Abstract
Peatland and forest fires disasters have become an annual issue that hit the area of Bengkalis
Island and has caused many losses. A good disaster mitigation management is required to
overcome this disaster. This study aims to identify and to analyze the number of optimum post
needs that can service all areas in Bengkalis Island with a quick response time. In Bengkalis
Island, there are 2 existing fire stations. Based on the service area analysis result, both stations
only can service 50,05% area of Bengkalis Island. This study simulated the impact of covered
service area by utilization more fire station. The simulation was utilized with 1,2,3 and 4
additional stations. Percentage of covered area with 1,2,3 and 4 additional fire station are
62,19% ; 71,70% ; 70,51% and 69,51% respectively. Covered area with quickest response time
is increased simultaneously with every additional of fire stations.
Keywords: Peatland Fires, Disaster Mitigation Management, Network Analysis, Service Area,
Fire Station
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Lahan Gambut
Gambut yaitu material atau bahan
organik yang tertimbun secara alami
dengan kondisi basah berlebihan. Lahan
gambut terbentuk dimana tanaman-
tanaman yang tergenang oleh air terurai
secara lambat. Gambut terbentuk dari
berbagai bahan organik tanaman yang
membusuk dan terdekomposisi pada Gambar 1. Peta Gambut Pulau Bengkalis
(Sumber: Pemda Bengkalis, 2013)
berbagai tingkatan. Salah satu ciri khas dari
suatu lahan gambut adalah kandungan akan
3. Kebakaran Lahan Gambut
bahan organik yang tinggi dimana
Kebakaran hutan dan lahan yaitu suatu
persentasenya dapat mencapai lebih dari
keadaan di mana hutan dan lahan dilanda
65%.
api, sehingga mengakibatkan kerusakan
Noor (2002) didalam (Hadi, 2006)
hutan dan lahan yang menimbulkan
mengklasifikasikan lahan gambut
kerugian ekonomis dan atau nilai
berdasarkan sifat kematangannya (refiness)
lingkungan. Kebakaran hutan sering kali
yaitu :
menyebabkan bencana asap yang dapat
a. Gambut fibrik adalah bahan tanah
mengganggu aktivitas dan kesehatan
gambut yang masih tergolong mentah
masyarakat sekitar (BNPB, 2012).
yang dicirikan dengan tingginya
Pada kondisi alami, lahan gambut tidak
kandungan bahan-bahan jaringan
mudah terbakar karena sifatnya yang
tanaman atau sisa-sisa tanaman yang
menyerupai spons, yakni menyerap dan
masih dapat dilihat keadaan aslinya
menahan air secara maksimal sehingga
dengan ukuran beragam.
pada musim hujan dan musim kemarau
tidak ada perbedaan kondisi yang ekstrim.
1 14,61
2 13,88
3 14,46
4 15,43
5 13,41
6 17,32
7 19,23
8 22,45
9 25,72
10 20,81
Gambar 6. Contoh Simulasi Rute untuk
Total 177,31
Asumsi Kecepatan
Rata-Rata
Kecepatan 17,73
Lokasi damkar dengan jalan terdekat (Km/Jam)
ke titik kebakaran adalah 6,31 km.
Sedangkan dari ujung jalan ke titik Didapat kecepatan rata-rata untuk rute
kebakaran adalah 0,95 km. Dengan asumsi perjalanan petugas pemadam kebakaran
kecepatan mobil 35km/jam dan kecepatan dari posko ke lokasi kejadian adalah 17,73
berjalan kaki dengan membawa peralatan 3 km/jam. Kecepatan ini yang akan
km/jam, maka perhitungannya adalah digunakan untuk analisa service area pos
sebagai berikut pemadam kebakaran eksisting dan pos
Mobil Pemadam kebakaran : pemadam tambahan.
6,31 km
35 km/jam
= 0,18 jam
2. Analisis Kondisi Eksisting
Pejalan kaki : Lokasi pemadam kebakaran yang
0,95 km
3 km/jam
= 0,32 jam berada di Pulau Bengkalis saat ini ada 2,
yaitu pos pemadam kebakaran Kecamatan
Bengkalis di Kelurahan Bengkalis Kota dan
Persentase (%)
PP No.45 Tahun 2004 tentang perlindungan 20,00
15,00 12,53
hutan, kebakaran yang terjadi pada 7,86
perusahaan tersebut merupakan tanggung 10,00 4,95 4,39
5,00
jawab dari perusahaan itu sendiri dan setiap
0,00
perusahaan pengelola hutan wajib 0-30 31-45 46-60 61-75 76-90
mempunyai regu damkarnya sendiri. menit menit menit menit menit
Sehingga luas target area yang hendak (hijau) (biru) (kuning) (oren) (merah)
20,00 16,03
15,00 10,60
10,00 6,72 5,93
5,00 Gambar 11. Peta Service Area Pos
0,00 Eksisting dan 2 Pos Tambahan
0-30 31-45 46-60 61-75 76-90
menit menit menit menit menit
(hijau) (biru) (kuning) (oren) (merah) Grafik persentase luas service area pos
Service Area eksisting dan 2 pos tambahan dapat dilihat
pada Gambar 12
Gambar 10. Persentase Luasan Service
Area Pos Eksisting dan 1 Pos Tambahan
Service Area
Gambar 12. Persentase Luasan Service Gambar 13. Peta Service Area Pos
Area Pos Eksisting dan 2 Pos Tambahan Eksisting dan 3 Pos Tambahan
Dengan tambahan pos di Desa Teluk Grafik persentase luas service area pos
Pambang ini bisa menutup area yang tidak eksisting dan 3 pos tambahan dapat dilihat
terjangkau dari 2 pos eksisting dan 1 pos pada Gambar 14
tambahan sebelumnya. Dengan tambahan 2 40,00 35,20
pos ini sudah bisa menutup sebagian besar Persentase (%) 35,00
30,00
area yang tidak terlayani di Pulau Bengkalis 25,00
18,00
walaupun masih cukup banyak yang 20,00
15,00 10,22
dikategorikan pada cukup (area berwarna 10,00 4,36 2,73
kuning), buruk (area berwarna oren) dan 5,00
sangat buruk (area berwarna merah). 0,00
0-30 31-45 46-60 61-75 76-90
Persentase total area maksimal yang dapat menit menit menit menit menit
(hijau) (biru) (kuning) (oren) (merah)
dilayani adalah sebesar 71,70 %.
Untuk alternatif tambahan, karena Service Area
masih cukup banyak area yang dijangkau
dengan waktu tempuh 46 – 90 menit (area Gambar 14. Persentase Luasan Service
berwarna kuning, oren dan merah) maka Area Pos Eksisting dan 3 Pos Tambahan
ditambahkan satu pos lagi agar area dengan
Dengan tambahan 1 pos ini, ,
waktu tempuh 0 – 45 menit dapat lebih luas
persentase total area maksimal yang dapat
lagi, sehingga para satgas pemadam
dilayani adalah sebesar 70,51 %. Area
kebakaran bisa melakukan respon lebih berwarna hijau naik dari 30,02% menjadi
cepat terhadap terjadinya kebakaran lahan. 35,20% . Dengan kata lain, respon cepat
dari pemadam kebakaran untuk
3.3. Service Area dengan Penambahan 3 memadamkan lahan akan lebih baik lagi.
Pos Jika dilihat dari hasil analisis pada
Penambahan satu pos lagi dilakukan di Gambar 13, masih terdapat wilayah yang
Desa Pematang Duku. Lalu dilakukan berwarna kuning, oren dan merah. Maka
analisa service area dengan tetap mengikut dianalisa lagi dengan tambahan 1 pos lagi
sertakan pos damkar eksisting dan pos
damkar tambahan di Desa Kelemantan dan 3.4. Service Area dengan Penambahan 4
Teluk Pambang. Didapat hasil analisa Pos
seperti yang terlihat pada gambar 13 Penambahan satu pos lagi dilakukan di
berikut. Desa Bantan Air karena pada analisa
dengan 3 pos damkar, wilayah di sekitar
Bantan Air masih berada pada area kuning.
25,00
F. SARAN
20,00 14,95
15,00 1. Penelitian berikutnya dapat mencoba
10,00 6,31
4,04
meneliti pos damkar untuk mitigasi
3,00
5,00 bencana kebakaran lahan gambut di
0,00 daerah lain yang berpotensi tinggi terjadi
0-30 31-45 46-60 61-75 76-90
menit menit menit menit menit kebakaran lahan, seperti di wilayah
(hijau) (biru) (kuning) (oren) (merah) Sumatera dan Kalimantan
Service Area 2. Penelitian selanjutnya disarankan
menambah variabel-variabel
Gambar 16. Persentase Luasan Service berpengaruh lainnya dalam menghitung
Area Pos Eksisting dan 4 Pos Tambahan kecepatan rata-rata dan juga dalam
penentuan service area.
Persentase total area maksimal yang
dapat dilayani adalah sebesar 69,51 %. G. DAFTAR PUSTAKA
Dengan tambahan 1 pos ini, area berwarna BNPB. (2012). Pedoman Pengelolaan Data
hijau dapat naik dari sebelumnya 35,02% dan Informasi Bencana (BNPB No 07
menjadi 39,22%. Dengan kata lain, respon Tahun 2012). Jakarta.
cepat dari pemadam kebakaran untuk Buana, P. W. (2010). Penemuan Rute
memadamkan lahan akan lebih baik lagi. Terpendek pada Aplikasi Berbasis
Dengan 3 atau 4 pos pemadam kebakaran Peta. Universitas Udayana.
tambahan, seluruh Pulau Bengkalis sudah