Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI SYSTEMATIC SAMPLING DENGAN UNIT CONTOH PERSEGI,

CONTINUOUS STRIP SAMPLING DAN LINE PLOT SAMPLING DALAM MENDUGA POTENSI RAJUMAS
(DUABANGA MOLUCCANA) PADA KAWASAN PHTUL KPHL RINJANI BARAT

Cheric Selamat,Sitti Latifah, Rato Firdaus Silamon,


Program Studi Kehutanan Universitas Mataram
Jl. Majapahit No. 62 Mataram Nusa Tenggara Barat

RANGKUMAN

Kawasan PHTUL KPHL Rinjani Barat merupakan salah satu kawasan hutan produksi
terbatas (HPT). Kawasan PHTUL KPHL Rinjani Barat memiliki potensi Rajumas
(Duabanga moluccana). Tujuan penelitian ini yaitu Menduga potensi tanaman rajumas
(Duabanga moluccana) yang terdapat pada kawasan PHTUL KPHL Rinjani Barat. Analisis
efektivitas dan efisiensi metode systematic sampling with random start, continuous strip
sampling line plot sampling dan unit contoh persegi dalam menduga potensi rajumas.
Penelitian ini dilaksanakan pada 6-11 Oktober 2016 di Kawasan PHTUL KPHL Rinjani
Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Systematic sampling dengan plot
persegi, Continuous strip sampling, dan Line plot sampling, dengan IS 3%. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan analisis pendugaan potensi, Efisiensi relatif (ER).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Nilai dugaan potensi rata-rata pohon
rajumas (Duabanga moluccana) terbesar diperoleh dengan pengukuran menggunakan
metode Line Plot Sampling yakni sebesar 396.6 m3/hasedangkan potensi total terbesar
juga ditemukan pada metode Line Plot Sampling yaitu 4759.2 m3/ha.Penggunaan metode
yang paling efektif dalam pendugaan potensi rajumas (Duabanga moluccana) pada tinggi
bebas cabang dilihat dari nilai sampling error adalah metode Line Plot Sampling dengan
nilai sampling error yang paling kecil yaitu 5.24 %. Metode Systematic Sampling lebih
efisien dalam pendugaan potensi tinggi bebas cabang pohon rajumas (Duabanga
moluccana) selain metode Line Plot Sampling yang dinilai efektif dengan tingkat efisiensi
relatif 809 %.

Kata Kunci : Rajumas (Duabanga moluccana), systematic sampling with random start,
continuous strip sampling line plot sampling.
PENDAHULUAN berdasarkan interval yang telah ditentukan.
Penentuan interval atau jarak antar jalur dapat
Kawasan PHTUL KPHL Rinjani Barat merupakan diketahui dari lebar jalur dan intensitas sampling
salah satu kawasan hutan produksi terbatas yang digunakan.
(HPT). Kawasan tersebut termasuk hutan
Data hasil pengukuran di lapangan akan diolah
produksi yang di kelola dengan skema hak
untuk memperoleh nilai potensi tanaman rajumas
pengelolaan hutan. PHTUL (Pembangunan (Duabanga moluccana) dan mengatahui tingkat
Hutan Tanaman Unggulan Lokal) adalah salah efektivitas dan efisiensi penggunaan metode
satu program yang dikembangkan pemerintah pengukuran.
saat itu untuk memperbaiki kembali kondisi hutan 1. Analisis pendugaan potensi
dengan menanam salah satunya jenis tanaman a. Systematic Sampling
lokal yaitu rajumas (Duabanga moluccana). a)Harga rata-rata : ̅=

Tanaman tersebut ditanam dalam kegiatan ∑ ∑( )


rehabilitasi hutan yang termasuk dalam resort b)Varians : S2 =
Monggal KPHL Rinjani Barat. Beberapa metode
c) Standar deviasi : s=√
yang cukup sederhana dalam penerapannya
seperti, systematic sampling, continuous strip d)Varians harga rata-rata : S ̅ 2=
samplingdan line plot sampling dicobakan pada e)Standar eror : Sx =√ ̅ 2
̅
tegakan rajumas (Duabanga moluccana) f) Kecermatan :P= ̅
dikawasan PHTUL KPHL Rinjani Barat untuk b.Continuous strip sampling
mendapatkan dugaan potensi yang akurat secara a) Total nilai karakteristik yang diukur (Y)
efektif dan efisien.

METODE PENELITIAN
dimana:
Penelitian ini dilaksanakan pada 6-11 Oktober 2016 di
Y : Total nilai karakteristik yang diukur
Kawasan PHTUL KPHL Rinjani Barat.
yi : nilai karakteristik yang diukur pada
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah petak ukur ke-i
tanaman Rajumas (Duabanga moluccana). Alat-alat b) Populasi ratio atau nilai rata-rata
yang digunakan antara lain: Peta kawasan PHTUL karakteristik yang diukur per hektar untuk
KPHL Rinjani Barat, Alat Tulis, TaliRafia, Meteran, seluruh populasi
Phi-band, Tally Sheet, Stop Watch, Hagameter, GPS, R=
Kompas. dimana:
Data potensi tegakan Rajumas (Duabanga X : luas seluruh populasi, diperoleh dari
moluccana) akan diduga dengan melakukan pengukuran luas pada peta
kegiatan inventarisasi yang menggunakan c) Penduga Ratio atau Sample Ratio
metode Systematic sampling dengan unit contoh
persegi, Continuous strip dan Line plot sampling. 1. Pada setiap unit contoh
Jalur-jalur yang dibuat tegak lurus terhadap ̂=
baseline yang telah dirancang sebelumnya pada dimana:
Peta kawasan hutan blok Kujur skala 1: 15.000 ̂ : penduga ratio pada setiap unit contoh ke-i
dengan lebar jalur 20 meter. Jalur-jalur ukur
dibuat sejajar satu dengan yang lainnya, oleh 2. Untuk semua unit contoh
karena itu peranan kompas penting dalam ̂ = ∑( ) ∑
=
̅
mengatur agar jalur-jalur yang diukur dapat ∑ ̅
sejajar (tidak berpotongan). Jalur awal dipilih Dimana:
secara acak dan jalur selanjutnya ditentukan ̂ : penduga ratio untuk semua unit contoh
d) Penduga total populasi berdasarkan sampel dimana:
ratio X : luas seluruh populasi, diperoleh dari
̂= ̂ . X pengukuran luas pada peta
dimana: c. Penduga Ratio atau Sample Ratio
̂ : pendugaan total populasi berdasarkan 1. Pada setiap unit contoh
sampel ratio ̂=
X : luas seluruh populasi, diperoleh dari dimana:
pengukuran luas di peta ̂ : penduga ratio paada setiap unit contoh
e) Penduga Ragam Bagi Rasio ( ̂ ) ke-i
̂ = ̅ ( ) ( + ̂ .
- 2 ̂ . S(xy)) 2. Untuk semua unit contoh
∑ ̅

∑ ∑
̂ = ∑( ) =
S(xy) = ∑ ̅
dimana:
dimana:
̂ : penduga ratio untuk semua unit contoh
Sy2 : Ragam dari karakteristik yang diukur
Sx2 : Ragam dari luas unit contoh d. Penduga total populasi berdasarkan sampel
Sxy : Peragam antara luas dengan ratio
̂= ̂ . X
karakteristik
N : Jumlah total populasi dimana:
n : Jumlah total Sampel yang diukur ̂ : pendugaan total populasi berdasarkan
f) Penduga Ragam Bagi Total Populasi (S2 ̂ ) sampel ratio
S2 ̂ = X2 . ̂ X : luas seluruh populasi, diperoleh dari
g) Penduga Selang Bagi Rasio pengukuran luas di peta
e. Penduga Ragam Bagi Rasio ( ̂ )
̂ ± (t(α/2. db). √ ̂
h) Penduga selang kepercayaan total populasi ̂ = ̅ ( ) ( + ̂ .
Selang kepercayaan total populasi dihitung - 2 ̂ . S(xy))
∑ ∑
menggunakan rumus: ∑
̂= N . ̅ S(xy) =
Selang kepercayaan total populasi dimana:
̂ R± (t(α/2. db). √ ̂ Sy2 : Ragam dari karakteristik yang diukur
Sx2 : Ragam dari luas unit contoh
N : jumlah unit populasi
Sxy : Peragam antara luas dengan
i) Kesalahan penarikan contoh (Sampling
karakteristik
Error/SE)
N : Jumlah total populasi
( ( )√ )
SE = x 100 % n : Jumlah total Sampel yang diukur
̂
c. Line plot sampling f. Penduga Ragam Bagi Total Populasi (S2 ̂ )
S2 ̂ = X 2 . ̂
a. Total nilai karakteristik yang diukur (Y) g. Penduga Selang Bagi Rasio
̂ ± (t(α/2. db). √ ̂
∑ h. Penduga selang kepercayaan total populasi
Selang kepercayaan total populasi dihitung
dimana: menggunakan rumus:
Y : Total nilai karakteristik yang diukur ̂= N . ̅
yi : nilai karakteristik yang diukur pada Selang kepercayaan total populasi
petak ukur ke-i ̂ R± (t(α/2. db). √ ̂
b. Populasi ratio atau nilai rata-rata karakteristik
N : jumlah unit populasi
yang diukur per hektar untuk seluruh populasi
i. Kesalahan penarikan contoh (Sampling
R= Error/SE)
( ( )√ ) continuous strip 1.80 42
SE = ̂
x 100 % sampling

line plot sampling 0.60 16

2 Efisiensi relatif (ER)


Efisiensi relatif ditentukan dengan menggunakan Metode systematic sampling penentuan titiknya
rumus: dilakukan secara acak dan selanjutnya secara
ER b-a = x 100 % sistematik dimana jarak petak ukur yang satu
dengan yang lainnya 182 meter. Intensitas
dimana:
ER b-a : efisiensi metode b terhadap metode a sampling yang digunakan pada ketiga metode
:kesalahan sampling metode a tersebut yaitu 3 %. Metode continuous strip
: kesalahan sampling metode b sampling dilakukan penentuan petak ukur dengan
: waktu kerja rata-rata metode a ukuran 20x50 meter. Continuous strip sampling
: waktu kerja rata-rata metode b memiliki 4 jalur, dimana pada setiap jalur tidak
 Bila ER b-a > 100 %, maka metode b lebih memiliki jarak antar petak ukur. Metode
efisien dibandingkan metode a selanjutnya yaitu line plot sampling. Pada metode
 Bila ER b-a< 100 %, maka metode a lebih line plot sampling memiliki kesamaan dengan
efisien dibandingkan metode b continuous strip sampling, namun line plot
 Bila ER b-a = 100 %, maka kedua metode
sampling memiliki jarak antar petak. Pada setiap
tersebut memiliki ketelitian yang sama
petak memiliki jarak 100 meter dengan petak
Yang dimaksud efisiensi pada penelitian ini lainnya.
adalah membandingkan antara metode-metode
systematic sampling dengan unit contoh persegi, Bedanya metode pengukuran berdasarkan tabel
continuous strip sampling dan line plot sampling 4.1, berpengaruh terhadap luas petak ukur tiap-
dengan luas 0,1 Ha. tiap metode (Madyana, 1989). Systematic
HASIL DAN PEMBAHASAN sampling memiliki luas petak ukur 2.60 ha lebih
Unit Contoh besar bila dibandingkan dengan metode
continuous strip sampling dan line plot sampling.
Pelaksanaan inventarisasi dilaksanakan tanaman Tingginya luas petak ukur metode systematic
rajumas pada tahun tanam 2006, dengan luas sampling menjelaskan bahwa lebih banyak pohon
kawasan 120 ha menggunakan tiga metode yaitu rajumas yang ditemukan pada metode tersebut
systematic sampling dengan unit contoh persegi, dari pada metode continuous strip sampling dan
continuous strip sampling dan line plot sampling. line plot sampling.
Berdasarkan informasi yang diperoleh pada peta
blok Genggelang. Dipilih petak-petak seluruh Setiap metode yang digunakan memiliki jumlah
kawasan yang terdapat tanaman rajumas. petak ukur yang berbeda-beda. Berdasarkan
Selanjutnya pada kawasan tersebut di cobakan tabel 4.1 dapat dijabarkan bahwa berbedanya
penggunaan metode-metode tersebut (Hitam, metode pengukuran berpengaruh terhadap
1987). jumlah petak ukur. Jumlah petak ukur dapat
dipengaruhi oleh metode pengukuran, intensitas
Tabel 4.1 Jumlah Petak Ukur Yang Digunakan sampling yang digunakan, ukuran plot, dan luas
Pada Masing-Masing Metode kawasan. Total keseluruhan petak ukur yaitu
Metode Luas Petak Ukur Jumlah Petak Ukur mencapai 78 plot. Pengambilan petak ukur
0.1 (ha) Terdapat
Rajumas systematic sampling sebanyak 36 plot. Kemudian
systematic 2.60 36
continuous strip sampling dan line plot sampling
sampling sebanyak 42 plot. Pada continuous strip sampling
dan line plot sampling penentuan petak dilakukan unit contoh bila dibandingkan dengan metode
pada 4 jalur yang sama, namun petak line plot lainnya. Unit contoh ditentukan berdasarkan luas
sampling merupakan bagian dari petak kawasan dengan persentase intensitas sampling
continuous strip sampling. Berdasarkan tabel yang digunakan yaitu 3 %, kemudian hal ini
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa menunjukkan dalam pemetaan systematic
bedanya metode pengukuran berpengaruh sampling lebih membutuhkan waktu pengukuran
terhadap luas petak ukur ditemukan pohon yang lebih lama antara unit contoh yang satu
rajumas dan banyaknya petak ukur sebagai dengan yang lainnya. Sehingga dalam hal ini
contoh pencuplikan pohon rajumas. untuk pengukuran metode systematic sampling
perlu diperhatikan efisiensi waktu dan biaya.
Berdasarkan hasil dalam pengukuran sesuai
dengan tehnik pengumpulan data secara efektif Selain metode systematic sampling, dua metode
dan efisien dari tiga metode yaitu systematic lain yaitu continuous strip sampling dan line plot
sampling, continuous strip sampling dan line plot sampling metode tersebut pada dasarnya
sampling dalam pengukuran masing-masing merupakan pengembangan unit contoh dari sitem
metode tersebut memiliki tehnik pengukuran dan jalur. Continuous strip sampling dan line plot
pengumpulan data yang pada tujuannya sama sampling disesuaikan dengan kondisi topografi
namun tehnik pemetaan unit contoh memiliki sekitar dalam pengambilan sampelnya. Metode
tehnik masing. systematic sampling pada ini lebih diperuntukkan untuk lokasi seperti hutan
pengumpulan data secara umum lindung, dan unit contoh membentuk jalur serta
menggambarkan sebaran unit contoh yang pengambilan sampel lebih mudah karena
memungkinkan terambilnya sampel secara membentuk suatu jalur dengan arah satu garis
merata. Sebaran unit contoh pada systematic lurus.
sampling memiliki interval yang lebih tinggi antar Karakteristik Parameter Tegakan
Tabel 4.2 Diameter Tegakan Rajumas
Karakteristik parameter tegakan
No Metode ̅ (m/ Selang
∑ pohon Dmin Dmax S2 S S̅2 S̅
ha) Kepercayaan

Systematic
1 190 0,32 0,94 2,24 6,75 2,59 0,17 0,41 1,41<X < 3,07
sampling

Continuous strip
2 69 0,23 0,77 0,62 0,81 0,9 0,01 0,1 0,41<X < 0,82
sampling

3 Line plot sampling 26 0,25 0,62 1,03 1,32 1,14 0,12 0,34 0,31<X < 1,75

dibandingkan dengan metode continuous strip


Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan karakteristik sampling dan line sampling. Tingginya
parameter tegakan pada tingkat diameter karakteristik pada metode systematic sampling
rajumas antara lain jumlah pohon , diameter dapat disebabkan karena pohon rajumas yang
minimal, diameter maksimal, nilai rata-rata ditemukan memiliki nilai diameter lebih banyak
varians, standar deviasi, varians harga rata-rata, daripada diameter pohon rajumas yang
standar error dan selang kepercayaan pada ditemukan pada metode continuous strip
ketiga metode (Simon, 2007). Berdasarkan tabel sampling dan line plot sampling.
tersebut, metode systematic sampling memiliki
nilai setiap parameter yang lebih besar bila
Hasil tabel 4.2 menunjukkan pada metode kesalahan dalam menentukan potensi tergolong
systematic sampling nilai varians sebesar 6.75 kecil dan dapat ditoleransi.
menunjukkan harga rata-rata dari tegakan. Nilai selang kepercayaan berada pada interval
Standar error untuk varians rata-rata 1.41 m³/ pohon sampai dengan 3.07 m³/ pohon
menunjukkan nilai 0.17 m³, itu artinya rata-rata Nilai interval tersebut merupakan hasil
volume tegakan pada kawasan PHTUL KPHL perhitungan dari t-tabel. Pendekatan selang
Rinjani Barat cendrung lebih Heterogen. Jika kepercayaan menggunakan t-tabel karena unit
standar error memiliki nilai yang kecil, maka rata- contoh berjumlah 36.
rata volume pohon cendrung bersifat homogen.
Sedangkan untuk nilai relatif kesalahan Tabel 4.3 Tinggi Bebas Cabang (TBC) Rajumas
menunjukkan angka 0.41 %, artinya tingkat
Karakteristik parameter tegakan
No Metode Volume Volume ̅ (m/ Selang
∑ pohon S2 S S̅2 S̅
min max ha) Kepercayaan

Systematic
1 190 9.5 26 87.14 12900.06 113.57 347.58 18.64 49.31<X <124.97
Sampling

Continuous
2 69 9.33 19.66 19.67 856.31 29.26 19.57 4.42 18.35<X <20.98
strip sampling

Line plot
3 26 9.33 14.5 21.06 1137.26 33.72 68.94 8.3 3.48<X <38.64
sampling

Hasil nilai tinggi bebas cabnag rajumas


Tabel 4.3 menunjukkan karakteristik parameter merupakan hasil volume maximum dan minimum
tegakan pada nilai tinggi bebas cabang pohon sehingga nilai harga rata-rata, varians, standar
rajumas. Berdasarkan hasil analisis pada tabel error dan kecermatan tertinggi berada pada
tersebut diketahui bahwa nilai tinggi bebas metode systematic sampling. Varians sebesar
cabang pohon rajumas memiliki hasil yang sama 12900.06 menunjukkan harga rata-rata dari
pada karakteristik parameter tegakan nilai tegakan. Standar error untuk varians rata-rata
diameter (tabel 4.2). Diketahui pada tabel menunjukkan nilai 347.58 m³, itu artinya rata-rata
tersebut bahwa metode systematic sampling volume tegakan pada kawasan PHTUL KPHL
memiliki nilai karaktersitik parameter tegakan Rinjani Barat cendrung lebih homogen. Jika
yang lebih besar dari metode continuous strip standar error memiliki nilai yang besar, maka
sampling dan line plot sampling. Secara garis rata-rata volume pohon cendrung bersifat
besar dapat diketahui bahwa bila pada suatu homogen. Sedangkan untuk nilai relatif
metode pengukuran diameter pohon rajumas kesalahan menunjukkan angka 18.64 %, artinya
memiliki karakteristik parameter yang tinggi maka tingkat kesalahan dalam menentukan potensi
pada pengukuran nilai tinggi bebas cabang juga tergolong kecil dan dapat ditoleransi. Nilai selang
menunjukkan hasil yang sama. Tingginya kepercayaan berada pada interval 49.31 m³/
karakteristik parameter tegakan pada nilai pohon sampai dengan 124.497 m³/ pohon Nilai
diameter, tinggi bebas cabaang pada metode interval tersebut merupakan hasil perhitungan
systematic sampling dapat terjadi karena jumlah dari t-tabel.
pohon pengamatan pada petak ukur metode
Pendugaan Potensi Rajumas
tersebut lebih banyak ditemukan daripada
metode yang lainnya. Pendugaan potensi Rajumas di Hutan Resort
Monggal Blok Kujur Genggelang dilakukan
menggunakan metode systematic sampling
dengan unit contoh persegi, continuous strip
sampling dan line plot sampling. Adapun dugaan
potensi rajumas seluas 120 ha untuk setiap Tabel.4.4 Volume Tinggi Bebas Cabang
metode yang digunakan mempunyai hasil yang
berbeda. Hasil perhitungannya ditunjukkan oleh
tabel 4.4.
Volume Tinggi Bebas Cabang (TBC)

No ̅
S2 P ̂R(m2/
Selang Sampling
11 Metode (m3/ S S̅2 Sx S2̂
(%) ha) kepercayaan error (%)
ha)

Sistematic
14.64 26571.41 163.00 715.94 26.75 18.27 - - 9.20≤ ̅ ≤20.07 30.09
Sampling

2
Continuous Strip
27.09 0.057 - - - - 3251.52 0.82 25.27≤ ̅ ≤28.92 6.73
Sampling

3 Line Plot
39.66 0.067 - - - - 4759.2 0.96 37.58≤ ̅ ≤41.74 5.24
Sampling

systematic sampling yaitu 30.09 %. Hal ini


Tabel 4.4 menunjukkan nilai volume tinggi bebas menunjukkan ketepatan sampling dapat dianggap
cabang rajumas pada metode systematic kurang baik karena nilai perhitungan sampling
sampling. Harga rata-rata menunjukkan hasil error berada dibawah 20 %. Selang kepercayaan
sebesar 14.64 m3/ha dan dapat diartikan bahwa merupakan rentang perkiraan nilai-nilai yang
rata-rata setiap satu ha lahan memiliki volume kemungkinan akan mencakup parameter
14.64 m3/ha. Nilai varians seperti terlihat pada populasi yang tidak diketahui dimana dipercaya
tabel tersebut menunjukkan bahwa pada setiap nilai parameter sebuah populasi terletak didalam
ha lahan terdapat total volume 26571.41(m3/ha)2. interval tersebut. Berdasarkan hasil analisis
Standar deviasi menunjukkan variasi sebaran didapat selang kepercayaan berkisar antara 9.20
data terhadap nilai rata-rata. Besarnya nilai sampai dengan 20.07.
standar deviasi (163) menunjukkan bahwa nilai
Tabel 4.3 menunjukkan harga rata-rata volume
standar deviasinya tergolong besar atau variasi
Continuous Strip Sampling dan Line Plot
nilai dari data menyebar dari nilai tengah/rata-
Sampling. harga rata-rata paling tinggi terdapat
rata. semakin besar nilai standar deviasi maka
pada metode Line Plot Sampling dengan nilai
data akan semakin menyebar jauh dari nilai rata-
39.66 m3/ha. Pendugaan ragam rasio juga
rata, sebaliknya semakin kecil nilai standar
menunjukkan hasil tertinggi pada metode Line
deviasi maka data akan berkumpul disekitar nilai
Plot Sampling sebesar 0.06 bila dibandingkan
tengah. Nilai koefisien varians pada metode
dengan metode Continuous Strip Sampling.
systematic sampling yaitu 18.27 % dan
Pendugaan total populasi dengan nilai paling
menunjukkan bahwa varians termasuk rendah
tinggi juga terdapat pada metode Line Plot
dan menunjukkan volume contoh bersifat
Sampling dengan jumlah 4759.2 m3/ha. Line Plot
homogen. Perhitungan sampling error dilakukan
Sampling juga memiliki nilai pendugaan ragam
untuk mengetahui seberapa besar ketepatan
populasi paling besar yaitu 0.96. Namun nilai
sampling dari pengambilan contoh, adapun
sampling error lebih tinggi ditujukkan pada
sampling error yang terdapat dalam metode
Continuous Strip Sampling dengan nilai 6.73. Pengukuran waktu kerja pada setiap petak ukur
Selang kepercayaan pada metode Continuous systematic sampling, continuous strip sampling
Strip Sampling berkisar antara 25.27 sampai dan line plot sampling menggunakan stopwatch.
dengan 28.922. Sedangkan metode Line Plot Waktu kerja tersebut dihitung berdasarkan 5
Sampling memiliki selang kepercayaan berkisar orang tenaga kerja dalam melakukan kegiatan
antara 37.85 sampai dengan 41.74. inventarisasi dalam satu plot ukur. Orang
pertama bertugas sebagai penunjuk pohon yang
Metode line plot sampling memiliki pendugaan
masuk ke dalam plot ukur dan pencatat data.
potensi yang lebih baik dari mtode lainnya
Orang kedua bertugas sebagai pengukur
disebabkan karena kondisi tutupan pohon
diameter pohon. Orang ketiga bertugas sebagai
rajumas yang ditemukan pada metode tersebut
pengukur tinggi pohon. Orang keempat dan
cenderung lebih rapat. Tingginya tingkat
kelima bertugas sebagai pembuat plot ukur.
kerapatan pohon rajumas dapat memicu
Waktu yang dihitung pada plot ukur systematic
terjadinya persaingan lahan yang berkaitan
sampling, continuous strip sampling dan line plot
terhadap perebutan unsur cahaya. Rendahnya
sampling dimulai dari penarikan jarak petak
unsur cahaya yang didapatkan pohon rajumas
20x50 m, pengukuran diameter dan tinggi pohon
membuat adanya suatu adaptasi dimana pohon
yang pertama sampai pohon yang terjauh dalam
tersebut mengembangkan kemampuan untuk
petak ukur Waktu kerja rata-rata dan jumlah rata-
tumbuh lebih cepat sehingga pohon yang
rata pohon yang diukur pada setiap unit contoh
cenderung rapat memiliki tinggi lebih besar bila
dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.
dibandingkan dengan pohon yang memiliki
kerapatan rendah. Table 4.5 Waktu Kerja Rata-Rata dan Jumlah
Pohon Pada Setiap Metode
Waktu Kerja Pengukuran Tiap Unit Contoh
Luas Petak Ukur Waktu Kerja
Jumlah pohon

Jumlah
Metode Jumla pohon
Luas total Luas rata-rata Jumla Waktu total pengerjaan Waktu rata-rata pengerjaan
h total (rata-
(ha) (ha) h Plot (menit) (menit/plot)
pohon rata/plo
t)

Systematic Sampling 2.60 0.07 36 284.16 7.89 190 7.30

Continuous Strip
1.80 0.04 42 243.2 5.79 67 3.83
Sampling

Line Plot
0.60 0.03 16 89.75 5.6 26 4.33
Samplig

Berdasarkan tabel 4.5 tersebut menunjukkan luas ha. Terlihat jumlah plot paling banyak ditemukan
petak ukur pada ketiga metode. Metode pada metode Continuous Strip Sampling jumlah
Systematic Samplingmenunjukkan luas total 2.60 42 plot.
ha dengan luas rata-rata 0.07 ha hasil yang Pada tabel 4.5 menunjukkan waktu kerja dari
berbeda ditunjukakan pada metode Continuous ketiga metode yang berbeda. Bila dibandingkan
Strip Sampling dengan luas total lebih rendah dengan Metode Continuous Strip Sampling dan
dari Systematic Sampling yaitu 1.80 ha dan rata-
Line Plot Sampling, Metode Systematic Sampling
rata 0.04 ha. Luas petak ukur yang paling rendah
ditemukan pada metode Line Plot Sampling memiliki waktu kerja yang paling besar yaitu
dengan luas total 0.60 ha dan luas rata-rata 0.03 284.16 menit dan waktu rata-rata 7.89 menit.
Metode Continuous Strip Sampling dan Line Plot Sampling dapat digunakan untuk lokasi yang
Sampling mempunyai waktu rata-rata yang relatif memiliki topografi yang tidak beraturan.
sama yaitu 5.79 dan 5.6 menit. 4.6 Efektifitas Penggunaan Metode
Jumlah pohon pada tabel 4.5 menunjukan hasil Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui
yang berbeda pada tiap metode. Setelah nilai sampling error pada ketiga metode antara
dilakukan pengukuran, terlihat bahwa metode lain ::;
Systematic Sampling ditemukan jumlah pohon
paling banyak yaitu dengan total pohon 190 SS CSS LPS
dengan rata-rata pohon sebesar 7.30.
40
Sedangkan metode Continuous Strip Sampling 30,09
memiliki jumlah rata-rata pohon 3.83 dan Line 20
Plot Sampling memiliki rata-rata jumlah pohon 6,73 5,24
4.33. 0

Secara garis besar metode Systematic Sampling


hasil yang paling besar baik pada parameter luas Gambar 4.1 Efektifitas Tinggi Bebas Cabang
petak ukur, waktu kerja dan jumlah pohon. Hal ini Penggunaan Metode
Ket :
disebabkan karena vegetasi yang terdapat dalam SS : Systematic Sampling
petak ukur lebih banyak ditemukan bila di CSS : Continous Strip Sampling
LPS : Line Plot Sampling
bandingkan pada metode Continuous Strip
Gambar 4.1 menunjukkan tingkat efektifitas pada
Sampling dan Line Plot Sampling.Banyaknya
ketiga metode. Tingkat efektifitas dapat diketahui
pohon yang ditemukan dalam petak ukur juga
dari nilai sampling error yang didapat ketiga
mempengaruhi waktu pengukuran, karena
metode. Nilai sampling error dapat menunjukkan
semakin banyak pohon maka akan semakin lama
tingkat efektifitas suatu metode, dimana semakin
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
rendah nilai sampling error maka semakin tinggi
pengukuran.
tingkat efektifitasnya. Tabel diatas menunjukkan
Dalam pendugaan potensi rajumas penerapan bahwa metode Systematic Sampling memiliki
metode Systematic Sampling dengan Is 3 % tingkat efektifitas paling besar dengan nilai 30.09
dianggap belum mewakili populasi kawasan %. Sedangkan metode Continuous Strip
PHTUL KPHL Rinjani Barat dengan luas 120 ha, Sampling dan Line Plot Sampling memiliki nilai
selain itu pengukuran menggunakan metode sampling error paling rendah yaitu 6.73 % dan
Continuous Strip Sampling dan Line Plot 5.24 %. Dapat ditarik kesimpulan bahwa metode
Sampling memiliki kelemahan tingkat ketelitian Line Plot Sampling memiliki tingkat efektifitas
sangat tinggi, apabila menggunakan metode ini paling tinggi terhadap pengukuran potensi
harus memperhatikan tingkat ketelitian tersebut rajumas pada volume tinggi bebas cabang dilihat
karena kondisi akan di pengaruhi oleh factor dari rendahnya nilai sampling error yang
topografi dan yang lainnya dilapangan. ditunjukkan bila dibandingkan dengan metode
Penggunaan metode Systematic Sampling Systematic Samplingdan Continuous Strip
merupakan hasil dari luasan sesuai dengan Sampling.
intensitas sampling yang digunakan. Kelebihan 4.7 Efisiensi Relatif (%)
metode ini dapat mengefisiensikan waktu dan
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui nilai
biaya (Simon, 2007). Kelebihan menggunakan efisiensi relatife pada ketiga metode antara lain :
metode Continuous Strip Sampling dan Line Plot
Tabel 4.6 Efisiensi Relatif Volume Tinggi Bebas efisiensi paling rendah dari ketiga metode,
Cabang sehingga tidak sesuai digunakan dalam
Tinggi Bebas Cabang pengukuran potensi volume tinggi bebas cabang.
No
Perbandingan Efisiensi relative (%) KESIMPULAN
1 ER (CSS- SS) 609
1. Nilai dugaan potensi rata-rata pohon rajumas
2 ER (LPS-SS) 809 (Duabanga moluccana) terbesar diperoleh
dengan pengukuran menggunakan metode
3 ER (LPS-CSS) 132 Line Plot Sampling yakni sebesar 396.6 m3/ha
Ket : sedangkan potensi total terbesar juga
SS : Systematic Sampling ditemukan pada metode Line Plot Sampling
CSS : Continuous Strip Sampling yaitu 4759.2 m3/ha.
LPS : Line Plot Sampling 2. Penggunaan metode yang paling efektif dalam
pendugaan potensi rajumas (Duabanga
Tabel 4.6 menunjukkan nilai efisiensi tiap metode moluccana) pada tinggi bebas cabang dilihat
terhadap pendugaan volume tinggi bebas dari nilai sampling error adalah metode Line
cabang. Nilai perbandingan efisiensi metode Plot Sampling dengan nilai sampling error
Systematic Sampling dengan Continuous Strip yang paling kecil yaitu 5.24 %. Metode
Sampling menunjukkan persentase 609 %. Systematic Sampling lebih efisien dalam
pendugaan potensi tinggi bebas cabang
Dengan kata lain metode Systematic Sampling
pohon rajumas (Duabanga moluccana) selain
memiliki tingkat efisiensi yang jauh lebih baik dari metode Line Plot Sampling yang dinilai efektif
pada Continuous Strip Sampling karena nilai dengan tingkat efisiensi relatif 809 %.
persentasenya lebih dari 100 %. Hasil yang sama
juga ditunjukkan dari perbandingan metode DAFTAR PUSTAKA
Systematic Sampling dengan Line Plot Sampling, Hitam, H. 1978.Dasar-Dasar Teori dan
dimana terlihat bahwa metode Systematic Penggunaan Pengmbilan Contoh (Sampling
Sampling lebih efisien terhadap metode Line Plot Techniques) dalam Inventarisasi Hutan.
Sampling karena nilai persentase yang Departemen Manajemen Hutan, Fakultas
didapatkan (809 %) lebih dari 100 % dalam Kehutanan Universitas Mulawarman.
pendugaan volume tinggi bebas cabang. Bila Samarinda.
dibandingkan antara metode Continuous Strip
KPH Rinjani Barat. 2009. Inventarisasi Potensi
Sampling dengan metode Line Plot Sampling,
Hutan Produksi Pada Kesatuan Pengelolaan
terlihat bahwa metode Continuous Strip Sampling
Hutan KPH Rinjani Barat Provinsi Nusa
memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik karena
Tenggara Barat.KPH Rinjani Barat.
nila persentase menunjukkan angka 132 %.
Dapat disimpulkan bahwa dari ketiga metode Madyana, Th. 1989. Macam-macam Bentuk
tersebut, tingkat efisiensi terbaik berada pada Petak Ukur. Penerbit Djambatan. Jakarta
metode Systematic Sampling dalam pendugaan Simon H. 2007. Metode Inventore Hutan. Pustaka
volume tinggi bebas cabang dari pohon rajumas. Pelajar. Yogyakarta
Metode Line Plot Sampling memiliki tingkat

Anda mungkin juga menyukai