Anda di halaman 1dari 8

STATISTIKA NON PARAMETRIK

UJI WALSH

DisusunOleh:

Nur Safitriningsih (16305141005)

Anggelia Pradipta Putri (16305141022)

Agung Budi Wirawan (16305141047)

PROGRAM STUDIMATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019
A. Fungsi Pengujian
Untuk menguji perbedaan rata – rata nilai numeric dua populasi berdasarkan rata –
rata dua sampel berpasangan.
B. Persyaratan Data
Data yang digunakan paling tidak memiliki skala interval, dengan ukuran sampel ≤
15
C. Metode

Hipotesis Statistik Uji Kriteria Keputusan

𝐻0 : 𝜇0 = 0 (median selisih adalah 0) di = skor selisih pasangan


𝐻1 : 𝜇1 ≠ 0 (median selisih tidak yang dijodohkan
sama dengan 0) Lihat Tabel H (halaman 307)
d1≤d2≤d3≤d4≤ ⋯ ≤ dN untuk menentukan apakah
dengan: H0 dapat ditolak dan
𝐻0 : 𝜇0 = 0 (median selisih adalah 0) d1= skor selisih yang menerima H1 dengan nilai-
𝐻1 : 𝜇1 > 0 (median selisih positif) terendah nilai d1, d2, d3, d4, …, dN
d2 = skor yang kedua dari diobservasi.
yang paling rendah, dan
seterusnya. Tabel H menyajikan nilai-
𝐻0 : 𝜇0 = 0 (median selisih adalah 0) nilai signifikansi baik untuk
𝐻1 : 𝜇1 < 0 (median selisih negatif) N = banyak pasangan yang tes satu-sisi maupun dua-
dijodohkan sisi.

Kedua kolom sebelah


kanan menyajikan nilai-
nilai yang memungkinkan
kita untuk menolak H0 pada
tingkat signifikansi yang
dinyatakan.

Kolom sebelah kiri


menyajikan berbagai harga
N, dari 4 sampai 15.
Disamping kolom itu ada
dua kolom yang menyajikan
tingkat-tingkat signifikansi
yang berkaitan dengan
kemungkinan untuk menolak
nilai-nilai yang ditabelkan
itu.
Ringkasan Prosedur:

1. Tentukan N, atau banyaknya pasangan dari anggota kelompok sampel pertama dan
kedua.
2. Tentukan nilai beda (di) untuk setiap pasangan anggota kelompok sampel pertama dan
kedua.
3. Buat urutan untuk setiap di . Dalam membuat rangking di tanda + dan – turut
dipertimbangkan, jadi bukan harga mutlaknya. Selain itu, dalam melakukan
perankingan tidak perlu mencari rata – rata.
4. Gunakan Tabel H (halaman 307) untuk menentukan apakah H0 ditolak atau diterima
dengan nilai-nilai d1, d2, d3, d4, …, dN diobservasi.

D. Contoh penggunaan Tabel H


1. Misalkan N = 5. Untuk tes dua sisi, kita dapat menolak H0 pada tingkat 𝛼 = 0,125
jika ½(d4+d5) lebih kecil dari nol atau jika ½(d1+d2) lebih besar daripada nol. Dan
kita dapat menolak H0 pada 𝛼 = 0,062 jika d5 lebih kecil dari nol atau jika d1
lebih besar dari nol.
2. Misalkan N = 5 dan telah meramalkan sebelumnya bahwa skor-skor selisih kita
akan lebih besar dari nol. Kemudian, jika 1/2 (d1+d2) lebih besar daripada nol, kita
dapat menolak H0 pada 𝛼 = 0,062. Dan bila d1 lebih besar dari nol, kita dapat
menolak H0 pada 𝛼 = 0,031.
3. Misalkan kita telah membuat ramalan sebelumnya bahwa skor-skor selisih kita
nanti akan negatif. Artinya, H1 adalah 𝜇1 < 0. Maka, nilai N = 5, jika ½(d4+d5)
lebih kecil dari nol, kita dapat menolak H0 pada 𝛼 = 0,062. Dan kalau d5 lebih
kecil dari nol, kita dapat menolak H0 pada 𝛼 = 0,031.
4. Pada N = 6, kita umpamakan H1 adalah 𝜇1 < 0. Kita dapat menolak H0 dan
menerima H1 pada 𝛼 = 0,047 jika d5 atau ½(d4+d6), yang lebih besar diantara
keduanya, adalah lebih kecil dari nol.
E. Contoh Soal dan Pembahasan

Dalam suatu studi yang dimaksudkan untuk membuat induksi dalam hal represi,
Lowenfeld meminta 15 orang subyeknya mempelajari 10 suku kata yang tidak
bermakna. Dia kemudian berusaha untuk menghubungkan adanya pengaruh negative
dengan 5 suku kata (yang dipilih secara random dari kesepuluh suku kata itu) dengan
memberikan kejutan elektris kepada subyek – subyek itu setiap saat bila satu di antara
kelima suku kata itu disebutkan secara takistoskopis. Setelah selang waktu 48 jam,
subyek – subyek itu dibawa kembali keruang eksperimen dan diminta mengingat
daftar suku kata tanpa makna itu. Ramalannya adalah mereka akan lebih banyak ingat
akan suku kata yang tidak disertai dengan kejutan elektris dari pada yang disertai
kejutan elektris.

Banyaksuku kata Banyaksuku kata


Subyek tanpakejutan yang dengankejutan yang
diingat diingat
A 5 2
B 4 2
C 3 0
D 5 3
E 2 3
F 4 2
G 2 3
H 2 1
I 4 1
J 4 3
K 3 4
L 1 2
M 5 2
N 3 4
O 1 0

Penyelesaian.

1. Hipotesis :
Ho: 𝜇0 = 0 (𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 0)
H1: 𝜇1 > 0 (𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓)

2. Taraf Signifikansi :𝛼 = 0,05


3. StatistikUji:
1 1
𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 [ (𝑑1 + 𝑑12 ), (𝑑2 + 𝑑11 )]
2 2
4. KriteriaKeputusan :
Tolak Ho jika
1 1
𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 [ (𝑑1 + 𝑑12 ), (𝑑2 + 𝑑11 )] > 0
2 2
5. Perhitungan :
Banyaksuku kata Banyaksuku kata
Subyek tanpakejutan yang dengankejutan yang di Rank
diingat diingat di
A 5 2 3 12
B 4 2 2 9
C 3 0 3 13
D 5 3 2 10
E 2 3 -1 1
F 4 2 2 11
G 2 3 -1 2
H 2 1 1 6
I 4 1 3 14
J 4 3 1 7
K 3 4 -1 3
L 1 2 -1 4
M 5 2 3 15
N 3 4 -1 5
O 1 0 1 8

Berdasarkan Tabel H untuk N=15, tes satu sisi bagi𝐻1 bahwa𝜇1 > 0 pada 𝛼 = 0,047 adalah

1 1 1 1
𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 [ (𝑑1 + 𝑑12 ), (𝑑2 + 𝑑11 )] = 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 [ (−1 + 3), (−1 + 2)]
2 2 2 2

1
= 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 [1, ]
2

1
=
2

1 1 1
Karena minimum [2 (𝑑1 + 𝑑12 ), 2 (𝑑2 + 𝑑11 )] = 2 > 0, maka 𝐻0 ditolak pada𝛼 =

0,047.
6. Kesimpulan :
Jadi, dapat disimpulkan bahwa banyak suku kata yang berhasil diingat yang tidak
disertai kejutan elektris, signifikan lebih besar dari suku kata yang berhasil diingat
yang disertai kejutan. Kesimpulan ini mendukung teori bahwa perlakuan negatif
menimbulkan represi.
F. Latihan Soal dan Pembahasan
Seorang peneliti dari Yayasan Popullin ingin mengetahui apakah di suatu desa terjadi
perubahan domba sebelum dan setelah Idul Adha. Untuk keperluan tersebut, telah
diambil sampel dari 15 orang peternak. Kemudian diadakan pencatatan perubahan
jumlah domba sebelum dan setelah Idul Adha. Logika peneliti mengarah pada
dugaan, akan terjadi perubahan jumlah domba jika dibandingkan antara sebelum dan
setelah Idul Adha.

peternak SebelumidulAdha SetelahidulAdha


1 6 3
2 4 2
3 7 4
4 5 3
5 6 4
6 7 5
7 2 3
8 4 3
9 7 4
10 4 3
11 3 4
12 8 5
13 5 2
14 3 4
15 5 3

Penyelesaian:
1. Hipotesis
Ho: 𝜇 0 = 0 (tidak ada perbedaan populasi yang sangat nyata antara domba yang
dimiliki oleh peternak sebelum dan setelah Idul Adha)
H1: 𝜇 1 ≠ 0 (ada perbedaan populasi yang sangat nyata antara domba yang dimiliki
oleh peternak sebelum dan setelah Idul Adha)
2. Taraf signifikansi 𝛼 = 0,01
3. Statistik uji
1
min [𝑑5 ; (𝑑1 + 𝑑9 )]
2
1
𝑚𝑎𝑥 [𝑑11 ; (𝑑7 + 𝑑15 )]
2
4. Criteria keputusan
Tolak Ho jika
1
min [𝑑5 ; (𝑑1 + 𝑑9 )] > 0
2
1
𝑚𝑎𝑥 [𝑑11 ; (𝑑7 + 𝑑15 )] < 0
2
5. Perhitungan
peternak SebelumidulAdha SetelahidulAdha di Rank di
1 6 3 3 11
2 4 2 2 6
3 7 4 3 12
4 5 3 2 7
5 6 4 2 8
6 7 5 2 9
7 2 3 -1 1
8 4 3 1 4
9 7 4 3 13
10 4 3 1 5
11 3 4 -1 2
12 8 5 3 14
13 5 2 3 15
14 3 4 -1 3
15 5 3 2 10

1 1 1 1 1
min [𝑑5 ; (𝑑1 + 𝑑9 )] = 𝑚𝑖𝑛 [1; (−1 + 2)] = 𝑚𝑖𝑛 [1; (1)] = 𝑚𝑖𝑛 [3; ] =
2 2 2 2 2

1 1 1
𝑚𝑎𝑥 [𝑑11 ; (𝑑7 + 𝑑15 )] = 𝑚𝑎𝑥 [3; (2 + 3)] = 𝑚𝑎𝑥 [3; (5)] = 𝑚𝑎𝑥[3; 2,5]
2 2 2
=3
Salah satu dari nilai maksimum atau minimum telah memenuhi untuk menolak Ho
dan menerima H1 (uji dua sisi).
Karena minimum(0,5)>0 maka tolak H0
6. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian diatas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan populasi yang
sangat nyata antara domba yang dimiliki oleh peternak sebelum dan setelah Idul Adha

Anda mungkin juga menyukai