarta 48 orang, Jawa Barat 19 orang, dan
Banten 13 orang.
Dampak Jaringan telepon dan Internet terganggu.
Listrik di sejumlah kawasan yang terendam juga padam.
sebagian jalur kereta api lumpuh.
Sekitar 1.500 rumah di Jakarta Timur hanyut dan rusak akibat banjir.
Diperkirakan sebanyak 82.150 meter persegi jalan di seluruh Jakarta
rusak ringan sampai berat.
kerusakan bangunan, baik rumah penduduk maupun kantor-kantor
pemerintah
Sedikitnya 7.400 hektare sawah do Kabupaten Bekasi terancam puso
Warga yang mengungsi mencapai 320.000 orang hingga 7 Februari
2007
Setelah banjir penyakit infeksi saluran pernapasan, diare, dan penyakit
kulit menjangkiti warga Jakarta, terutama yang berada di pengungsian.
Ini disebabkan keadaan sanitasi dan cuaca yang buruk. Ditemui pula
beberapa kasus demam berdarah dan leptospirosis Sebagai akibat
genangan air setelah banjir.
kerugian Kerugian material akibat matinya perputaran bisnis mencapai triliunan rupiah,
diperkirakan 4,3 triliun rupiah
TSUNAMI
Contoh 1: Tsunami di Aceh, 2004
Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 atau lebih dikenal sebagai (Gempa
bumi dan tsunami Aceh) terjadi pada pukul 07:58:53 WIB hari Minggu, 26 Desember
2004. Episentrumnya terletak di lepas pantai barat Sumatra, Indonesia.
Guncangan Gempa tersebut berskala 9.1–9.3 dalam Skala kekuatan momen dan IX (Hebat)
dalam Skala intensitas Mercalli. Gempa bumi Megathrust gempa bumi bawah laut terjadi
ketika Lempeng Hindia didorong ke bawah oleh Lempeng Burma dan memicu
serangkaian Tsunami mematikan di sepanjang pesisir daratan yang berbatasan
dengan Samudra Hindia. Gelombang Tsunami yang tingginya mencapai 30 m menewaskan
227.898 – 230.000 jiwa di 14 negara dan menenggelamkan sejumlah permukiman pesisir.
Indonesia adalah negara yang dampaknya paling parah selain Sri Lanka, India, dan Thailand.
Patahan splay atau "patahan muncul" sekunder menyebabkan sebagian dasar laut yang
panjang dan sempit naik dalam hitungan detik. Peristiwa tersebut segera menambah
ketinggian dan kecepatan gelombang, sehingga terjadi kehancuran total di Kota Banda
Aceh, Indonesia.
Pada kamis 28 januari 2016 Warga di Pacifica, California, Amerika Serikat terpaksa
meninggalkan rumah karena erosi yang parah membuat mereka khawatir tempat tinggal
mereka jatuh ke jurang. Tanah setinggi enam meter di Pacifica yang berlokasi dekat laut
mengalami erosi parah akibat meningkatnya angin yang disebabkan oleh badai El Nino.
Orang-orang yang tinggal di apartemen dekat laut telah disarankan oleh pemerintah untuk
meninggalkan tempat tinggal mereka. Kepala Kepolisian Pacifica, Dan Steidle mengatakan
bahwa El Nino adalah faktor utama terjadinya erosi ini. Dan juga menyampaikan bahwa
semenjak Desember 2015, kota ini telah 10 kali dihantam Badai El Nino.
Pada rabu, 28 November 2018 terjadi erosi akibat penambangan material di Sungai
Idanogawo, Kabupaten Nias, Sumatera Utara, cukup mengkhawatirkan karena dinilai sangat
mengancam pemukiman penduduk. Pihak penambang melakukan aktivitas penambangan di
Sungai Idanogawo, yang mengakibatkan tanah warga di sekitar sungai terkikis hingga 40-50
meter. bibir sungai di desanya yang sebelumnya hanya setinggi satu meter, kini sudah
semakin dalam dan mencapai setinggi kurang lebih 10 meter. Bahkan bibir sungai akibat
penambangan oleh PT.Axelindo tinggal berjarak 12 - 15 meter dari pemukiman penduduk.
GUNUNG MERAPI
Contoh 1: Gunung Merapi Nyirangogo
Gunung Yasur adalah gunung berapi di Pulau Tanna, Vanuatu, setinggi 361 meter di
bawah permukaan laut. Ia terletak di pesisir dekat Teluk Sulphur, dengan Gunung
Tukosmera yang lebih tinggi berada di barat daya. Gunung Yasur telah aktif sejak
zaman Pleistosen.
ketinggian : 361 m (1.184 ft)
Koordinat : 19° 31′ 42″ S, 169° 26′ 54″ E
Jenis gunung : Stratovolcano
Letusan terakhir : 1774 (possibly earlier) to 2021 (ongoing)