Perhitungan
NILAI FAKTOR: PANJANG LERENG, KEMIRINGAN LERENG DAN
TOPOGRAFI ATAU LERENG
Oleh:
Kelompok II/Kelas - C
Semester III
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN/PROGRAM STUDI KEHUTANAN
2022
Laporan Praktikum
KONSERVASI TANAH DAN AIR
Perhitungan
NILAI FAKTOR: PANJANG LERENG, KEMIRINGAN LERENG, DAN
TOFOGRAFI ATAU LERENG
KELOMPOK: II/Kelas C
Semester III
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN/PROGRAM STUDI KEHUTANAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih Karunia-Nya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan mata kuliah ”Konservasi
Tanah dan Air”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
2.1 Tujuan Praktikum ..........................................................................................2
II. TELAAH PUSTAKA
2.1 Faktor Panjang Lereng, Faktor Kemiringan Lereng dan Faktor Lereng .......3
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Faktor Topografi atau Nilai Faktor Lereng
........................................................................................................................5
III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...................................................................7
3.2 Bahan dan Peralatan ......................................................................................7
3.3 Prosedur Pelaksanaan ....................................................................................7
3.4 Pengolahan Data/Analisis Data .....................................................................8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Nilai Faktor Panjang Lereng dan Nilai Faktor Kemiringan Lereng ..............10
4.2 Nilai Faktor Topografi atau Nilai Faktor Lereng ..........................................13
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan....................................................................................................16
5.2 Saran ..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
2.1 Faktor Panjang Lereng, Faktor Kemiringan Lereng dan Faktor Lereng
Kemiringan lereng dan panjang lereng merupakan dua sifat utama dari topografi yang
mempengaruhi erosi. Kemiringan lereng dan panjang lereng memberikan dampak terhadap
laju aliran permukaan yang membawa lapisan tanah atas beserta unsur hara dari tempat satu
ke tempat lainnya yang lebih rendah (Haridjaja, Murtilaksono, Soedarmo dan Rachman,
1991).
Menurut Martono (2004), besar kemiringan lereng akan mempengaruhi laju kecepatan
aliran permukaan, dimana semakin curam suatu lereng akan semakin cepat alirannya,
sehingga dapat diartikan kesempatan air yang meresap ke dalam tanah lebih kecil dan akan
memperbesar aliran permukaan, yang akan berakibat pada besarnya erosi tanah.
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Faktor Topografi atau Nilai Faktor Lereng
Ada dua hal yang mempengaruhi faktor topografi yakni kemiringan lereng S dan panjang
lereng L. Nilai faktor topografi LS pada setiap penggunaan lahan, Sesuai dengan pernyataan
(Sinukaban 1986) yang menyebutkan bahwa selain dari memperbesar jumlah aliran
permukaan, makin curamnya lereng juga memperbesar kecepatan aliran permukaan yang
dengan demikian memperbesar energi angkut air. Dengan makin curamnya lereng, jumlah
butir-butir tanah yang terpercik ke atas oleh tumbukan butir hujan semakin banyak. Jika
lereng permukaan dua kali lebih curam, banyaknya erosi 2 sampai 2,5 kali lebih besar.
Menurut Arsyad (2010) lereng yang semakin curam akan memperbesar kecepatan aliran
permukaan yang akan memperbesar energi angkut permukaan. Energi terbesar dari aliran
permukaan akan terjadi pada lereng tengah,dimana posisi lereng ini sebagai area transportasi.
Oleh karena itu, kehilangantopsoil akan lebih tinggi pada lereng tengah (ketebalan topsoil
paling rendah).
Berdasarkan dari pemahaman tersebut tentang faktor topografi atau faktor lereng, ada
beberapa cara atau rumus untuk mengetahui nilai factor lereng atau nilai factor lereng,
gunannya untuk mempermudah dalam penelitian menetukan nilai tersebut. Berikut salah satu
rumus dalam menentukan nilai factor topografi atau nilai factor lereng. :
Panjang dan kemiringan lereng dapat diintegrasikan/dikombinasikan/disatukan menjadi
faktor Topografi atau faktor Lereng (nilai faktor LS). Nilai faktor LS “untuk sembarang
panjang dan kemiringan lereng”, namun bila S dinyatakan dengan % (persen) maka dihitung
dengan persamaan/rumus yang dipaparkan Wischmeier & Smith (1978) diadopsi Morgan
(1985) berikut ini:
Rumus menentukan nilai topografi dengan menggunakan %
LS = {(L/22)z (0,065 + 0,0456 S + 0,006541 S2 )}
Rumus menentukan nilai lereng denga menggunakan %
LS = (L/22,2)0,6 x (S/9)1,
2. Kalkulator
3. Komputer/Laptop
4. Data hipotetik
5. Kertas
Keterangan:
Faktor kemiringan lereng (S) didefinisikan secara matematik sebagai berikut (Schwab et al., 1981
dalam Asdak, 2010) :
Rumus:
s = Kemiringan actual
(%) = persen kemiringan/kecuraman lereng dalam keadaan baku 2 Indeks/nilai faktor LS merupakan
perbandingan antara besarnya erosi dari sebidang tanah dengan panjang lereng dan kemiringan
lereng tertentu terhadap erosi dari sebidang lahan dengan panjang lereng 22,13m dan
kecuraman/kemiringan 9% (petak baku erosi/petak standar erosi). Tutupan lahan dalam petak baku
erosi terindikasi “ Gundul”, kecuramannya/kelerengan 9%, panjang lereng 22,13m tanpa usaha
pencegahan erosi, maka mempunyai nilai faktor LS = 1.
Keteragan:
z = Konstansta = nilai eksponensial yang tergantung kemiringan lereng, besarnya (Wischmeier &
Smith, 1978):
z = 0,5 jika S >5%; z 0,4 jika 5%>S>3% z = 0,3 jika 3% >S > 1%; z = 0,2 jika S > 1%
4.1 Nilai Faktor Panjang Lereng dan Nilai Faktor Kemiringan Lereng
Nilai factor lereng dan nilai factor kemiringan lereng adalah suatu gabungan yang
dimaksud dengan nilai topografi:
TABEL 2.NILAI PANJANG DAN KEMIRINGAN LERENG
No l (%) s (%) L S (%)
1 225 22 3,19 3,992
2 225 22,5 3,19 4,149
3 230 23 3,226 4,31
4 230 4,72 3,226 0,414
5 235 4,86 3,26 0,428
6 235 5 1,165 0,443
Jumlah 17,257 13,736
Rata-rata 2,87 2,29
Berdasarkan tabel 1.diatas dapat diketahui bahwa tingkat kemiringan lereng curam atau
curam yang mana Kemiringan lereng merupakan suatu lereng yang membentuk suatu sudut
baik dalam satuan derahat maupun persentase antara satu bidang tanah yang datar dengan
bidang tanah lainnya yang berada pada posisi yang lebih tinggi (Setiarno dkk, 2019).
Kemiringan lereng paling tinggi adalah 22,5% yang tedapat di unit kedua. Faktor panjang
lereng yang didapatkan dari hasil perhitungan sesuai dengan data yang didapatkan adalah
rata-rata 2,87 sedangkan rata-rata kemiringan lereng adalah 2,29. Dilihat dari hasil tersebut
menunjukan bahwa faktor panjang lereng tidak mempengaruhi faktor kemiringan lereng
dimana faktor kemiringan lereng mengacu pada faktor panjang lereng.
4.2 Nilai Faktor Topografi Atau Nilai Lereng
aktor topografi merupakan perbandingan antara besarnya erosi dari sebidang tanah
dengan panjang lereng dan kecuraman lereng tertentu terhadap erosi sebidang tanah
dengan panjang tersebut adalah gundul, kecuramannya 9% panjang lereng 22.13% tanpa
usaha pencegahan erosi, mempunyai nilai LS = 1 (Setiarno dkk, 2019).
Adapun hasil yang didapatkan dari perhitungan faktor L,S dan LS dari data yang di
peroleh menggunakan persamaan-persamaan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
TABEL.3 HASIL PERHITUNGAN DAN NILAI PANJANG FAKTOR DAN NILAI
KEMIRINGAN LERENG
No l (%) s (%) L S (%) LS (A) LS (B)
1 225 22 3,19 3,992 0,133
2 225 22,5 3,19 4,149 0,139
3 230 23 3,226 4,31 0,146
4 230 4,72 3,226 0,414 0,032
5 235 4,86 3,26 0,428 0,040 0,040
6 235 5 1,165 0,443 0,040 0,040
0,530
Jumlah 17,257 13,736 0,080
Rata-rata 2,87 2,29 0,088 0,013
Pada tabel 2 menunjukan bahwa nilai faktor panjang dan kemiringan lereng sangat beragam.
Pada panjang lereng hampir memiki kesamaan nilai dan juga kemiringan lereng dari 2-4 selisih
nilainya hampir sama. Keseragaman nilai dari faktor lereng dan kemiringan lereng juga berpengaruh
terhadap besar kecilnya nilai LS. LS pada unit pertama 0,133 dengan panjang lereng 55 m, pada unit
kedua 0,088
dengan panjang lereng 50, pada unit ketiga dan keempat sama tapi dengan panjang lereng
yang berbeda yaitu 45 dan 40, pada unit kelima dan keenam 0,013 dan 0,040 hampir sama
dengan panjang lereng 35 dan 30. Hasil ini menunjukkan bahwa perbedaan nilai di pengaruhi
oleh faktor kemiringan lereng.
Nilai rata-rata LS pada konstantan (0,5) diperoleh sebesar 0,088 sedangkan pada
konstanta (0,4) diperoleh nilai rata-rata 0,013. semakin miringnya lereng, jumlah butir-butir
tanah yang terpercik ke bagian bawah lereng oleh tumbukan butir-butir hujan semakin
banyak. Jika lereng permukaan tanah menjadi dua kali lebih curam, maka banyaknya erosi
per satuan luas menjadi 2,0 sampai 2,5 kali lebih besar (Arsyad 2010)
VI. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari laporan praktikum konservasi tanah dan air &
perhitungan nilai factor,Panjang lereng,kemiringan lereng,dan topografi atau lereng:
Nilai rata-rata factor L sebesar 17,257
Nilai rata-rata factor S sebesar 13,736
Nilai Rata-rata factor LS sebesar 0,530
VI.2 Saran
Dari data penyusunan disarankan supaya penggunaan persamaan dalam mencari
factor L,S,LS membutuhkan ketelitian dalam pengelolaan data pada microsoft
excel.sehinggan dapat menghindari terjadinya dugaan ridak rill yang sangat
berpengaruh sangat besar Ketika terjadi erosi dan tanah dibuka untuk lahan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Sitanala. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bandung: Penerbit IPB (IPB Press)
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Edisi ke-2. Bogor: IPB Press.
Mulyani dan Kartasapoetra, 1991. Tekhnologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta : PT
Melton Putra.
Salim, E.H. 1998. Pengelolaan Tanah. Karya Tulis. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran, Bandung.
Suwardjo dan N Sinukaban, 1986. Masalah Erosi dan Kesuburan Tanah di LahanKering
Podsolik Merah Kuning di Indonesia. Lokakarya Usaha Tani
Suwardjo dan N Sinukaban, 1986. Masalah Erosi dan Kesuburan Tanah di LahanKering
Podsolik Merah Kuning di Indonesia. Lokakarya Usaha Tani
TABEL 1.
No l (%) s (%)
1 225 22
2 225 22,5
3 230 23
4 230 4,72
5 235 4,86
6 235 5
TABEL 2.
TABEL 3.