I. PEMBAHASAN
Hutan merupakan karunia dan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang
dianugerahkan kepada manusia, yang memiliki banyak manfaat untuk manusia.
Oleh karena itu, sebagai manusia memiliki kewajiban untuk mensyukuri,
mengurus, dan memanfaatkan secara optimal, serta menjaga kelestarian hutan
untuk generasi sekarang maupun generasi mendatang. Pengurusan hutan yang
berkelanjutan dan berwawasan mendunia, harus menampung dinamika aspirasi dan
peran serta masyarakat, adat dan budaya, serta tata nilai masyarakat yang
berdasarkan pada norma hukum (UU No. 14 Tahun1999).
Hutan merupakan salah satu pengendali iklim. Pengelolaan hutan yang salah seperti
deforestasi dan degradasi hutan berdampak buruk terhadap peningkatan emisi gas
rumah kaca yang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim (Nurrochmat, 2014).
Oleh karena itu, deforestasi dan degradasi hutan perlu diatasi upaya menurunkan
emisi gas rumah kaca melalui penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
Kebakaran hutan merupakan suatu kejadian dimana api melalap bahan bakar
bervegetasi, yang terjadi di dalam kawasan hutan yang menjalar secara bebas dan
tidak terkendali. Kebakaran hutan dan lahan disebabkan oleh faktor alam dan faktor
manusia. Faktor manusia hampir seratus persen menjadi penyebab terjadinya
kebakaran hutan dan lahan, baik sengaja maupun tidak sengaja. Dampak kebakaran
hutan dan lahan antara lain, menyebabkan kerugian ekonomi, sosial, budaya,
kesehatan dan lingkungan seperti peningkatan emisi gas rumah kaca. Gas rumah
kaca merupakan gas-gas yang tertimbun di atmosfer yang sifatnya menyerap radiasi
gelombang panjang (sinar infra merah) dan menyebabkan naiknya suhu di bumi
(pemanasan global) (Saharjo, 2014)
Salah satu permasalahan yang sedang dihadapi lingkunga global saat ini adalah
kebakaranhutan.Indonesiadianggapperusakhutanterbesardiduniakarenatingkat
kerusakan hutan yang sangat tinggi. Penyebab kerusakan hutany yang ada di
Indonesia dapat di golongan kedalam beberapafaktor:
1. Pembakaranliar
2. Konsensi lahan untuk looging danperkebunan
3. Penebanganliar
4. Konsensi hutan untukpertambangan
5. Perambahan hutan oleh masyarakatsekitar
Kombinasi dari kelima aktivitas diatas menempatkan Indonesia sebagai negara
dengan tingkat penggundulan hutan tertinggi di dunia dengan rata-rata 1,7 juta
hektar per tahun. Akibat dari permasalahan di atas, hamper setiap musim hujan
seluruh Indonesia dilanda banjir, khususnya di daerah jawa, Kalimantan, Sumatra
dansulawasiakibatpenggundulanhutantersebut.Tanahlongsorjugaseringterjadi dan
mengakibatkan kerugian yang besar. Masalah terbesarnya adalah saat terjadi
kebakaran hutan asap yang dihasilkan sangat merugikan semua makhluk hidup,
bahkanasapyangdihasilkandapatmerugikannegaralainkarenaasapyangterbawa
olehangin.
Perubahan iklim berkembang menjadi isu global. Untuk itu diadakan program
REDD (Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation) upaya
mengurangi jumlah emisi gas rumah kaca yang ditimbulkan dari deforestasi dan
degradasi hutan (Syah, 2017). REDD merupakan skema pengurangan emisi yang
dapat mengendalikan berbagai tipe pengelolaan hutan dan lahan, pada negara
Indonesia mencakup hutan lindung, hutan konservasi, dan hutan produksi,
sedangkan untuk tingkat internasional dilahirkan REDD+ (Nurrochmat, 2014).
Protes Malaysia dan Singapura ini berlandaskan pada kabut asap tersebut telah
mengganggu kehidupan mereka seperti terjadinya gangguan kesehatan masyarakat
karena kabut asap yang bersifat racun sehingga terjadinya Infeksi Saluran
PernafasanAkut(ISPA),asmajugakematian,perekonomianyangtidakstabilserta
pariwisata mereka. Efek lain dari kabut asap juga dapat meningkatkan kecelakaan
lalu lintas baik darat, laut dan udara karena jarak pandang yang sangat pendek.
Protes yang disampaikan kedua negara ini terhadap Pemerintah Indonesia yang
dinilai tidak serius mengatasi kebakaran hutan yang mengakibatkan kabut asap
pembawa penyakit itu, karena lambatnya penanganan pemerintah dimata
Internasional.
Permasalahan kehutanan seringkali menjadi permasalahan yang bersifat global.
PermasalahyangbersifatglobalatauInternasionalinidibedakanmenjadilimaaspek
permasalahan, yaitu aspek sejarah, aspek fungsi lingkungan ( ekologis hutan),aspek
industri kehutanan dunia, aspek social budaya, dan aspek geopolitik (Maii dan
Ullsten,1993).
2.1 Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah dibahas pada makalah, dapat disimpulkan bahwa
deforestasi dan degradasi hutan menyumbangkan emisi gas rumah kaca yang dapat
mengakibatkan terjadinya peningkatan suhu bumi atau dikenal sebagai pemanasan
global (global warming). Mewujudkan hutan lestari tidaklah semudah membalik
telapak tangan ditengah berbagai tantangan baik dari dalam maupun luar . Ke
berhasilannya sangat tergantung pada kemauan dan kemampuan semua pihak untuk
mewujudkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, A. 2016. Analisis Yuridis Pengrusakan Hutan (Deforestasi) dan Degradasi Hutan
terhadap Lingkungan. Jurisprudentie. Vol. 3 (1), 33 – 41.
Nagel, P.J.F. 2011. Pelestarian Hutan dalam Hubungannya dengan Lingkungan dan
Potensi Ekonomi. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil).
Vol. 4, 7 – 13.