Anda di halaman 1dari 10

POHON PERENTANG MINIMUM

A. Pengertian Pendukung

1. Misalkan G suatu graf, u, v dalam V(G). Simpul u dan v disebut terhubung jika
terdapat path(u,v)

2. Graf G disebut graf terhubung jika setiap u, v dalam G maka u dan v merupakan
simpul terhubung.

2. Sikel(cycle) adalah path(lintasan) tertutup (simpul awal dan akhir sama)

3. Pohon (trees) suatu graf terhubung dan tidak memuat sikel.

Pohon Pembangkit dari graf G (PP(G))

Misalkan G suatu graf. H disebut Pohon Perentang (spanning tree) dari G jika H suatu
subgraf yang berbentuk pohon dan memuat semua simpul G.

Notasi banyaknya PP(G) adalah (G), dibaca tho

Contoh

Maka PP(G) adalah G

Beberapa Graf G dan banyaknya PP(G)

1. Graf Garis (line graphs), notasi Ln


2. Graf Segi (cycle Graphs), notasi Cn

3. Graf dengan rusuk ganda

4. Graf Lengkap, Kn

Untuk menentukan (Kn) diberikan suatu cara yang tertuang dalam teorema
berikut. Misalkan G suatu graf, e suatu rusuk dalam G maka didefinisikan G\e dan G.e,
sebagai berikut :
G\e adalah suatu graf yang diperoleh dari graf G dengan menghapus rusuk e
G.e adalah suatu graf yang didapat dari G\e dengan menyatukan simpul ujung rusuk e.
Maka berlaku
(G) = (G\e) + (G.e).

Maka, didapat
(K4) = 16, dan (Kn) = nn−2
Contoh K4

5. Graf yang merupakan gabungan dari beberapa graf

Jika G dapat dikomposisikan menjadi subgraf-2, sehingga berlaku G =


¿ 1¿ n Gi dan Gi ∩G j=¿ {v}, suatu simpul v dalam G maka

(G) =  (Gi).

Contoh
Contoh
Pohon Pembangkit Minimal suatu Graf berbobot (PPM(G))

Graf berbobot adalah suatu graf yang setiap rusuknya diberi bobot. Satuan bobot
bergantung pada rusuk yang diwakili.

PPM(G) adalah suatu PP(G) yang memiliki bobot minimal. Perhatikan contoh berikut
B. Algoritma

Dalam menentukan Pohon Perentang Minimum(PPT) dari suatu graf G digunakan dua
Algoritma, yaitu Algoritma Kruskal dan Algoritma Prime. Algoritma Prime merupakan
penyederhanaan dari Algoritma Kruskal. Penjelasan detailnya, sebagai berikut.

1. Algoritma Kruskal Misalkan G(V,E) suatu graf dengan |V(G)|=n. Untuk menentukan
PPT dari G, Kruskal memulai dengan mengurutkan semua rusuk berbobot dari G.
Urutan rusuk berbobot tersebut membentuk barisan tidak turun (monoton atau naik).

Langkah-1, dimulai dengan memilih rusuk dengan bobot minimum. Kemudian,


pemilihan rusuk berikutnya disyaratkan bahwa graf yang terbentuk adalah
pohon(terhubung dan tidak memuat sirkuit) dan berbobot mimimum. Langkah ini
dilanjutkan hingga terpilih rusuk sebanyak (n-1). Total bobot rusuk-rusuk dari graf
perentangnya adalah PPM.

Algoritma Kruskal Misalkan G(V,E) suatu graf dengan |V(G)|=n, T(V,E) adalah Pohon
Perentang Minimum(PPT) dari G dan E adalah himpunan semua rusuk dari G.

Maka langkah-2 dalam Algoritma Kruskalnya adalah

1. Isi T dengan semua simpul dalam G, tanpa rusuk ( |E(T)|=0)


(Minimum Spanning Tree)
2. m=0 (m adalah banyak rusuk awal dalam T)
3. Jika m < (n-1) maka lakukan
a. pilih e dalam E(G) dengan bobot minimum. Jika terdapat beberapa e dengan
sifat tersebut maka pilih salahsatu
b. Hapus rusuk e dari E(G)
c. Jika e ditambahkan ke T tidak menghasilkan serkuit maka lakukan
i. tambahkan rusuk e ke T
ii. n=m+1

Langkah-2 Penentuan Pohon Pembangkit Minimum(PPT)

1. Urutkan bobot rusuk sehingga membentuk barisan tidak turun(dari bobot terkecil
ke bobot terbesar)
2. Mulailah dari simpul yang memiliki rusuk dengan bobot minimum (bobot rusuk
paling kiri dari barisan no. 1)
3. Tambahlah simpul sehingga membentuk pohon (dengan menambah rusuk di sebelah
kanannya pada barisan no. 1)
4. Ulangi no.3 sehingga semua simpul termuat (jika banyaknya rusuk=banyaknya
simpul-1)
5. Graf yang terbentuk adalah T dan merupakan PPM dari G serta panjang rusuknya
adalah minimum, dengan notasi |T| atau |PPM(G)|.

2. Algoritma Prime Dalam menyelesaikan PPT suatu graf G, Algoritme Prime memulai
dengan graf kosong T.
Langkah-1, dipilih satu simpul, misal v dan kemudian dipilih rusuk yang hadir pada v1
dengan bobot minimum, misal e1, dengan ujung rusuk lainnya hadir di v2. Sehingga
graf T memiliki dua simpul, yaitu v1 dan v2 serta satu rusuk e1. Berdasarkan v1 dan
v2, ditentukan rusuk kedua, misal e2 dengan syarat bobot rusuknya minimum dan
membentuk pohon. Langkah ini dilakukan hingga terpilih (n-1) rusuk. Algoritma Prime
Misalkan G(V,E) suatu graf dengan |V(G)|=n, T(V,E) adalah Pohon Perentang
Minimum(PPT) dari G dan E adalah himpunan semua rusuk dari G.

Maka langkah-2 dalam Algoritma Prime adalah

1. Inisialisasi : Mula-mula T adalah graf kosong


2. Pilih sebarang simpul v1 dalam V(G) dan masukkan kedalam V(T)
3. V(G)=V(G)-{v1} 9. Untuk i=1, 2, ..., (n-1), lakukan :
a. Pilih rusuk e1(G) dan e1 bukan dalam E(T), dengan syarat :
i. e1 berhubungan dengan satu simpul dalam T dan tidak membentuk sirkuit.
ii. e1 memiliki bobot minimum dibandingkan dengan semua rusuk yang hadir
dalam v1. Misal rusuk e1 menghubungkan (hadir) pada simpul v1 dan v2.
b. Tambahkan e1 ke E(T) dan v2 ke V(T). c. V(G)=V(G)-{v2}
Contoh-2.

1. Misalkan suatu propinsi dengan 7 kota. Gubernur ingin memajukan daerahnya


dengan membangun sarana-prasarana untuk menghubungkan ke-7 kota tersebut.
Karena keterbatasan dana maka Gubernur meminimumkan pembangunan jalan-2 yang
ada. Dalam draf awal diperoleh rancangan alternatif-2 dari semua jalan yang
mungkin. Draf tersebut tervisualkan dalam bentuk graf, dengan simpul mewakili kota
dan rusuk merepresentasikan jalan yang menghubung. Graf detailnya sebagai berikut.

1. Tentukan graf pohon pembangkit minimal dari graf di atas sehingga didapat beaya
yang minimal. 2. Misalkan bobot rusuk mewakili panjang jalan yang mau dibangun
dalam satuan km dan setiap km membutuhkan anggaran Rp. 100 juta. Jika tersedia
anggaran Rp. 8.5 M berapa anggaran dapat dihemat secara maksimal. Penyelesaian.
Permasalahan di atas adalah menentukan graf yang berbentuk pohon pembangkit
minimal(PPM) Akan diselesaikan dengan menggunakan Algoritma Kruskal.

Langkah-2

1. Membentuk bobot rusuk menjadi barisan tidak turun 10, 10, 11, 11, 12, 13, 14, 15,
18, 19, 19, 22, 23, 26

2. Start dari simpul yang mempunyai rusuk dengan bobot minimal Karena ada dua
rusuk berbobot 10 maka kita bebas memilih, misal dipilih rusuk berbobot 10 adalah
rusuk AC. Didapat graf T

3. Kita pilih satu rusuk (sebelah kanannya rusuk AC), yang berbobot 10 lainnya, yaitu
rusuk EF. Kita cek, apakah rusuk EF membentuk pohon dengan rusuk CD. Ternyata
tidak, sebab CD dan EF tidak terhubung. Maka rusuk EF tidak dipilih (diloncati). Kita
pilih rusuk berikutnya, yaitu Rusuk denga bobot 11, krn ada 2 rusuk berbobot 11
maka bebas dipilih, yang membentuk pohon dengan rusuk CD. Maka dipilih rusuk DG,
sehingga didapat graf T
4. Kita pilih rusuk berikutnya, cek dulu rusuk EF, dengan bobot 10, yang tadi belum
membentuk pohon. Kenapa kita cek EF, karena kita mencari pohon dengan bobot
minimal. Ternyata rusuk EF tidak membentuk pohon(tidak terhubung) dengan graf
pada langkah no. 3. Maka dipilih rusuk berbobot 11, yang belum dipilih. Cek, apakah
rusuk GF dengan bobot 11 membentuk pohon dengan graf pada langkah no. 3.
Ternyata membentuk pohon sehingga rusuk GF dipilih. Graf T menjadi

5. Dicek kembali rusuk EF, dengan bobot 10. Karena rusuk EF membentuk
pohon(terhubung dan tidak muat sikel) dengan graf T pada langkah 4 maka rusuk EF
dipilih, sehingga didapat graf T

6. Dipilih rusuk berikutnya, rusuk yang berbbobot 12, yaitu rusuk AC. Karena rusuk AC
membentuk pohon dengan graf T pada langkah 5 maka rusuk AC dipilih dan didapat
graf T
7. Dicek rusuk dengan bobot berikutnya yaitu CE, dengan bobot 13. Karena rusuk CE
tidak membentuk pohon dengan graf T pada langkah 6 (krn membentuk sikel,
lintasan tertutup, C-D-G-F-E-C) maka tidak dipilih. Dicek rusuk dengan bobot
berikutnya yaitu DB, dengan bobot 14. Karena rusuk CE membentuk pohon dengan
graf T pada langkah 6 maka dipilih sehingga diperoleh graf T

8. Karena sudah semua simpul terpilih, maka langkah dihentikan. Graf T yang
diperoleh adalah pohon yang memuat semua simpul dan mempunyai bobot minimal
(pohon pembangkit minimal). 9. Panjang rusuk pohon pembangkit minimal(PPM)
adalah |T| = |PPM(G)|= 10 + 11 + 11 + 10 + 14 + 12 = 68 km. Karena 1 km
membutuhkan dana Rp. 100.000.000,- maka beaya minimalnya adalah 68 x Rp.
100.000.000,- = Rp. 6.8 M. Keuntungan/Anggaran dapat dihemat maksimalnya
adalah Rp. 8.5 – Rp. 6.8 = Rp. 1.7 M.

Anda mungkin juga menyukai