Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

“PENGARUH KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR TERHADAP


LAJU KEBAKARAN HUTAN”

OLEH:
GIFLI OKTORI
NIM. 2106126425

ASISTEN PRAKTIKUM:
1. BING BOY LUMBANTORUAN
2. KEVIN LASTUA FEBRIAN AMBARITA

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktikum ini dengan baik dan tepat pada waktunya yang berjudul “Pengaruh
Karakteristik Bahan Bakar Terhadap Laju Kebakaran Hutan”.

Adapun tujuan dari pembuatan laporan praktikum Pengendalian Kebakaran


Hutan dan Lahan ini untuk memenuhi nilai mata kuliah Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
praktikum Bing Boy Lumbantoruan dan Kevin Lastua Febrian Ambarita yang telah
mendidik dan mengajari selama praktikum Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
ini berlangsung.

Semoga laporan akhir praktikum ini dapat diterima dengan baik dan apabila
terjadi kesalahan dalam pembuatan laporan praktikum ini mohon saran dan kritik
yang membangun.

Pekanbaru, Maret 2024

Gifli Oktori
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hutan adalah karunia alam yang memiliki potensi dan fungsi
untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Potensi dan fungsi tersebut mengandung
manfaat bagi populasi manusia bila dikelola secara benar dan
bijaksana. Kelestarian manfaat yang timbul karena potensi dan fungsi di
dalamnya dapat diwujudkan selama keberadaannya dapat dipertahankan dalam
bentuk yang ideal.

Kerusakan-kerusakan hutan salah satunya disebabkan oleh kebakaran


hutan yang merupakan salah satu bentuk gangguan yang makin sering terjadi.
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan cukup besar
mencakup kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, merosotnya
nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah, perubahan iklim mikro maupun
global, dan asapnya yang mengganggu kesehatan masyarakat, serta sarana
transpportasi baik darat, perairan maupun udara.

Kebakaran merupakan masalah serius yang dihadapi dalam


pengelolaan sunberdaya alam. Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan
lahan sangat merugikan baik dilihat segi ekonomi, ekologis maupun politik, misalnya
gagalnya tujuan pengelolaan lahan lestari atau tidak terpenuhinya persyaratan
ekolabel. Secara ekonomis kebakaran hutan telah menimbulkan kerugian berupa
rusak sumberdaya hutan, penurunan potensi hasil kayu dan non kayu. Yang
merupakan modal dasar untuk pembangunan Nasional . Selain itu kebakaran hutan
juga juga dapat menurunkan kuantitas dan kualitas sumberdaya alam hayati beserta
ekosistem yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan, antara lain dengan
berkurangnya keanekaragaman jenis flora dan fauna sebagai sumber plasma nutfah,
kualitas tanah semakin menurun , berubahnya fungsi hidrologis serta pemanasan
global. Kerugian lain yang sangat penting secara politis adalah berupa polusi asap
yang menggangu lingkungan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga dirasakan di
negara-negara tetangga (Wasis B. 2003)

Peningkatan kerusakan hutan setiap tahun menuntut upaya pencegahan dan


perlindungan hutan (Aldyan 2020). Meskipun sudah dilakukan upaya
melalui perangkat hukum, namun hasilnya belum optimal (Rahmah 2022).
Oleh karena itu, diperlukan kajian mendalam untuk mencegah kebakaran
hutan. Pengendalian kebakaran hutan saat ini masih bergantung pada penggunaan air,
namun saat kebakaran meluas, air sulit mencapai titik api karena suhu yang
tinggi mengakibatkan air menguap sebelum sampai ke titik kebakaran (Saharjo
dan Imtinan 2019).

Selain air, perlu juga untuk mengetahui lebih mendalam bagaimana terjadi
kebakaran dan apa saja yang menjadi factor yang dapat menyebabkan kebakaran
hutan dan lahan oleh karna itu perlu di lakukan praktikum ini.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum pengendalian kebakaran hutan dan lahan ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran bahan bakar terhadap laju dan


intensitas kebakaran.
2. Untuk mengetahui pengaruh jenis bahan bakar terhadap laju dan intensitas
kebakaran hutan
3. Untuk mengetahui pengaruh kadar air bahan bakar terhadap laju dan
intensitas kebakaran hutan
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kebakaran Hutan dan Lahan


Kebakaran hutan menyebabkan matinya vegetasi hutan di Rawa Tripa
sehingga menyebabkan menurunnya lahan dalam menghasilkan O2 (oksigen) dan
penyerapan CO2 (karbondioksida) karena klorofil menjadi hilang sehingga laju
fotosintesa menjadi menurun atau hilang (Wasis, 2013)

Definisi Kebakaran Hutan menurut Rasyid, F. (2014) yaitu suatu keadaan


dimana hutan dilanda api sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan hasil hutan
yang menimbulkan kerugian ekonomi dan lingkungannya. Kebakaran hutan
merupakan salah satu dampak dari semakin tingginya tingkat tekanan terhadap
sumber daya hutan. Dampak yang berkaitan dengan kebakaran hutan atau lahan
adalah terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup, seperti terjadinya
kerusakan flora dan fauna, tanah, dan air. Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia
terjadi hampir setiap tahun walaupun frekwensi, intensitas, dan luas arealnya berbeda.

Kebakaran ini tentunya akan berakibat pada beberapa sektor kesehatan,


ekologi, ekonomi dan sosial. Dari fakta tersebut pula kebakaran ini mengakibatkan
kasus asap yang berlebih dan tentunya sangat membahayakan dan merugikan bagi
masyarakat. Dari kebakaran ini terjadi tentunya ada dua pemicu yang utama dan ini
dipicu oleh alamnya itu sendiri dan juga aktivitas dari manusianya sendiri. Pelaku
yang tidak mau mengaku dan tanggung jawab dari apa yang diperbuatnya dalam
melakukan pembakaran lahan dalam membuka kawasan akan berakibat yang besar.
Mereka melakukan hal demikian karena alasan biaya, waktu dan mudah dalam
melakukannya (Wirawan, N. 1997).

2.2 Faktor Faktor Terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan


Kebakaran hutan dan lahan terjadi disebabkan oleh 2 (dua) faktor utama yaitu
faktor alami dan faktor kegiatan manusia yang tidak terkontrol. Faktor alami antara
lain oleh pengaruh El-Nino yang menyebabkan kemarau berkepanjangan sehingga
tanaman menjadi kering. Tanaman kering merupakan bahan bakar potensial jika
terkena percikan api yang berasal dari batubara yang muncul dipermukaan ataupun
dari pembakaran lainnya baik disengaja maupun tidak disengaja. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya kebakaran bawah (ground fire) dan kebakaran permukaan
(surface fire). Dua tipe kebakaran tersebut merusak semak belukar dan tumbuhan
bawah hingga bahan organik yang berada di bawah lapisan serasah seperti humus,
gambut, akar pohon ataupun kayu yang melapuk. Apabila lambat ditangani kebakaran
dapat terjadi meluas sehingga menimbulkan kebakaran tajuk (crown fire) dimana
kebakaran ini merusak tajuk pohon. Akan tetapi tipe kebakaran terakhir ini dapat
terjadi juga karena adanya sembaran petir. Faktor kegiatan manusia yang
menyebabkan kebakaran hutan dan lahan antara lain adanya kegiatan pembuatan api
unggun di dalam hutan, namun bara bekas api unggun tersebut tidak dipadamkan.
Adanya kegiatan pembukaan lahan dengan teknik tebang-tebas-bakar yang tidak
terkontrol, biasa dilakukan oleh perusahaan HTI dan peladang berpindah ataupun
menetap. Pembakaran secara disengaja untuk mendapatkan lapangan penggembalaan
atau tempat berburu, membuang puntung rokok yang menyala secara sembarangan
serta akibat penggunaan peralatan/mesin yang menyebabkan timbulnya api. (Rasyid,
F 2014)

2.3 Dampak Kebakaran Hutan Dan Lahan


Dampak negatif pada lingkungan fisik antara lain meliputi penurunan kualitas
udara akibat kepekatan asap yang memperpendek jarak pandang sehingga
mengganggu transportasi, mengubah sifat fisika-kimia dan biologi tanah, mengubah
iklim mikro akibat hilangnya tumbuhan, bahkan dari segi lingkungan global ikut
memberikan andil terjadinya efek rumah kaca. Dampak pada lingkungan hayati
antara lain meliputi menurunnya tingkat keanekaragaman hayati, terganggunya
suksesi alami, terganggunya produksi bahan organik dan proses dekomposisi.
(Rasyid, F 2014)

Dampak pada kesehatan yaitu timbulnya asap yang mengganggu kesehatan


masyarakat terutama masyarakat miskin, lanjut usia, ibu hamil dan anak balita seperti
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), asma bronkial, bronkitis, pneumonia, iritasi
mata dan kulit. Dampak sosial yaitu hilangnya mata pencaharian, rasa keamanan dan
keharmonisan masyarakat lokal (Kantor Meneg L.H., 1998). Selain itu, diduga
kebakaran hutan ini dapat menghasilkan racun dioksin, yang dapat menyebabkan
kanker dan kemandulan bagi wanita (Tempo, 1999).

Sedangkan dampak ekonomi antara lain meliputi dibatalkannya jadwal


transportasi darat-air dan udara, hilangnya tumbuh-tumbuhan terutama tumbuhan
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, biaya pengobatan masyarakat, turunnya
produksi industri dan perkantoran, serta anjloknya bisnis pariwisata. Menurut
perkiraan WWF (World Wild Fund) dan Canadian IDRC’S Economic and
Environmental Project in South East Asia (EEPSEA), nilai kerugian akibat kebakaran
hutan tahun 1997/1998 yang ditanggung 3 (tiga) negara (Indonesia, Malaysia dan
Singapura) mencapai 1,45 milliar dollar (US). Angka ini hampir sama dengan total
kerugian akibat tragedi Bhopal (bocornya instalasi pabrik Union Carbide di India
pada 1984) dan Exxon Valdez (tumpahnya jutaan ton minyak dari sebuah tanker di
Alaska, Amerika Serikat pada 1989), atau sama dengan sekitar 2,5 persen GNP
Indonesia sebelum krisis moneter (Tempo, 28 Desember 1999).
III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Kebakaran Hutan dan Lahan dilaksanakan pada hari Senin 04
Maret 2024 pukul 15.00 wib–selesai. Dan berlokasi di Rimbo Panjang untuk
pengambilan sampel tanah gambut, dan Laboratorium Kehutanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Riau.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu: cangkul, plastik, timbangan
analitik, map padi, cawan, oven. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu: tanah
gambut, seresah, semak, alang-alang, dan kayu ranting.

3.3 Cara Kerja

Cara kerja pada praktikum ini yaitu:

1. Praktikan mengambil sampel tanah gambut dengan menggunakan cangkul.


2. Selanjutnya tanah yang telah diambil, dimasukkan kedalam plastik bening,
dan ditimbang menggunakan timbangan analitik sebanyak 300gr sampel
tanah.
3. Tanah yang telah ditimbang, di oven dengan menggunakan suhu 105° selama
48 jam.
4. Setelah itu, ambil seresah sebanyak dua kantong map padi, satu map padi
berisi 320 gr seresah, satu lagi map padi dimasukkan kedalam oven dengan
suhu 105° selama 24 jam, lalu satu lagi tidak di oven.
5. Setelah itu bakar tanah yang telah di oven, seresah yang telah di oven dan
tidak dioven, bakar alang-alang, bakar kayu ranting dan semak.
6. Catat waktu selama pembakaran, tinggi nyala api, dan sisa bahan bakar sesuai
yang ada di tally sheet.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Table 1. Pengaruh ukuran dan jenis bahan bakar

Ukuran
Tinggi
bahan Waktu Sisa bahan
No Jenis bahan bakar nyala api
bakar (menit) bakar (%)
(cm)
(gram)
3 menit 55 5%
1 Halus (semak) 500 70 cm
detik
Sedang (alang- 1 menit 28
2 500 13 cm 50 %
alang) detik
7 menit 45
3 Kasar (kayu ranting) 500 40 cm 20%
detik
2 menit 4
4 Gambut 500 2 cm 90 %
detik

Table 2. Pengaruh kadar air bahan bakar

Ukuran bahan bakar Tinggi Sisa


Jenis
(gram) nyala Warna Waktu bahan
No bahan
Sebelum Sesudah api api (menit) bakar
bakar
di oven di oven (cm) (%)
Tanah Merah 2 menit
1 0,345 0,110 2 cm 90%
gambut bara 4 detik
3 menit
2 Serasah 0,320 0,300 40 cm Orange 30 10%
detik
Serasah
4 menit
3 (tidak di 0,320 - 38 cm Orange 5%
50 detik
oven)

4.2 Pembahasan
Secara umum kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh tiga
faktor utama yaitu kondisi bahan bakar, cuaca, dan sosial budaya masyarakat.
Kondisi bahan bakar yang rawan terhadap bahaya kebakaran adalah jumlahnya yang
melimpah di lantai hutan, kadar airnya relatif rendah (kering), serta ketersediaan
bahan bakar yang berkesinambungan (Rasyid, F. 2014)
Pada table 1.Pengaruh ukuran dan jenis bahan bakar pada table dapat di lihat
terdapat 4 jenis bahan bakar di antaranya yaitu halus, sedang, kasar dan gambut, pada
ke 4 jenis bahan bakar ini di lakukan pengurangan air dengan cara di oven agar ke 4
jenis bahan bakar ini dalam keadaan kering. Hal ini menjadi selaras dengan Rasyid,
F. (2014), yang menyatakan kebakaran hutan di Indonesia di sebabkan oleh factor
yaitu kondisi bahan bakar dan kadar air yang relative rendah. Pada jenis bahan bakar
sedang (Alang-Alang ) terlihat alang alang lebih cepat terbakar dan sisa bahan bakar
50% , hal ini di sebabkan karna alang alang yang di gunakan adalah alang alang yang
bercampur antara alang alang yang hidup dan yang mati. Dan pada jenis bahan bakar
halus, terlihat tinggi nyala api sampai 70 cm dengan waktu 3 menit 55 detik dan sisa
bahan bakar 5% dan pada jenis bahan bakar kasar dengan tinggi nyala api 40 cm
dengan waktu 7 menit 45 detik dengan sisa bahan bakar 20% dan kondisi bahan
bakar gambut terlihat tinggi nyala api 2 cm dengan waktu 2 menit 4 detik dengan sisa
bahan bakar 90%. Pada tabel 1 Pengaruh ukuran dan jenis bahan bakar dapat di
simpulkan bahwa jenis bahan bakar yang paling lambat terbakar adalah tanah gambut
hal ini di sebabkan karna jenis tanah gambut yang di gunakan pada percobaan ini
dengan Tingkat kepaduan atau kerapatan yang sangat rapat atau bisa di sebut jenis
bahan bakar yang paling kasar yang menyebabkan susah kebakar.

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Wasis B. 2003. Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan terhadap Kerusakan Tanah.
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Volume IX Nomor 2 Halaman 79 – 86.
Bogor
Aldyan RA. 2020. The effect of globalization andcapitalism on forest
damage in Indonesia. Diadik.J.1(1):1–9.doi:10.21428/8c841009.0f98753e.
Rahmah M. 2022. Bibliometric analysis: forest firecontrolling policy in Indonesia.
J. Pemerintah.dan Kebijak.3(2):60–74.doi:10.18196/jpk.v3i2.14353.
Saharjo BH, Imtinan I. 2019. Upaya pemadaman kebakaran hutan dan
lahan menggunakan gel pemadam (Gel Pack Extinguishing Agent). J.
Trop.Silvic.10(1):45–50.doi:10.29244/j-iltrop.10.1.45-50.
Wasis, 2013. PENGARUH KEBAKARAN HUTAN TERHADAP SIFAT TANAH
DI RAWA TRIPA, KAWASAN EKOSISTEM LEUSEUR KABUPATEN
ACEH BARAT DAYA, PROVINSI ACEH. Makalah workshop/ekspose di
KLH dan UKP4. Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor
Rasyid, F. (2014). Permasalahan dan dampak kebakaran hutan. Jurnal lingkar
widyaiswara, 1(4), 47-59.
Wirawan, N. 1997. Bahaya Kebakaran Hutan dan Pencegahannya. Makalah Diskusi
Nasional Kebakaran Hutan Pengaruhnya terhadap Keanekaragaman Hayati
dan Kualitas Lingkungan Hidup. KEHATI. Jakarta.
Tempo, 1999. Dampak Kebakaran Hutan Serta Daya Tanggap Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam Terhadapnya. Prosiding
Simposium: “Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Sumberdaya Alam dan
Lingkungan”. Tanggal 16 Desember 1997 di Yogyakarta. hal: 36- 39.
LAMPIRAN
1. Lampiran Gambar

Anda mungkin juga menyukai