Anda di halaman 1dari 11

BENCANA ALAM SEPANJANG TAHUN 2005 - 2022

Gempa Nias 28 Maret 2005

Gempa bumi Sumatera 2005 terjadi pada pukul 23.09 WIB pada 28 Maret 2005. Pusat
gempanya berada di 2 04' 35? U 97 00' 58? T, 30 km di bawah permukaan Samudra Hindia,
200 km sebelah barat Sibolga, Sumatra atau 1400 km barat laut Jakarta. Catatan seismik
memberikan angka 8,7 skala Richter dan getarannya terasa hingga Bangkok, Thailand, sekitar
1.000 km jauhnya .
Dengan kekuatan sebesar 8,7 SR, gempa ini merupakan gempa bumi terbesar kedua di dunia
sejak tahun 1964. Laporan Depkes menyatakan korban di Nias sebanyak 300 orang dan
pengungsi sebanyak 2.000 orang.

Gempa Yogyakarta (2006)

Pada 27 Mei 2006, tepat di pagi hari pukul 05.53, terjadi gempa bumi berkekuatan 5,9 SR
yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya. Orang-orang banyak yang masih dalam
kondisi terlelap, sehingga mereka terjebak di dalam rumah yang roboh.Sebanyak lebih dari
5.800 orang meninggal dan 20.000 lainnya terluka. Bangunan dan infrastruktur hancur.
Bahkan Candi Prambanan ikut menjadi korban.

Diyakini gempa Yogyakarta menjadi gempa terbesar kedua di Indonesia setelah peristiwa
yang menimpa aceh di tahun 2004. Akibat dari peristiwa gempa 2006, Yogyakarta mulai
meningkatkan migasi bencana.
Gempa Sumatera Barat Maret 2007

Gempa bumi Sumatera Barat Maret 2007 adalah serangkaian gempa bumi berkekuatan 5,8-
6,4 skala Richter yang melanda sejumlah kabupaten di provinsi Sumatra Barat, Indonesia
pada 6 Maret 2007 mulai pukul 10:49 WIB. Guncangan gempa terasa hingga ke Singapura
dan Malaysia. Sampai tanggal 7 Maret 2007 korban meninggal akibat gempa ini dilaporkan
sebanyak 52 orang.

Gempa Simelue 20 Februari 2008

Gempa Simeuleu 2008 adalah serangkaian gempa bumi tektonik yang terjadi di sekitar
Kabupaten Simeulue, Aceh pada 20 Februari 2008. Gempa utama berkekuatan 7,3 SR terjadi
pada pukul 15:08 WIB dan dilanjutkan dengan dua gempa susulan berkekuatan masing-
masing 5,5 SR pada 15:28 WIB dan 5,3 SR pada pukul 16:05 WIB. Pusat gempa utama dan
gempa susulan pertama berada pada 2,70 LU dan 95,97 BT, dengan kedalaman 30 km di
bawah permukaan tanah, sedangkan pusat gempa susulan kedua pada 2,86 LU dan 96,18 BT,
10 km di bawah permukaan tanah [1]. Empat orang tewas akibat gempa ini
Jebolnya Tanggul Situ Gintung Maret 2009

Penyebab jebolnya tanggul Situ Gintung, Cireundeu, Tangerang, Banten dikarenakan


tingginya curah Hujan, yang menyebabkan permukaan air situ naik dan melimpas tanggul.
Penyebab tersebut dijelaskan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung dan Cisadane
Sutoyo Subandrio Pitoyo saat menemani Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) di lokasi
jebolnya tanggul.Bencana ini mengakibatkan 52 orang tewas dan ratusan rumah hancur, serta
ratusan warga mengungsi.

. Letusan Gunung Merapi (1930 dan 2010)

Dikutip dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, tercatat sejak
tahun 1600-an, Gunung Merapi telah meletus lebih dari 80 kali, dengan interval letusan 4
tahun sekali. Erupsi terbesarnya terjadi pada tahun 1930. Awan panas menuruni lereng 20
kilometer ke arah barat, memporak-porandakan 23 desa dan menewaskan 1.369 penduduk.
Erupsi lainnya kembali terjadi 80 tahun kemudian, tepatnya pada 5 November 2010. Debu
vulkaniknya tidak hanya menutupi wilayah Yogyakarta, tapi juga sampai ke sejumlah
wilayah di Jawa Barat.

BNPB menyatakan bahwa jumlah korban tewas Merapi mencapai 275 orang, termasuk sang
juru kunci, Mbah Maridjan alias Ki Surakso Hargo yang ditemukan tewas akibat terjangan
awan panas di rumahnya. Peristiwa meletusnya gunung merapi sontak menjadi sorotan media
internasional, di antaranya Inggris, Jerman, Prancis, dan Singapura.
Banjir Pesisir Selatan 2011

Banjir Pessel 2011 adalah sebuah banjir besar yang melanda 10 kecamatan di kabupaten
Pesisir Selatan, Sumatra Barat pada tanggal 2 November 2011. Banjir ini disebabkan oleh
tingginya curah hujan pada bulan November 2011 dan meluapnya enam sungai besar di
kabupaten Pesisir Selatan, yaitu Batang Bayang, Batang Kapas, Batang Surantih, Batang
Lenggayang, dan Batang Tapan. Banjir merusak infrastruktur jalan dan jembatan, merendam
ribuan rumah, sekolah, lahan pertanian, dan lahan perkebunan. Banjir ini juga diperparah
dengan adanya abrasi akibat gelombang pasang yang mencapai tiga meter. [1] Sebelumnya,
banjir serupa juga terjadi pada tahun 2002.

Banjir Pesisir Selatan 2011 melanda 10 kecamatan—dari 12 kecamatan—di kabupaten


Pesisir Selatan, 10 kecamatan tersebut adalah Basa IV Balai Tapan, Batang Kapas, Bayang,
Koto XI Tarusan, Lengayang, Linggo Sari Baganti, Lunang Silaut, Pancung Soal, Ranah
Pesisir, dan Sutera. 52.315 orang mengungsi saat banjir terjadi. Kecamatan Batang Kapas,
Ranah Pesisir, Lengayang, dan Sutera menjadi daerah terparah yang terkena terjangan banjir.

Banjir merendam ribuan rumah, 305 hektare lahan pertanian, dan 1.163 hektare lahan
perkebunan. Ribuan hewan ternak hanyut diterjang banjir. 9 dari 27 sekolah dan 11
bendungan yang terendam banjir rusak berat. Enam jembatan putus, di mana dua diantaranya
merupakan jembatan gantung. Sepanjang 3 kilometer jalan kabupaten dan 890 meter Jalan
Lintas Sumatra (yang menghubungkan Sumatra Barat dengan Bengkulu) rusak parah,[7][8][9]
sehingga memutus arus transportasi dari Sumatra Barat ke Bengkulu dan sebaliknya

Banjir bandang Batanguru Timur 2012


adalah banjir bandang yang menerjang Batanguru Timur, Sumarorong, Mamasa pada tanggal
8 November 2012. Banjir bandang terjadi diakibatkan oleh hujan deras yang terjadi selama
tiga hari berturut-turut yang menyebabkan Sungai Kalangai dan Sungai Uru meluap. Banjir
bandang ini menghanyutkan dua rumah, satu mobil, dan lumbung padi, serta empat rumah
dilaporkan mengalami rusak berat

Banjir bandang ini menyebabkan 15 orang tewas. Korban tewas disebabkan benturan dengan
batu saat terseret banjir. Selain itu, terdapat korban hilang akibat banjir bandang ini.
Pencarian korban hilang dilakukan tim SAR Gabungan dari Basarnas/BNPBD Sulbar, aparat
kepolisian-TNI, dan warga dengan fokus pencarian di sepanjang muara Sungai Batanguru.

Banjir Jakarta 2013

Banjir Jakarta terjadi 17 Januari 2013 bisa dikatakan bencana banjir paling fenomenal tahun
ini.

Banjir Jakarta terjadi lantaran paduan beragam faktor.Dari sisi meteorologi, beberapa hari
sebelum banjir, hujan mengguyur wilayah Jakarta dan merata, mencapai intensitas 40 – 100
mm.Hujan merata mengakibatkan volume air menggenang besar.Besarnya volume air
mungkin bisa ditampung apabila faktor-faktor lain, seperti sistem drainase, situ berfungsi
baik, dan tata kota, mendukung. Sayangnya, kejadian tak demikian. Tata kota Jakarta parah,
situ tak berfungsi baik, sedangkan drainase Jakarta juga buruk. Akibatnya, volume air
menggenang besar, bahkan menjebol tanggul. Banjir terjadi di wilayah cukup luas, bahkan
kawasan Bundaran Hotel Indonesia, dan Menteng pun terendam. Dari bencana bajir ini,
setidaknya 20 orang tewas
Letusan Gunung Kelud (2014)

Gunung Kelud di Jawa Timur meletus setelah sebelumnya naik status menjadi waspada.
Letusan tersebut dianggap menjadi yang terbesar setelah peristiwa pada tahun 1990. Pukul
22.50 WIB, Gunung Kelud memuntahkan letusan berupa aliran magma, menyebabkan hujan
kerikil di beberapa wilayah Jawa Timur, bahkan gerungannya terdengar sampai Purbalingga.
Hujan abu juga membuat menutup sebagian besar Pulau Jawa dan menghentikan segala
aktivitas masyarakat.

Korban tewas akibat letusan tersebut mencapai 4 orang, berdasarkan laporan BNPB. Namun,
sejak abad ke-15, Gunung Kelud setidaknya telah memakan lebih dari 15.000 jiwa. Termasuk
letusan di tahun 1919 yang merenggut nyawa 5.160 jiwa. Dampak dari meletusnya Gunung
Kelud pada 2014 lalu itu menyita perhatian dunia. Sejumlah media massa internasional yang
menyampaikan berita tersebut terdiri dari Associated Press America, Reuters (Inggris), ABC
News (Australia), dan Xinhua (China)

Kebakaran Hutan 2015

pada tahun 2015, Indonesia menghadapi bencana kabut asap dan kebakaran hutan yang besar,
bencana ini Terjadi di Wilayah, Riau, Sumatera dan Kalimantan. dalam kejadian tersebut
setidaknya membakar 2,56 juta hektar hutan dan lahan sehingga menimbulkan kabut asap di
Riau dan palembang. Kabut asap ini menjadi bencana besar karena sangat berefek buruk pada
kesehatan
Banjir di Bandung, Jawa Barat Sepanjang 2016

Banjir itu merendam ribuan rumah warga dan menyebabkan dua orang tewas serta tiga orang
hilang. Korban tewas di Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, dan Desa Sukasari,
Kecamatan Pameungpeuk. Berdasarkan data BNPB pada Selasa (15/3/2016) pukul 07.00
WIB, terdapat sebanyak 5.900 kepala keluarga atau 24.000 jiwa terdampak banjir. Sebanyak
2.840 kepala keluarga atau 10.344 jiwa mengungsi akibat banjir tersebut. Mereka tersebar di
28 titik pengungsian seperti di GOR Baleendah, POM Cikarees, Masjid Nurul Iman, Waskita,
Warakawuri, Masjid Unilon. Banjir juga memutus arus lalu lintas di beberapa lokasi dari arah
Bandung menuju Kecamatan Bojongsoang, Baleendah, Ciparay, dan Majalaya, yang
melintasi Sungai Citarum. Begitu juga jalur lalu lintas dari arah Bandung melintasi
Dayeuhkolot, Pameungpeuk, Katapang, dan Banjaran tak bisa dilewati karena kecamatan-
kecamatan itu terendam hingga setinggi 3 meter. Banjir kembali melanda Kecamatan
Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Rabu (21/9/2016). Hujan
yang turun pada Selasa (20/9/2016) malam membuat debit air Sungai Citarum meluap.
Ribuan rumah pun kembali terendam, sedangkan sejumlah jalan tidak bisa dilalui karena
tergenang air. Dari data BPBD, total ada 101 jiwa yang terpaksa tinggal di tiga lokasi
pengungsian. Sebanyak 50 jiwa mengungsi di Inkanas Baleendah, 7 jiwa di Gor Baleendah
dan 44 jiwa di Desa Dayeuhkolot .

Gunung Agung Meletus 2017


Gunung Agung Meletus Sebelum meletus pada Selasa (21/22/2017) pukul 17.05 WITA,
gunung Agung yang ada di Karangasem, Bali, sudah menunjukkan aktivitasnya sejak
pertengahan September. Selama bulan September, sudah ada puluhan ribu orang yang
melakukan evakuasi secara mandiri ke tempat yang lebih aman. Jumlahnya hampir 100 ribu
orang. Aktivitas gempa sampai (11/10/2017) tercatat ada 18.228 kali gempa. Saat meletus,
semburan abu mencapai tinggi kurang lebih 500-700 meter dan tertiup angin ke arah timur
dan tenggara. Sejumlah desa di sekitar lereng Gunung Agung terkena hujan abu vulkanik.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo
Purwo Nugroho mengatakan, sampai 5 Desember 2017 belum ada penurunan status awas
Gunung Agung di Bali. "Tidak ada penurunan status awas. Meskipun sejak 30 November
sampai sekarang tidak ada erupsi, bahkan terjadi penurunan abu atau asap yang keluar dari
kawah," kata Sutopo dalam paparan di Jakarta, Selasa (5/12/2017).

Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi di Palu dan Donggala 2018

Pada 28 September 2018, warga di wilayah di Sulawesi Tengah Kabupaten Donggala dan
Kota Palu dikejutkan dengan guncangan gempa. Guncangan di Palu sebesar 7,4 SR, dengan
kedalaman 10 km, sementara posisinya berada 27 meter arah timur laut Donggala. Lalu, lima
menit kemudian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan
peringatan tsunami. Namun, gelombang tsunami setinggi enam meter telanjur menyapu Kota
Palu sebelum warga sempat melarikan diri ke daratan tinggi. Selain tsunami dan gempa,
bencana likuifasi juga terjadi, membuat tanah melarut dan membawa apa pun yang berada di
atasnya untuk mengalir. BBC menyebut bahwa jumlah korban tewas mencapai 2.045 orang.
Sejumlah negara pun mengulurkan bantuan kepada Indonesia, di antaranya Inggris, Amerika,
Australia, dan Selandia Baru memberikan total bantuan USD20,8 juta dalam bentuk uang
maupun barang.
Longsor dan banjir Sentani 2019

Pada 16 Maret 2019 lalu, terjadi banjir bandang dan longsor parah di wilayah Sentani,
Jayapura. Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir
bandang dan longsor Sentani menyebabkan 83 orang meninggal, 75 orang luka ringan, 84
orang luka berat dan 4.273 orang mengungsi dari tempat tinggalnya. Bencana ini terjadi
karena intensitas hujan yang tinggi. Lalu, karena Pegunungan Cycloops gundul, air ini tidak
bisa ditahan dan meluncur ke pemukiman. BNPB menyebut bahwa pegunungan yang
semestinya menjadi daerah resapan air, justru berubah menjadi pemukiman dan wilayah
pertanian. Imbasnya, 350 rumah, 3 jembatan dan 8 sekolah rusak.

Banjir Luwu Utara 2020

Pada 13 Juli 2020, banjir terjadi di Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Banjir terjadi karena
meluapnya Sungai Masamba. Akibat dari banjir ini, ribuan orang terdampak dan sedikitnya
38 orang meninggal dunia. Sebelumnya, banjir sempat terjadi pada 17 Juni, Banjir
menerjang dua kelurahan di Masamba. Pada 26 Juni, banjir kembali menerjang sejumlah
desa. Informasi awal tentang banjir ini dimulai dari laporan di 2 kecamatan, Baebunta, dan
Masamba. Hujan yang turun ketika itu menyebabkan sungai meluap dan 3 desa terdampak
banjir pada pukul 19.00 WITA. Laporan awal menyebut 46 orang hilang, dan 13 meninggal
dunia. Banjir mengakibatkan ratusan rumah terendam dan satu di antaranya hanyut. Sejumlah
warga dilaporkan mengungsi. BNPD mengevakuasi 19 kepala keluarga ke gedung olahraga
yang difungsikan sementara sebagai posko pengungsian. Banjir juga mengakibatkan Jalan
Trans Nasional Wajo-Bone terputus Jumlah kepala keluarga bertambah menjadi 99 kepala
keluarga keesokan harinya.
Banjir Sintang, Kalimantan Barat 2021

Bencana banjir merendam Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat pada bulan November lalu.
Banjir ini berlangsung cukup lama, yakni selama hampir satu bulan. Pemerintah Daerah
mengungkapkan, banjir yang terjadi merupakan terbesar dan terlama sejak 1963 atau 58
tahun yang lalu.

Erupsi Gunung Kerinci Gunung 2022

Kerinci erupsi dengan ketinggian abu mencapai 700 meter, Selasa (6/12/2022)

Gunung Kerinci erupsi dengan ketinggian abu mencapai 700 meter, Selasa (6/12/2022)
Dilansir dari Magma Indonesia, gunung Kerinci yang berada di Sumatra Barat dan Jambi
dilaporkan erupsi pada pukul 08.22 WIB, Selasa (6/12/2022). Letusan gunung setinggi 3.805
meter ini menyebabkan kolom letusan setinggi 700 meter di atas puncak atau 4.505 meter di
atas pemukaan laut. Diketahui, kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan
intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi Gunung Kerinci terekam di seismograf dengan
amplitudo maksimum 3 mm dan durasi 60 detik.
BENCANA ALAM SEPANJANG TAHUN 2005 – 2022

NAMA : MAYA HILWANA FAIHA

KELAS : V C

SDN SN KARANG MEKAR 1


BANJARMASIN

Anda mungkin juga menyukai