Riau.
Hampir 10 tahun pemandangan itu telah terlupakan. Namun kini, hasil pemantauan Eyes
on the Forest (EoF) bulan Maret 2021 di Desa Tenggayun, Kecamatan Bandar
Laksamana, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau mengingatkannya kembali.
Hasil pemantauan EoF Maret 2021 menemukan adanya penebangan hutan alam pada
beberapa titik koordinat N1°29'55.04" E 101°52'17.75", N 1°30'5.92" E 101°52'27.14".
Penebangan hutan alam ini terjadi pada areal kawasan hutan yang berbatasan dengan Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) PT Bukit Batu Hutani
Alam (PT BBHA), yang merupakan anak perusahaan dari grup Asia Pulp & Paper
(APP)/Sinar Mas Group.
Hasil wawancara EoF dengan masyarakat dan kontraktor penebangan berinisial MN,
yang ditemui di sekitar lokasi, teridentifikasi pelaku penebangan hutan alam di areal ini
adalah Koperasi Siak Mandiri Lestari. Masih berdasarkan keterangan MN, Kegiatan
penebangan sudah dilakukan sejak Februari 2021 dan direncanakan areal untuk
pembalakan seluas 2.000 hektar. Dalam estimasi EoF melalui citra satelit, penebangan
liar hutan alam ini telah mencapai luas sekitar 70 hektar.
PEKANBARU, KOMPAS.com -
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) d
isejumlah daerah di Provinsi Riau
semakin parah, Selasa (23/2/2021). Salah
satu kebakaran lahan gambut yang
terparah, yaitu di wilayah Kota Dumai.
Kondisi ini dilihat Kompas.com dari
sebuah video pantauan dari udara, yang
memperlihatkan luasnya lahan terbakar.
Dalam video itu, terlihat ada beberapa hamparan titik api yang begitu luas mengeluarkan
asap dan menyebar. Baca juga: Ancaman Kabut Asap Semakin Nyata di Riau,
Perlombaan dengan Titik Api Dimulai Beberapa titik api tampak terus menyala
membakar lahan kering itu. Lahan yang terbakar terlihat seperti berkotak-kotak. Dengan
kondisi ini, ancaman kabut asap di Bumi Lancang Kuning semakin nyata. Dapatkan
informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Kepala Manggala Agni
Sumatera V Daerah Operasi (Daops) Dumai, Ismail Hasibuan saat dikonfirmasi
mengatakan, karhutla yang cukup parah saat ini terdapat di Kelurahan Lubuk Gaung,
Kecamatan Sungai Sembilan, Dumai. "Memang di Lubuk Gaung sekarang kebakaran
cukup parah. Kita dari Manggala Agni hari ini masih melakukan pemadaman," kata
Ismail saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa malam.
Menurutnya, kebakaran di Lubuk Gaung sudah mencapai puluhan hektare. Petugas terus
berupaya memadamkan dan menyekat kepala api agar kebakaran tidak semakin meluas.
Selain di Lubuk Gaung, Ismail menyebut, pemadaman karhutla juga dilakukan tim
Manggala Agni di Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai, Dumai, dan di Desa
Tasik Serai, Kecamatan Talang Mandau, Kabupaten Bengkalis. "Untuk di Kelurahan
Mundam dan Desa Tasik Serai, kita sudah melakukan pendinginan. Pemadaman kami
lakukan sampai tuntas," kata Ismail. Ia mengaku, beberapa kendala yang dihadapi petugas
di lapangan, di antaranya lokasi jauh, banyak asap, sumber air ada yang terbatas, dan
angin kencang yang membuat api bisa muncul lagi ke permukaan. Sejauh ini, kata Ismail,
permukiman warga Kota Dumai belum terdampak kabut asap. "Dari pantauan kami,
Dumai belum ada kabut asap," ujar Ismail. Baca juga: Kabut Asap Tipis akibat Karhutla
Mulai Selimuti Kota Pekanbaru Untuk diketahui, titik api selain di Kota Dumai, juga
terdapat di Kabupaten Pelalawan, Siak, Indragiri Hilir, dan Kabupaten Bengkalis.
PEKANBARU (RiauNews.com)-
Pemprov Riau dalam waktu dekat ini
akan meluncurkan program adopsi
pohon. Program ini diharapkan dapat
menjaga kelestarian hutan dan dapat
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang berada di sekitar
hutan.
DLHK lanjut Murod tentu tidak bisa berdiam diri dan tetap akan menyuport mereka agar
tetap menjadi pelestari dan penjaga hutan salah satunya menyusun program adopsi pohon.
“Adopsi pohon ini adalah upaya yang dilakukan oleh pihak ke tiga yang ingin
berkontribusi dalam pelestarian hutan,” terang Murod
Prioritas pertama lanjut Murod, adalah pihak-pihak ketiga yang selama ini mengeluarkan
emisi karbon dalam menjalankan usahanya seperti PLN, PKS, Pabrik Pulp dan lainnya,
“Kita rangkul mereka untuk sama-sama peduli menjaga dan melestarikan hutan agar
tercipta keseimbangan alam. Untuk menyeimbangkan emisi karbon yang dikeluarkan
dengan menjaga pohon, pohon ini berfungsi untuk menyerap emisi karbon tersebut.
Donasi dari pihak ke tiga ini tidak ada paksaan sifatnya hanya himbaun agar ikut
berkontribusi,” ujarnya.
Murod yang didampingi oleh Kabid Penaatan dan Penataan Hutan, Alwamen dan Kasi
Gakum DLKH, Agus Haryoko, menerangkan pihak ketiga pada adopsi pohon ini dengan
cara mendonasikan sejumlah uang atau kegiatan kepada lembaga hutan desa untuk
membantu memotifasi pemangku hutan adat juga pemangku hutan desa, dalam menjaga
dan melestarikan hutan.
“Jadi mereka lebih bersemangat menjaga kelestarian hutan tersebut karena mendapat
insentif dari kegiatan tersebut yang dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Kegiatan ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat hutan
selain mendapatkan uang, pihak ketiga dapat membantu dalam bentuk program misalnya
pertanian terpadu.
“Jika dalam bentuk dana segar dari pihak ketiga, dapat digunakan oleh masyarakat untuk
pengamanan pohon-pohon yang ada di hutan adat maupun hutan desa seperti patroli,
untuk mencegah pencurian pohon-pohon tersebut,”
Program ini tambah Murod sebagai bentuk komitmen Gubri dalam menjaga pelestarian
hutan juga dan tak kalah pentingnya sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
2. Reboisasi Konservasi untuk Riau Hijau di Taman Wisata Alam Buluh Cina,
Kabupaten Kampar
Pekanbaru, 10 November 2020. Minggu (8/11)
petugas Resort Buluh Cina melakukan
pendampingan penanaman bibit pohon di TWA
Buluh Cina atas inisiasi kegiatan oleh Media Greenradioline dengan tema "Reboisasi
Konservasi untuk Riau Hijau".
Kepala Balai Besar KSDA Riau, bapak Suharyono sangat mengapresiasi terhadap
kegiatan ini dan berharap semakin banyak para pihak yang semakin terlibat dalam
kegiatan penghijauan. Turut hadir pada kegiatan tersebut, yakni Kepala Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau, Pimpinan Pegadaian Wilayah Riau,
Ninik mamak Buluh Cina, Kepala Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu,
Babinkamtibmas, Babinsa dan Komunitas Gowes Gade Riau yang antusias mengikuti
acara dari awal sampai akhir acara.
Sebanyak 500 batang bibit pohon jenis Meranti, Jelutung, dan Pulai berhasil di tanam di
TWA Buluh Cina. Pemberian bantuan bibit tanaman sebanyak 200 batang kepada
masyarakat Buluh Cina dengan jenis tanaman Sirsak, Durian, Matoa, Pinang dan
Geronggang juga dilakukan sebagai tanaman yang berbuah dan dapat dimanfaatkan
untuk perekonomian masyarakat.
"Insya Allah, nanti Rabu lusa Pak Gubernur akan launching kegiatan Adopsi Pohon.
Hadir juga nanti Pak Dirjen PSLK dalam launching itu,"kata Murod.
Dia menyebutkan, kegiatan ini juga diikuti 13 Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang
tersebar di kabupaten/kota di Provinsi Riau. "Nanti ada ribuan pohon yang akan diadopsi
itu di 13 KPH,"jelasnya.
Murod menambahkan, jika kegiatan adopsi pohon ini sebagai wadah untuk publik,
khususnya pecinta lingkungan yang ingin berkontribusi menjaga kelestarian hutan.
Tentunya dengan memberikan dana kepada masyarakat lokal atau komunitas/kelompok
pengelola untuk menjaga pohon dan melestarikan hutan.
"Jadi siapa saja boleh mengadopsi pohon. Bisa perseorangan, pemerintah, LSN/CSO,
sektor swasta dan komunitas," papar Murod.
Kegiatan launching ini lanjut Murod, dilaksanakan bersamaan dengan Peringatan Hari
Jadi Provinsi Riau. Ini juga sebagai upaya Pemprov Riau dalam melestarikan hutan.
Direktur Eksekutif Great Forest Wall Project Makoto Nikkawa (tengah) bersama Direktur
Sustainability and Stakeholder Engagement APP Sinar Mas, Elim Sritaba (kanan) saat
menanam pohon di kawasan Giam Siak Kecil, Provinsi Riau, Selasa (3/9/2019). Asia Pulp &
Paper (APP) Sinar Mas kembali berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia, International
Tropical Timber Organization (ITTO), Belantara Foundation, perwakilan bisnis dari Jepang
dan Indonesia, dan masyarakat setempat untuk menanam 10.000 bibit pohon.