Anda di halaman 1dari 8

BERITA MEDIA MASSA KERUSAKAN HUTAN DI RIAU

1. Kebakaran hutan-lahan telah meliputi area seluas 657 hektare di Riau

Senin, 8 Maret 2021 18:04 WIB


Area hutan di Kota Pekanbaru, Riau, terbakar
pada Rabu (3/3/2021). ANTARA/FB
Anggoro.
Pekanbaru (ANTARA) - Kebakaran hutan dan
lahan sejak awal tahun 2021 sampai sekarang
sudah mencakup area seluas 657,71 hektare di
wilayah Provinsi Riau menurut data Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
setempat.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau Jim Gofur di Pekanbaru, Senin,
kebakaran hutan dan lahan terjadi di 10 dari 12 wilayah kabupaten dan kota di Provinsi
Riau.
Kebakaran hutan dan lahan paling luas terjadi di wilayah Kabupaten Bengkalis (200,66
hektare) disusul Indragiri Hilir (122,5 hektare), Dumai (109,1 hektare), dan Siak (72,9
hektare).
Menurut BPBD, kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di Pelalawan (48 hektare),
Kepulauan Meranti (35,5 hektare), Rokan Hilir (31 hektare), Indragiri Hulu (25 hektare),
dan Pekanbaru (tiga hektare).
Di Provinsi Riau, hanya Kuantan Singingi dan Rokan Hulu yang tidak mengalami
kebakaran hutan dan lahan.
Riau setiap tahun menghadapi kebakaran hutan dan lahan, yang antara lain terjadi akibat
pembukaan lahan gambut.
Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan
lahan dari 15 Februari hingga 31 Oktober 2021. 
Jim mengatakan bahwa satuan tugas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan Riau
mendapat tambahan bantuan satu helikopter dari Badan Penanggulangan Bencana
Nasional (BNPB). 
Menurut dia, BNPB pekan ini akan mengirim helikopter untuk mendukung upaya
pemadaman kebakaran lahan dan pesawat untuk operasi penerapan teknologi modifikasi
cuaca (TMC) atau hujan buatan. Bantuan pesawat untuk mendukung operasi hujan buatan
juga dijadwalkan tiba pekan ini.
Ia mengatakan bahwa saat ini sudah ada satu helikopter bantuan dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang bisa digunakan untuk mendukung
pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
"Pemerintah pusat saat ini juga sedang menyiapkan untuk melakukan TMC di Riau.
Mudah-mudahan dalam pekan ini juga sudah bisa dilakukan TMC," katanya.

2. Kebakaran Hutan di Riau akibat Ulah Manusia

M IQBAL AL MACHMUDI | Humaniora

Kebakaran Hutan di Riau akibat Ulah Manusia


ANTARA/FB Anggoro KEBAKARAN hutan
dan lahan (karhutla) yang terjadi di Provinsi
Riau dan daerah lainnya hampir 100% akibat ulah manusia. Karhutla di Riau yang kini
dalam status siaga darurat terjadi akibat pembukaan lahan untuk perkebunan dengan cara
dibakar, terutama di lahan gambut. "Kebakaran lahan gambut di Riau sebagian besar
karena aktivitas manusia, yakni sebesar 98%," kata Deputi Bidang Pencegahan dan
Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Wisnu Widjaja di
kantornya, Jakarta, kemarin. Menurutnya, BNPB sudah maksimal mencegah karhutla di
Riau. Namun, oknum yang melakukan pembakaran selalu memiliki berbagai cara untuk
membakar lahan. Antara lain dengan menempatkan obat nyamuk bakar, sehingga
beberapa saat kemudian lahan akan terbakar. cara lainnya, menggunakan tikus yang
dibakar bagian ekornya, lalu dilepaskan dilahan gambut sehingga lahan lalu terbakar.
"Ada tiga pemicu kebakaran lahan gambut, yaitu hawa panas yang dibawa oksigen, terik
matahari, dan bahan bakar. Bila salah satu pemicu terpenuhi dan air tanah (di lahan
gambut) sudah turun hingga 40 sentimeter (dari permukaan), lahan gambut mudah sekali
terbakar," katanya. Menurut Wisnu, upaya yang dilakukan dalam mencegah karhutla,
antara lain melakukan water bombing. Saat ini pihaknya telah mengerahkan lima
helikopter untuk melakukan pencegahan, yakni 1 helikopter TNI, 1 unit milik
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 1 unit milik BNPB, 1 unit
bantuan dari swasta, dan satu helikopter yang disewa dari luar negeri. Daya angkut
helikopter tersebut mencapai 4 ton air. Pencegahan dilakukan dengan cara membasahi
lahan gambut yang kering melalui water bombing dan teknologi hujan buatan di titik
rawan panas. Ia menyebutkan, kebakaran juga berpotensi terjadi pada Juni hingga bulan
Oktober mendatang akibat lahan gambut yang kering.

3. Penebangan Hutan Alam Kembali Terjadi di Riau

Kejadian penebangan hutan alam yang


sangat masif pernah terjadi di Riau,
antara tahun 2000-2008. Kala itu, awal
tahun 2000, potongan kayu gelondongan
kayu bulat berdiameter mulai dari 20 cm
hingga mencapai 1 m kerap ditemukan
berjejeran di pinggir hutan.
Pemandangan itu selalu menghiasi setiap
jalanan beraspal menuju industri
sawmill, kayu lapis (plywood) serta industri bubur kertas dan kertas (pulp and paper) di

Riau.
Hampir 10 tahun pemandangan itu telah terlupakan. Namun kini, hasil pemantauan Eyes
on the Forest (EoF) bulan Maret 2021 di Desa Tenggayun, Kecamatan Bandar
Laksamana, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau mengingatkannya kembali.
Hasil pemantauan EoF Maret 2021 menemukan adanya penebangan hutan alam pada
beberapa titik koordinat N1°29'55.04" E 101°52'17.75", N 1°30'5.92" E 101°52'27.14".
Penebangan hutan alam ini terjadi pada areal kawasan hutan yang berbatasan dengan  Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) PT Bukit Batu Hutani
Alam (PT BBHA), yang merupakan anak perusahaan dari grup Asia Pulp & Paper
(APP)/Sinar Mas Group.
Hasil wawancara EoF dengan masyarakat dan kontraktor penebangan berinisial MN,
yang ditemui di sekitar lokasi, teridentifikasi pelaku penebangan hutan alam di areal ini
adalah Koperasi Siak Mandiri Lestari. Masih berdasarkan keterangan MN, Kegiatan
penebangan sudah dilakukan sejak Februari 2021 dan direncanakan areal untuk
pembalakan seluas 2.000 hektar. Dalam estimasi EoF melalui citra satelit, penebangan
liar hutan alam ini telah mencapai luas sekitar 70 hektar.

4. Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau Kian Parah,


Asap Terus Menyebar Kompas.com - 23/02/2021, 21:50 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com -
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) d
isejumlah daerah di Provinsi Riau
semakin parah, Selasa (23/2/2021). Salah
satu kebakaran lahan gambut yang
terparah, yaitu di wilayah Kota Dumai.
Kondisi ini dilihat Kompas.com dari
sebuah video pantauan dari udara, yang
memperlihatkan luasnya lahan terbakar.
Dalam video itu, terlihat ada beberapa hamparan titik api yang begitu luas mengeluarkan
asap dan menyebar. Baca juga: Ancaman Kabut Asap Semakin Nyata di Riau,
Perlombaan dengan Titik Api Dimulai Beberapa titik api tampak terus menyala
membakar lahan kering itu. Lahan yang terbakar terlihat seperti berkotak-kotak. Dengan
kondisi ini, ancaman kabut asap di Bumi Lancang Kuning semakin nyata. Dapatkan
informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Kepala Manggala Agni
Sumatera V Daerah Operasi (Daops) Dumai, Ismail Hasibuan saat dikonfirmasi
mengatakan, karhutla yang cukup parah saat ini terdapat di Kelurahan Lubuk Gaung,
Kecamatan Sungai Sembilan, Dumai. "Memang di Lubuk Gaung sekarang kebakaran
cukup parah. Kita dari Manggala Agni hari ini masih melakukan pemadaman," kata
Ismail saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa malam.
Menurutnya, kebakaran di Lubuk Gaung sudah mencapai puluhan hektare. Petugas terus
berupaya memadamkan dan menyekat kepala api agar kebakaran tidak semakin meluas.
Selain di Lubuk Gaung, Ismail menyebut, pemadaman karhutla juga dilakukan tim
Manggala Agni di Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai, Dumai, dan di Desa
Tasik Serai, Kecamatan Talang Mandau, Kabupaten Bengkalis. "Untuk di Kelurahan
Mundam dan Desa Tasik Serai, kita sudah melakukan pendinginan. Pemadaman kami
lakukan sampai tuntas," kata Ismail. Ia mengaku, beberapa kendala yang dihadapi petugas
di lapangan, di antaranya lokasi jauh, banyak asap, sumber air ada yang terbatas, dan
angin kencang yang membuat api bisa muncul lagi ke permukaan. Sejauh ini, kata Ismail,
permukiman warga Kota Dumai belum terdampak kabut asap. "Dari pantauan kami,
Dumai belum ada kabut asap," ujar Ismail. Baca juga: Kabut Asap Tipis akibat Karhutla
Mulai Selimuti Kota Pekanbaru Untuk diketahui, titik api selain di Kota Dumai, juga
terdapat di Kabupaten Pelalawan, Siak, Indragiri Hilir, dan Kabupaten Bengkalis.

5. Taman Nasional dan Hutan Lindung di Riau Terbakar, 3 Orang Diamankan


Raja Adil Siregar – detikNews
Senin, 26 Jul 2021 16:24 WIB
Pekanbaru - Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) dan Kawasan Hutan Lindung
Bukit Suligi di Riau terbakar. Dua kawasan itu diduga terbakar akibat adanya aktivitas
membuka lahan secara ilegal.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edy Afrizal menyebut
kebakaran TNBT terjadi pada Sabtu (24/7). Api dapat dipadamkan setelah diturunkan
helikopter water bombing ke lokasi.
"Kebakaran di Taman Nasional Bukit Tigapuluh sudah berhasil kita padamkan. Ada 16
kali water bombing ke lokasi di Batang Gansal, Indragiri Hulu, dibantu tim darat," kata
Afrizal kepada wartawan, Senin (26/7/2021).
Afrizal mengatakan kebakaran di TNBT itu diduga diduga akibat adanya aktivitas atau
kegiatan buka lahan untuk kebun. Sebab, mustahil lahan bisa terbakar tanpa ada aktivitas
masyarakat di kawasan tersebut.
"Saya kira kebakaran di taman nasional itu karena ada aktivitas. Kan tak mungkin juga
hutan terbakar begitu saja, pasti ada aktivitas membuka lahan," katanya.
Meskipun api sudah padam, tim satgas udara disebut kembali menemukan satu titik api
berbeda di Taman Nasional Bukit Tigapuluh hari ini. Untuk pencegahan agar tak meluas,
satu unit helikopter water bombing kembali diterjunkan ke lokasi.
"Hari ini kita sudah turunkan satu helikopter water bombing untuk pemadaman yang satu
titik lagi," katanya
Tak hanya di TNBT, kebakaran juga terjadi di Kawasan Hutan Lindung Bukit Suligi di
Rokan Hulu, Riau, pekan lalu. Dari lokasi kebakaran, diamankan tiga orang diduga
pelaku pembakar lahan.
"Kebakaran di Bukit Suligi sudah kita lakukan 50 kali water bombing. Kemarin kita
water bombing agar api benar-benar padam," kata Kapolres Rokan Hulu, AKBP Taufik
Hidayat.
Upaya pemadaman di Hutan Lindung Bukit Suligi lewat water bombing dimulai pada
Kamis pekan lalu. Helikopter mengambil air dari sebuah danau yang berjarak sekitar 1
km dari lokasi kebakaran."Dari hasil penyelidikan di TKP, tiga orang diamankan untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, statusnya masih saksi," tegas Taufik.

BERITA MEDIA MASSA KELESTARIAN HUTAN DI RIAU

1. Lestarikan Hutan dan Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Gubri Akan


Luncurkan Program Adopsi Pohon

PEKANBARU (RiauNews.com)-
Pemprov Riau dalam waktu dekat ini
akan meluncurkan program adopsi
pohon. Program ini diharapkan dapat
menjaga kelestarian hutan dan dapat
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang berada di sekitar
hutan.

“Insya Allah pada tanggal 8 Agustus


nanti bertepatan dengan HUT Provinsi
Riau ke 64, Gubernur Riau akan meluncurkan program adopsi pohon,” kata Kadis
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Riau, DR Murod, Selasa (3/8/21).
Dalam program Gubri, Riau Hijau jelas Murod ada dua target pencapaian, yang pertama
meningkatkan kelestarian hutan dan kedua meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

” Untuk mendukung itu kami mencoba berinovasi, memikirkan bagaimana meningkatkan


kesejahteraan masyarakat adat lembaga hutan desa, yang sekarang mendapat program
perhutanan sosial, yang mendapat tugas mulia yakni menjaga kelestarian hutan,” katanya.

DLHK lanjut Murod tentu tidak bisa berdiam diri dan tetap akan menyuport mereka agar
tetap menjadi pelestari dan penjaga hutan salah satunya menyusun program adopsi pohon.

“Adopsi pohon ini adalah upaya yang dilakukan oleh pihak ke tiga yang ingin
berkontribusi dalam pelestarian hutan,” terang Murod

Prioritas pertama lanjut Murod, adalah pihak-pihak ketiga yang selama ini mengeluarkan
emisi karbon dalam menjalankan usahanya seperti PLN, PKS, Pabrik Pulp dan lainnya,

“Kita rangkul mereka untuk sama-sama peduli menjaga dan melestarikan hutan agar
tercipta keseimbangan alam. Untuk menyeimbangkan emisi karbon yang dikeluarkan
dengan menjaga pohon, pohon ini berfungsi untuk menyerap emisi karbon tersebut.
Donasi dari pihak ke tiga ini tidak ada paksaan sifatnya hanya himbaun agar ikut
berkontribusi,” ujarnya.

Murod yang didampingi oleh Kabid Penaatan dan Penataan Hutan, Alwamen dan Kasi
Gakum DLKH, Agus Haryoko, menerangkan pihak ketiga pada adopsi pohon ini dengan
cara mendonasikan sejumlah uang atau kegiatan kepada lembaga hutan desa untuk
membantu memotifasi pemangku hutan adat juga pemangku hutan desa, dalam menjaga
dan melestarikan hutan.

“Jadi mereka lebih bersemangat menjaga kelestarian hutan tersebut karena mendapat
insentif dari kegiatan tersebut yang dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Kegiatan ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat hutan
selain mendapatkan uang, pihak ketiga dapat membantu dalam bentuk program misalnya
pertanian terpadu.

“Jika dalam bentuk dana segar dari pihak ketiga, dapat digunakan oleh masyarakat untuk
pengamanan pohon-pohon yang ada di hutan adat maupun hutan desa seperti patroli,
untuk mencegah pencurian pohon-pohon tersebut,”

Program ini tambah Murod sebagai bentuk komitmen Gubri dalam menjaga pelestarian
hutan juga dan tak kalah pentingnya sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

2. Reboisasi Konservasi untuk Riau Hijau di Taman Wisata Alam Buluh Cina,
Kabupaten Kampar
Pekanbaru, 10 November 2020. Minggu (8/11)
petugas Resort Buluh Cina melakukan
pendampingan penanaman bibit pohon di TWA
Buluh Cina atas inisiasi kegiatan oleh Media Greenradioline dengan tema "Reboisasi
Konservasi untuk Riau Hijau".

Kepala Balai Besar KSDA Riau, bapak Suharyono sangat mengapresiasi terhadap
kegiatan ini dan berharap semakin banyak para pihak yang semakin terlibat dalam
kegiatan penghijauan. Turut hadir pada kegiatan tersebut, yakni Kepala Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau, Pimpinan Pegadaian Wilayah Riau,
Ninik mamak Buluh Cina, Kepala Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu,
Babinkamtibmas, Babinsa dan Komunitas Gowes Gade Riau yang antusias mengikuti
acara dari awal sampai akhir acara.

Sebanyak 500 batang bibit pohon jenis Meranti, Jelutung, dan Pulai berhasil di tanam di
TWA Buluh Cina. Pemberian bantuan bibit tanaman sebanyak 200 batang kepada
masyarakat Buluh Cina dengan jenis tanaman Sirsak, Durian, Matoa, Pinang dan
Geronggang juga dilakukan sebagai tanaman yang berbuah dan dapat dimanfaatkan
untuk perekonomian masyarakat.

Sumber: Balai Besar KSDA Riau

3. Lusa, Gubernur Riau Luncurkan Program Adopsi Pohon

Senin, 09 Agu 2021 | 740 kali dilihat

PEKANBARU - Dalam rangka  Peringatan Hari


Jadi Ke-64 Provinsi Riau, Gubernur Riau H
Syamsuar akan melaunching program 'Adopsi
Pohon', Rabu (11/8/21) lusa.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan


(DLHK) Provinsi Riau Mamun Murod mengatakan,
kegiatan grand launching yang dilakukan secara
virtual itu, akan dipusatkan di Gedung Daerah. Selain itu, kegiatan juga akan diikuti
Direktur Jendral (Dirjen) PSLK Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK).

"Insya Allah, nanti Rabu lusa Pak Gubernur akan launching kegiatan Adopsi Pohon.
Hadir juga nanti Pak Dirjen PSLK dalam launching itu,"kata Murod.

Dia menyebutkan, kegiatan ini juga diikuti 13 Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang
tersebar di kabupaten/kota di Provinsi Riau. "Nanti ada ribuan pohon yang akan diadopsi
itu di 13 KPH,"jelasnya.

Murod menambahkan, jika kegiatan adopsi pohon ini sebagai wadah untuk publik,
khususnya pecinta lingkungan yang ingin berkontribusi menjaga kelestarian hutan.
Tentunya dengan memberikan dana kepada masyarakat lokal atau komunitas/kelompok
pengelola untuk menjaga pohon dan melestarikan hutan.

"Jadi siapa saja boleh mengadopsi pohon. Bisa perseorangan, pemerintah, LSN/CSO,
sektor swasta dan komunitas," papar Murod.
Kegiatan launching ini lanjut Murod, dilaksanakan bersamaan dengan Peringatan Hari
Jadi Provinsi Riau. Ini juga sebagai upaya Pemprov Riau dalam melestarikan hutan. 

4. Perbaiki Hutan Rawa Gambut, Restorasi Ekosistem Riau Catat Kemajuan


Signifikan
Kompas.com - 06/06/2021, 15:00
WIB Bagikan: Komentar 1 Hutan
Gambut utuh terbesar di Sumatera.
Lihat Foto Hutan Gambut utuh
terbesar di Sumatera. (DOK. Humas
Grup APRIL) Penulis Dwi Nur
Hayati | Editor Sri Noviyanti
KOMPAS.com - Program restorasi
dan konservasi lahan gambut terbesar
di Sumatera, Restorasi Ekosistem
Riau (RER), kembali mencatatkan
berbagai kemajuan pada tahun
ketujuh pelaksanaan. Kemajuan yang dimaksud terkait upaya menjaga dan melindungi
lahan gambut. Lahan ini merupakan habitat bagi flora dan fauna yang dilindungi.
Pencapaian upaya restorasi ekosistem di hutan rawa gambut dirangkum dalam Laporan
Kemajuan RER 2020. Laporan tersebut dipublikasikan bertepatan dengan perayaan Hari
Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia atau World Environment Day tiap 5 Juni. Tahun ini,
perayaan HLH Sedunia jatuh pada Sabtu (5/6/2021) dan mengambil tema “Restorasi
Ekosistem”. Baca juga: Sinergi Swasta dan Pemerintah dalam Memastikan Pencapaian
SDGs di Tengah Pandemi Untuk diketahui, RER merupakan program restorasi ekosistem
yang diinisiasi produsen pulp dan kertas Grup APRIL sejak 2013. Dapatkan informasi,
inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Grup APRIL termasuk bagian dari
Grup Royal Golden Eagle (RGE) yang mengelola sekelompok perusahaan manufaktur
berbasis sumber daya alam (SDA) dan beroperasi secara global. Melalui RER, Grup
APRIL berkomitmen melindungi, merestorasi, dan mengonservasi ekosistem di lahan
gambut. Tak hanya itu, RER turut andil dalam menjaga stok karbon dan melestarikan
keanekaragaman hayati di konsesi seluas 150.693 hektare (ha) di Riau. Besaran lahan
tersebut setara dengan luas kota London.

5. Jaga Kelestarian Hutan, 10.000 Bibit Pohon Ditanam di Riau

Rabu, 4 September 2019 00:02:28 Reporter : Nirmatullah Efendi


Jaga Kelestarian Hutan, 10.000 Bibit Pohon Ditanam di Riau. Asia Pulp & Paper (APP)
Sinar Mas kembali berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia, International Tropical
Timber Organization (ITTO), Belantara Foundation, perwakilan bisnis dari Jepang dan
Indonesia, dan masyarakat setempat untuk menanam 10.000 bibit pohon.

Direktur Eksekutif Great Forest Wall Project Makoto Nikkawa (tengah) bersama Direktur
Sustainability and Stakeholder Engagement APP Sinar Mas, Elim Sritaba (kanan) saat
menanam pohon di kawasan Giam Siak Kecil, Provinsi Riau, Selasa (3/9/2019). Asia Pulp &
Paper (APP) Sinar Mas kembali berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia, International
Tropical Timber Organization (ITTO), Belantara Foundation, perwakilan bisnis dari Jepang
dan Indonesia, dan masyarakat setempat untuk menanam 10.000 bibit pohon.

Anda mungkin juga menyukai