Anda di halaman 1dari 9

TUGAS STATISTIKA NONPARAMETRIK

Uji Median

oleh:

Siti Nuraini Puji Astuti (16305141027)

Rahma Amalia (16305141069)

Yadhurani Dewi Amritha (16305141075)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019
Uji Median (Median Test)

Uji median adalah suatu prosedur untuk menguji sama atau tidaknya nilai tengah (median)
dari dua populasi yang independen. Uji ini digunakan untuk dua kelompok dengan skala
ordinal. Untuk melakukan uji median, perlu ditentukan median skor untuk gabungan
kelompok. Kemudian bagi dua himpunan skor itu dengan median gabungan tersebut, dan
masukkan data itu ke dalam suatu table 2 x 2 seperti berikut:

Jumlah Skor Kelompok I Kelompok II Total


Di atas median gabungan A B A +B
Di bawah median gabungan C D C+ D
Total A +C=n1 B+ D=n2 N=n1+ n2

Apabila kedua kelompok merupakan sampel-sampel dari populasi-populasi yang mempunyai


median yang sama, dapat diharapkan bahwa setengah dari skor masing-masing sampel akan
terletak diatas dan setengahnya lagi akan berada dibawah median. Dengan kata lain dapat
diterapkan bahwa A=C=0,5 n1 dan B=D=0,5 n2 . Maka distribusi sampling A
dan B adalah distribusi hipergeometrik:

P( A ,B ) =
( A )( B )
A+ C B+ D

( )
n1 +n2
A +B

Oleh karena itu, jika jumlah total kasus dalam kedua kelompok (n1 +n2 ) kecil, dapat
digunakan uji Fisher untuk menguji H 0 . Sedangkan jika jumlah total kasus cukup besar,

uji χ
2
dengan db=1 dapat digunakan untuk menguji H0 .

Langkah-langkah dalam penggunaan uji Median:

1. Tentukan median gabungan skor-skor n1 +n2 .


2. Pisahkan skor masing-masing kelompok pada median gabungan itu. Masukkan frekuensi-
frekuensi yang diperoleh dalam suatu table. Pisahkan skor-skor it uke dalam kategori:
yang melampaui median dan yang tidak melampaui median
3. Carilah kemungkinan nilai observasi dengan uji Fisher atas uji χ 2 .
4. Tolak H 0 jika p yang diperoleh sama dengan atau kurang dari α .
Hipotesis Statistik Uji Kriteria Keputusan
Dua sisi: Uji Fisher:
H 0 : Me 1=Me 2 ( A + B ) ! ( C+ D ) ! ( A +C ) ! ( B+ D ) !
p=
H 1 : Me 1 ≠ Me 2 N ! A ! B !C ! D !

Uji χ2 :
2
1
χ 2=
(
N | AD−BC|− N
2 )
( A + B ) ( C+ D ) ( A +C ) (B+ D)
Satu sisi:
dengan db=1 . Tolak H 0 jika:
H 0 : Me 1=Me 2
2 2
H 1 : Me 1 > Me 2 χ hitung ≥χ tabel
Catatan:
atau
1. Untuk n1 +n2 > 40 gunakan uji χ
2

H 0 : Me 1=Me 2 phitung ≤ ptabel


dengan koreksi kontinuitas.
H 1 : Me 1 < Me 2 2. Untuk 20 ≤n 1+ n2 ≤ 40 :
- Jika tak satu sel pun memiliki
frekuensi yang diharapkan kurang dari
5, maka gunakan uji χ2 dengan
koreksi kontinuitas,
- Jika ada sel memiliki frekuensi yang
diharapkan kurang dari 5, maka
gunakan uji Fisher.
3. Untuk n1 +n2 <20 gunakan uji Fisher.

Contoh soal

Dalam suatu tes lintas buaya (cross-cultural) mengenai beberapa hipotesis teori perilaku yang
diangkat dari teori psikoanalitik. Whiting dan Child mengkaji hubungan antara praktek-
praktek dalam mengasuh anak-anak dengan kebiasaan yang berhubungan dengan penyakit, di
berbagai kebudayaan yang tak kenal baca tulis. Salah satu hipotesis studi mereka adalah
bahwa penjelasan oral tentang penyakit akan digunakan dalam masyarakat yang sosialisasi
dorongan dengan lisan sedemikian rupa sehingga menimbulakan kecemasan. Hipotesis ini
diturunkan dari pengertian tentang perasaan yang negatif (negatif fixation). Ciri-ciri
penjelasan oral tentang penyakit dan sebab musababnya itu sebagai berikut: sakit sebagai
akibat makan racun, sakit yang berasal dari meminum cairan tertentu, sakit yang diakibatkan
oleh kutukan-kutukan verbal dan mantra-mantra yang diucapkan pihak lain. Penilaian
mengenai kecemasan sosialisasi lisan yang khas dalam sesuatu masyarakat didasarkan pada
kecepatan sosialisasi lisan yang khas dalam sesuatu masyarakat didasarkan pada kecepatan
soaialisasi oral, keketatan dan kekerasan sosialisasi oral frekuensi hukuman tertentu dalam
sosialisasi oral, dan kesengitan konflik emosional yang terjadi khusus dalam diri kanak-kanak
yang dalam kurun waktu sosialisasi oral.

Intisari laporan-laporan etnologi tentang kebudayaan-kebudayaan buta huruf


dipergunakan dalam pengumpulan datanya. Dengan hanya amempergunakan intisari gagasan
tentang kebiasaan/taata cara yang berhubungan dengan penyakit; para penilai
mengklarifikasikan masyarakat-masyarakat itu menjadi dua kelompok: kelompok di mana
terdapat penjelasan oral mengenai sebab-musabab penyakit dan kelompok di mana hal itu
tidak terdapat. Penilai-penilai yang lain, dengan mempergunakan intisari-gagasan tentang
praktek-praktek mengasuh anak, menetapkan setiap masyarakat pada tingkat-tingkat
tersendiri berdasarkan derajat kecemasan sosialisasi lisan yang khas pada kanak-kanak dalam
masing-masing masyarakat itu. Untuk 38 masyarakat yang memungkinkan dilaksanakannya
penilaian ada tidaknya penjelasan oral itu, tingkatan yang didasarkan penilaian itu bermula
dari 6 hingga 17.

Tabel Kecemasan Sosialisasi Oral dan Penjelasan Mengenai Peyakit ( Dimana masing-
masing masyarakat didahului dengan tingkat nilainya) (rating) dalam hal kecemasan
sosialisasi oral)

Masyarakat dimana tak ada Masyarakat dimana ada


penjelasan oral penjelasan oral
Masyarakat di atas median 13 Lap 17 Marques
dalam hal kecemasan 12 Chamorro 18 Dobu
sosialisasi oral 12 Samoa 15 Baiga
15 Kwoma
15 Thonga
14 Alor
14 Chagga
14 Navaho
13 Dahome
13 Lesu
13 Masai
12 Lepcha
12 Maori
12 Pukapuka
12 Trobiana
11 Kwakiutl
11 Manus
Masyarakat di bawah 10 Arapes 10 Chiricahua
median dalam hal 10 Bali 10 Comanche
kecemasan sosialisasi oral 10 Hopi 10 Siriono
10 Tanala 8 Bena
9 Paiute 8 Budak (slave)
8 Chenchu 6 Kurtatchi
8 Teton
7 Flathead
7 Pagago
7 Vendra
7 Wogeo
6 Jawa-Ontong

Gunakan taraf signifikansi 0,01 untuk menentukan ada tidaknya perbedaan antara
median kecemasan sosial oral dalam masyarakat yang memberikan penjelasan oral tentang
sebab-musabab penyakit dan median kecemasan sosialisasi oral dalam masyarakat yang tidak
memberikan penjelasan oral mengenai sebab-musabab penyakit.

Penyelesaian :

1. Hipotesis

H 0 : Me 1=Me 2 (tidak ada perbedaan antara median kecemasan sosial oral dalam
masyarakat yang memberikan penjelasan oral tentang sebab-musabab penyakit dan median
kecemasan sosialisasi oral dalam masyarakat yang tidak memberikan penjelasan oral
mengenai sebab-musabab penyakit)

H 1 : Me 1 ≠ Me 2 (ada perbedaan antara median kecemasan sosial oral dalam masyarakat


yang memberikan penjelasan oral tentang sebab-musabab penyakit dan median kecemasan
sosialisasi oral dalam masyarakat yang tidak memberikan penjelasan oral mengenai sebab-
musabab penyakit)

2. Taraf Signifikansi

α =0,01

3. Kriteria Keputusan

2 2
Tolak H 0 jika χ hitung ≥χ tabel

4. Statistik Uji

2
1
χ 2=
(
N | AD−BC|− N
2 )
( A + B ) ( C+ D ) ( A +C ) (B+ D)

dengan db=1 .

5. Hitungan

Tabel Kecemasan Sosialisasi Oral dan Penjelasan Mengenai Peyakit

Masyarakat dimana Masyarakat dimana Jumlah


tak ada penjelasan ada penjelasan oral
oral
Masyarakat di atas 3 17 20
median dalam hal
kecemasan
sosialisasi oral
Masyarakat di 12 6 18
bawah median
dalam hal
kecemasan
sosialisasi oral
Jumlah 15 23 38

2
1
χ 2=
(
N | AD−BC|− N
2 )
( A + B ) ( C+ D ) ( A +C ) (B+ D)
2
1
¿
(
38 |( 3)( 6)−(17)(12)|− 38
2 )
( 20 )( 18 ) ( 15 ) (23)

1059782
¿
124200

¿ 8,53

6. Kesimpulan

Karena χ 2hitung ≥ χ 2tabel yaitu 8,53 ≥6,64 maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak. Artinya bahwa ada perbedaan antara median kecemasan sosial oral dalam masyarakat
yang memberikan penjelasan oral tentang sebab-musabab penyakit dan median kecemasan
sosialisasi oral dalam masyarakat yang tidak memberikan penjelasan oral mengenai sebab-
musabab penyakit.

Soal Latihan :

Sebuah studi hendak meneliti apakah terdapat penurunan kemampuan eliminasi obat pada
penderita penyakit hati.

Tabel : Waktu konsentrasi plasma tertinggi (jam) setelah diberikan phenylbutazone pada
subjek normal dan subjek dengan cirrhosis hepatis

Normal Penderita
45.6 20.1
49.0 14.0
13.7 42.3
37.9 29.7
26.8 17.8
30.6 22.6
4.0 15.0
35.0 10.7
41.3 21.5
32.5 7.0
8.8 11.2
17.4 18.0
13.8 27.9
26.3
14.4
Dari data: hati adalah tempat utama metabolisme obat. Diperkirakan penderita
penyakit hati mengalami gangguan eliminasi obat-obatan di hati. Sebuah penelitian hendak
mempelajari respons eliminasi obat phenylbutazone pada penderita hati. Dua sampel diteliti:
sampel normal (sehat) dan sampel penderita cirrhosis hepatis. Setiap subjek mendapat
phenylbutazone per orang 19 mg/kg berat badan. Melalui analisis darah, waktu konsentrasi
plasma tertinggi (dalam jam) diukur pada masing-masing subjek. Hasilnya terlihat pada
Tabel. Dapatkah kita tarik kesimpulan bahwa kedua populasi mempunyai perbedaan waktu
konsentrasi plasma tertinggi? Gunakan taraf signifikansi 0,05.

Penyelesaian :

1. Hipotesis

H 0 : Me 1=Me 2 (tidak terdapat perbedaan waktu puncak konsentrasi plasma


phenylbutazone antara subjek normal dan subjek cirrhosis hepatis) H 1 : Me 1 ≠ Me 2
(terdapat perbedaan waktu puncak konsentrasi plasma phenylbutazone antara subjek normal
dan subjek cirrhosis hepatis) 2. Taraf Signifikansi

α =0,05

3. Kriteria Keputusan

2 2
Tolak H 0 jika χ hitung ≥χ tabel

4. Statistik Uji

2
1
χ 2=
(
N | AD−BC|− N
2 )
( A + B ) ( C+ D ) ( A +C ) (B+ D)

dengan db=1 .

5. Hitungan

Median (
∑ xi 654,9
x́ ¿= i=1 = =23,3
n 28

Normal Penderita Jumlah


Skor di atas median 9 5 14
gabungan
Skor di bawah 6 8 14
median gabungan
Jumlah 15 13 28

2
1
χ 2=
(
N | AD−BC|− N
2 )
( A + B ) ( C+ D ) ( A +C ) (B+ D)

2
1
¿
(
28 |( 9)(8)−(5)(6)|− 28
2 )
( 14 ) (14 ) ( 15 ) (13)

21952
¿
38220

¿ 0,574

6. Kesimpulan

Karena χ 2hitung ≤ χ 2tabel yaitu 0,574 ≤ 3,84 maka dapat disimpulkan bahwa H0
diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan waktu puncak konsentrasi plasma phenylbutazone
antara subjek normal dan subjek cirrhosis hepatis.

Anda mungkin juga menyukai