Ketika daftar yang disediakan mewakili populasi statistik, maka rata-rata disebut
populasi rata-rata. Biasanya dilambangkan dengan huruf “µ.”
∑𝒙
̅=
𝒙
𝑵
Keterangan:
̅
𝒙 : rerata
𝜮 : sigma (jumlahkan)
x : nilai suatu hasil pengamatan atau observasi
∑𝒙 : jumlahkan semua observasi
n : jumlah semua observasi
𝝁 : populasi
b. Simpangan baku atau deviasi standar merupakan deviasi atau penyimpangan dari
nilai mean suatu observasi studi (Chandra, 1995, p. 55). Rumus simpangan baku
untuk data yang tidak dikelompokkan (data tunggal).
∑𝒏𝒊=𝟏(𝒙𝒊 − 𝒙
̅) 𝟐
𝒔=√
𝒏−𝟏
Ketika daftar yang disediakan mewakili populasi statistik, maka rata-rata disebut
simpangan baku populasi. Biasanya dilambangkan dengan huruf “σ.”
∑𝒏𝒊=𝟏(𝒙𝒊 − 𝝁
̅ )𝟐
𝝈=√
𝒏
Keterangan:
s : simpangan baku untuk sampel
xi : nilai data pertama
̅
𝒙 : rata-rata data
n : banyaknya data
𝝈 : simpangan baku untuk populasi
Statistik deskriptif dipakai terbatas pada pengumpulan, penyajian, analisa data dalam
bentuk narasi, tabulasi, atau diagram, serat perhitungan persentase, nilai rata-rata,
standar deviasi dan lain-lain dari data sampel, tanpa perlu adanya pembuktian statistik
terhadap grup data yang lebih luas (populasi) (Chandra, 1995, p. 2).
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo berarti lemah atau kurang atau di
bawah, Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti.
Sehingga dapat diartikan sebagai pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan
perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara. Hipotesis adalah asumsi
atau dugaan sementara mengenai suatu hal.
1. Contoh uji Z (diketahui simpangan baku populasi (σ)) dua pihak (hipotesis statistik:
H0: 𝜇1 = 𝜇2 dan H1: 𝜇1 ≠ 𝜇2)
Suatu contoh acak berukuran n1 = 25, yang diambil dari suatu populasi normal dengan
simpangan baku σ1 =5,2 mempunyai nilai tengah ̅̅̅ 𝑥1 = 81. Suatu contoh acak kedua
berukuran n2 = 36 yang diambil dari populasi normal lain dengan simpangan baku σ2 = 4,3
mempunyai nilai tengah ̅̅̅
𝑥2 = 76. Ujilah hipotesis pada taraf nyata 0,06 bahwa 𝜇1 = 𝜇2
lawan alternatifnya 𝜇1 ≠ 𝜇2.
Jawab:
H0: 𝜇1 = 𝜇2 H1: 𝜇1 ≠ 𝜇2
n1 = 25 n2 = 36
̅̅̅1 = 81
𝑥 ̅̅̅2 = 76
𝑥
σ1 =5,2 σ2 = 4,3
𝛼 = 0,06
• σ1 dan σ1 diketahui sehingga uji yang digunakan adalah uji Z.
𝑥
̅̅̅1 − ̅̅̅
𝑥2 − 𝑑0
𝑍=
2 2
√𝜎1 + 𝜎2
𝑛 𝑚
81 − 76 − 0
𝑍ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = |4,22|
2 2
√(5,2) + (3,4)
25 36
Uji dua pihak (two tail test) karena ada 2 daerah penolakan uji hipotesis. Kriteria
penolakan pengujian dua pihak:
jika tandingan H1 mempunyai rumusan tidak sama (H0: 𝜇1 = 𝜇2 Ha: 𝜇1 ≠ 𝜇2),
maka didapat dua daerah kritis pada ujung distribusi. Luas daerah kritis atau daerah
penolakan pada tiap ujung adalah ½ α.
Kriteria pengujian: tolak H0 jika statistik yang dihitung berdasarkan sampel tidak kurang
dari daerah penolakan positif dan tidak lebih dari daerah penolakan negatif.
Titik kritis adalah titik yang digunakan pada pengambilan keputusan yaitu sebagai dasar
untuk menolak atau tidak menolak H0.
• Daerah kritis: 𝑧 < −𝑧𝑎 atau 𝑧 < 𝑧𝑎
2 2
𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < −𝑧0,06 atau 𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑧0,06 ≈ 𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < −𝑧0,03 atau 𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑧0,03
2 2
- 4,22 + 4,22
Nilai Zhitung berada di daerah penolakan sebelah kanan karena 4,22 > 𝑧0,03 atau 1,885
dan sebelah kiri dengan -4,22 < 𝑧0,03 atau -1,885
Artinya H0 ditolak dan kesimpulan: H1: 𝜇1 ≠ 𝜇2
2. Contoh uji Z (diketahui simpangan baku populasi (σ)) satu pihak kiri (hipotesis
statistik: H0: 𝜇1 - 𝜇2 ≥ 5 H1: 𝜇1 - 𝜇2 < 5)
Kriteria penolakan pengujian satu pihak (kiri): jika tandingan H1 mengandung
pernyataan lebih kecil, maka daerah kritis ada di ujung kiri distribusi.
Kriteria yang digunakan: terima H0 jika statistik yang dihitung berdasarkan
penelitian lebih besar dari d (batas daerah penolakan), sedangkan dalam hal lain
ditolak. Pengujian dinamakan uji satu pihak tepatnya pihak kiri.
Rumus t apabila (σ) tidak diketahui, dan diasumsikan nilai sama:
3. Contoh Uji T (simpangan baku tidak diketahui dan diasumsikan sama) dua pihak
(hipotesis statistik: H0: 𝜇1 = 𝜇2 H1: 𝜇1 ≠ 𝜇2)
df (angka derajat kebebasan (degrees of freedom)): jumlah total pengamatan dalam
sampel (N) dikurangi banyaknya kendali (linier) bebas atau pembatasan (restriksi)
yang diletakkan atas pengamatan tadi. Rumus umum untuk menentukan derajat
kebebasan adalah total pengamatan (N) dikurangi banyaknya parameter yang ditaksir
atau df = N – banyaknya parameter yang ditaksir (k).
• Mencari nilai t𝛼/2; m+n-2 = t0,1/2 ; (12+10-2) = t0,05 ; 20
Nilai df = N – k = (m+n) – k = 12 + 10 – 2 = 20
Rumus t apabila (σ) tidak diketahui, dan diasumsikan nilai tidak sama:
4. Contoh uji T (simpangan baku tidak diketahui dan diasumsikan tidak sama) satu
pihak kanan (hipotesis statistik: H0: 𝜇1 ≤ 𝜇2 ≤ 0 H1: 𝜇1 > 𝜇2)
Kriteria penolakan pengujian satu pihak (kanan): Untuk tandingan H1 yang
mempunyai rumusan lebih besar, maka distribusi yang digunakan didapat sebuah
daerah kritis yang letaknya di ujung sebelah kanan. Luas daerah kritis/penolakan = α.
Kriteria pengujian: tolak H0 jika statistik yang dihitung berdasarkan sampel tidak
kurang dari daerah penolakan. Pengujian dinamakan uji satu pihak tepatnya pihak
kanan.