Anda di halaman 1dari 1

Nama : Mediana Utami

Kelas : XII TGB 2

Jejak Gempa di Selat Sunda


23 Januari 2018 18:11 WIB

Gempa berkekuatan 6,1 SR di Lebak, Banten, terjadi akibat subduksi (menyusupnya) lempeng
Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia. Sejarah panjang gesekan kedua lempeng ini sudah
cukup panjang dan tak sekadar menghasilkan gempa bumi.

Deputi Geografis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Muhammad Sadly


memaparkan, Banten dalam sejarahnya pernah mengalami tsunami besar akibat pertemuan kedua
lempeng ini.
“Sebenarnya sejak dulu di selatan Jawa (kerap terjadi gempa). Kemarin di Indramayu,
Tasikmalaya, Pangandaran, dan sekarang di Banten. Memang ini satu jalur semua lempeng
sesarnya,” kata Sadly kepada Medcom.id saat ditemui di Kantor BMKG Wilayah III Denpasar,
Jalan Raya Tuban, Badung, Selasa, 23 Januari 2018.

Tsunami besar pernah terjadi pada abad ke-17 dan ke-18. Selat Sunda sempat mengalami
tsunami dahsyat akibat adanya guncangan gempa bumi dari perut Gunung Krakatau. Dalam
kurun waktu setahun, katanya, ada lebih dari 2.000 kali gempa di bawah 5,0 SR di wilayah Selat
Sunda.

“Tsunami 1800-an itu sudah lama, saat ini kan dua ratus tahun periodenya. Beda dengan gempa
yang di bawah lima itu banyak sekali. Jadi setahun itu 360 (gempa di atas 5,0 SR). Kalau
pengrusak itu ada 2.000 kali dalam setahun, jadi ada yang di atas lima dan di bawah lima,”
jelasnya.

Namun gesekan lempeng atau gempa yang kerap terjadi di sekitar pertemuan lempeng tak bisa
langsung menciptakan tsunami. Gelombang raksasa hanya terjadi jika ada gempa besar yang
menghentak air laut di kedalaman dangkal, seperti yang terjadi di Aceh.

Sumber : http://m.metrotvnews.com/news/daerah/0k8L3qWk-jejak-gempa-di-selat-sunda

Anda mungkin juga menyukai